Musuh Dalam Diri Sendiri

singthung

New member
MUSUH DALAM DIRI SENDIRI


?Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih dan kalahkan kejahatan
dengan kebajikan. Kalah kekikiran dengan kemurahan hati,
dan kalahkan kebohongan dengan kejujuran?
(Dhammapada, Syair 223)​

Banyak orang mengira bahwa sumber kepemimpinan terbesar berada diluar diri kita, berupa penampilan fisik, keturunan dari keluarga terpandang, dan pendidikan sebuah perguruan tinggi yang ternama. Selain dapat memiliki kemampuan berbicara yang lantang, juga sangat berani menggunakan telunjuknya; memerintah ini dan itu, kepada bawahannya.

Tetapi, kita juga punya pilihan lain dan menoleh ke dalam sini: the inner leader. Yaitu, kepemimpinan dalam diri sendiri, adalah sebuah kepemimpinan yang berientasi pada sebuah nilai-nilai, moral, kejujuran, kearifan hidup.

Menurut saya, setiap manusia ? yang lahir di atas bumi ini sebenarnya sudah membawa bakat kepemimpinan dalam dirinya. Bayangkan manusia yang lahir, diantara demikian banyak sperma positif dan negatif yang bertemu, yang menjadi manusia hanya sepersekian saja. Itu tentu melalui proses seleksi dan proses seleksi terakhir juga lahir dari logika kepemimpinan.

Sebenarnya, banyak orang gagal karena membiarkan begitu saja potensi kepemimpinanannya terkubur atau hanya menyesali kegagalan masa lalunya, dengan mengubah nya lebih banyak berlimpahnya wibawa, karisma, dan rasa hormat orang lain.

Kita masing-masing memulai kehidupan sebagai bayi, yang tergantung sepenuhnya kepada orang lain. Tanpa kedua orang tua, yang memelihara kita hanya hidup beberapa jam saja atau beberapa hari paling lama. Lalu secara berangsur-angsur, selama berbulan-bulan dan tahu-tahun berikutnya kita menjadi mandiri?secara fisik, mental dan emosional, keuangan hingga akhirnya kita pada hakikat dalam mengurus diri sendiri, diarahkan oleh batin dan menjadi lebih percaya diri.

Sementara kita terus tumbuh dan matang, kita menjadi semakin sadar bahwa semua itu membutuhkan keselarasan dengan hukum alam dan hukum itu menggerakkan kita secara progresif, dengan memahami adanya ketergantungan (dependence) menuju kemandirian (interdependence) hingga kesalingtergantungan (interdependence).

Tiada suatu keberhasilan datang secara tiba-tiba, guna meraih sukses seseorang harus mengkondisikan hal-hal lebih positif, sebaliknya tidak tercapainya tujuan itu juga kesalahan kita sendiri. Robert J. Mckain berkata, ??kebanyakan tujuan utama tidak tercapai karena kita telah melewatkan waktu kita untuk melakukan hal-hal nomor dua lebih dulu.?

Maka, dapat diambil garis lurus bahwa sukses dapat kita raih karena hal-hal tertentu yang mesti diutamakan, menurut Dhamma sedikitnya ada 4 (empat) macam kondisi-kondisi berguna yang memungkinkan seseorang mencapai tujuan, antara lain;

1. Chanda
Kepuasan dan kegembiraan di dalam mengerjakan hal-hal yang sedang dikerjakan. Sering kita mengerjakan sesuatu dengan sangat terpaksa atau dengan tanpa adanya rasa senang dihati, hal demikian menyedihkan sekali, selain; pekerjaan tak lebih optimal, tapi juga sesuatu yang dikerjakan dengan terpaksa juga meyimpan kegundahan yang tak ada habisnya.

2. Virya
Usaha yang bersemangat di dalam mengerjakan sesuatu. Sebenarnya sifat tersebut tumbuh secara otomatis, bila saja memiliki perasaan hati yang senang, seperti seorang prajurit maju ke medan perang, dengan senang dan penuh semangat, mengalahkan semua perasaan negatif; dari kesungguhan dan keyakinan tersebut ia menjadi benar-benar sukses.

3.Citta
Memiliki perhatian yang penuh terhadap hal-hal yang sedang dikerjakan. Dengan api semangat yang terpelihara dengan baik, mengkondisikan keadaan batin selalu benar-benar dapat memperhatikan dengan sepenuh hati hal-hal yang sedang dikerjakan tanpa membiarkan begitu saja.

4. Vimamsa
Merenungkan dan menyelidiki alasan-alasan di dalam hal-hal yang sedang dikerjakan. Empat Dhamma (4 Iddhipada) di atas hendaklah disempurnakan mereka dapat membawa seseorang pada suatu tujuan terakhir yang berada di dalam kemampuannya.

Adalah sifat manusia, bahwa cenderung egois sebagai umat Buddha dan sudah seharusnya dapat mengikis ego itu dengan lebih pro aktif dalam organisasi. Dengan organisasi, kita akan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain, mengerti orang lain, dan juga kerjasama dengan orang lain, dan tidak kalah pentingnya bagaimana melayani orang lain.

Perenungan:

?Walaupun seseorang dapat menaklukan beribu-ribu musuh dalam beribu-ribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukan dirinya sendiri?

?Menaklukan diri sendiri sesungguhnya lebih baik daripada menaklukkan mahkluk lain. Orang yang telah menaklukkan dirinya sendiri selalu dapat mengendalikan diri?

(Dhammapada, Syair 103,104)
 
Iya setuju banget!!!
Sekarang lagi berusaha mengalahkan diri sendiri, tapi kokq ga gampang ya?
Ada tipskah?

Tidak ada yang instan,perlu usaha yang sungguh-sungguh dan semangat.
Caranya mempraktekkan Dhamma yang telah diajarkan oleh Sang Buddha. Bisa lihat di thread Hening Sejenak...
 
Back
Top