Kesultanan Pajang

Status
Not open for further replies.

langit_byru

New member
Kesultanan Pajang, adalah kerajaan suksesor Kesultanan Demak yang didirikan oleh Joko Tingkir. Pajang sebelumnya merupakan daerah kadipaten di bawah Kesultanan Demak. Situs keraton Pajang, diperkirakan berada di Kelurahan Pajang, Kota Surakarta.

Joko Tingkir adalah anak Ki Ageng Pengging, yang menurut dihukum mati oleh Sunan Kudus karena mengikuti ajaran Syekh Siti Jenar. Setelah ayahnya mangkat, Joko Tingkir kemudian dibesarkan oleh pamannya, Ki Ageng Tingkir. Setelah dewasa, ia diperintahkan pamannya untuk pergi ke Kutaraja Demak dan mengabdi ke Sultan yang berkuasa, yaitu Sultan Trenggono.

Dikisahkan bahwa pada saat ia datang ke kutaraja, sedang diadakan sayembara melawan banteng ketaton (banteng mengamuk). Joko Tingkir yang mengikuti sayembara tersebut dapat melumpuhkan banteng tersebut dengan satu kali pukulan saja. Karena kesaktiannya, Joko Tingkir diterima mengabdi dan akhirnya bahkan menjadi menantu Sultan Trenggono.

Setelah Sultan Trenggono wafat, anaknya Sunan Prawoto diangkat menjadi penggantinya. Akan tetapi ia kemudian meninggal terbunuh dalam intrik perebutan kekuasaan dengan keponakannya sendiri yaitu Arya Penangsang, adipati Jipang yang juga adalah murid Sunan Kudus. Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa Demak, dan selanjutnya terjadilah perlawanan terhadap Arya Penangsang yang dipimpin oleh kadipaten Pajang. Waktu itu, Joko Tingkir telah menjadi adipati Pajang.

Dengan bantuan dari kadipaten-kadipaten lainnya yang juga tidak menyukai Arya Penangsang, Joko Tinggkir akhirnya berhasil membinasakan Arya Penangsang. Joko Tingkir kemudian memindahkan istana Demak ke Pajang, dan di sana ia mendirikan Kesultanan Pajang. Joko Tingkir sebagai raja bergelar Sultan Hadiwijaya (1568-1582), kedudukannya disahkan oleh Sunan Giri, segera mendapat pengakuan dari adipati-adipati di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Salah seorang anak Sunan Prawoto yaitu Arya Pangiri, diangkatnya menjadi adipati Demak. Sedangkan seseorang yang paling berjasa membantunya yaitu Ki Ageng Pemanahan (putra dari Ki Ageng Ngenis, dan cucu Ki Ageng Selo), diberinya imbalan daerah Mataram (sekitar Kota Gede, Yogyakarta) pada tahun 1558 untuk ditinggali.

Pemberian tanah di daerah Mataram oleh Joko Tingkir kepada Ki Ageng Pemanahan, seakan menjadi bumerang karena Mataram akan menghabisi kekuatan Pajang. Ki Ageng Pemanahan, yang kemudian juga dikenal dengan panggilan Ki Gede Mataram, dalam waktu singkat mampu membuat Mataram beserta rakyatnya maju. Namun sebelum dapat ikut menikmati hasil, di tahun 1575 Ki Ageng Pemanahan meninggal dunia.

Usahanya kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Sutawijaya, yang merupakan ahli peperangan dan nantinya lebih dikenal dengan nama Senapati ing Alaga (panglima perang) atau Panembahan Senopati.

Tujuh tahun kemudian (1582) Joko Tingkir meninggal, dan Pangeran Benowo anak laki-laki tertuanya yang seharusnya menggantikannya, ternyata disingkirkan Arya Pangiri dan akhirnya hanya dijadikan adipati di Jipang. Pada tahun 1587, Sutawijaya (putra Ki Ageng Pemanahan), penguasa Mataram, menyatakan tidak loyal lagi pada Pajang.

Arya Pangiri diserang oleh Sutawijaya yang dibantu Pangeran Benowo. Ia merebut Pajang dan Arya Pangiri berhasil dikalahkan. Sutawijaya lalu memindahkan Karaton Pajang ke Mataram dan ia menjadi raja bergelar Panembahan Senopati (1575-1601). Pajang kemudian menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Mataram yang didirikan oleh Sutawijaya.
 
Last edited by a moderator:
sudah pernah datang ke petilasan Pajang di Sukoharjo ? Kalau mau tahu tentang Pajang dan sejarahnya, bisa datang kesana
 
Artikelnya bagus, ada beberapa hal untuk dikaji terkait missing years antara Raja / adipati Pajang mengalahkan Raja Demak dengan pemberian gelar Sultan Hadiwijaya oleh Raja Ulama di Giri pada 1568.
Apa yang terjadi di Demak setelah Susuhunan Prawata terbunuh oleh konspirasi Adipati Jipang pada1549? Apakah Adipati Jipang Arya Penangsang sempat menjadi Raja Demak?
Babad Giyanti yang disusun oleh Yosodipuro menyebutkan peristiwa terbunuhnya Arya Penangsang oleh Sutawijaya ( anak dari Ki Ageng Pamanahan ) terjadi pada tahun yang sama dengan meninggalnya Raja Demak di tahun 1549 M atau 1471 J ( tahun jawa ).
Masih menurut Babad, Adipati Pajang memproklamirkan diri sebagai penerus kerajaan Demak yang disetujui oleh konfederasi raja2 Islam di Jawa.

Menarik juga bahwa hadiah tanah Mataram yang dijanjikan Raja Pajang kepada
Ki Ageng Pamanahan baru terlaksana pada 1558. yang berarti Ki Ageng Pamanahan menunggu selama 8 atau 9 tahun setelah jasa yang dibuat keluarga ini pada 1549 itu.

Lebih menarik lagi bahwa Raja di Pajang baru mendapatkan gelar Sultan dari Raja Ulama di Giri pada 1568 M atau hampir 20 tahun setelah ia Mendudukkan diri sebagai Penerus kerajaan Demak.

kalau ada yang menanggapi terimakasih..
 
Perkenankan saya mencoba menanggapi tulisan sdr. nanangaminuddin berkenaan tentang situasi dan kondisi yang terjadi pada tahun 1549 ketika terjadinya praha perebutan takhta Kesultanan Demak.

Menurut Kronik Cina yang diketemukan di kuil Sam Po Kong Di daerah Semarang terdapat catatan yang menyatakan bahwa pada tahun 1549 Aryo Penangsang memulai melakukan pemberontakan dengan menyerang Kutaraja Demak dan berhasil menguasainya serta memaksa Sunan Prawoto menyelamatkan diri dengan mengungsi ke Semarang. Tetapi kemudian Aryo Penangsang memerintahkan pasukannya untuk mengejar Sunan Prawoto ke Semarang dan membunuhnya. Yang akhirnya Sunan Prawoto pun tewas di tangan pasukan Aryo Penangsang di kota tersebut.

Setelah berhasil menghabisi Sunan Prawoto dan merebut takhta Kesultanan Demak, Aryo Penagsang merencanakan untuk menyingkirkan semua pewaris takhta keluarga Kesultanan Demak yang bisa mengancam takhta yang telah direbutnya tersebut. Oleh karena itu kemudian Aryo Penangsang mengirimkan pasukan ke Jepara untuk membunuh Adipati Jepara yaitu Pangeran Hadiri beserta istrinya yaitu Ratu Mas Kalinyakmat yang merupakan adik perempuan tertua Sunan Prawoto. Dalam penyerbuan itu hanya Pangeran Hadiri yang berhasil dibunuh sedangkan istrinya Ratu Mas Kalinyakmat berhasil lolos dari pembunuhan tersebut.

Target sasaran rencana pembataian Aryo Penangsang berikutnya adalah dengan menyingkirkan Adipati Pajang yaitu Adipati Hadiwijaya beserta istrinya yaitu Ratu Mas Cempaka yang merupakan adik perempuan Sunan Prawoto yang bungsu tetapi aksi itu gagal membunuh Adipati Hadiwijaya bahkan utusan Aryo Penangsang dapat dikalahkan oleh Adipati Hadiwijaya yang terkenal sebagai ahli kanuragan dan mempunyai ilmu kadigdayaan yang sangat tinggi.

Para Keluarga Kesultanan Demak yang selamat dari aksi pembantaian Aryo Penangsang akhirnya memutuskan menunjuk Adipati Hadiwijaya untuk menyelamatkan dan merebut serta mengembalikan kembali takhta kekuasaan Kesultanan Demak yang telah dikuasai oleh Aryo Penangsang kepada trah keluarga Kesultanan Demak sebelumnya sekaligus membalaskan dendam pati terhadap terbunuhnya anggota keluarga kesultanan. Karena yang dinilai dapat mengimbangi ilmu kesaktian Aryo Penangsang hanyalah Adipati Adiwijaya maka dari itulah akhirnya Adipati Pajang Hadiwijaya dinobatkan menjadi penerus takhta Kesultanan Demak berikutnya.

Setelah mendapatkan mandat untuk memegang takhta Kesultanan Demak dan untuk menyelamatkan dan meneruskan kekuasaan takhta kesultanan Demak maka kemudian Adipati Hadiwijaya membentuk pemerintahan darurat di Pajang yang kemudian menyusun rencana untuk merebut kembali takhta Demak dari Aryo Penangsang dengan mengadakan sayembara dengan hadiah tanah perdikan di Pati dan Alas Mentaok (berikutnya menjadi Mataram). Dan tampil lah trio dari selo yaitu Ki Juru Martani, Ki Ageng Penjawi dan Ki Ageng Pamanahan serta di bantu oleh anaknya Danang Sutawijaya mengajukan diri dan bersedia menerima tantangan sayembara tersebut untuk membunuh Aryo Penangsang. Dan akhirnya Aryo Penangsang dapat dibunuh oleh Trio Selo tersebut dengan strategi dan taktik yang jitu.

Semua peristiwa tersebut diatas terjadi pada tahun 1549.
 
Last edited:
Status
Not open for further replies.
Back
Top