Sukses

darurat

New member
RAHASIA PERTAMA
"Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah
orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9
bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah,
sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu
bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).
Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya,
sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan
dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun
ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit
sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya,
padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.
Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu.
Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu
ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah." Beliau
mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA
"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. "Banyaklah memberi.
Banyaklah
bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu
dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa
mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah
melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita
dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya,
keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.
Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena
saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu
dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas,
lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan
lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang
dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil
menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu,
akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan
menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan
Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.
Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya,
bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan
menutup pintu rejekinya sendiri.
Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau
jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan
selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua
tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang
berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA
"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak
disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia
ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu
cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."
"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan
memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , saya
menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).
"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang
tidak diduga-duga? ," tanya beliau.
"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan
bertaqwa,
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan
mengirim rejeki itu datang untuk kita.
"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau
ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini
membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki
yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah
Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."
"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.
"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin
dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika
Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."
"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan
kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau
pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang
katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya
lagi.
"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau.
"Kalau
Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia
itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan
yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya
itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah
yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian
Anda."

RAHASIA KEEMPAT
Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak
menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang
begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari
empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.
"Yang keempat nih, Mas," beliau memulai. "Jangan mempermainkan
wanita".
Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita
membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan
biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.
"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan
hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi
meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan
berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di
kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya,
dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."
"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.
"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya
jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain
pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan,
apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat,
pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan
berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu,
Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "
Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.
"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya
banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau.
Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela.
Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh
karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya
ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.
Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di
Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan
1 anak perempuan.
Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang....
 
Back
Top