Basketball @ Beijing Olympic 2008 (Kobe Jagoanku!!)

Tiongkok Telan Kekalahan Kedua


BEIJING ? Langkh Tim Basket Tiongkok di Olimpiade Beijing menemui jalan terjal. Dua kali berlaga, dua kali pula Yao Ming dkk menelan kekalahan. Setelah takluk dari Team USA pada laga pertama, kemarin (12/8) Tiongkok harus mengakui ketangguhan juara dunia Spanyol dengan skor 75-85 Dua kekalahan beruntun membuat peluang Tiongkok untuk menembus babak perempat final semakin kecil. Mereka harus berjuang keras pada tiga laga sisa guna masuk empat besar sebagai syarat lolos ke perempat final. Jika gagal, Tiongkok harus out dan tersingkir dari persaingan.

Tiga bintang NBA yang dimiliki Tiongkok tak mampu menghindarkan mereka dari kekalahan. Yao Ming, Sun Yue, dan Yi Jianliang gagal menghentikan keperkasaan Spanyol yang dimotori Gasol bersaudara, Pau dan Marc.

Tiongkok sejatinya menguasai permainan di babak pertama dan awal kuarter ketiga. Namun, pertahanan solid yang digalang Spanyol membuat keadaan berbalik. Spanyol bangkit dari keterpurukan dan ketertinggalan 14 poin di kuarter ketiga. Marc Gasol melakukan lay-up untuk menyamakan skor menjadi 72-72 saat kuarter terakhir menyisakan 19,7 detik. Tambahan waktu (overtime) pun diberikan.

Sepanjang overtime, Pau Gasol menjadi bintang dengan menambah sembilan poin untuk Spanyol. Total, pemain yang memperkuat klub NBA, Los Angeles Lakers, itu mengakhiri laga dengan torehan 29 poin. Bintang Spanyol lainnya actalah guard Rudy Fernandez dan Ricky Rubio Vives. Fernandez yang musim depan bermain bersama Portland Trail Blazers mengoleksi 21 poin. Sementara itu, meski hanya mencetak sath poin, Picky menyumbang empat assist dan membuat solid pertahanan Spanyol, terutama pada kuarter keempat.

?ini pentandingan sulit, terutama di babak pertama. Kami tak bermain seperti biasanya, sementara Tiongkok bermain begitu efektif. Saat memiliki kesempatan. kami terus melaju dan memenangi laga,? tutur Fernandez.

Di kubu Tiongkok, guard Liu Wei menjadi pendulang angka tertinggi dengan 19 poin. Forward Zhu Fanyti dan center Wang Zhizhi masing-masing menyumbangkan 15 poin. Sedangkan Yao Ming hanya mendonasikan 11 poin.

?Hasil akhir yang mengecewakan. Tapi, kami telah memberikan perlawanan hebat menghadapi juara." (INDOPOS)
 
Re: Basketball @ Beijing Olympic 2008

18370large.jpg


[ Jum'at, 15 Agustus 2008 ]
MAKIN SERU
Spanyol dan USA Lolos, Tiongkok Buka Peluang

BEIJING - Persaingan cabang bola basket Olimpiade Beijing 2008 bertambah seru. Di grup B, dua tim unggulan, Spanyol dan Amerika Serikat (Team USA), akhirnya melenggang ke perempat final. Sukses itu direngkuh berkat kemenangan ketiga yang mereka raih kemarin (14/8). Spanyol menggulung Jerman dengan skor 72-59. Sedangkan Team USA menaklukkan Yunani 92-69.

Dengan lolosnya Spanyol dan Team USA, berarti masih ada dua tiket perempat final yang diperebutkan. Persaingan merebut posisi empat teratas makin seru dengan kemenangan pertama yang diraih tuan rumah Tiongkok. Kemarin Yao Ming dkk menundukkan Angola dengan skor 85-68.

Kemenangan itu membuka peluang Tiongkok untuk tampil di perempat final. Sebelumnya, harapan Tiongkok untuk menjadi salah satu wakil dari grup B sempat meredup. Itu seiring dengan dua kekalahan beruntun yang mereka peroleh. Selain itu, empat tim lain di grup tersebut sudah mencicipi kemenangan.

Pada laga melawan Angola, Yao Ming menjadi bintang kemenangan Tiongkok. Dia menunjukkan peran sebagai seorang pemimpin dan menciptakan 30 poin serta 7 rebound.

''Kemenangan ini terasa hebat. Saat Anda menang dalam suatu laga di Olimpiade di hadapan publik sendiri, itu makin spesial,'' tutur Yao seperti dilansir situs resmi FIBA (Federasi Bola basket Internasional). ''Kami bahu-membahu dan saling membantu. Kami bermain sebagai tim untuk menang,'' kata pemain Houston Rockets itu.

Penampilan ekselen Yao pun mengundang pujian pelatih Tiongkok Jonas Kazlauskas. Persentase tinggi yang diraih Yao dalam memanfaatkan peluang adalah bukti kelihaian Yao. Yao kemarin menciptakan 90,9 persen untuk field goal dan free throw. ''Yao menemukan keuntungan besar dari lawan kami dan itu ditunjukkannya dengan nyata,'' ujar pelatih asal Lithuania tersebut.

Sabtu besok (16/8), Tiongkok bakal bertemu dengan Jerman. Sama seperti Tiongkok, Jerman juga telah menderita dua kekalahan dalam tiga kali laga. ''Itu akan menjadi pertarungan penting bagi kami. Siapa pun yang memenangi pertandingan tersebut akan masuk ke delapan besar,'' tambah Kazlauskas.

Sementara itu, kemenangan Team USA atas Yunani juga berarti kesuksesan melampiaskan dendam yang terpendam dalam dua tahun. Yunani adalah tim terakhir yang mengalahkan USA di ajang internasional. Hal itu terjadi pada semifinal Kejuaraan Dunia 2006 yang berlangsung di Jepang. Kekalahan itu menjadi satu-satunya bagi USA sejak kegagalan di Olimpiade Athena 2004.

Tak heran, kelegaan menyelimuti para pemain USA. Dalam laga itu, Kobe Bryant dan Chris Bosh mendulang 18 poin untuk menjadi pengumpul angka terbanyak bagi USA. Dwyane Wade menyusul dengan torehan 17 poin. (ady/ca)
 
Re: Basketball @ Beijing Olympic 2008

[ Minggu, 17 Agustus 2008 ]
Bekuk Jerman, Tiongkok Lolos
BEIJING - Lengkap sudah delapan tim yang lolos perempat final cabang basket Olimpiade Beijing 2008. Di antara tim yang lolos adalah tuan rumah Tiongkok. Yao Ming dkk memastikan tiket perempat final setelah mengalahkan Jerman 59-55 tadi malam. Hasil itu sekaligus mengandaskan Jerman dari persaingan menuju perempat final.

''Laga tadi (kemarin) adalah laga sulit bagi kami, terutama secara mental. Itu karena kami bermain di kandang sendiri. Kunci kemenangaan kami adalah pertahanan solid dan kepemimpinan Yao di lapangan,'' ungkap Jonas Kazlauskas, pelatih Tiongkok.

Laga tersebut juga menjadi ajang adu kehebatan dua bintang NBA yang menjadi leader masing-masing tim. Yao Ming di kubu Tiongkok dan Dirk Nowitzki di Jerman. Keduanya menjadi pengumpul poin dan rebound terbanyak bagi timnya. Yao mencetak 25 poin dan 11 reboud, sedangkan Nowitzki mengoleksi 24 poin dan 17 rebound.

''Kami memang tak bisa ke perempat final, tapi saya bangga dengan cara bermain yang ditunjukkan tim ini,'' ujar Pelatih Jerman, Dirk Bauermann.

Meski masih menyisakan satu laga penyisihan grup, daftar tim yang lolos perempat final tidak akan berubah. Pertandingan terakhir besok (18/8) hanya akan menentukan posisi akhir masing-masing tim. Namun, itu pun tidak berlaku untuk pemuncak grup. Lithuania memastikan diri sebagai pemuncak Grup A, sementara Amerika Serikat (Team USA) berada paling atas di Grup B.(ady/ca)
 
Re: Basketball @ Beijing Olympic 2008

[ Selasa, 19 Agustus 2008 ]
USA Hajar Jerman dengan Margin 49 Poin
BEIJING - Team USA memperpanjang rekor seratus persen menang di Olimpiade Beijing 2008. Korban terakhir yang mereka lumat adalah tim tangguh wakil Eropa, Jerman, kemarin (18/8).

Dalam pertarungan di Wukesong Indoor Stadium, Beijing, itu, Team USA menghajar Jerman 106-57. Margin keunggulan Team USA dalam laga tersebut (49 poin) adalah yang terbesar sepanjang turnamen.

Kesempurnaan itu sekaligus menempatkan mereka sebagai pemuncak klasemen akhir grup B dari lima laga. Kobe Bryant dkk akan menghadapi Australia di perempat final pada 20 Agustus.

''Kami harus melalui lima laga untuk berada pada jalur yang benar. Kami telah melakukannya dengan baik dan kini tinggal tiga laga untuk mencapai apa yang kami inginkan sepanjang persiapan,'' tutur Dwyane Wade, guard USA yang mendulang 10 poin.

Bintang Team USA Dwight Howard mencetak double-double dengan raihan 22 poin dan 10 rebound. LeBron James dan Kobe Bryant menambah donasi 18 dan 13 poin. Di kubu Jerman, Dirk Nowitzki menjadi pengumpul poin terbanyak dengan 14 poin.

Hasil yang bertolak belakang harus diterima tuan rumah Tiongkok. Yao Ming cs mengalami kekalahan ketiga. Kemarin mereka kalah dari Yunani dengan skor 77-91. Meski demikian, Tiongkok tetap melaju ke perempat final. Mereka menduduki peringkat keempat grup B dan akan menantang peringkat teratas grup A yang ditempati Lithuania.

Lithuania gagal mencapai kesempurnaan setelah di laga terakhir kemarin, mereka kalah dari Australia 75-106. (ady/aww)

Sumber: Jawa Pos
 
Re: Basketball @ Beijing Olympic 2008

Haaaaaa?? 49 poin??? Memalukan!! Ahh.. skor di bawah 60??? Ayo, Dirk, Kaman! selanjutnya kalah lagi, ya..?? (lohh.. kok gw pesannya seperti itu?? ya iya, lah.. kan seneng USA menang lage..)
 
Re: Basketball @ Beijing Olympic 2008

[ Rabu, 20 Agustus 2008 ]
Kobe Dukung Brazil dari Tribun Ekonomi
BEIJING - Sikap santai ditunjukkan bintang Team USA Kobe Bryant menjelang pertandingan perempat final basket melawan Australia hari ini. Tadi malam, dia menyaksikan pertandingan semifinal sepak bola Olimpiade antara Argentina melawan Brazil di Stadion Buruh, Beijing.

Kobe datang ke tribun sekitar pertengahan babak pertama. Sampai berakhirnya 45 menit pertama tidak banyak penonton yang tahu. Jawa Pos mengetahui bahwa Kobe ada di tribun sektor 109 itu ketika hendak kembali ke ruang pers untuk mengirim foto ke Surabaya.

Pada saat itu, Kobe tampak santai ngobrol dengan rekannya yang berambut pirang dan mengenakan seragam USOC (Komite Olimpiade Amerika Serikat) berwarna biru. Kobe sendiri mengenakan celana selutut dan kaus tanpa lengan, dengan kombinasi warna merah hati dan putih.

Kobe yang merupakan atlet terkaya di Olimpiade 2008, benar-benar tampil beda. Dia datang ke stadion dengan sederhana. Di sekitarnya tidak ada pengawal. Tempat duduknya juga di kelas ekonomi (harga resminya sekitar 200 yuan), yang kursinya terbuat dari plastik. Di sebelah kanan Kobe adalah gerbang yang dipakai untuk keluar masuk mobil ambulans dan fotografer.

Beberapa penonton di sekitar Kobe yang mengetahui keberadannya cukup pandai menjaga eksklusivitas. Mereka memilih diam agar Kobe tidak terganggu. Tujuannya, di sela-sela Kobe ngobrol dengan temannya, mereka bisa meminta kesempatan untuk foto bareng atau tanda tangan. Di tribun sektor 109 itu tidak banyak penonton umum, karena di sana banyak atlet asal Belanda.

Namun, sekitar lima menit jeda pertandingan berlangsung, penonton di tribun atas dan kanan Kobe tahu bahwa ada superstar NBA disitu. Mereka pun mulai ramai dan mengarahkan kamera digital atau hanphone mereka ke arah Kobe.

"Kobe...Kobe...Kobe...," teriak mereka agar sang bintang mau menoleh untuk diambil gambar. "MVP...MVP...MVP...," teriak yang lain.

Kondisi itu membuat beberapa aparat keamanan diterjunkan ke lokasi di sekitar Kobe. Mereka berjaga-jaga agar tidak ada penonton yang merangsek ke arah tempat duduk Kobe.

Kobe sendiri tidak terganggu dengan kondisi itu. Dia beberapa kali melambaikan tangan, kemudian kembali melanjutkan perbincangannya dengan rekan yang disebelah kirinya.

Ketika pertandingan babak kedua dimulai, mimik Kobe mulai serius. Dia menyaksikan aksi-aksi yang dilakukan pemain Argentina dan Brazil dengan seksama. Dari gerakan dan ekspresinya, jelas jika dia mendukung Brazil. Ketika Sergio Aguero mencetak gol pertama untuk Brazil pada menit ke-52, dia langsung menutup mukanya. Sejurus kemudian mukanya menengadah ke atas tanda kecewa.

Ketika beberapa menit kemudian Ronaldinho membahayakan gawang Argentina, Kobe sontak berdiri. Dia membentangkan tangannya, lalu memegang kepalanya yang lontos karena Ronaldinho gagal memanfaatkan peluang itu menjadi gol.

Kobe kembali menunjukkan mimik kecewa ketika Aguero menggandakan keunggulan Argentina pada menit ke-58. Meski demikian, dia masih berdiri untuk memberikan tepuk tangan kepada Aguero yang telah menciptakan gol.

Bintang Los Angeles Lakers itu menunjukkan ketidakpuasan ketika wasit memberikan hukuman penalti kepada Brazil pada menit ke-76. "No...No..," katanya setengah berteriak kepada temannya. Kobe kembali menutup wajahnya ketika Juan Roman Riquelme yang menjadi eksekutor sukses menjalankan tugasnya.

Kobe meninggalkan Stadion Buruh ketika pertandingan memasuki menit ke-81. Dia pergi setelah gelandang Brazil, Lucas, diganjar kartu merah setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Javier Mascherano.

Sebelum keluar tribun, dia sempat berbincang dengan mantan pelatih Chelsea Avram Grant. Pelatih asal Israel itu ternyata duduk berselang sekitar lima kursi dari Kobe. Mereka kemudian keluar bersama-sama dengan barikade petugas keamanan. Penonton menuju pintu keluar berjubel sang bintang hendak meninggalkan lapangan.

Kobe adalah bintang basket paling pouler di Tiongkok selain bintang lokal Yao Ming. Di jalan-jalan Beijing, mayoritas anak muda yang kostum basket memakai replika kostum Kobe. Keberanian Kobe datang ke stadion dengan pengamanan yang longgar tadi malam, menunjukkan betapa bintang sebesar Kobe merasa aman dengan ibu kota Tiongkok itu.

Menghadapi Australia, Team USA di atas kertas akan sulit dibendung. Sejak pertandingan kualifikasi grup, Team USA selalu menang dengan margin besar. Kobe sendiri tidak perlu bekeja keras karena di timnya banyak bintang hebat seperti LeBron James maupun Jason Kidd. Itu pula mungkin yang membuatnya memiliki untuk bersantai dengan menonton pertandingan sepak bola. (ang/aww)

Sumber: Jawa Pos

Ya ampun.................nyantai bangett!!!
 
19448large.jpg


[ Kamis, 21 Agustus 2008 ]
AJANG REVANS
Team USA v Argentina di Semifinal

BEIJING - Semifinal cabang basket Olimpiade Athena 2004 terulang. Hal itu seiring dengan keberhasilan Team USA dan Argentina merebut tiket semifinal Olimpiade Beijing 2008. Dalam pertandingan perempat final di Olympic Basketball Gymnasium, Beijing, tadi malam, Team USA mengalahkan Australia dengan skor telak 116-85. Sedangkan Argentina membekuk Yunani hanya dengan satu bola, 80-78.

LeBron James dkk akan memiliki motivasi berlipat saat meladeni Argentina pada semifinal besok. Hal tersebut tidak lepas dari hasil pahit yang diderita Team USA empat tahun lalu. Saat itu mereka hanya merebut perunggu setelah di semifinal disingkirkan oleh Argentina dengan skor 81-89. Argentina akhirnya melenggang ke tangga juara setelah mengalahkan Italia di final.

Melihat sepak terjang Team USA dalam enam pertandingan sebelumnya, mereka berpeluang besar membalas kekalahan dari Argentina empat tahun lalu. Betapa tidak, dalam semua laga, mereka menang dengan skor telak. Tidak hanya produktif mendulang poin, para pemain Team USA menampilkan gaya atraktif.

Tidak berlebihan jika mereka tak peduli siapa lawan yang akan mereka hadapi. "Argentina dan Yunani sama-sama bagus. Tapi, yang terpenting adalah kesiapan kami," kata Kobe Bryant, bintang USA, dalam konferensi pers yang dihelat sebelum pertandingan Yunani melawan Argentina. Dia menjadi bintang pada laga melawan Australia dengan mendulang 25 angka.

Keyakinan senada dikumandangkan oleh LeBron James. Bintang Cleveland Cavaliers itu menyatakan bahwa kekalahan empat tahun lalu dari Argentina tidak akan membuat mereka trauma. Team USA tahun ini berbeda dengan kala itu. "Saat ini tim tersebut memiliki kombinasi pas antara pemain-pemain yang cinta basket," ungkapnya.

Dibandingkan dengan Team USA, perjalanan Argentina memang kalah mentereng. Dalam pertandingan penyisihan grup, Argentina kalah dari Lithuania dengan skor 75-79. Namun, jika melihat kiprah Argentina empat tahun lalu, hal tersebut seharusnya tidak membuat Team USA besar kepala. Saat itu Argentina merebut emas setelah dalam dua pertandingan kualifikasi grup juga kalah.

Jangan lupa, Manu Ginobili yang empat tahun lalu menjadi roh permainan Argentina saat ini masih menunjukkan kualitas papan atas. Pemain San Antonio Spurs itu menjadi motor kemenangan sekaligus top scorer bagi Argentina dengan mendulang 24 poin saat melawan Yunani kemarin.

"Kami harus mengistirahatkan fisik dan mental untuk menghadapi Team USA. Mereka talenta luar biasa. Itu benar-benar akan menjadi pertandingan yang sangat sulit bagi kami," ucap Ginobili.

Saat meladeni Australia, Team USA sebenarnya belum menampilkan kekuatan terbaiknya. Pada kuarter keempat, mereka menyimpan bintang-bintang utamanya. Yang lebih sering dimainkan adalah Chris Paul, Tayshaun Prince, Carlos Boozer, Deron Williams, dan Michael Redd.

Penonton tentu saja kurang puas dengan kondisi tersebut. Mereka bahkan membuat kor "Kobe...Kobe...Kobe..." untuk menuntut bintang pujaannya itu kembali turun. Lima menit menjelang pertandingan berakhir, Kobe melonggarkan tali sepatunya, tanda tidak akan diturunkan lagi. Penonton lantas berteriak, "USA...USA...USA..."(ang/ca)
 
[ Kamis, 21 Agustus 2008 ]
Yao Ming Bela Pelatih
Kekalahan tim basket Tiongkok dari Lithuania tadi malam begitu menyesakkan. Fans yang memadati Olympic Basketball Gymnasium Beijing memang tidak sampai menitikkan air mata karena kekalahan itu. Namun, beberapa di antara mereka seolah tidak percaya dengan hasil tersebut. Ketika pertandingan berakhir, mereka masih termenung di tempat duduknya dengan tatapan kosong.

Pencapaian Tiongkok sebenarnya sama dengan empat tahun lalu di Athena. Namun, dengan predikat tuan rumah, mereka seharusnya bisa mencapai posisi lebih tinggi. Pelatih Tiongkok Jonas Kazlaukas yang kebetulan berasal dari Lithuania dianggap sebagai biang kerok kegagalan itu.

Dalam sesi konferensi pers, beberapa pernyataan yang menyudutkan Jonas dilontarkan oleh wartawan Tiongkok. "Fase grup kami sangat berat. Ada Amerika, Yunani, dan Spanyol yang sangat kuat. Itu membuat tenaga kami terkuras," dalih Jonas tentang penyebab kekalahan timnya tersebut.

Dalam situasi itu, sikap loyal ditunjukkan oleh Yao Ming. Dia seharusnya sudah meninggalkan ruang konferensi pers setelah menjawab beberapa pertanyaan wartawan. Namun, karena sudah mendapatkan pertanyaan yang kurang enak mengenai Jonas, dia tetap di kursinya ketika sesi tanya jawab untuk pelatih dimulai.

"Saya tetap di sini. Saya baru akan pergi kalau pelatih menendang saya," kata Yao ketika pemandu konferensi pers memberi tahu bahwa dirinya bisa meninggalkan tempat. Pemain Houston Rockets itu bahkan menyatakan ingin Jonas bertahan. "Namun, dia memiliki hak untuk pulang. Empat tahun tinggal di Tiongkok dan jauh dari rumah tentu melelahkan," tuturnya.

Perolehan poin Yao tadi malam memang seret. Tampil selama 33 menit, dia hanya mendulang 19 angka. Hal tersebut tidak lepas dari kuatnya pertahanan Lithuania. Pelatih Lithuania Ramunas Butautas menugaskan dua sampai tiga pemainnya untuk menjaga Yao. "Untung Tiongkok tidak memiliki penembak jarak jauh yang baik. Sehingga, kami bisa fokus mengawal Yao," kata Ramunas.

Lithuania merupakan tim yang memiliki tradisi bagus di Olimpiade. Di Athena empat tahun lalu, mereka juga sukses menembus semifinal.(ang/ca)
 
19781large.jpg


[ Sabtu, 23 Agustus 2008 ]
IDEAL
Team USA v Spanyol di Final

BEIJING - Tim basket Amerika Serikat (Team USA) membalas kekalahan dari Argentina empat tahun lalu. Pada semifinal Olimpiade Beijing tadi malam, LeBron James dkk tampil perkasa dan memukul Argentina dengan skor 101-81. Hasil itu sekaligus pembalasan atas kekalahan Team USA pada semifinal Olimpiade Athena 2004.

Team USA kini semakin dekat menuju tangga juara, membawa pulang kembali medali emas yang hilang empat tahun lalu. Pada partai final yang digelar Minggu besok, Team USA akan meladeni Spanyol yang tadi malam menaklukkan Lithuania 91-86. Dengan status Spanyol sebagai juara dunia, partai final kontra Team USA bakal seru. Apalagi kedua tim sebelumnya memang diprediksi bakal bersuai di final.

Meladeni Argentina yang notabene juara bertahan, Team USA begitu dominan. Mereka langsung membenamkan Argentina pada kuarter pertama dengan skor telak 30-11. Bintang Argentina Manu Ginobili tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi permainan menekan Team USA. Bahkan, ketika kuarter pertama menyisakan tiga menit, dia harus keluar lapangan karena cedera pada engkel kirinya.

Guard San Antonio Spurs itu sempat mendapatkan perawatan di bangku cadangan. Namun, Manu akhirnya harus meninggalkan lapangan karena cedera engkelnya tidak bisa diajak kompromi. Keluarnya ruh permainan Argentina itu membuat Team USA semakin mendapatkan angin. �

Tidak hanya menambah poin, para pemain Team USA pun sempat melakukan aksi-aksi memukau. Kobe Bryant yang selalu mendapatkan tepuk tangan setiap kali menguasai bola, beberapa kali melakukan dunk. Bintang Los Angeles Lakers itu terlihat begitu menikmati pertandingan. Agresif dalam menyerang, dia juga rajin dalam bertahan.

Ketika jeda, Bryant tak berhenti menebarkan pesonanya. MVP NBA 2008 itu sempat melakukan jugling layaknya pemain sepak bola. Dia memang menyukai sepak bola. Bryant bahkan meluangkan waktu untuk menyaksikan pertandingan semifinal antara Brazil melawan Argentina.

Menghadapi Spanyol yang berpredikat sebagai juara dunia (2006), Team USA tetap dijagokan. Hal itu merujuk pada performa solid yang ditunjukkan mereka dalam tujuh pertandingan yang telah dilakoni. Tebaran bintang di tim tersebut tidak membuat mereka bermain individual.

Sebaliknya, Spanyol, merebut tiket ke final dengan susah payah. Strategi bermain fisik yang diadopsi Lithuania saat perempat final melawan Tiongkok lalu, kembali mereka lakukan saat meladeni Spanyol tadi malam. Strategi itu efektif. Sampai kuarter ketiga mereka masih unggul 66-62.

Keseimbangan permainan Lithuania mulai terganggu ketika pada pertengahan kuarter keempat kehilangan Marijonas Petravicius yang melakukan lima kali pelanggaran. Kondisi pun berbalik. Spanyol akhirnya dengan mantap merebut poin demi poin untuk memenangkan pertandingan.

''Tim kami saat ini tidak banyak berbeda dibandingkan empat tahun lalu ketika menembus perempat final. Kini kami di final, kami begitu bahagia," kata guard Spanyol Ricky Rubio. Empat tahun lalu Spanyol disingkirkan Team USA 102-94. Akankah hasil itu terulang? (ang/ca)
 
Back
Top