Setiap penyakit pasti ada obatnya...

zabuza

New member
Setiap penyakit pasti ada obatnya...




?Setiap penyakit itu ada obatnya. Apabila obat itu mengenai penyakit, dengan izin Allah yang Maha Agung lagi Maha Perkasa akan sembuh,? (HR Muslim dan Ahmad).

Ketika Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang memberikan penyakit kepada manusia, bukan berarti kasih sayang Allah SWT kepada manusia berkurang.
Demikian penjelasan awal yang disampaikan dosen Ilmu Tafsir Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Drs Syamsul Hidayat MA. Ia mengatakan, hal itu salah satunya dibuktikan dengan adanya obat sebagai penangkal penyakit yang diberikan Allah SWT. ?Hanya saja, belum semua penyakit itu sudah diketahui obatnya oleh manusia. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong manusia, khususnya mereka yang bergerak dalam ilmu pengetahuan untuk terus mengadakan penelitian guna menemukan obatnya,? jelasnya saat ditemui Espos di kediamannya belum lama ini.
Hal senada juga diungkapkan pimpinan Pondok Pesantren Ta?mirul Islam Solo Ustad Naharussurur. ?Setiap penyakit pasti ada obatnya. Hanya saja manusia belum sepenuhnya tahu, ketika ada penyakit tertentu, obat yang cocok apa,? tandasnya.
Jika merujuk pada hadis di atas, kata Ustad Syamsul, Rasulullah mengatakan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, kecuali penyakit pikun.
Dalam Musnad Imam Ahmad, Musnad Nasai dan lain-lain, diriwayatkan dari Usamah bin Syarik, ia berkata, ?Pernah ketika aku bersama Nabi Muhammad SAW, datang orang-orang Arab Baduwi. Mereka berkata, ?Wahai Rasulullah, apakah kami harus berobat?? Beliau menjawab, ?Ya, wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian. Karena sesungguhnya Allah SWT belum pernah menciptakan suatu penyakit kecuali juga menciptakan obatnya, kecuali hanya satu penyakit.? Mereka bertanya, ?Penyakit apa itu?? Beliau menjawab, ?Penyakit pikun.?
?Penyakit pikun tidak bisa diobati. Hal ini karena seorang manusia yang sudah tua, tidak bisa dimudakan lagi. Oleh karena itu, semasa hidupnya Nabi Muhammad senantiasa berdoa agar dihindarkan dari penyakit pikun. Hal ini pun dianjurkan Rasulullah agar dilaksanakan oleh seorang muslim setiap usai mengerjakan salat,? ungkap Ustad Syamsul.
Tak jauh beda, Ustad Nahar mengatakan, penyakit pikun merupakan sunatullah yang tidak bisa ditawar.
 
Penyakit yang diderita seorang muslim, jelas Ustad Syamsul, memiliki banyak hikmah. ”Ketika seorang manusia menderita suatu penyakit, bisa jadi hal itu merupakan peringatan dari Allah SWT agar seorang hamba semakin dekat dengan-Nya. Selain itu, penyakit juga bermakna ujian untuk mengetahui kesabaran seorang hamba ketika diberikan penyakit,” ungkapnya.
Tak hanya itu, urainya, penyakit bisa menjadi jalan bagi seorang muslim untuk memperoleh ampunan dari dosa. ”Hikmah lainnya, penyakit bisa jadi merupakan azab dari Allah SWT kepada seorang hamba yang telah melakukan banyak penyimpangan,” jelasnya.
Terkait penyakit menular yang kini marak terjadi, Ustad Syamsul berpendapat, hal itu tidak hanya karena perbuatan seorang individu. ”Tapi bisa juga disebabkan oleh tindakan para pejabat yang tidak benar,” tambahnya.
Ketika seorang muslim terkena penyakit, Ustad Syamsul menyarankan agar muslim tersebut berikhtiar dengan sungguh-sungguh sampai penyakitnya sembuh. ”Yakni ikhtiar yang sesuai syariat. Dan harus dipahami bahwa ketika ia sembuh, semata-mata disebabkan oleh pertolongan Allah SWT. Sedangkan obat dan usaha penyembuhan yang dilakukan hanyalah sebagai perantara,” tandasnya.
Sekadar penyebab
Sebaliknya, imbuh Ustad Syamsul, ketika orang yang terkena penyakit itu akhirnya meninggal, juga harus dipahami bahwa penyakit itu hanya sekadar penyebab secara medis. ”Tapi meninggalnya seorang manusia, merupakan bagian dari takdir yang telah ditetapkan Allah SWT dan harus diterima dengan lapang dada,” ungkapnya.
Hal itu, urainya, merupakan salah satu bentuk keimanan seorang muslim terhadap ketentuan Allah SWT. ”Orang yang beriman akan senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya dan ketika memperoleh keburukan, ia tetap tawakal,” imbuhnya.
Hal ini, ujarnya, sebagaimana sikap yang dicontohkan Nabi Ayub ketika ia diuji Allah SWT dengan menderita penyakit yang sangat parah. ”Diceritakan bahwa penyakit Nabi Ayub sangat menjijikkan. Bahkan, isterinya sampai tidak tahan dan akhirnya meninggalkan Nabi Ayub. Tapi berkat kesabaran yang luar biasa, akhirnya Allah SWT berkenan menyembuhkan penyakit Nabi Ayub dan bisa hidup normal kembali seperti semula,” urainya.
Jika ada orang sakit, lanjutnya, sebaiknya seorang muslim yang sehat menjenguknya. ”Hal ini termasuk salah satu sunah nabi. Tujuannya agar orang yang sehat mendoakan orang yang sakit, menghibur orang yang sakit sehingga dia akan lebih sabar dan tawakal,” ungkapnya. - ewt
 
Back
Top