Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Itulah makna sebenarnya dari kesetaraan gender.
:p

pak...nampaknya lebih paham dari kita semua neh? hehehe:)(

mungkin bisa memberi penjelasan yg lebih rinci ttg makna sebenarnya dari kesetaraan gender..? at least, definisi..
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

wekekeke..

kenapa gw bilang perbedaan gender itu akan tetap ada?

well.. karena baik laki-laki maupun perempuan memiliki tanggung jawab dan perannya masing-masing.

Sekalipun perempuan bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh seorang laki2 bukan berarti dia harus melakukan pekerjaan tsb layaknya peran laki-laki dalam kehidupan sehari-harinya.

Ndak mungkin dong, misalnya.. seorang Ibu pengen jadi Imam dalam hal Ibadah (shalat).. sementara sang Ayah menjadi makmum-nya.. hanya karena sang Ibu tersebut berpikir bahwa dia pun mampu menjadi imam.. humm.. tentunya usaha penyetaraan gender seperti itu tidak berlaku.

Secara Pribadi, gw sepakat ma usaha2 penyetaraan gender antara kaum Perempuan dan Kaum Laki-Laki, selama masing-masing tidak saling menabrak nilai-nilai yang berlaku di kehidupan sosial, lingkungan, agama dan bernegara.

Makanya, Gw sepakat dengan pernyataan Om Popoi yang menyatakan bahwa Adil tidak harus sama.
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

pak...nampaknya lebih paham dari kita semua neh? hehehe

mungkin bisa memberi penjelasan yg lebih rinci ttg makna sebenarnya dari kesetaraan gender..? at least, definisi..

wekekeke.. saya masih muda neng.. belum nikah.. ndak ada yang mau ma saya

humm.. rasanya kalimat sebelumnya merupakan penjelasan dari pernyataan saya yang anda kutip :p

dua insan berbeda jenis itu akan saling melengkapi kelemahan dengan kelebihan dari pasangannya, dan bukannya justru saling menghilangkan kelemahan yang mereka miliki.

well.. alangkah indahnya kan jika masing2 pihak baik laki-laki maupun perempuan menyadari bahwa perbedaan yang mereka miliki, mereka jadikan sarana untuk saling mengisi atau melengkapi kekurangan masing-masing.

Misalnya, saya melihat sahabat saya yang berjenis kelamin perempuan sedang terlihat kesulitan ketika berusaha memindahkan meja komputer di rumahnya.. saya tahu dengan pasti, bahwa tanpa saya bantupun, dia mampu memindahkan meja tersebut.

Humm.. sekalipun saya tahu dia mampu, apakah saya hanya akan berdiam diri saja melihatnya kesulitan memindahkan meja komputernya?

saya rasa tidak.. :)
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

kita tunggu ada yang posting perspektif gender yang lebih luas dari pada angkat angkat barang or masak masak or anter anteran kue yuk...
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Titto_NMI said:
Secara Pribadi, gw sepakat ma usaha2 penyetaraan gender antara kaum Perempuan dan Kaum Laki-Laki, selama masing-masing tidak saling menabrak nilai-nilai yang berlaku di kehidupan sosial, lingkungan, agama dan bernegara.
Wa setuju ama nih om, (om???? )

Wekekekeke.. intinya begini.. tiap laki-laki maupun perempuan, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Perempuan melengkapi kekurangan dari pasangannya (Laki-Laki) begitu juga sebaliknya, Laki-Laki melengkapi pula kekurangan yang ada pada diri perempuan. saling mengisi, saling berbagi...
(Btw, kayak mau nikah aja lama". Om ga' nikah aja om?, )

Memang keduanya memilki kelebihanmasing-masing dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, pada akhirnya semuanya akan melengkapi.

Keadilan atas kesetaraan bukan berarti semuanya memiliki hak yang sama, tetapi semuanya dibagi sesuai porsinya secara tepat sehingga dapat diambil hasil yang optimal.

Kalau masalah pandangan wanita itu lemah secara fisik, saya tidak bisa mengelak lagi.sampai akhir dunia pun saya rasa akan tetap begitu. Karena kenyataannya memang rata-rata wanita secara fisik memang lebih lemah. Hal ini dibuktikan ketika kita olahraga (sejak kecil), rata-rata wanita hanya akan kuat berlari 1/2 dari jatah laki-laki dan juga untuk lompatan dan ketangkasan-ketangkasan lainnya bahkan hingga model senam lantai (tidak perlu dikatakan lagi mengenai lempar cakram, dll kan?).
 
Last edited:
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

tuing2...

weheee makin maknyus.......mayan lah jadi nambah pengertian aku..

hmm masalah adil nggak harus sama, yo itu akyu juga sangat setuju :)

kita tunggu ada yang posting perspektif gender yang lebih luas dari pada angkat angkat barang or masak masak or anter anteran kue yuk...
ikutan nungguin om pop....di atas genteng apa bawah genteng om?

wekekeke.. saya masih muda neng.. belum nikah.. ndak ada yang mau ma saya

hooooo.. tanda-tandas mo cari selir baru ya
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

hehe.. diatas genteng lah selingkuhan geledek..

hehe.. isu gender ini selalu diangkat oleh para pejuang emansipasi dengan dalih ingin membebaskan kaum wanita dari keterbatasan yang selama ini mengungkung mereka..

keterbatasan dalam hal apa..? dan membebaskan seperti apa..??
haha
saya rasa bahasan thread ini akan jauh lebih menarik jika kita membahas hal hal ini..

dibanding kita membahas teman saya putus dengan pacarnya
or saya diminta untuk membagi kue hanya karena saya wanita

hiahahahaha

bahkan, di thread lain di forum ini.. ada thread dengan judul gini.. "suami nggak kerja, tetap setia atau menggantinya".. ayo coba kita bahas thread ini dalam perspektif gender.. ini saya rasa akan jauh lebih menarik..

peace... no offence.. cuma nyoba menggali aja..

maafkan kedudulan saya.. semata mata hanya karena kecetekan pengetahuan saja... nggak ketularan siapa siapa...xixi
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

wahahha... klo aku bukan salah satu pejuang emansipasi.... klo apa apa emansipasi ya malah kacau... klo apa apa disetarakan ya malah aneh..
itu nurut aku aja..
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Keadilan tidak akan pernah ada di dunia ini
Keadilan hanya ada dalam sanubari masing2
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

humm.. rasanya kalimat sebelumnya merupakan penjelasan dari pernyataan saya yang anda kutip :p

klo menurut anda kesetaraan gender adalah:

well.. alangkah indahnya kan jika masing2 pihak baik laki-laki maupun perempuan menyadari bahwa perbedaan yang mereka miliki, mereka jadikan sarana untuk saling mengisi atau melengkapi kekurangan masing-masing.

sya cuma mau menawarkan pengertian yg lebih efektif nih...

Kesetaraan gender adalah:
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan serta pertahanan dan keamanan nasional, dan juga kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural baik terhadap laki-laki maupun perempuan.

klo anda masih bilang spt ini:

Misalnya, saya melihat sahabat saya yang berjenis kelamin perempuan sedang terlihat kesulitan ketika berusaha memindahkan meja komputer di rumahnya.. saya tahu dengan pasti, bahwa tanpa saya bantupun, dia mampu memindahkan meja tersebut.

Humm.. sekalipun saya tahu dia mampu, apakah saya hanya akan berdiam diri saja melihatnya kesulitan memindahkan meja komputernya?

saya rasa tidak.. :)

berarti anda juga masih belum paham perbedaan antara gender dan jenis kelamin...

jika ada suatu kejadian spt kejadian anda ini: ada perempuan yg tidak kuat mengangkat meja trus anda bantu... pertama, itu adlh suatu hal yg mulia, kedua, itu tdk mutlak didasarkan pada gender, tapi perbedaan jenis kelamin.

perbedaan perempuan dan laki2 dari segi jenis kelamin (fisik) mencakup:
1. perbedaan biologis
2. perbedaan fisiologis

mau sedikit menjelaskan.. (maap klo gak maksimal)

perbedaan biologis itu ada pada wilayah genetis, pernah kan dengan perbedaan perempuan dan laki2 diistilahkan dgn XX dan XY? nah itu adalah susunan kromosonnya, ini jelas unsur genetis. dari perbedaan susunan dan perintah yg diberikan oleh gen-nya kemudian mengakibatkan adanya perbedaan susunan dan kadar hormonal.

perempuan dan laki2 sama memiliki hormon esterogen dan testosteron, tapi dgn kadar yg berbeda. pada perempuan, hormon esterogen memiliki kadara lebih besar drpd testosteron, dan pada laki2 sebaliknya.

dari perbedaan kadar hormon ini, kemudian, adanya perbedaan fisiologis (ciri2 tubuh). seperti payudara (maaf): scr ilmiah, perempuan dan laki2 sama2 punya payudara kan? tapi karena keadaan hormonalnya berbeda, maka payudara laki2 tdk membesar. begitu juga dgn bentuk tubuh, suara, dll pada laki2 dan perempuan, itu merupakan perbedaan fisiologis yg disebabkan adanya perbedaan biologis.

termasuk juga perbedaan massa otot. ini merupakan perbedaan yg disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin. jadi wajar saja jika secara fisik laki2 mempunyai massa oto yg lebih dari perempuan, yg artinya laki2 lebih kuat dari perempuan. (walaupun tdk menutup kemungkinan perempuan lebih kuat juga klo exercise, tapi ini kan kasuistis) jadi jika pada umumnya perempuan lebih lemah dlm hal fisik drpd laki2, hal ini tidak disebabkan oleh perbedaan gender, tapi perbedaan jenis kelamin bos....

bedakan dulu gender dan jenis kelamin...
 
Last edited:
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

wekekeke..

kenapa gw bilang perbedaan gender itu akan tetap ada?

well.. karena baik laki-laki maupun perempuan memiliki tanggung jawab dan perannya masing-masing.

makanya kan tadi dah saya sarankan mestinya anda bilang, perbedaan jenis kelamin itu pasti akan tetap ada... krn sesuai perbedaan jenis kelaminnya, perempuan dan laki2 mempunyai peran masing2 yg tdk mungkin dipertukarkan, spt mengandung.. tdk mungkin tanggung jawab itu diserahkan pada laki2 kan?? tapi itu di luar yg ingin dicapai dari upaya mewujudkan kesetaraan gender bos...

Sekalipun perempuan bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh seorang laki2 bukan berarti dia harus melakukan pekerjaan tsb layaknya peran laki-laki dalam kehidupan sehari-harinya.

Ndak mungkin dong, misalnya.. seorang Ibu pengen jadi Imam dalam hal Ibadah (shalat).. sementara sang Ayah menjadi makmum-nya.. hanya karena sang Ibu tersebut berpikir bahwa dia pun mampu menjadi imam.. humm.. tentunya usaha penyetaraan gender seperti itu tidak berlaku.

itulah unsur ketidaksetaraan gender yg ada dlm praktik keagamaan, tanpa maksud apa2, tapi coba kita kaji bersama... knp perempuan tdk boleh mengimami laki2? klo jawabannya "krn itu aturan agama", ya selesai sudah diskusinya, tapi coba pikirkan "kenapa"? kenapa dlm aturan agama, perempuan tdk boleh mengimami?

klo syarat2 menjadi imam itu dilihat dari sisi keilmuannya, kan itu juga bisa dicapai oleh perempuan, kan sama2 punya otak, sama2 punya akal, asalkan sma2 mau belajar...

trus klo dari sisi kesempurnaan bacaan, perempuan juga bisa...

dari apalagi?
klo ada perempuan yg lebih tua, lebih pintar, lebih fasih bacaannya, dari keseluruhan jamaah, faktir apalagi yg menghalangi nya coba? tanyakan pada hati nurani...

klo perempuan tidak diperkenankan menjadi imam "hanya karena ke-perempuanan-nya.." dimana keadilan itu?

satu lagi, klo perempuan dilarang mengimami laki2 dgn alasan: takut terjadinya fitnah, ato takut ada laki2 yg tergoda karena suara perempuan itu ato apalah... hey,, this is not MEN's world, apakah dunia ini dunianya laki2? alasan2 semacam itu kan diutarakan dari perspektif laki2. perempuan menjadi menarik atau menggoda itu kan dari perspektif laki2.. tapi klo dari perspektif perempuan, yg menarik bagi kami ya makhluk yg namanya LAKI2 itu... yg bisa menggoda atau menggugah gairah ya laki2... makhluk yg indah (klo diliat dari syahwat aja) itu ya laki2...

sadarkan bahwa unsur patriarki itu masih kental sekali di ajaran agama kita?? seakan2 dunia dilihat dari perspektif laki2 saja..

maaf klo menyinggung sebagian orang, tapi coba kita kaji "lebih" kritis lagi...

ketentuan bahwa perempuan tidak boleh mengimamii laki2 itu apakah kita temukan di kitab suci? sya rasa tidak (mohon dikoreksi klo salah).. tapi hanya ditemukan di hadits saja.

hadits itu tidak terlepas dari konteks kehidupan tertentu. hadits2 itu muncul pada abad ke-7 di belahan bumi Arab sana, apakah kontekstual klo diberlakukan di abad ke-21 di belahan bumi Indonesia? ada yg iya, ada yg tidak... harusnya kita melakukan kajian kontekstual juga thd hal ini.. perempuan2 pada konteks itu (anad 7 di arab) mungkin tdk banyak yg bisa jadi pintar, krn dilarang sekolah, dilarang keluar rumah, dsb, sehingga logislah klo mereka tdk punya kompetensi utk jadi pemimpin, tapi beda dgn sekarang kan??

ketentuan agama dari kitab suci yg mengatur kepemimpinan perempuan adalah mengenai "laki2 adalah pemimpin perempuan karena ia menafkahinya" coba pikirkan hal ini...

pembagian tugas antara laki2 dan perempuan memang dibutuhkan, tapi jgn jadikan itu hal yg mutlak dan statis. apalagi bawa2 agama... ajaran yg masih terlekat dgn unsur konteks dan kultural serta sosial itu bukan ajaran murni yg ilahiah... ajaran ilahiah itu dpt mencerminkan keadilan di setiap tempat dan waktu...

sya beri contoh, di Indonesia, tdk lazim kita melihat perempuan pergi shalat jumat bersama laki2. tapi di Amerika, muslimah Amerika juga bisa shalat jumat bersama dgn laki2 tanpa harus dipandang aneh. apakah kita bisa mengatakan bahwa Indonesia benar dan Amerika salah? atau Amerika benar dan Indonesia salh? tidak, kita mesti melihat konteks, tapi jgn jadikan itu hal yg mutlak dan saklek..

shalat jumat dlu hanya dianjurkan bagi laki2, sebab khawwatir klo perempuan keluar rumah akan menarik perhatian org. lagi2 inidari perspektif laki2 kan?

bukan berarti perempuan menuntut agar menjadi pusat perhatian dan dinikmati laki2, sama sekali tidak, tapi jangan batasi hak seseorang utk beribadah hanya dilihat dari aspek2 yg maskulinitas.. not fair..

masih banyak majelis2 yg tdk pernah memperbolehkan perempuan menjadi ketua majelis, kenapa? tidakkah ini mencerminkan ketidaksetaraan?

coba juga lihat mengenai mekanisme pengeluaran fatwa thd hal2 yg berkaitan langsung dgn perempuan, spt: hukum rebonding, ojek bagi perempuan, dll. apakah perempuan pernah dilibatkan dlm mekanisme pengambilan keputusan? tidak.

Secara Pribadi, gw sepakat ma usaha2 penyetaraan gender antara kaum Perempuan dan Kaum Laki-Laki, selama masing-masing tidak saling menabrak nilai-nilai yang berlaku di kehidupan sosial, lingkungan, agama dan bernegara.

Makanya, Gw sepakat dengan pernyataan Om Popoi yang menyatakan bahwa Adil tidak harus sama.

saya pun setuju bahwa Adil tidak harus Sama... tapi setara kan juga bukan berarti Sama...

sya pernah bilang bahwa para feminis tidak pernah menuntut agar perempuan bisa 'punya penis', no...no... tidak pernah... perempuan tidak perlu menuntut persamaan itu, tapi perempuan menuntut hak yg seharusnya mereka peroleh dan bisa mereka akses sbg seorang "manusia", tanpa ada pembatasan2 tertentu dari aspek gender, perbedaan yg dibentuk oleh konstruksi kultural dan sosial. peace.....:p
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Mau nanya nie, apakah proses emansipasi wanita/kesetara an gender ini sesuai dg kodrat wanita? Apa sih sbenarnya kodrat wanita itu?
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Wa setuju ama nih om, (om???? )

(Btw, kayak mau nikah aja lama". Om ga' nikah aja om?, )

om opone?? gw masih mudaaaaa.... awkwkwkwk..

Memang keduanya memilki kelebihanmasing-masing dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, pada akhirnya semuanya akan melengkapi.

Keadilan atas kesetaraan bukan berarti semuanya memiliki hak yang sama, tetapi semuanya dibagi sesuai porsinya secara tepat sehingga dapat diambil hasil yang optimal.

sepakat bang.. simple makes perpect..

tuing2...

weheee makin maknyus.......mayan lah jadi nambah pengertian aku..

hmm masalah adil nggak harus sama, yo itu akyu juga sangat setuju :)


ikutan nungguin om pop....di atas genteng apa bawah genteng om?



hooooo.. tanda-tandas mo cari selir baru ya

ndakk..... ndak salah :D

hehe.. diatas genteng lah selingkuhan geledek..

hehe.. isu gender ini selalu diangkat oleh para pejuang emansipasi dengan dalih ingin membebaskan kaum wanita dari keterbatasan yang selama ini mengungkung mereka..

keterbatasan dalam hal apa..? dan membebaskan seperti apa..??

haha
saya rasa bahasan thread ini akan jauh lebih menarik jika kita membahas hal hal ini..

dibanding kita membahas teman saya putus dengan pacarnya
or saya diminta untuk membagi kue hanya karena saya wanita

hiahahahaha

bahkan, di thread lain di forum ini.. ada thread dengan judul gini.. "suami nggak kerja, tetap setia atau menggantinya".. ayo coba kita bahas thread ini dalam perspektif gender.. ini saya rasa akan jauh lebih menarik..

peace... no offence.. cuma nyoba menggali aja..

maafkan kedudulan saya.. semata mata hanya karena kecetekan pengetahuan saja... nggak ketularan siapa siapa...xixi


gw setuju.. kalimat yang gw garis tebel.. umm.. biar pembahasannya lebih mengarah n' spesifik.. soalnya yang kita bahas masih seputar pernyataan2 secara umum...

sya cuma mau menawarkan pengertian yg lebih efektif nih...

Kesetaraan gender adalah:
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan serta pertahanan dan keamanan nasional, dan juga kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural baik terhadap laki-laki maupun perempuan.

wekekekee... gw hanya berusaha menjelaskan dari sudut pandang gw sendiri secara simple n' lebih mudah diterapkan dalam kehidupan nyata..

seeepp.. jawaban non Arihaz99 semakin menambah wawasan gw mengenai makna kesetaraan gender.. umm.. berhubung penjelasan non Arihaz99 masih bersifat umum, gw ndak terlalu tahu apa saja kesamaan kondisi yang dimaksudkan.. ada baiknya jika lebih diperinci..

misalnya, kesamaan kondisi seperti apakah agar laki2 dan perempuan setara/ mendapat kesamaan kondisi dalam peran dan partisipasinya dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan serta pertahanan dan keamanan nasional, dan juga kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan yang dimaksudkan.

jujur, gw lebih suka membahas isu kesetaraan gender yang lebih bisa diterapkan terlebih dahulu dalam kehidupan nyata gw di sekitar... daripada berusaha mengubah sesuatu yang sebenarnya diluar jangkauan kemampuan gw.

wekekeke.. bukan rahasia umum, jika gw bilang.. kadang kita terlalu pintar dalam membahas isu2 seperti ini secara teori, tapi dalam prakteknya, upaya kita masih minim.


jika ada suatu kejadian spt kejadian anda ini: ada perempuan yg tidak kuat mengangkat meja trus anda bantu... pertama, itu adlh suatu hal yg mulia, kedua, itu tdk mutlak didasarkan pada gender, tapi perbedaan jenis kelamin.

wekekeke.. jangan pernah melupakan korelasi antara perbedaan jenis kelamin dengan kesetaraan gender... :p bukankah isu persetaraan gender itu lahir dari adanya perbedaan jenis kelamin?

perbedaan perempuan dan laki2 dari segi jenis kelamin (fisik) mencakup:
1. perbedaan biologis
2. perbedaan fisiologis

mau sedikit menjelaskan.. (maap klo gak maksimal)

perbedaan biologis itu ada pada wilayah genetis, pernah kan dengan perbedaan perempuan dan laki2 diistilahkan dgn XX dan XY? nah itu adalah susunan kromosonnya, ini jelas unsur genetis. dari perbedaan susunan dan perintah yg diberikan oleh gen-nya kemudian mengakibatkan adanya perbedaan susunan dan kadar hormonal.

perempuan dan laki2 sama memiliki hormon esterogen dan testosteron, tapi dgn kadar yg berbeda. pada perempuan, hormon esterogen memiliki kadara lebih besar drpd testosteron, dan pada laki2 sebaliknya.

dari perbedaan kadar hormon ini, kemudian, adanya perbedaan fisiologis (ciri2 tubuh). seperti payudara (maaf): scr ilmiah, perempuan dan laki2 sama2 punya payudara kan? tapi karena keadaan hormonalnya berbeda, maka payudara laki2 tdk membesar. begitu juga dgn bentuk tubuh, suara, dll pada laki2 dan perempuan, itu merupakan perbedaan fisiologis yg disebabkan adanya perbedaan biologis.

termasuk juga perbedaan massa otot. ini merupakan perbedaan yg disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin. jadi wajar saja jika secara fisik laki2 mempunyai massa oto yg lebih dari perempuan, yg artinya laki2 lebih kuat dari perempuan. (walaupun tdk menutup kemungkinan perempuan lebih kuat juga klo exercise, tapi ini kan kasuistis) jadi jika pada umumnya perempuan lebih lemah dlm hal fisik drpd laki2, hal ini tidak disebabkan oleh perbedaan gender, tapi perbedaan jenis kelamin bos....

bedakan dulu gender dan jenis kelamin..

wekekke.. seeep.. penjelasannya makin menambah wawasan gw..

lalu pernyataan gw mengenai hal ibadah.. bukankah itu ndak ada hubungannya dengan kelebihan fisik dari seorang laki2?

Laki-Laki (bukan anak laki2) menjadi imam dalam shalat berjamaah.. hal tersebut adalah ketentuan mutlak dalam aturan ibadah..

apa dengan isu kesetaraan gender.. anda bisa mengatakan bahwa perempuan pun berhak menjadi imam atas laki2 dewasa ketika melakukan ibadah shalat berjamaah?
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

seeepp.. jawaban non Arihaz99 semakin menambah wawasan gw mengenai makna kesetaraan gender.. umm.. berhubung penjelasan non Arihaz99 masih bersifat umum, gw ndak terlalu tahu apa saja kesamaan kondisi yang dimaksudkan.. ada baiknya jika lebih diperinci..

...

jujur, gw lebih suka membahas isu kesetaraan gender yang lebih bisa diterapkan terlebih dahulu dalam kehidupan nyata gw di sekitar... daripada berusaha mengubah sesuatu yang sebenarnya diluar jangkauan kemampuan gw.

yupz,makasih responnya... seneng klo bisa berbagi.. n semoga bermanfaat.. :)(

mengenai penjelasan lebih rincinya, mungkin agak susah dijelasin di sini, ak cuma bisa memberi sedikit gambaran aja, ak kan juga masih belajar, tapi klo emang niat dan tertarik, browsing sendiri aja, pasti banyak, dan kamu jg bakal menemui tudingan2 miring thd isu ini.. ada yg bilang ini produk kafir lah, dsb. ak cuma mau kasih referensi, mgkn km bisa mempir di situs resminya UNFPA.

sbg contoh kecil, dalam kepengurusan sebuah majelis, perempuan hampir tidak pernah menempati posisi urgen dan tinggi, apalagi ketua. hal ini tentu patut dipertanyakan.. klo seorang perempuan memang tidak punya kompetensi, ya memang tdk pantas jadi ketua ato pemimpin. Lah..tapi klo kompetensi yg dibutuhkan sudah ada, knp juga masih tdk diperkenankan? hanya krn ke-perempuanan-nya? salah siapa perempuan dilahirkan sbg perempuan? hayoo..

dalam hal pengeluaran fatwa, mengenai hal2 yg berkaitan dgn perempuan, tapi perempuan tdk dilibatkan dlm pengambilan keputusan. dimana bentuk demikrasinya? ke mana perempuan mewakilkan aspirasinya?

dlm hal jatah politik aja, knp mesti dibatasi 30 % ?? seharusnya jgn dibatasi keterwakilan perempuan hanya 30 % kan? tapi ya kembali pada kepentingan dan kompetensi masing2, the point is, klo mampu ya monggo.. klo tidak ya jangan... tapi jgn dilihat laki2 ato perempuannya kan??

mengenai bentuk konkrit yg bisa terjangkau di kehidupan kita sehari2, coba diliat lagi contoh2 (cuplikan) pengalaman sya di masa kuliah dlu, ada di postingan sya sblmnya... mungkin bisa jadi contoh..

ato saran nih.... mulai sekaran turut aktif dlm upaya "hapuskan berbagai macam stereotip yg bias gender".. spt:

"laki2 merokok itu sudah biasa, tapi klo perempuan biasanya dicap lebih buruk." rokok adlh hal yg tidak baik, bagi siapapun.. tapi merokok adlh hak dan pilihan setiap org, baik laki2 maupun perempuan. jadi klo merokok itu dianggap sbg hal yg tdk baik, tentu itu tidak baik bagi laki2 dan perempuan juga. tapi klo rokok itu dianggap hal yg wajar, maka tentu itu wajar bagi perempuan dan laki2 juga..
dulu di kampus sya ada, tiba2 ada sebuah spanduk yg dipasang di kantin yg kurang lebih bertuliskan "Dilarang merokok di kantin ini bagi Mahasiswi"
lihat kan seberapa jauh kondisi ketidaksetaraan gender ini merasuk ke kehidupan kita?? saat itu walaupun sya bukan seorang perokok dan tdk perlu membela diri, tapi sya tentu mempertanyakan aturan semacam itu (itu aturan rektor loh..?) can't believe it! |:mad:
seharusnya klo kegiatan merokok di kantin itu dilarang, ya tentu harus berlaku pada mahasiswa dan mahasiswi sekaligus.. itu baru setara namanya..

intinya klo ada stereotip yg bias gender, respon saja...
misalnya ada teman yg bilang "wah, semenjak ak pacaran sama si Bunga (bukan nama sebenarnya), ak jadi repot mesti antar-jemput terus, tapi yaa gimana lagi, namanya juga cwo"
nah, klo paham apa itu kesetaraan gender, respon saja: "pacaran bukan berarti mesti jadi tukang ojek kan?" hahaha... sya juga sering menemui tmn2 cwe sya yg bilang "nunggu sapa bu? nunggu ojek ya?" sambil tertawa2.. urgh,sya respon aja: "sory, ak gak nunggu ojek, tapi nunggu dijemput pacarku." >8|

yah...semacam itu lah kawan... kesetaraan gender itu untuk laki2 dan perempuan.. utk keadilan.. maju bersama sbg "manusia"

wekekeke.. jangan pernah melupakan korelasi antara perbedaan jenis kelamin dengan kesetaraan gender... :p bukankah isu persetaraan gender itu lahir dari adanya perbedaan jenis kelamin?

iya, tpi yg membentuk perbedaan2 gender itu adalah "konstruksi kultural dan sosial" dan perbedaan gender itu tidak mutlak, sehingga klo ada yg menimbulkan ketidakadilan, bisa kita kritisi... beda ma perbedaan jenis kelamin, itu hal yg mutlak (itu yg dimaksud kodrati..)


lalu pernyataan gw mengenai hal ibadah.. bukankah itu ndak ada hubungannya dengan kelebihan fisik dari seorang laki2?

Nah.. tu ngerti? ketentuan yg tdk ada hubungannya ma hal2 kodrati (jenis kelamin, yg emang dari sononya) itu berarti adalah bentukan.. klo menimbulkan diskriminasi ato subordinasi, itu yg mesti ditelaah. praktik2 keagamaan memang masih bias gender bos... tapi sbg org beragama, ak yakin kendalanya bukan di ayat2 ilahiahnya, tapi mungkin dari unsur kultural dan sosial yg mempengaruhi praktik2nya..

ketentuan itu terbentuk oleh sebab2 yg ada, tapi tdk menutup kemungkinan adanya perubahan..

kita tdk pernah bisa merubah teks2 suci, tapi klo interpretasinya (tafsirnya) tentu harus berjalan scr dinamis...

padahal soal ini kan udah ak respon panjang lebar di atas????? >:## coba diliat lagi dong... wah, klo gak dibaaca ya sia2.. >:'(

Laki-Laki (bukan anak laki2) menjadi imam dalam shalat berjamaah.. hal tersebut adalah ketentuan mutlak dalam aturan ibadah..

nah, klo yg ini.. coba perhatikan lagi, apa yg MUTLAK itu??? apa itu mutlak dan knp mutlak? hayooo....

No..no.. itu gak mutlak bos.. coba liat lagi postinganku yg merespon pertanyaan awalmu ttg ibadah ni.. (klu salah, I am hoping for the critics, lets discuss about this..)

apa dengan isu kesetaraan gender.. anda bisa mengatakan bahwa perempuan pun berhak menjadi imam atas laki2 dewasa ketika melakukan ibadah shalat berjamaah?

Klo mampu, why NOT??

semoga bermanfaat....
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Keadilan tidak akan pernah ada di dunia ini
Keadilan hanya ada dalam sanubari masing2

makanya diwujudkan dong bos...

klo dlm sanubari doang, masa qta mau hidup di dalam hati? bukannya hidup dgn hati...

banyak org yg sudah bisa makan kenyang tapi masih membela saudara2 miskinnya kan...??
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Hmm setelah aku baca lagi dari awal sampai akhir thread ini..
Wew…….nice and great, keren…pikiranku jadi kebuka nih,
Oke aku menanggapi ya…bentar ah..aku komenin satu-satu

Well...3x...

............
mengenai perempuan diciptakan dari tulang rusuk, dikitab suci saya tidak dicantumkan tuh? dan mungkin tanpa disadari itu salah satu mitos yg menimbulkan subordinasi perempuan dlm bbrp praktik keagamaan... saya rasa itu tdk ilmiah, say juga tdk menerima ketentuan MUTLAK bahwa laki2 adlh pemimpin perempuan. penolakan thd kepemimpinan perempuan masih dipertanyakan dimana2, walaupun sekarang kondisinya sudah mulai membaik, tapi belum setara sepenuhnya..

maaf mbak..postingannya tak singkat, biar ga kepanjangan quotenya...
Hmmm iyups kalau masalah yang aku qoute, perbedaan ajaran saja mbak, karena kalau dalam agama aku, ada tentang hal ini, jadi mohon yang ini nggak usah dipermasalahkan.


Secara garis besar apa yang dijabarkan mbak arihazz…hmm nice info, coba aku angkat yang mempermasalahkan embel2 “aku kan cewek…./ kan cewek…” atau “aku kan cowok…/ kan cowok…”

Misal pada kasus ini gimana nih, mungkin kita semua pernah denger ya orang tua bilang gini “Hush…..dudukmu kok kayak gitu, masak cewek kok duduknya jigang.”
(jigang= kaki diangkat / biar lebih mudah bayanginnya, posisi duduk kayak cowok yang nongkrong di warung).
Nah masalah ntu gimana? Kalau menurut aku duduk seperti itu semisal nggak pada tempatnya/ di hadapan orang yang lebih tua ya memang tidak sepantasnya dilakukan baik oleh perempuan maupun pria, tapi tetap saja akan lebih tidak pantas dilakukan oleh perempuan dari pada laki. Karena memang antara laki dan perempuan ada perbedaan yang kodrati (heleh, ngomong apa ya aku ini, pengertian kodrat sepenuhnya aja nggak tahu hehe). Gimana tuh? Apa kasus yang ini harus menghapuskan embel-embel “kan cewek…”


hehe.. diatas genteng lah selingkuhan geledek..

hehe.. isu gender ini selalu diangkat oleh para pejuang emansipasi dengan dalih ingin membebaskan kaum wanita dari keterbatasan yang selama ini mengungkung mereka..

keterbatasan dalam hal apa..? dan membebaskan seperti apa..??

haha
saya rasa bahasan thread ini akan jauh lebih menarik jika kita membahas hal hal ini..

dibanding kita membahas teman saya putus dengan pacarnya
or saya diminta untuk membagi kue hanya karena saya wanita

hiahahahaha

bahkan, di thread lain di forum ini.. ada thread dengan judul gini.. "suami nggak kerja, tetap setia atau menggantinya".. ayo coba kita bahas thread ini dalam perspektif gender.. ini saya rasa akan jauh lebih menarik..

peace... no offence.. cuma nyoba menggali aja..

maafkan kedudulan saya.. semata mata hanya karena kecetekan pengetahuan saja... nggak ketularan siapa siapa...xixi

OOh yang di forum keluarga ntu yak?!
Hehe oke2 mari yuk dibahas om, eh mau bahas apanya? Suami om pop to? Wkwkwk maapkan kebercandaan saya yang disengaja ini ;p

Yuk ayuk dibahas…..lah yang mo dibahas apanya to om?? (wkwkw kok jadi dodol gini aku). oke mari bahas masalah, hmm bagaimana dengan pandangan suami yang nggak bekerja?? Apa memang harus berpandangan kekeuh dengan “suami saja yang harus kerja” ato gimana? Kalau menurut aku, sederhananya kan dalam berumah tangga ntu memulainya bersama- sama, jadi nggak ada salahnya kerjanya juga sama-sama. Kalau mikir enaknya, misalnya gini, kalau kebetulan pemasukan dari suami macet, selain ikhtiar and berdoa, kan paling nggak kalau istri kerja, bisa membantu. Tapi ya tetep, sebagai istri ga boleh lupa kewajiban mutlaknya dalam mengurus rumah tangga yang melingkupi suami dan anak-anaknya. Gitu ga sih..hihi
Atau malah hal ini harus terpikir => memang sudah sepantasnya wanita sebagi istri tidak bekerja mencari nafkah, Sebagai bayaran (istilahnya) karena dia sudah hamil, melahirkan, merawat hingga membesarkan anaknya dan mengurus rumah?
Begitu atau bagaimana?

Lalu aku keingat juga sama film titanic yang merupakan gambaran kisah nyata, saat kapal Titanic mau tenggelam, nahkoda kapal segera memerintahkan untuk pemindahan penumpang ke daratan terdekat menggunakan sekoci darurat. Nah di sana yang didahulukan untuk diselamatkan adalah kaum wanita dan anak kecil.
Apakah hal ini bisa disebut dengan ketidaksetaraan gender pada lelaki??

Dan buat postingan om pop yang aku tebelin, aku setuju juga bahas ntu, hmm kalau tentang sekolah tinggi/ kesempatan dalam meraih pekerjaan gimana om?
Ada cerita nih, temen aku cewek nglamar kerja berhubungan sama kelistrikan dan kerjaannya dilapangan, nah skill dia bagus dan finally dan mampu sampai tahap akhir, nah ditahap akhir wawancara ntu malah dibilang kalau sebenarnya temen aku bisa masuk, karena punya kemampuan, tapi nggak bisa diterima karena dia cewek. Nah gimana tuh kayak gitu?

Atau juga waktu semester-semester pertama aku kuliah, kan ada mata kuliah bengkel kerja bangku nah di situ kerjaannya mekanik semua, tapi semua temen cowok hampir menyepelekan kemampuan temen-temen ceweknya, sampai masalah ngebor dan nyolder saja, kita-kita yang cewek diejek-ejek, dibilang ga mampu dan mereka memang mengira cewek nggak bisa apa-apa. Langsuang aja aku sahut tuh solder and bor tangan, aku lakukan di depan mereka. Alhasil mereka terdiam dan sejak itu nggak pandang sebelah mata deh sama kita-kita yang cewek. So, kalau dari aku, apapun itu pekerjaannya, kalau misal cewek mampu dan yang dilakukan sesuai prosedur kerja yo sikat aja. Gimana ?
 
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Ditulis oleh Redbastard
Laki-Laki (bukan anak laki2) menjadi imam dalam shalat berjamaah.. hal tersebut adalah ketentuan mutlak dalam aturan ibadah..
nah, klo yg ini.. coba perhatikan lagi, apa yg MUTLAK itu??? apa itu mutlak dan knp mutlak? hayooo....
No..no.. itu gak mutlak bos.. coba liat lagi postinganku yg merespon pertanyaan awalmu ttg ibadah ni.. (klu salah, I am hoping for the critics, lets discuss about this..)

wekekeke.. gw baca...



Kutipan:
Ditulis oleh Redbastard Lihat Post
apa dengan isu kesetaraan gender.. anda bisa mengatakan bahwa perempuan pun berhak menjadi imam atas laki2 dewasa ketika melakukan ibadah shalat berjamaah?
Klo mampu, why NOT??

semoga bermanfaat....

umm.. untuk hal ini justru gw yang referensiin pelajaran FIQIH mengenai tata cara ibadah shalat berjamaah termasuk syarat sah-nya salat berjamaah terlebih dahulu sebelum non Ari bilang WHY NOT.. gw yakin kok
non Ari termasuk orang yang berpikiran terbuka..
 
Last edited:
Bls: Ketidak-adilan Atas Dasar Gender

Mau nanya nie, apakah proses emansipasi wanita/kesetara an gender ini sesuai dg kodrat wanita? Apa sih sbenarnya kodrat wanita itu?

kyanya mesti tau dulu apa itu yg dimaksud dgn kodrat ya bos...??

sesuai postingan2 sebelumnya, bisa disimpukan begini deh..
1. perempuan dan laki2 mempunyai perbedaan, juga mempunyai persamaan
2. persamaan perempuan dan laki2 adlh sama halnya sbg "manusia", makhluk individu juga makhluk sosial
3. perbedaan perempuan dan laki2 terbagi menjadi bbrp macam:
- perbedaan fisik; mencakup perbedaan biologis dan fisiologis
- perbedaan psikis; merupakan bentukan, terbentuk dari kondisi sekitar, tdk mutlak
- perbedaan fungsi dan peran; ada bentukan ada yg kodrati, artinya peran2 tertentu yg dilekatkan pada perempuan dan laki2 yg tdk berdasar pada perbedaan alamiah, merupakan bentukan kultural dan sosial.

misalnya, dlm sebuah rumahtangga, peran mengandung janin dan melahirkan tentu saja tugasnya perempuan, sebab secara fisik, perempuan mempunyai organ2 yg mendukung (spt rahim, serviks, dll). peran ini tidak bisa dipertukarkan. dan tidak berubah. ini yg namanya kodrat... tentu akan menyalahi kodrat klo ada laki2 yg pengen hamil sendiri, hehehe... :)) atau ada perempuan yg pengen punya penis (maaf)... :mad:)


tetapi klo peran memasak dan mencuci dlm rumah tangga, jelas itu adalah disebabkan pembagian tugas, tapi tidak mutlak, tdk kodrati, sebab bisa dipertukarkan. laki2 pun bisa memasak dan mencuci, kan sama2 punya tangan, hehe... atau peran sbg pemimpin, pencari nafkah, itu semua memang ada pembagiannya, tapi dlm hal tertentu, tdk menutup kemungkinan adanya pertukaran. perempuan yg mencari nafkah, laki2 yg mengurus rumahtangga, coba pikir... tdk menyalahi kodrat kan?? mungkin memang..... bisa dianggap menyalahi niali2 tertentu, tapi intinya tdk menyalahi kodrat. sebab itu bukan hal alamiah, bisa berubah dan bisa dipertukarkan..

semoga bermanfaat......
 
Back
Top