Sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap kubur Sebuah Pengantar Kajian

AbuDzul

New member
Agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alahi was salam sudah sempurna. Tidak ada satu kebaikanpun, yang dapat mendekatkan ke surga, dan menjauhkan dari neraka, kecuali telah diajarkan oleh beliau. Tidak ada satu keburukanpun, yang dapat menjauhkan dari surga, dan mendekatkan ke neraka, kecuali telah beliau peringatkan supaya dijauhi. Demikian pula dalam masalah kubur, agama Islam telah membawa aturan lengkap, yang sepantasnya diikuti oleh orang yang meyakini Muhammad Shalallahu ‘alahi wa sallam sebagai utusan Allah. Dan Sunnah beliau tersebut telah dipraktekkan oleh para Khalifah beliau yang lurus.

Kemudian syetan berusaha mengaburkan Sunnah beliau, sebagaimana mereka telah berhasil menjerumuskan manusia di zaman sebelum Nabi Nuh ‘Alaihis salam ke dalam kemusyirikan melalui kubur sedikit demi sedikit. Setanpun melemparkan berbagai syubhat, yang dikira ilmu oleh orang-orang yang bodoh.

Dengan jauhnya dari masa kenabian, dan kebodohan yang melanda sebagian kaum muslimin, setanpun berhasil menjalankan aksinya. Sehingga kenyataan yang ada di kalangan kaum muslimin, Sunnah Rasulullah yang berkaitan dengan kubur telah menjadi asing.
Apa yang mereka lakukan, adalah kebalikan dari yang dituntunkan oleh Nabi mereka.

- Rasulullah telah meniadakan sembelihan di kuburan, tetapi sebagian umatnya menjadikannya sebagai tradisi yang disakralkan.

- Beliau melarang meninggikan kubur, mereka bersaing rneninggikannya.

- Beliau melarang membangun kubur, mereka bermegahan membangunnya.

- Beliau melarang shalat di dekat kubur, di komplek masjid mereka berdiri kuburan dengan gagahnya.

- Beliau melarang membangun masjid diatas kubur, mereka ramai-ramai membangunnya di setiap kubur yang mereka anggap wali.

- Beliau melarang menjadikan kubur sebagai tempat yang dirayakan, mereka membuat bid’ah haul bagi orang mati yang diagungkan.

- Beliau melarang bersafar ke tempat-tempat utama termasuk kuburan kecuali menuju tiga masjid (yaitu masjidil haram, masjid nabawi dan msjid aqsa), mereka berbondong-bondong ke kuburan para wali, bahkan menganggapnya ziarah ibadah.

- Beliau mensyariatkan ziarah kubur sebagai pengingat akan mati/akhirat dan mendo’akan yang didalam kubur, mereka menziarahinya untuk mencari berkah, keselamatan, kekayaan dsb.

Maka apa yang tersisa dari Sunnah Rasullullah tentang kubur ?
Sehingga sudah Menjadi kewajiban atas orang-orang yang mengimani agamanya, untuk memperingatkan umat ini dari sikap ghuluw terhadap kubur. Apalagi sikap tersebut merupakan sarana menuju kemusyrikan, yang telah ditutup oleh Rasullullah semenjak ratusan tahun yang lalu.

Berilah peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman dan tidak bermanfaat bagi orang-orang yang tidak beriman.
Sebagaimana firman ALLAH dalam surah Qaaf:37

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya.

Ya ALLAH hanya engkaulah pemilik hidayah engkau berikan kepada hambaMU yang engkau Pilih, maka jadikanlah kami sebagai hamba-hambaMU yang terpilih itu.
 
Bls: Sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap kubur Sebuah Pengantar K

Sepakat akh, kebanyakan dari kita dah terlena
 
Bls: Sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap kubur Sebuah Pengantar K

yup, banyak yang malah menjadikan tradisi, padahal kuburan kan untuk mengingatkan kita kalau kita suatu saat juga pasti mati. Pas aku masih kecil, seingat aku, di sekitar tempat aku juga ada yang mengadakan acara kayak selamatan gitu di kuburan. Kalo sekarang sih kayaknya udah ga ada lagi.

Tentunya kalau masih ada hal hal yang melenceng tentang kuburan, ntu jadi tanggung jawab seluruh umat muslim untuk meluruskannya. Untuk yang belum dalem ilmu agamanya ya didalemin ilmu agamanya, buat yang sudah berilmu, mau membagikannya kepada sesama muslim, dan mau saling memperingatkan.
 
Bls: Sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap kubur Sebuah Pengantar K

Maaf, apakah ini ada hubungannya dengan syafaat (meminta pertolongan), tawasul (perantara) dan tabaruk (mencari berkah) melalui ziarah kubur? Apakah ini salah?

Sebaiknya jgn terburu2 memberikan justifikasi hanya karena kita merasa lebih baik dari mereka.

al-Maaidah : 8
ar-Ruum : 31-32
 
Bls: Sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap kubur Sebuah Pengantar K

- Beliau melarang menjadikan kubur sebagai tempat yang dirayakan, mereka membuat bid’ah haul bagi orang mati yang diagungkan.

menjadikan kubur sebagai tempat yang dirayakan adalah tidak boleh..

- Beliau melarang bersafar ke tempat-tempat utama termasuk kuburan kecuali menuju tiga masjid (yaitu masjidil haram, masjid nabawi dan msjid aqsa), mereka berbondong-bondong ke kuburan para wali, bahkan menganggapnya ziarah ibadah.

- Beliau mensyariatkan ziarah kubur sebagai pengingat akan mati/akhirat dan mendo’akan yang didalam kubur, mereka menziarahinya untuk mencari berkah, keselamatan, kekayaan dsb.

ziarah ibadah dengan tujuan meminta sesuatu kepada kubur termasuk syirik...

tapi mengadakan haul dengan tujuan mendoakan bukankah termasuk dalam 3 perkara yg amalnya terus mengalir?
 
Back
Top