Bila Adik Lebih Galak

resi_dj

New member
Persaingan kakak adik biasa. Apalagi, jika usia mereka tak berbeda jauh. Meski lebih muda, adik bisa lebih "galak" berkompetisi, lho.

Di mana ada Rayhan (3 tahun), di situ Annisa (2 tahun). Adik kakak yang sering dikira kembar ini memang kompak. "Mereka memang dekat," ujar Niniek, sang ibunda. "Tetapi karena dekatnya, kerjanya bersaing terus."

Selama ini, menurut orang tuanya, sang adiklah yang lebih sering mengibarkan bendera persaingan. Sedang kakak, sebenarnya lebih banyak mengalah. Misal, kalau kakak menyanyi, adik pasti mau ikut berdendang juga. Kalau kakak menggambar, adik ingin ikut corat-coret juga. Kalau kakak sedang bermanja-manja dengan ayah, adik menyerobot. "Yang membuat kami kuatir adalah Annisa sering agresif menyaingi kakaknya. Dia bahkan tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mengalahkan kakak. Saya kuatir lama-lama kakaknya tertekan batin."

Persaingan Kakak Adik, Alamiah

Arlene Eisenberg, psikolog dan penulis buku The Toddler Years, menyebutkan, persaingan kakak adik adalah salah satu realita hidup yang sulit dihindari. Meski kakak adik tumbuh saling mencintai dan menyukai, akan tetap ada persaingan di antara mereka.

Menurut Einsenberg, persaingan adalah akibat alami jika dua orang bertanding untuk hadiah yang sama. Dalam kasus kakak adik, hadiahnya adalah perhatian dan cinta kasih orang tua. Jadi, menurutnya, yang dapat diupayakan orangtua untuk sedikit mendinginkan kompetisi kakak adik, barangkali dengan memastikan mereka menunjukkan cinta dan penghargaan kepada setiap anak sebagaimana dibutuhkan. Caranya, jangan suka membanding-bandingkan anak, baik secara positif maupun negatif. Selalulah memberi waktu khusus kepada setiap anak dengan teratur. Pastikan setiap aturan dan kebijakan diberikan setara. Dan, jangan menunjukkan sikap memilih anak kesayangan. Ini karena, sindroma anak kesayangan membuat anak yang "kurang disayang" merasa perlu berjuang lebih keras untuk mendapatkan perhatian orangtua, selain itu juga berkelahi lebih keras dengan saudaranya.

Banyak orangtua
, kata Eisenberg, berusaha mengatasi persaingan kakak adik dengan menerapkan prinsip sama rata. Misal, kalau kakak dibelikan mainan, adik juga. Kalau kakak dapat kue satu iris, adik juga. Kalau kakak tidur dikeloni, adik juga. Padahal, sikap sama rata disinyalir hanya meredam protes anak dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang justeru mempertajam persaingan dan perbandingan. Karena, anak akan minta diperlakukan sama rata terus, jika berbeda sedikit saja akan cepat menuding orangtua tidak adil dan pilih kasih. Selain itu, ada kerugian lain. Anak jadi tidak mendapatkan pelajaran bahwa hidup ini tidak selalu manis dan adil.

Para ahli perkembangan anak berpendapat, tak ada cara jitu menghindari persaingan kakak adik karena sifatnya yang alamiah (satu-satunya cara mungkin dengan hanya memiliki anak tunggal). Yang bisa dilakukan orangtua barangkali bersikap adil dalam arti proporsional atau sesuai kebutuhan, sehingga tidak terjadi persaingan yang terlalu tajam, atau persaingan yang tidak perlu.

Pada sisi lain, sebenarnya persaingan kakak adik, seperti juga persaingan lainnya, memiliki nilai positif. Karena, jika dikelola dan diarahkan dengan baik, persaingan akan memacu seseorang meningkatkan dirinya.

Jika Adik Lebih Semangat Bersaing

Usia lebih muda tidak menjadikan seorang anak takut bersaing dengan yang lebih tua. Malah, dalam hubungan kakak adik, banyak adik lebih kompetitif daripada kakak. Mereka lebih semangat berkompetisi dengan kakak, cenderung menunjukkan sifat agresif, bahkan sampai-sampai "galak", demi untuk memenangkan persaingan. Sifat gemar bersaing, menurut pakar perkembangan anak, memang tak terlepas dari karakter dan kondisi kejiwaan seorang anak. Namun, bila hal ini terjadi di usia balita, pakar mensinyalir kemungkinan besar yang terjadi bukan persaingan dalam arti sesungguhnya. Sifat batita yang tampaknya seperti sedang berkompetisi; tidak mau kalah, mau menang sendiri, agresif, atau dominan, sebenarnya lebih merupakan cerminan belum terampilnya balita dalam berhubungan sosial, sehingga ia menjadikan dirinya pusat dunia. Pada saat itu, batita belum siap untuk mengenali atau mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau perasaan orang di sekitarnya - termasuk kebutuhan, keinginan dan perasaan kakaknya. Sehingga dia selalu mengikuti, atau menyerobot apa saja yang sedang dilakukan kakak. Seperti, menginginkan mainan yang sedang dimainkan kakak, mengikuti lagu yang tengah dinyanyikan kakak, ingin mendapatkan kue atau perlakuan yang sama seperti yang didapat kakak, dan lain-lain.

Jika kakak juga masih berusia balita, yang akan terjadi dalam kondisi "memperebutkan kekuasaan kerajaan di dunia" ini, tentulah peperangan di antara para "imperialis kecil" karena kedua anak sama-sama belum menguasai seni interaksi antar manusia. Namun, jika kakak sudah lebih besar, misal, sudah sekolah, umumnya ia akan lebih mudah diberi pengertian tentang kondisi adiknya.

Meski demikian, orangtua dianjurkan tidak selalu bersikap toleran pada adik yang selalu "menjajah" kakak. Sebaiknya kembangkan pola asuh agar adik lambat laun dapat mempelajari ketrampilan berhubungan sosial.
Caranya:

  • Tanamkan dalam diri adik bahwa orang lain juga memiliki hak. Meski ia masih batita, jangan selalu dan selamanya mendahulukan hak dan kebutuhannya di depan kebutuhan hak dan kebutuhan orang lain - orangtua dan kakaknya. Pertama, karena ini lama-lama dapat mengganggu orangtua dan kakaknya, bahkan bisa membuat kakaknya mendendam. Kedua, karena ini dapat memperkuat dan memperpanjang sikap imperialis adik sehingga ia tidak tumbuh dan keluar dari tahap perkembangan ini.
  • Perkenalkan pada adik bahwa kakak juga mempunyai perasaan. Misal, kalau adik selalu merebut milik kakaknya, jangan hanya mengatakan "Jangan merebut!" , tetapi jelaskan, "Kalau kamu merebut krayon kakak, itu membuat kakak jadi sedih. Kamu ingat tidak, waktu bonekamu direbut teman, rasanya sedih juga kan?" Ketika adik bersikap murah hati, sekali lagi perkenalkan perasaan, "Lihat, kakakmu jadi senang sekali kalau kamu mau membagi kue." Dan tambahkan pujian, "Adik baik sekali."
  • Hargai hak adik, misal; jika ingin meminjamkan mainannya kepada anak lain, mintalah izinnya. Ini membuatnya merasa haknya tidak diabaikan atau terancam. Karena, jika ia merasa haknya diabaikan atau diancam, ia akan bersikap lebih kokoh, bertahan untuk tidak membagi, tidak mau bekerja sama, tidak bergiliran.
  • Hargai hak adik, misal; jika ingin meminjamkan mainannya kepada anak lain, mintalah izinnya. Ini membuatnya merasa haknya tidak diabaikan atau terancam. Karena, jika ia merasa haknya diabaikan atau diancam, ia akan bersikap lebih kokoh, bertahan untuk tidak membagi, tidak mau bekerja sama, tidak bergiliran.
  • Hargai perasaan adik, sehingga ia belajar untuk menghargai perasaan orang lain. Misal, tidak mempermalukan adik di hadapan orang lain ("Tuh kan, kamu menumpahkan susu lagi"), tidak mencela pendapatnya ("Baju pilihanmu jelek sekali."), dan tidak membicarakannya seolah-olah ia seekor burung dan bukan seorang manusia ("Anak ini bikin saya jengkel!")..
  • Berikan contoh yang baik, karena, ayah-ibu dan keluarga adalah model bagi anak mempelajari keterampilan bersosialisasi, sebelum ia terjun ke lingkungan yang lebih luas seperti sekolah dan masyarakat.


Mendinginkan Persaingan

Sikap adil yang dapat mengurangi persaingan terlalu tajam di antara anak adalah adil yang proporsional sesuai kondisi dan kebutuhan tiap-tiap anak. Jadi, bukan sekedar sama rata. Di bawah ini yang dilakukan oleh orangtua yang adil:
  • Perlakukan anak sebagai pribadi berbeda. Ini karena, tidak ada dua anak yang sama. Maka, tidak ada anak yang diperlakukan sama. Setiap anak memerlukan pendekatan kasih sayang, disiplin, kritik, dan pujian berbeda. Akuilah perbedaan di antara anak (kakak senang melihat-lihat buku, adik senang bermain di alam bebas) tanpa membandingkan dan menghakimi.
  • Memberi untuk perorangan. Hadiah, perhatian, atau pelukan tidak perlu diberikan dalam waktu sama pada semua anak. Jika hari ini adik kurang enak badan, kakak tidak perlu ikut dimanjakan. Jika kakak ulang tahun, adik tidak perlu ikut dibelikan kado. Berilah sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing anak.
  • Meluangkan waktu untuk masing-masing anak. Jika anak tidak harus bersaing untuk mendapat perhatian orangtua, biasanya mereka pun tidak terdorong bersaing dalam hal-hal lain.
  • Sama-sama mencintainya. Cinta adalah komoditas orangtua yang perlu dibagi dalam jumlah sama. Cara yang dipilih orangtua untuk mengungkapkan cinta pada tiap-tiap anak bisa berbeda, tetapi harus sama jumlahnya.


semoga berguna..@-->@-->
berbagai sumber...
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

yups makasih sebelumnya....hmmm klo besok punya anak dan menjumpai hal serupa...semoga bisa diterapkan ya den red
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

Aku ga punya adik.... tapi aku enggak pernah juga menjajah kakak kakak aku... aku ga mungkin lebih galak dari kakak kakakku, karna pada dasarnya aku tuh orangnya lemah lembut dan lemah gemulai....
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

Idiiih... Biasanya manusia pny topeng buat nutupin sifat jeleknya,tuch...! Hi..hi..hi... Peace,ma'am....
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

siipp deh.. tar kita terapin hal serupa ma anak kita.. hahahahha...


haha sipirilliiiii

Aku ga punya adik.... tapi aku enggak pernah juga menjajah kakak kakak aku... aku ga mungkin lebih galak dari kakak kakakku, karna pada dasarnya aku tuh orangnya lemah lembut dan lemah gemulai....

iya deh non, asal ga lemah lunglai

kamu suka menjajah adik aku jeng bala2...

wah KDRT detected

Idiiih... Biasanya manusia pny topeng buat nutupin sifat jeleknya,tuch...! Hi..hi..hi... Peace,ma'am....

iya nah klo jeng bla tu luar biasa, soalnya punya topeng tapi dibuka juga..wakakaka

wah kalau itu wajib hukumnya....:))

kalo aku topengnya malah aku bikin yang jelek, nah kalau aslinya baru mak nyus.... biar bikin orang tambah penasaran.... :))

sipirili............biar pada nggak tahu yak jeng klo didalemnya adalah perhiasan??? maksuuuudd??>%|>%|
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

Besok kalo dah pada nikah aq mau liat anak2 kalian,ahhh...
Hi..hi..hi...
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

Kalo aq dulu adek2 q gak ada yg berani ma aq karena umurnya beda jauh.
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

Besok kalo dah pada nikah aq mau liat anak2 kalian,ahhh...
Hi..hi..hi...

hwekekekek.....kayak apa ya

tenang.. pasti aku liatin........... aku mo bikin kesebelasan soalnya..

hayyaaaaaaahh....awas ya klo besok aku hitung nggak ada 11

Kalo aq dulu adek2 q gak ada yg berani ma aq karena umurnya beda jauh.

wah enak tuh..sipirili....mengatur jarak kelahiran memang menjadi faktor juga yak antara adik kakak ini
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

hehehehe untungnya adikku orangnya pendiam
mungkin krna dia co kli ya
lagian umur km rumayan rd jauh dikit
jd ya ngak ada yng nmnya persaingan....
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

wah enaks nih.................sodaranya cowok........ya yang rukun yak sama adiknya neng melly
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

wahh..yaya..makasih den lolo...monggo dibaca.......semoga bermanfaat nantinya
 
Bls: Bila Adik Lebih Galak

adik w bukan GALAK lagi tapi 'pemalas', gak bisa disuruh, gak bisa diajak bicara, ga bisa diperingaatin.
menyebalkan!! setiap disuruh ngajak ribut mulu, dijitak baru mau disuruh!

kalo w ngelakuin tipsnya nona resi mau gak yak,,,hhaaahh, palingan dia malah ketawa ngeliat tingkahnya misa...

enak kayak k melly adiknya pendiam, kalo misa!!! adik cowo yang nakall, kamarnya bau! selalu kotor, dekil, w terus jadi korban, dasar anak mami...
hhhahhh, sayangnya w sayang ma adek w yang satu ni, jadi ga bisa diapa-apain lagi
 
Back
Top