Miskomunikasi di Tiga Benua
Aktor Lokal Kalahkan Pitt-Blanchett
Satu insiden di Maroko mempengaruhi kehidupan beberapa keluarga di tempat lain. Dua bersaudara pengembala kambing, Yussef (Boubker Ait El Caid) dan kakaknya, Ahmed (Said Tarchani) sedang bermain senapan baru. Yussef membidik senapannya ke sebuah bus, dan mengenai bahu Susan (Cate Blanchett), turis asal Amerika.
Richard (Brad Pitt), berusaha menyelamatkan istrinya. Karena berada di gurun dan jauh dari rumah sakit, Anwar (Mohamed Akhezam) sang pemandu wisata, menyarankan membawa Susan ke desa Tazarine.
Di Amerika, Amelia (Adriana Barraza), pengasuh anak Richard, hendak pulang ke Meksiko untuk pernikahan putranya. Karena Richard tak kunjung pulang, Amelia memutuskan membawa serta Debbie (Elle Fanning) dan Mike (Nathan Gamble). Sementara itu di belahan dunia lain, Tokyo, menceritakan Chieko (Rinko Kikuchi) pelajar SMA yang bisu-tuli depresi setelah kematian ibunya. Yaitu dengan mencari pengalaman seksual. Apakah yang menghubungkan semua kejadian ini? Akankah berakhir bahagia?
Film berbujet USD 25 juta ini mengambil judul dari Alkitab mengenai menara Babel. Kisah pada kitab Genesis 11:1-9 itu menceritakan Tuhan menghukum manusia yang membangun menara Babel untuk mencapai surga. Dengan membuat berbagai macam bahasa, sehingga manusia tak lagi bisa berkomunikasi satu sama lain. Kurang lebih, inilah pesan yang ingin disampaikan sutradara Alejandro Gonzales Inarritu. Kurangnya komunikasi yang menimbulkan berbagai kesalahpahaman.
Keinginan untuk membuat Babel terpercik dari perjalanan hidup Inarritu. Pada usia 17 tahun ia bertualang ke Maroko. Pemandangan padang pasir yang dikepung pegunungan membuat Inarritu bertekad akan membuat film di tempat itu.
Perasaan serupa datang ketika Inarritu pergi ke Jepang. Di Hakone, obyek wisata yang terkenal dengan pemandian air panasnya, Inarritu melihat seorang pria tua merawat remaja cacat mental. Pada lokasi sama, Inarritu kerap bertemu dengan orang-orang tunarungu. Dari sinilah ide untuk membuat Babel episod Jepang tercetus.
Yang terakhir, ketika dia pindah dari Meksiko ke Amerika. Ketatnya perbatasan Meksiko dan Amerika membuat kisah Amelia sang pengasuh tercipta. "Sebagai imigran, aku mendapat pandangan jelas akan diriku, negeriku, dan pekerjaanku. Aku sekarang mengerti rasanya menjadi warga negara dunia ketiga, hidup di negara nomer satu dunia, " ujar Inarritu.
Kisah fiksi ini digarap oleh Inarritu dan partnernya Guillermo Arriaga. Kemungkinan besar, Babel akan menjadi kolaborasi terakhir dari mereka, mengingat konflik yang terjadi. Babel, merupakan pamungkas dari trilogi Inarritu, setelah Amores Perros dan 21 Grams yang memiliki berbagai kejadian yang disatukan oleh satu hal.
Babel mewajibkan penontonnya memiliki pandangan sendiri akan kejadian yang disuguhkan. Sementara kaitan antara kisah sendiri tidak terlalu kuat. Kisah Maroko dan Jepang, misalnya, yang hanya terkait dengan tokoh ayah.
Eksistensi Brad Pitt dan Cate Blanchett sebagai bintang utama juga kalah menarik dengan nasib dua bocah Maroko, atau Chieko yang terisolasi di lingkungannya. Babel hanya akan dinikmati sebagian orang yang bisa menginterpretasikan makna miskomunikasi di tiga benua. (anj/bs)
BABEL
PEMAIN
Brad Pitt, Cate Blanchett, Adriana Barraza, Rinko Kikuchi, Gael Garc?a Bernal, Koji Yakusho, Said Tarchani, Boubker Ait El Caid, Mustapha Rachidi, Elle Fanning, Nathan Gamble, Mohamed Akhzam
SUTRADARA
Alejandro Gonzales Inarritu
PENULIS NASKAH
Guillermo Arriaga
PRODUSER
Steve Golin, Alejandro Gonzalez Inarritu, Jon Kilik
STUDIO
Paramount Vantage
RILIS
27 Oktober 2006