All Basketball NBA News

[ Sabtu, 18 Oktober 2008 ]
Berbagi Melalui Special Olympics


National Basketball Association (NBA) tidak hanya mengelola liga basket terbaik di dunia, namun juga memiliki serangkaian program di seluruh dunia. Salah satunya adalah NBA Cares, misi kemanusiaan yang disebarkan melalui basket.

Bentuknya beragam. Di Beijing, mereka melakukan Special Olympics Clinic. Klinik tersebut diikuti sekitar 45 peserta. Mereka adalah para penyandang cacat mental. Tidak semua di antara mereka mengerti tentang NBA. Yang mereka tahu adalah berolahraga dan bersenang-senang. Untuk itu, NBA dan Milwaukee Bucks berusaha mewujudkannya.

Kegiatan tersebut berlangsung sejak pukul 11.30 waktu setempat. Lokasinya tidak jauh, yakni di practice court Beijing Olympic Basketball Gymnasium. Para bintang basket tersebut mengajarkan fundamental basket kepada para peserta. Di antaranya, mengoper bola, dribble, dan menembakkan bola. Tidak ada target tertentu yang dibebankan pada peserta. Intinya, mereka mengajak bersenang-senang.

Special Olympics merupakan program kerja sama NBA dan organisasi basket di beberapa negara, termasuk Tiongkok. Untuk klinik tersebut, pesertanya adalah para anggota wilayah Asia Timur. Beberapa orang malah sama sekali tidak memiliki pengalaman bermain basket. Namun, mereka merasa sangat terhibur.

Todd Jacobson, wakil direktur community relation NBA, mengaku gembira atas terlaksananya klinik di Tiongkok. ''Di sini popularitas basket sangat luar biasa. Sangat menyenangkan bisa berbagi rasa bersama mereka,'' ungkap pengelola program NBA Cares tersebut.

Di Tiongkok, NBA memiliki peminat yang luar biasa banyak. Sebuah peluang potensial untuk menjadikan negara tersebut sebagai basis selain AS dan Eropa.
 
30230large.jpg


[ Sabtu, 18 Oktober 2008 ]
Kejutan, Redd Tampil di Beijing


Bucks Latihan Santai, Lebih Banyak Rekreasi

BEIJING - Sebuah kejutan terjadi di sesi latihan terbuka Milwaukee Bucks siang kemarin (17/10) di Beijing Olympic Basketball Gymnasium. Michael Redd yang dikabarkan mendapat masalah pada lututnya tampak berlatih bersama timnya. Shooter andalan Bucks itu menyatakan bakal bermain di pertandingan hari ini (18/10).

Kemarin tim asuhan Scott Skiles tersebut hanya melakukan pemanasan ringan. Tidak ada drill khusus. Hanya mengasah akurasi dengan latihan menembak. Itu sebabnya, latihan berjalan cepat, kurang dari 60 menit. Setelah berlatih, mereka membuka sesi foto dan wawancara dengan para wartawan.

Redd terlihat senang karena bisa kembali ke Beijing. Pada pertandingan pertama NBA China Games 2008 di Guangzhou, dia tidak bisa bermain. Saat berlatih kemarin, dia paling bersemangat. Dia beberapa kali memainkan bola dan berteriak menyemangati temannya. "Rasa senang itu (setelah juara Olimpiade) masih terasa. Saya punya memori bagus di sini," ujar Redd. Memang, Redd adalah salah seorang punggawa Team USA ketika merebut emas di tempat itu pada Olimpiade Beijing 2008 Agustus lalu.

Dirinya tidak merasa terbebani dengan keadaan lututnya. "Tidak ada masalah lagi dengan lututku. Semuanya siap untuk kembali bermain," tuturnya. Redd sangat menginginkan ikut serta dalam tur tersebut. "Sangat bagus untuk membangun chemistry antarpemain dan manajemen. Kami tidak peduli apa hasil pertandingan nanti. Yang penting bermain sebaik-baiknya," lanjut dia.

Redd, tampaknya, dipersiapkan menjadi starter oleh coach Skiles. Itu tampak saat dia berlatih menembak. Tim Bucks dibagi dua. Satu tim mayoritas pemain muda termasuk Joe Alexander. Sedangkan tim lainnya berisi pemain utama seperti Richard Jefferson, Andrew Bogut, dan Redd.

Namun, Jefferson yang berposisi forward belum berani memastikan bahwa kelompoknya dalam latihan kemarin akan menjadi starter. "Itu semua bergantung pelatih dan kebutuhan tim," ungkapnya.

Bucks memang benar-benar ingin menikmati malam terakhirnya di Tiongkok. Tidak ada materi uji strategi yang ditunjukkan sang pelatih. Pemain tampak santai dan sangat menikmati sesi tersebut.

Sesudah berlatih dan mengikuti program NBA Cares Special Olympics Clinic, beberapa anggota tim berencana menikmati keindahan Kota Beijing. Mereka terlihat berkunjung ke Tiananmen Square dan Forbidden City, tempat tinggal kaisar-kaisar Tiongkok.

"Ya, kami hanya memiliki waktu kurang dari 24 jam untuk menikmati keindahan kota ini. Waktu luang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya," ungkap Jefferson yang mengaku memfavoritkan masakan Tiongkok.

Siang ini, tepatnya pukul 11.40 waktu Beijing, mereka melakoni puncak NBA China Games 2008 melawan Golden State Warriors. Sangat mungkin, Beijing Olympic Basketball Gymnasium yang berkapasitas 17.173 penonton akan terisi penuh.
 
30050large.jpg


[ Jum'at, 17 Oktober 2008 ]
Joe Alexander Serasa Pulang Kampung Saat NBA China Games 2008
Rookie Bucks yang Besar di Beijing

BEIJING - Bagi setiap pemain NBA, pertandingan Tiongkok akan selalu menyenangkan. Itu disebabkan atmosfer meriah yang akan mereka dapatkan di negeri gila basket tersebut. Termasuk bagi pemain Milwaukee Bucks dan Golden State Warriors yang melakoni NBA China Games 2008 di Guangzhou dan Beijing.

Namun, ada seorang pemain yang merasakan kebahagiaan lebih. Dia adalah rookie Bucks Joe Alexander. Itu tidak lepas dari kedekatannya dengan Tiongkok. Pada 26 Desember 1986, dia dilahirkan di salah satu wilayah Tiongkok, yaitu Taiwan.

Ketika dia berumur delapan tahun, orang tuanya hijrah ke kota lain di Tiongkok. Di sana, dia tinggal selama enam tahun. Rinciannya, enam bulan di Hongkong, sisanya di Beijing.

Karena itu, dia cukup paham dengan Beijing. Dia pun berani memberikan referensi kepada teman-temannya mengenai tempat-tempat wajib dikunjungi di Beijing. "Mereka harus menyaksikan Great Wall, Forbidden City, dan Tiananmen Square. Tapi, masih banyak hal selain itu. Salah satunya, makanan lokalnya yang sangat lezat," paparnya.

Setelah melakoni pertandingan di Guangzhou, Bucks dan Warriors memang sudah tiba di Beijing kemarin (16/10). Jika strategi pelatih Bucks Scott Skiles tidak banyak berubah, itu artinya Alexander akan kembali banyak mendapatkan kesempatan bermain pada laga kedua besok (18/10) di Beijing Olympic Basketball Gymnasium. Sambutan hangat seperti halnya ketika dia mencetak poin di Guangzhou pastinya akan kembali dia dapatkan.

Sementara itu, panitia Beijing tampak bersemangat mempersiapkan diri. Sejak kemarin, mereka mulai memasang dan memeriksa ulang perlengkapan untuk pertandingan di Beijing Olympic Basketball Gymnasium.

Stadion basket di Beijing tersebut dibangun bergaya NBA. Di dalamnya berisi maksimal 17.173 tempat duduk. Bangunan itu merupakan hasil kerja sama banyak pihak. Terutama, pemerintah Tiongkok dan NBA China. Karena itu, hawa NBA sangat terasa sejak memasuki pintu utama.

Kemarin panitia menyiapkan bangku VIP untuk penonton spesial di sisi lapangan. Pada 12 layar besar yang tergantung di tengah lapangan, sedang diuji coba tayangan-tayangan pembangkit semangat untuk penonton.

Merujuk pada Olimpiade Beijing lalu, ketika Jawa Pos datang ke Beijing langsung, penonton akan benar-benar dimanjakan selama menyaksikan pertandingan di Beijing Olympic Basketball Gymnasium. Tidak hanya tempat yang nyaman dan aksi pemain hebat, hiburan tambahan seperti penari dan suvenir juga tidak kalah menyenangkan. Di sela-sela jeda pertandingan, biasanya fan patrol akan melemparkan beragam suvenir ke penonton.
 
[ Minggu, 19 Oktober 2008 ]
Rp 10 Miliar untuk Sichuan


NBA senantiasa berusaha menebar kebaikan setiap kali berkunjung ke suatu tempat. Termasuk dalam rangkaian NBA China Games 2008. Setelah memberikan klinik kepada para penyandang cacat, kemarin (18/10) mereka memberikan sumbangan untuk korban gempa bumi di Sichuan.

Acara pemberian sumbangan tersebut dilakukan pada jeda pertandingan Golden State Warriors melawan Milwaukee Bucks. Cek senilai RMB 7 juta (sekitar Rp 10 miliar) diserahkan langsung oleh David Stern, komisioner NBA, kepada perwakilan China Charity Federation (Federasi Amal Tiongkok). Turut berada di tengah lapangan saat penyerahan, kapten dari kedua tim yang bertanding. Corey Magette dari Golden State Warriors dan Michael Redd dari Milwaukee Bucks.

Dalam sambutannya, Stern mengatakan bahwa NBA bukan hanya mengelola liga basket profesional. "Senang bisa berada di tengah masyarakat Beijing. Kami tidak hanya mengajak bersenang-senang melalui basket, tapi juga berbagi rasa kemanusiaan," ungkapnya. Dia juga menyampaikan bahwa setelah China Games, NBA akan terus mengadakan banyak kerja sama dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.

Gempa bumi di Sichuan termasuk salah satu yang paling parah di dunia. Bencana alam yang terjadi pada 12 Mei lalu tersebut menelan begitu banyak korban jiwa. Tercatat 69 ribu lebih korban meninggal dunia. Sementara itu, 374 ribu lebih mengalami luka-luka dan 18 ribu lebih lainnya dinyatakan hilang. Gempa yang getarannya terasa hingga ke Beijing dan Shanghai tersebut menimbulkan kerusakan luar biasa di Sichuan.
 
30428large.jpg


[ Minggu, 19 Oktober 2008 ]
Kemenangan Dramatis Warriors


Berkat Tiga Poin Buzzer Beater Kurz

BEIJING - Golden State Warriors menutup NBA China Games 2008 dengan sempurna. Dalam laga pemungkas kemarin, mereka sukses menang dramatis atas Milwaukee Bucks 109-108 dalam laga di Beijing Olympic Basketball Gymnasium.

Robert Kurz menjadi pahlawan kemenangan Warriors. Ketika pertandingan menyisakan beberapa detik terakhir, Bucks unggul 108-106. Namun, kemenangan Bucks yang sudah ada di depan mata itu berhasil dibalikkan Kurz. Tembakan tiga angkanya bersamaan buzzer (bel pertandingan berakhir) mulus masuk.

Sontak, pemain dan ofisial Warriors di bangku cadangan meloncat kegirangan menyambut kemenangan itu. Mereka sukses membalas kekalahan mereka pada laga pertama di Guangzhou. Penonton pun tidak kalah histeris mendapatkan suguhan pertandingan dramatis itu.

Pertandingan yang disaksikan sekitar 15 ribu penonton itu berjalan seru. Kedua tim langsung tampil agresif. Saking agresifnya, sampai-sampai mereka melakukan banyak turnover. Pelatih dari kedua tim pun meminta time out untuk memperbaiki kekurangan itu.

Bintang dari kedua tim memberikan pengaruh cukup signifikan. Guard andalan Warriros Stephen Jackson memasukkan tiga kali tembakan tiga angka yang membuat Warriors unggul di kuarter pertama 32-26. Begitu pula Michael Redd. Meski hanya bermain 28 menit, lima poin Redd di kuarter tersebut cukup membangkitkan semangat Bucks.

Hal itu tetap dipertahankan di kuarter kedua. Kurz mengawali dengan tembakan jitu tiga angkanya. Bucks langsung merespons dengan memasukkan Fransisco Elson dan Luc Mbah a Moute untuk memperkuat pertahanan. Paro pertama pun berbalik untuk keunggulan Bucks 60-56.

Saling mengejar skor terjadi di kuarter ketiga. Selisihnya tidak pernah lebih dari empat poin. Para starter dapat berkolaborasi dengan baik dengan cadangannya. Kuarter itu kembali menjadi milik Warriors dengan 83-80.

Ketegangan mulai terasa di awal kuarter keempat. Ketika pertandingan berjalan delapan menit, forward Bucks Charle Villanueva sukses memasukkan dua tembakan bebas yang mengubah keadaan menjadi imbang 89-89. Kedua tim bergantian memimpin. Fast break menjadi andalan kedua tim.

Keajaiban pun terjadi. Pertandingan bersisa kurang dari 30 detik. Kurz menerima bola, kemudian menembak tiga angka dan masuk. Pemain yang didapat Warriors dari Summer League itu kembali membuat Beijing Olympic Basketball Gymnasium bergemuruh. Skor imbang 106-106 dan waktu tinggal 20 detik.

Bucks giliran menyerang. Tyronn Lue membawa bola menunggu Matt Freie bergerak ke sisi kiri lapangan, lalu mengopernya. Tembakan dua angka Freije masuk membuat Bucks kembali unggul 108-106. Time out pun diminta Warriors. Asisten pelatih Warriors Keith Smart segera menyusun strategi memanfaatkan sisa waktu yang hanya 1,4 detik. Bola kini untuk Warriros. C.J. Watson mengoper bola kepada Robert Kurz yang langsung melepaskan tembakan tiga angka.

''Itu poin yang sangat penting. Bagi kami, penonton, maupun NBA. Pertandingan yang hebat. Dia pemain baru dan tahu bagaimana melakukannya,'' puji Jackson yang mencetak 24 poin setelah pertandingan. Total, Kurz menyumbangkan 11 poin untuk Warriors. Dari kubu Bucks, Charlie Villanueva mencetak poin tertinggi bagi Bucks dengan 26 poin dan 8 rebound.

Asisten pelatih Warriors Keith Smart pun merasa puas terhadap penampilan timnya. Dia merasakan antusiasme penonton menjadi faktor penting terciptanya laga seru itu. ''Pemain sangat gembira. Bagi kedua tim, bermain di sini serasa di kandang. Penonton bertepuk tangan ketika Bucks mencetak poin. Dan juga meloncat kegirangan melihat Kurz menjadi pahlawan Warriors,'' tuturnya.

Sementara itu, para pemain Bucks menerima kekalahan dengan lapang dada. Apa pun hasilnya, mereka sudah memberikan hiburan yang tak terlupakan bagi warga Beijing dan Tiongkok. ''Ini hanya pemanasan. Kami tidak bisa menilai keberhasilan tim dari sebuah pertandingan ekshibisi. Kami akan pulang, mengevaluasi, dan kita lihat nanti,'' tegas Scott Skiles, pelatih Bucks.

Laga Bucks melawan Warriors kemarin sekaligus menutup rangkaian NBA China Games 2008 yang digelar di Beijing dan Guangzhou. Selain di dua kota tersebut, NBA melakukan rangkaian tur di London, Berlin, Paris, dan Barcelona.
 
[ Selasa, 21 Oktober 2008 ]
Serunya Klinik NBA Cares Bersama Special Olympics di Beijing


Joe Alexander Berperan Ganda sebagai Penerjemah

Special Olympics menjadi sasaran NBA Cares dalam rangkaian NBA China Games 2008 di Beijing pekan lalu. Tidak hanya peserta, para pemain pun mendapatkan pelajaran dari kegiatan itu.

------------

Karena mata sebelah kanannya ditutup, seorang remaja wanita tampak begitu kesulitan menerima atau mengoper bola. Namun, gadis berkulit putih bersih itu tidak mau menyerah. Teman-temannya pun tidak tinggal diam ketika melihat sejawatnya itu menemui masalah. Mereka segera mengambilkan bola, diberikan kepada dia agar kembali melempar dengan lebih baik.

Semangat tidak kenal menyerah dan kebersamaan itu membuat pemain dan ofisial Milwaukee Bucks yang terlibat dalam klinik pada 17 Oktober di Beijing Olympic Basketball Gymnasium itu terharu. Sebagai balasan, mereka penuh semangat pula memberikan ekspresi kegembiraan kepada setiap peserta yang sukses melakukan tugasnya.

Charlie Villanueva beberapa kali memberikan tos bersemangat kepada peserta. Bintang Bucks, Michael Redd, yang kebagian tugas memberikan materi menembak, langsung berteriak dan memberikan pelukan kepada peserta yang memasukkan bola ke keranjang.

Special Olympics merupakan sebuah organisasi internasional yang menaungi para penderita keterbelakangan mental. Sesi singkat bersama pemain NBA itu dirasakan sangat berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan diri mereka. Perasaan minder merupakan salah satu masalah utama selain minimnya kemampuan bersosialisasi yang dialami mereka yang tergabung pada Special Olympics. Sebaliknya, para pemain akan lebih menghargai kesempurnaan yang mereka miliki.

Anggota Special Olympics wilayah Asia Timur itu adalah yang beruntung bisa mengikuti sesi bersama para pemain Bucks pekan lalu. Tidak hanya remaja dan anak-anak, sebagian di antara total 45 peserta even itu adalah orang dewasa. Tanpa melihat usia, mereka terlihat kompak menjalankan semua agenda di practice court Beijing Olympic Basketball Gymnasium.

Klinik dimulai pukul 11.30. Menunggu sesi latihan terbuka Bucks selesai. Namun, para peserta spesial itu sudah datang sekitar sejam sebelum klinik dimulai. Rata-rata mereka datang bersama-sama. Tapi, ada beberapa peserta yang datang bersama orang tuanya.

Klinik dimulai dengan membagi tim peserta menjadi tiga. Masing-masing didampingi oleh empat hingga enam pemain plus ofisial Bucks. Termasuk di antara mereka Marty Conlon, manager basketball operations international NBA, yang Agustus lalu ikut dalam DBL Basketball Clinic bersama Danny Granger ke Surabaya.

Untuk mempermudah komunikasi, beberapa orang volunteer ikut serta. Joe Alexander, rookie Bucks yang mahir berbahasa mandarin karena lahir dan besar di Taiwan dan Beijing, juga menjadi perantara instruksi dari para pelatih. Bahkan, bisa disebut dia menjadi penerjemah. Timnya tidak perlu banyak relawan karena dia bisa berkomunikasi dengan baik pada peserta.

Kemahiran Joe berbahasa mandarin juga membuatnya menjadi MC dadakan. Ketika perkenalan tim, dia ikut memberikan penjelasan dalam bahasa mandarin.

Klinik diakhiri dengan foto bersama peserta dan para instruktur. Sementara itu, David Stern, komisioner NBA, yang turut hadir saat klinik berlangsung, menyatakan bangga melihat semangat Special Olympics. "Senang melihat Milwaukee Bucks bisa melaksanakan tugas dengan baik. Sambutan Special Olympics juga luar biasa," ungkapnya.

Gao Xi Kuang, salah seorang peserta klinik, terlihat gembira setelah mengikuti program NBA Cares tersebut. "Bermain dengan para pemain NBA menyenangkan," ujarnya singkat.
 
30786large.jpg


[ Selasa, 21 Oktober 2008 ]
Pruitt, Amunisi Baru Juara Bertahan
BOSTON - Bagi pemain cadangan, pertandingan uji coba biasanya menjadi kesempatan untuk unjuk kebolehan. Di pertandingan resmi, kesempatan mereka bermain akan sedikit. Sebab, pemain inti dipilih untuk mengejar kemenangan.

Itu pula yang dirasakan Gabe Pruitt bersama tim juara Boston Celtis musim lalu. Karena itu, ketika mendapatkan kesempatan turun sebagai starter dalam laga preseason melawan New Jersey Nets kemarin WIB (20/10), dia langsung memanfaatkannya sebagai ajang unjuk diri. Diturunkan menjadi starter, Pruitt menyumbangkan 11 poin, 7 assist, dan 12 rebound. Celtics pun menang 83-66.

Dalam laga di TD Banknorth Arena tersebut, Pruitt bermain 43 menit dan 48 detik. Itu sangat lama baginya. Musim lalu saja, total durasi permainannya hanya 97 menit.

Pruitt mendapatkan kesempatan sebagai starter karena point guard andalan Celtics, Rajon Rondo, mengalami masalah pada engkelnya dalam uji coba melawan New York Knicks Minggu WIB lalu (19/10). Pelatih Celtics Doc Rivers kemudian memilih Pruitt. Sejak lama Rivers melihat potensi yang dimiliki Pruitt. Namun, baru kemarin WIB dia menjajalnya sebagai starter.

"Saya belum pernah bermain dalam menit sebanyak itu. Saya kira saya dapat menunjukkan bahwa saya bisa bermain bersama Big Three. Memasang saya di lapangan bukanlah sebuah kemunduran,'' ungkap Pruitt seperti dikutip Associated Press.

Ya, dilihat dari sumbangan poin dalam laga kemarin, Pruitt memang layak percaya diri. Sumbangan poinnya untuk Celtics hanya kalah dari Kendrick Perkins yang membuat 18 poin. Sedangkan Big Three -Paul Pierce, Kevin Garnett, dan Ray Allen- tidak mencetak poin double digit.

Sementara itu, Garnett memandang kemajuan yang diperoleh Pruitt itu sebagai buah latihan keras yang dilakukannya. Sebagai pemain pelapis, Pruitt mampu menyerap ilmu yang didapatnya dari para pemain lapis pertama. Selain Rondo, Celtics masih memiliki Eddie House dan Sam Cassell di posisi guard.

"Itu memberinya taste yang bagus. Semuanya akan membuatnya lebih baik,'' terang Garnett.

Rabu WIB besok (22/10), Celtics melawat ke kandang New York Knicks. Itu merupakan laga preseason terakhir mereka sebelum melakoni pertandingan perdana musim reguler NBA 2008/2009 melawan Cleveland Cavaliers pada 28 Oktober mendatang.
 
Bls: Re: All Basketball NBA News

:)ya,,,ajarin under basket dong...n lompatan jadi tinggi latihannya gimana...minta petunjuk dong....
 
Back
Top