Imlek, Wadah Silaturahmi Umat Beragama

agus_x24

New member
Kamis, 7 Februari 2008, Umat Budha, Tridharma dan Khonghucu merayakan Tahun Baru Cina 2559, atau yang biasa disebut tahun baru Imlek. Imlek, bukanlah perayaan keagamaan, tetapi perayaan budaya, yang semua orang boleh merayakannya. Mereka saling berjabat tangan, memberi ucapan kepada yang merayakannya.
Adapun Imlek Umat Budha keturunan Cina, diawali de-ngan kegiatan open house di lembeh kerukunan Kembes. Di mana, pada acara ini tidak hanya Umat Budha keturu-nan Cina saja, yang datang. Tetapi, masyarakat sekitar juga ikut merayakannya, dan memberikan ucapan selamat sambil berjabat tangan antar satu sama lainnya.
Di sisi lain, Ketua Sangha Walubi Indonesia Timur, Bhiksu Dharma Surya Maha-stavira MSi, menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang turut hadir pada perayaan ini. Di sela-sela kegitan, juga dilakukan pembagian angpao kepada se-luruh tamu yang datang. Di mana, menurut Mahastavira, isi angpao ini setiap lembar-nya tidak sama. “Bagi mereka yang mendapatkan jumlah besar, menandakan kemujur-an dan keberhasilan,” kata-nya. Di mana, pagi kemarin umat Budha keturunan Cina telah mengawalinya dengan melakukan sembahyang kela-hiran Maitrea.
Dalam pesannya, Maha-stavira mengingatkan seluruh Umat Budha untuk lebih ba-nyak mawas diri. Artinya, melakukan perbaikan-per-baikan diri dari tahun sebe-lumnya, untuk lebih baik di tahun baru 2559 ini.
Di sisi lain Rohaniawan Tri-dharma, Willy Karundeng me-ngatakan, di mana, pada Ra-bu, 6 Februari 2008, umat Tridhrma telah melakukan doa agar upacara Imlek di-berkati dan direstuai oleh Tu-han Yang Maha Kuasa. Serta minta pertolongan agar, Sulut dihindarkan dari segala ben-cana. “Untuk sembahyang dan doa akan berlangsung sampai Jumat (09/02),” ucapnya.
Sementara itu, Majelis Ting-gi Agama Khonghucu Indo-nesia (Matakin), Ws Hanny Kilapong menjelaskan, pada rabu (07/02) malam hari, Pukul 21.00 WITA, umat Khonghucu melaksanakan sembahyang ucapan terima kasih mengakhiri tahun 2558. Selanjutnya pada Kamis pagi, tidak lebih dari saling mem-beri ucapan minta maaf atau silaturahmi.
“Ini dilakukan kepada orang yang lebih tua, dengan me-minta maaf sambil berjabat tangan,”katanya. Namun, katanya bagi mereka yang memiliki altar sendiri, usai silaturahmi melakukan sem-bahyang dan doa-doa.
Untuk pesan Imlek tahun ini, Kilapong mengingatkan kepada seluruh Umat Khong-hucu untuk lebih banyak me-lakukan instropeksi diri, mawas diri, melakukan per-baikan-perbaikan diri agar kehidupan kita lebih baik dari tahun sebelumnya.
Menjelang satu hari tahun baru Imlek, bertempat di bio-bio (klenteng) dan rumah-rumah, Umat Khonghucu melaksanakan sembahyang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Dan juga me-laksanakan sembahyang leluhur.
Untuk sembahyang leluhur dilaksanakan pada siang hari dan dilakukan di rumah masing-masing, tetapi ada juga yang di rumah abu. Adapun makna sembahyang ini adalah sebagai kelanjutan laku bakti dari anak-anak dan cucu-cucu keturunanya ke-pada orangtua mereka yang telah tiada.(aan)
 
Back
Top