diskriminasi minoritas

momentum

New member
Thu, 25 Jun 2009 21:36:24 -0700

Rekan-rekan milist yang budiman,

Sekali lagi kita dibuat terperangah dan bertanya-tanya, ada apa dengan praktik
demokrasi kita? Beberapa hari ini, di beberapa media beredar berita tentang
black campaign terhadap Budiono di Medan. Selebaran itu mengatakan bahwa istri
Budiono adalah seorang Katolik. Terlepas dari benar atau tidak, saya hanya
bertanya: mengapa agama seseorang dibawa-bawa? MEMANGNYA KENAPA, KALAU ISTRI
BUDIONO KATOLIK? ATAU BERAGAMA LAIN SELAIN ISLAM? ATAU LEBIH EKSTRIM, MEMANGNYA
KENAPA KALAU ISTRI BUDIONO TIDAK BERAGAMA?

Kalau memang benar istri Budiono atau salah seorang anak bangsa yang muncul
dalam kancah kepemimpinan nasional adalah seorang Katolik atau beragama lain
selain Islam, memangnya kenapa? Apakah hanya orang Islam saja yang menjadi anak
bangsa di republik ini? Apakah orang-orang yang beragama lain selain Islam
tidak mampu menjadi pemimpin nasional atau menjadi pemimpin di bidang publik
lainnya?

Saya bukan pendukung siapapun dalam PILEG lalu dan PILPRES nanti. Ternyata,
bangsa ini masih juga terjebak pada primordialisme dan sektarianisme. Sangat
menyedihkan...

Tabik,

Herry Metty

sumber (http://www.mail-archive.com/forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com/msg82450.html )

mengomentari isi milis di atas saya sangat prihatin
bagaimana mungkin negara ini maju jika kaum minoritas di pinggirkan
 
Bls: diskriminasi minoritas

Saya seorang muslim, hidup di lingkungan mayoritas muslim juga.
Namun saya selalu menghimbau ke lingkungan saya atau setidaknya kepada saya sendiri untuk mencegah arogansi mayoritas (mentang2 mayoritas, merasa paling bener, terus boleh bertindak apa aja, seolah-olah mau melenyapkan minoritas).

Jujur saja, saya paling muak melihat arogansi mayoritas yang sering terjadi di masyarakat kita.
 
Bls: diskriminasi minoritas

jiah.....

extremely cruel prejudice...

bro bro semua yang terhormat....

kalo menurut gue ... kasus ini sama sekali tidak mencerminkan pertentangan muslim non muslim, arogansi mayoritas terhadap minoritas (terlepas dari apapun itu) atau boleh tidaknya non muslim memimpin negara ini..
please.. jangan ditarik ke arah sana...
itu hanya mengaburkan permasalahan sebenarnya.. dan memperkeruh suasana...

kalo menurut saya... issue bahwa istri budiono katolik (atau bahkan tak beragama sekalipun) - terlepas dari benar atau tidaknya berita itu - hanya berarti satu hal....
bahwa dalam kehidupan pernikahannya, budiono termasuk dalam golongan yang menghalalkan pernikahan beda agama.....
and.. karena budiononya muslim... bagi sebagian umat muslim... pernikahan yang seperti ini.. tidak diperkenankan.. bahkan termasuk kedalam kategori zinah....
dan.. jika dalam hal sepenting itu saja budiono tidak melakukan apa yang dianjurkan oleh agamanya... bagaimana kita bisa memasrahkan permasalahan permasalahan kenegaraan kepada pundaknya...
ini yang disorot..

sama sekali bukan karena istrinya non muslim maka lantas kita tolak..
atau boleh tidaknya non muslim memimpin..
bukan seperti itu.. sama sekali bukan..
dan tolong jangan di tarik ke arah yang melenceng....

sama sekali tidak ada unsur pendiskreditan terhadap agama apapun di isue ini... yang disorot adalah
kepatuhan terhadap ajaran agamanya.. yang akan mempengaruhi juga kepemimpinannya dimasa datang... gitu..

mudah mudahan penjelasan singkat ini mampu memberi pencerahan dan menghapus prasangka

free your mind, think positive and peace to all mankind
 
Back
Top