Ba'asyir Usulkan Nama Densus 5.000

gupy15

Mod
Ba'asyir Usulkan Nama Densus 5.000


Jakarta, CyberNews. Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Abu Bakar Ba'asyir mengusulkan nama Detasemen Khusus yang sebelumnya bernama Densus 88 menjadi Densus 5.000.

"Nama 88 apa itu? Itu kan 88 orang yang mati di Bali, kenapa tidak dibikin Densus 5.000, yakni 3.000 orang Islam mati di Bali dan 2.000 mati di Poso," katanya usai seminar nasional "Perlukah Revolusi untuk Menegakkan Syariat Islam Indonesia?" di Jakarta, Sabtu (3/2).

Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah ini kembali mengatakan bahwa Densus 88 di Poso seharusnya tidak hanya ditarik tapi juga dibubarkan.

Pernyataan permintaan pembubaran Densus 88 itu sebelumnya disampaikan oleh ribuan umat Islam dari berbagai ormas yang tergabung dalam Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), 22 Januari dan 2 Februari 2007 dengan aksi turun jalan dari Kota Solo bagian barat menuju perempatan Gladag dengan membawa sejumlah bendera ormas dan poster yang intinya mengecam keberadaan Densus 88.

Abu Bakar Ba'asyir menegaskan, sebenarnya kasus yang terjadi di Poso lebih dikarenakan tidak adanya keadilan oleh pemerintah. Ia mencontohkan, jika umat Islam membela diri dengan kekerasan dikatakan teroris, sedangkan oleh pihak yang lain tidak.

"Paling-paling pada kasus Tibo kemarin, itu pun hanya kriminal dan 16 orang yang disebut-sebut Tibo juga belum ditangkap. Jadi persoalannya bukan hanya ketidakadilan saja, kalau pemerintah adil, Insya Allah tidak ada masalah" ujarnya.

Disingung mengenai adanya tudingan pengikutnya terlibat dalam kasus pengeboman Poso, Abu Bakar Ba'asyir mengatakan hal itu bukan urusannya. "Saya tidak mengerti siapa yang disebut pengikut. Itu orang yang bicara hanya mau menyangkut-nyangkutkan, mau membuat rekayasa bahwa persoalan ini mau menyudutkan Islam dan menyudutkan saya. Itu saja persoalannya," katanya.

Jika ada yang menyebutkan mereka Jemaah Islam (JI), ia menginginkan kejelasan asal kelompoknya. "JI yang mana? Majelis Mujahidin Indonesia, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Hisbut Tahrir Indonesia, itu semua JI," katanya.

Ba'asyir menegaskan, dirinya tidak melakukan pengeboman atau menyuruh orang lain melakukan pengeboman. "Bodoh sekali kalau situasi aman, ngebom. Bodoh. Itu perbuatan bodoh," katanya.
( ant/cn05 )

---------------------------------------------------
sepakat dengan ABB, bubarkan satgas itu.....
bentuk aja Detasemen antikorupsi
 
Lagi, Demo Tuntut Pembubaran Densus 88

Sabtu, 03 Februari 2007 SALA

Lagi, Demo Tuntut Pembubaran Densus 88

* Dinilai Berlebihan

SOLO - Ratusan umat muslim Surakarta, yang berasal dari berbagai elemen dan tergabung dalam Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), kemarin kembali turun ke jalan memprotes tindakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Poso, yang dinilai berlebihan.

Mereka juga menuntut agar Densus 88 dibubarkan, karena dianggap telah melanggar hak asasi manusia (HAM).

Ratusan personel polisi dikerahkan untuk mengamankan aksi tersebut. Satu unit mobil water canon dan dua unit Pemadam Kebakaran (PMK) disiagakan di Mapolwil Surakarta, untuk menghalau massa jika terjadi kerusuhan. Beredar informasi, aksi akan dilakukan di depan Mapolwil, namun ternyata di Gladag.

Aksi dimulai pukul 13.00. Massa berangkat dari Masjid Kota Barat, lalu arak-arakan menuju Gladag. Sepanjang jalan menuju Gladag, mereka terus meneriakkan yel-yel yang intinya menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membubarkan Densus 88.

Berjalan Lambat

Arak-arakan itu membuat arus lalu lintas Jalan Slamet Riyadi, tepatnya dari perempatan Gendengan sampai Gladag, terganggu. Pengguna jalan harus menjalankan kendaraannya dengan lambat di pinggir kiri dan kanan jalan atau mengiringi massa yang naik sepeda motor, truk, atau berjalan kaki di bagian tengah badan jalan.

Di Gladag, mereka mendengarkan orasi yang diteriakkan beberapa orator secara bergantian."Kami menuntut agar Densus 88 dibubarkan. Apalagi dananya tidak terbatas. Dari mana dana untuk Densus berasal? Itu dibiayai pihak asing," teriak para orator, yang semuanya menuntut pembubaran detasemen tersebut. Massa juga mengusung poster-poster yang tulisannya menyuarakan tuntutan mereka.

Ketua LUIS Edi Lukito mengatakan, keberadaan Densus 88 di Poso menambah masalah. Mereka berdalih menangkap orang-orang yang tertera dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Namun mereka menyerang masyarakat sipil dan menewaskan 15 orang. Ironisnya, 4 korban di antaranya anak-anak berusia 10-15 tahun dan tidak semua korban tercantum dalam DPO," katanya.

Aksi tersebut juga untuk memprotes penanganan keamanan aksi LUIS yang dilakukan Jumat (27/1), serta pengusiran aktivis LUIS saat beraudiensi dengan Kapolwil Surakarta Kombes Pol Yotje Mende."Kami menilai penanganan aksi kemarin sangat berlebihan," ujarnya. Massa bubar pukul 15.00. (fan-50)

(sory, beritanya kebalik.....harusnya ini dulu baru yang atas)
 
Back
Top