Benarkah Agama yang kita anut?

Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Back to Jalur..

Setiap pemeluk agama meyakini bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang paling benar...

Saya memeluk agama Islam, tentu saja saya yakin dengan kebenarannya..
adapun mengenai orang2 yang berlainan agama dengan saya, tentu saja saya terus berusaha mengembangkan sikap toleransi dan tetap menjaga hubungan baik dengan mereka.

Toleransi dalam bentuk menghormati bentuk keyakinan yang dianut oleh orang lain... tanpa memaksakan keyakinan yang saya anut..

gw suka jawaban loe Red. :)
memang sudah seharusnya demikian.
1 klik for you
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Thanks bro AST..

jikapun ada provokator yang coba memecah belah kerukunan antar agama, justru kita mesti bersatu.. bukan malah berpecah belah, saling hujat ataupun saling gontok2an.. kita sikapi orang2 tersebut dengan kedewasaan berpikir..

Peace 4 All
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Kalau Tuhan Penciptanya, kenapa banyak ada Agama-agama yang berbeda ?
dengan berbeda beda seperti ini bukankah akan menimbulkan pertengkaran ?
dengan demikian bukankah Tuhan adalah pengadu domba ?
Kenapa Tuhan tidak menciptakan satu Agama saja ? (di satu agama aja udah ada pertengkaran apalagi banyak).

nah, untuk ini. Sejak agama atau keyakinan ada yang namanya Tuhan pertama kali, tidak di bukukan. Sehingga hanya berupa keyakinan dari hati masing-masing dan disampaikan dari mulut ke mulut (ih waw). Lalu ketika manusia menyebar, mereka ada yang tidak yakin kepada apa yang nenek moyang mereka anut, atau ada tujuan tertentu misalnya (mengatasnamakan agama akan perbuatannya), jadi banyak modifikasi manusia untuk menyeimbangkan dengan kenginan mereka. Jadilah, ada banyak agama. . .atau malah bisa jadi, terjadi miss communication sehingga apa yang hendak ingin diajarkan guru agama mereka salah dipahami oleh muridnya.

oleh karena itu, ada yang disebut akal dan pikiran untuk memikirkan siapakah Tuhan kita sebenarnya. . .Tuhan tidak mengadu domba, hanya Tuhan ingin mengajak manusia lebih berpikir akan guna dirinya bagiNYA
 
Last edited:
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Asal Usul Ritual Tahlilan

Menurut penyelidikan para ahli, upacara tersebut diadopsi oleh para dai terdahulu dari upacara kepercayaan animisme, agama budha dan hindu. Menurut kepercayaan animisme, hinduisme, dan budhisme bila seseorang meninggal dunia maka ruhnya akan datang kembali ke rumah pada malam hari untuk mengunjungi keluarganya. Jika dalam rumah tidak ada orang ramai yang berkumpul-kumpul dan mengadakan upacara-upacara sesaji, seperti membakar kemenyan, dan sesaji terhadap yang ghaib atau ruh-ruh ghaib, maka ruh orang mati tadi akan marah dan masuk ke dalam jasad orang yang masih hidup dari keluarga si mati. Maka untuk itu semalaman para tetangga dan kawan-kawan atau masyarakat tidak tidur, membaca mantera-mantera atau sekedar kumpul-kumpul. Hal semacam itu dilakukan pada malam pertama kematian, selanjutnya malan ketiga, ketujuh, ke-100, satu tahun, dua tahun dan malam ke-1000.

Setelah orang-orang yang mempunyai kepercayaan tersebut masuk islam, mereka tetap melakukan upacara-upacara tersebut. Sebagai langkal awal, para dai terdahulu tidak memberantasnya, tetapi mengalihkan dari upacara yang bersifat hindu dan budha itu menjadi upacara yang bernafaskan islam. Sesaji diganti dengan nasi dan lauk pauk untuk sedekah. mantera-mantera digantikan dengan dzikir, doa dan bacaan-bacaan al-Quran. Upacara semacam ini kemudian dinamakan tahlilan yang sekarang telah membudaya pada sebagian besar masyarakat.


Tahlilan merupakan budaya agama hindu, hal ini dibuktikan dengan ungkapan syukur pendeta dalam sebuah acara berikut ini:
"Tahun 2006 silam bertempat di Lumajang, Jawa Timur, diselenggarakan konggres Asia para penganut agama hindu. Salah satu poin penting yang diangkat adalah ungkapan syukur yang cukup mendalam kepada tuhan mereka, karena bermanfaatnya salah satu ajaran agama mereka yakni peringatan kematian pada hari 1,2,3,4,5,6,7,40,100,1000 dan hari matinya tiap tahun yang disebut geblake dalam istilah jawa, untuk kemaslahatan manusia yang terbukti dengan diamalkannya ajaran tersebut oleh sebagian umat islam.

Muktamar NU ke-1 di Surabaya, tanggal 13 Rabi'us Tsani 1345 H/21 Oktober 1926 M, menyatakan bahwa selamatan setelah kematian adalah bid'ah yang hina.

Jadi tahlilan tidak pernah dilakukan sama sekali oleh Imam Bukhori, bagaimana dilakukan sedangkan orang-orang dari timur tengah/arab sendiri tidak mengenal ritual tahlilan.

Terima kasih semoga bermanfaat.

Buku referensi : Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosahan dan Ziarah Para Wali
Oleh : H Mahrus Ali
Penerbit : Laa Tasyuk Press
wahai salafi:
sebelum menyimpulkan bidah.
shalawat ,istighosah dan ziarah itu ibadah wajib bukan sih??
apasih isi dari salawat,istighosah dan ziarah itu??
nb:ziarah dlarang kagak ma muhammad SAW??

trus apa yang membuat anda menyatakan bidah ini berlebihan dan sudah jauh dari koridor tujuan ajaran yang diajarkan ALLAH SWT dan muhammad SAW??
btw:tujuan ajaran agama islam itu apa sih???tujuan sholat itu apa sih??

dan terakhir kalo emang ternyata ada yang salah dalam penafsiran bukannya yang mesti di luruskan itu penafsirannya bukan caranya??

tolong jangan asal apa yang tidak ada dalam budaya arab kemudian anda cap itu bidah??
dan terakhir buruk g perbuatan diatas?
tolong di jawab wahai salafi?
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

wahai salafi:
sebelum menyimpulkan bidah.
shalawat ,istighosah dan ziarah itu ibadah wajib bukan sih??
apasih isi dari salawat,istighosah dan ziarah itu??
nb:ziarah dlarang kagak ma muhammad SAW??

trus apa yang membuat anda menyatakan bidah ini berlebihan dan sudah jauh dari koridor tujuan ajaran yang diajarkan ALLAH SWT dan muhammad SAW??
btw:tujuan ajaran agama islam itu apa sih???tujuan sholat itu apa sih??

dan terakhir kalo emang ternyata ada yang salah dalam penafsiran bukannya yang mesti di luruskan itu penafsirannya bukan caranya??

tolong jangan asal apa yang tidak ada dalam budaya arab kemudian anda cap itu bidah??
dan terakhir buruk g perbuatan diatas?
tolong di jawab wahai salafi?

saya hanya mencoba jelaskan arti bid'ah, pertanyaan diatas bisa dijawab sendiri nantinya:D berikut kutipannya :

PENGERTIAN BID’AH
Definisi Secara Bahasa
Bid’ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. (Lihat Al Mu’jam Al Wasith, 1/91, Majma’ Al Lugoh Al ‘Arobiyah-Asy Syamilah)

Definisi Secara Istilah
Definisi bid’ah secara istilah yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Al Imam Asy Syatibi dalam Al I’tishom. Beliau mengatakan bahwa bid’ah adalah:

Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Definisi di atas adalah untuk definisi bid’ah yang khusus ibadah dan tidak termasuk di dalamnya adat (tradisi).
Adapun yang memasukkan adat (tradisi) dalam makna bid’ah, mereka mendefinisikan bahwa bid’ah adalah

Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah). (Al I’tishom, 1/26, Asy Syamilah)

Definisi yang tidak kalah bagusnya adalah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan,

“Bid’ah adalah i’tiqod (keyakinan) dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan As Sunnah atau ijma’ (kesepakatan) salaf.” (Majmu’ Al Fatawa, 18/346, Asy Syamilah)

Ringkasnya pengertian bid’ah secara istilah adalah suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna. (Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Fairuz Abadiy dalam Basho’iru Dzawit Tamyiz, 2/231, yang dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hal. 26, Dar Ar Royah)

Perlu diketahui bersama bahwa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ’sesungguhnya sejelek-jeleknya perkara adalah perkara yang diada-adakan (dalam agama, pen)’, ’setiap bid’ah adalah sesat’, dan ’setiap kesesatan adalah di neraka’ serta peringatan beliau terhadap perkara yang diada-adakan dalam agama, semua ini adalah dalil tegas dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka tidak boleh seorang pun menolak kandungan makna berbagai hadits yang mencela setiap bid’ah. Barangsiapa menentang kandungan makna hadits tersebut maka dia adalah orang yang hina. (Iqtidho’ Shirotil Mustaqim, 2/88, Ta’liq Dr. Nashir Abdul Karim Al ‘Aql)

Juga terdapat kisah yang telah masyhur dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ketika beliau melewati suatu masjid yang di dalamnya terdapat orang-orang yang sedang duduk membentuk lingkaran. Mereka bertakbir, bertahlil, bertasbih dengan cara yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Ibnu Mas’ud mengingkari mereka dengan mengatakan,

“Hitunglah dosa-dosa kalian. Aku adalah penjamin bahwa sedikit pun dari amalan kebaikan kalian tidak akan hilang. Celakalah kalian, wahai umat Muhammad! Begitu cepat kebinasaan kalian! Mereka sahabat nabi kalian masih ada. Pakaian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga belum rusak. Bejananya pun belum pecah. Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, apakah kalian berada dalam agama yang lebih baik dari agamanya Muhammad? Ataukah kalian ingin membuka pintu kesesatan (bid’ah)?”

Mereka menjawab, “Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya.” (HR. Ad Darimi. Dikatakan oleh Husain Salim Asad bahwa sanad hadits ini jayid)

sumber :http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html
http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-2.html
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Definisi yang tidak kalah bagusnya adalah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan,

“Bid’ah adalah i’tiqod (keyakinan) dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan As Sunnah atau ijma’ (kesepakatan) salaf.” (Majmu’ Al Fatawa, 18/346, Asy Syamilah)

Ringkasnya pengertian bid’ah secara istilah adalah suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna. (Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Fairuz Abadiy dalam Basho’iru Dzawit Tamyiz, 2/231, yang dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hal. 26, Dar Ar Royah)

Perlu diketahui bersama bahwa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ’sesungguhnya sejelek-jeleknya perkara adalah perkara yang diada-adakan (dalam agama, pen)’, ’setiap bid’ah adalah sesat’, dan ’setiap kesesatan adalah di neraka’ serta peringatan beliau terhadap perkara yang diada-adakan dalam agama, semua ini adalah dalil tegas dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka tidak boleh seorang pun menolak kandungan makna berbagai hadits yang mencela setiap bid’ah. Barangsiapa menentang kandungan makna hadits tersebut maka dia adalah orang yang hina. (Iqtidho’ Shirotil Mustaqim, 2/88, Ta’liq Dr. Nashir Abdul Karim Al ‘Aql)

YAP... Saya cukup mengenal Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah melalui buku2 yang saya baca tentangnya..

 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

saya hanya mencoba jelaskan arti bid'ah, pertanyaan diatas bisa dijawab sendiri nantinya:D berikut kutipannya :

PENGERTIAN BID’AH
Definisi Secara Bahasa
Bid’ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. (Lihat Al Mu’jam Al Wasith, 1/91, Majma’ Al Lugoh Al ‘Arobiyah-Asy Syamilah)

Definisi Secara Istilah
Definisi bid’ah secara istilah yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Al Imam Asy Syatibi dalam Al I’tishom. Beliau mengatakan bahwa bid’ah adalah:

Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Definisi di atas adalah untuk definisi bid’ah yang khusus ibadah dan tidak termasuk di dalamnya adat (tradisi).
Adapun yang memasukkan adat (tradisi) dalam makna bid’ah, mereka mendefinisikan bahwa bid’ah adalah

Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah). (Al I’tishom, 1/26, Asy Syamilah)

Definisi yang tidak kalah bagusnya adalah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan,

“Bid’ah adalah i’tiqod (keyakinan) dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan As Sunnah atau ijma’ (kesepakatan) salaf.” (Majmu’ Al Fatawa, 18/346, Asy Syamilah)

Ringkasnya pengertian bid’ah secara istilah adalah suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna. (Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Fairuz Abadiy dalam Basho’iru Dzawit Tamyiz, 2/231, yang dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hal. 26, Dar Ar Royah)

Perlu diketahui bersama bahwa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ’sesungguhnya sejelek-jeleknya perkara adalah perkara yang diada-adakan (dalam agama, pen)’, ’setiap bid’ah adalah sesat’, dan ’setiap kesesatan adalah di neraka’ serta peringatan beliau terhadap perkara yang diada-adakan dalam agama, semua ini adalah dalil tegas dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka tidak boleh seorang pun menolak kandungan makna berbagai hadits yang mencela setiap bid’ah. Barangsiapa menentang kandungan makna hadits tersebut maka dia adalah orang yang hina. (Iqtidho’ Shirotil Mustaqim, 2/88, Ta’liq Dr. Nashir Abdul Karim Al ‘Aql)

Juga terdapat kisah yang telah masyhur dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ketika beliau melewati suatu masjid yang di dalamnya terdapat orang-orang yang sedang duduk membentuk lingkaran. Mereka bertakbir, bertahlil, bertasbih dengan cara yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Ibnu Mas’ud mengingkari mereka dengan mengatakan,

“Hitunglah dosa-dosa kalian. Aku adalah penjamin bahwa sedikit pun dari amalan kebaikan kalian tidak akan hilang. Celakalah kalian, wahai umat Muhammad! Begitu cepat kebinasaan kalian! Mereka sahabat nabi kalian masih ada. Pakaian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga belum rusak. Bejananya pun belum pecah. Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, apakah kalian berada dalam agama yang lebih baik dari agamanya Muhammad? Ataukah kalian ingin membuka pintu kesesatan (bid’ah)?”

Mereka menjawab, “Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya.” (HR. Ad Darimi. Dikatakan oleh Husain Salim Asad bahwa sanad hadits ini jayid)
tapi tidak menjawab pertanyaan awal dosa kagak??apa yang membuat itu jika dianggap dosa??dan terakhir masih boleh g melakukan biddah dengan dasar mencintai ALLAH SWT dan rosul???sehingga jangan terkesan kalo biddah itu menjadikan itu di haramkan??
jangan mudah mengharamkan sesuatu itu aja pendapat saya.
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

tapi tidak menjawab pertanyaan awal dosa kagak??apa yang membuat itu jika dianggap dosa??dan terakhir masih boleh g melakukan biddah dengan dasar mencintai ALLAH SWT dan rosul???sehingga jangan terkesan kalo biddah itu menjadikan itu di haramkan??
jangan mudah mengharamkan sesuatu itu aja pendapat saya.


Kepada bung Devson.

Telah dijelaskan diatas bahwa ada hadits nabi yang menyatakan bahwa

"Ibadah yang diada-adakan yang tidak ada contohnya adalah bid'ah, setiap yang bid'ah adalah sesat dan setiap yang sesat neraka tempatnya."

Jadi intinya setiap amalan yang tidak ada tuntunannya adalah dosa.
Sudah saya jelaskan pula bahwa bid'ah itu lebih bahaya daripada zina. Kalau zina pelakunya menyadari bahwa itu perbuatan hina dan dosa, sedangkan para pelaku bid'ah dengan bangga melakukannya tanpa sadar kalau itu merupakan perbuatan dosa.

Terima kasih.
Semoga dapat dipahami.
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

wahai salafi:
sebelum menyimpulkan bidah.
shalawat ,istighosah dan ziarah itu ibadah wajib bukan sih??
apasih isi dari salawat,istighosah dan ziarah itu??
nb:ziarah dlarang kagak ma muhammad SAW??

trus apa yang membuat anda menyatakan bidah ini berlebihan dan sudah jauh dari koridor tujuan ajaran yang diajarkan ALLAH SWT dan muhammad SAW??
btw:tujuan ajaran agama islam itu apa sih???tujuan sholat itu apa sih??

dan terakhir kalo emang ternyata ada yang salah dalam penafsiran bukannya yang mesti di luruskan itu penafsirannya bukan caranya??

tolong jangan asal apa yang tidak ada dalam budaya arab kemudian anda cap itu bidah??
dan terakhir buruk g perbuatan diatas?
tolong di jawab wahai salafi?


Kepada bung Devson
Baik, insyaAlloh akan saya jawab
menurut ilmu yang saya dapat.


"Pada dasarnya segala ibadah itu dilarang, kecuali yang telah diajarkan oleh nabi, sedangkan pada dasarnya segala yang berhubungan dengan kehidupan dunia adalah boleh, kecuali yang ada larangannya."

Jadi maksudnya ibadah/yang berhubungan dengan kehidupan akherat apabila kita mau mengamalkannya itu harus ada contohnya dari nabi. Kebalikannya dengan kehidupan dunia, kita boleh dengan leluasa mengembangkannya misalnya dulu zaman nabi naek onta/kuda, sekarang ada kendaraan bermotor, mobil, pesawat dsb. itu semua dibebaskan oleh nabi untuk mengembangkannya. Sedangkan kalau urusan ibadah/yang berhubungan dengan Alloh SWT tidak boleh ditambah-tambahi maupun dikurangi.

Kalau Shalawat, sekarang ini banyak shalawat bid'ah yang tidak pernah dituntunkan oleh nabi, sahabat, tabi'in maupun tabiut tabi'in. a.l. shalawat badar, shalawat nariyah dan masih banyak lagi. Yang intinya dapat diliat dari syairnya yaitu malah mengagung-agungkan nabi Muhammad yang berlebih-lebihan malahan seperti menuhankan nabi besar Muhammad SAW.

Berhubungan dengan ziarah, sebenarnya apa to intinya kita kok ziarah? Intinya kita disuruh untuk instrospeksi diri guna mengingat kematian bahwa pada suatu saat kita juga akan masuk ke rumah tipe 21 (2 meter x 1 meter). Dan ziarah itu tidak harus ke makam wali, ke kuburan gali aja gak masalah. Karena kalau ziarah ke makam wali pasti ingin minta sesuatu atau minimal minta doa restu. jangankan kuburan wali, kuburan nabi aja dijaga ketat sama penjaga makam apabila ada yang duduk lama dan keliatan seperti berdoa dan meminta-minta akan diusir para penjaga makam.

Terima kasih bung
Semoga bermanfaat.
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Sorry ya.....bukan maksud gw keluar dari topik permasalahan, tapi cuman pingin tau aja seberapa pemahaman masing-masing tentang apa itu Agama dan tujuan ber-Agama, gw kan pingin juga dapet ilmu dari kalian2. Nah dari sinilah baru kita ke persoalan awal. Pertanyaan gw Agama itu apa sih ? apakah sebuah Isme, Pengetahuan ataukah Keyakinan/Kepercayaan ? Kalau Agama itu sebuah keyakinan berarti Animis ataupun Atheis adalah juga Agama karena itu juga merupakan keyakinan. Gimana ya ? Trus apakah Agama itu ada baru setelah islam masuk ? Bagaimana sebelum-sebelumnya ? Bagaimana ketika alam semesta ataukah bumi ini diciptakan beserta isinya, apakah Agama tidak diturunkan ? Mengapa Tuhan begitu pelupa sampai lupa menurunkan Agama sebagai penuntun manusia pada saat penciptaan ? Sorry temen2 gw banyak nanya.

eheheheeh....
maaf.. baru liat.. maaf ya... xixixixi

Islam bukan agama..
islam itu ad-dien
sistem... yang mengatur kehidupan.. banyak hal dalam kehidupan.. bukan hanya ritual ritualan..

agama, keyakinan, dan kepercayaan terlalu sempit.. xixixixi.. islam jauh lebih luas dari hal hal diatas...
gitu...
kalo elo masih terjebak sama pemikiran agama.. ya itu jadinya.. bahkan atheis yang artinya sudah jelas pun elo pikir juga sebagai agama.. huekekeke...

isme..?? isme tuh makanan mana ya..?? maafkan ilmu saya yang belum nyampe ini.... huekeke
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Islam bukan agama..
islam itu ad-dien
sistem... yang mengatur kehidupan.. banyak hal dalam kehidupan.. bukan hanya ritual ritualan..

agama, keyakinan, dan kepercayaan terlalu sempit.. xixixixi.. islam jauh lebih luas dari hal hal diatas...

aku juga pernah diajari seperti itu,banyak istilah2 dalam Islam yang tidak bisa diartikan secara langsung ke bahasa indonesia (akan terjadi distorsi makna kata)
secara bahasa, agama itu bahasa arabnya ad-dien, tetapi dalam penerapannya kurang tepat
contoh lainnya adalah kata "Tuhan"
seharusnya dan yang paling tepat adalah "Ilah"
karena tuhan itu banyak...semua agama punya tuhan,namun Ilah hanyalah Allah SWT
laa ilaha illaallah (tiada Ilah kecuali Allah)
makna Ilah adalah : yang patut/berhak disembah, yang berhak dimintai pertolongan,yang berhak diibadahi dll dsb (aku udah lupa,kalau gak salah ada di kitab tauhid)
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Kepada bung Devson
Baik, insyaAlloh akan saya jawab
menurut ilmu yang saya dapat.


"Pada dasarnya segala ibadah itu dilarang, kecuali yang telah diajarkan oleh nabi, sedangkan pada dasarnya segala yang berhubungan dengan kehidupan dunia adalah boleh, kecuali yang ada larangannya."

Jadi maksudnya ibadah/yang berhubungan dengan kehidupan akherat apabila kita mau mengamalkannya itu harus ada contohnya dari nabi. Kebalikannya dengan kehidupan dunia, kita boleh dengan leluasa mengembangkannya misalnya dulu zaman nabi naek onta/kuda, sekarang ada kendaraan bermotor, mobil, pesawat dsb. itu semua dibebaskan oleh nabi untuk mengembangkannya. Sedangkan kalau urusan ibadah/yang berhubungan dengan Alloh SWT tidak boleh ditambah-tambahi maupun dikurangi.

Kalau Shalawat, sekarang ini banyak shalawat bid'ah yang tidak pernah dituntunkan oleh nabi, sahabat, tabi'in maupun tabiut tabi'in. a.l. shalawat badar, shalawat nariyah dan masih banyak lagi. Yang intinya dapat diliat dari syairnya yaitu malah mengagung-agungkan nabi Muhammad yang berlebih-lebihan malahan seperti menuhankan nabi besar Muhammad SAW.

Berhubungan dengan ziarah, sebenarnya apa to intinya kita kok ziarah? Intinya kita disuruh untuk instrospeksi diri guna mengingat kematian bahwa pada suatu saat kita juga akan masuk ke rumah tipe 21 (2 meter x 1 meter). Dan ziarah itu tidak harus ke makam wali, ke kuburan gali aja gak masalah. Karena kalau ziarah ke makam wali pasti ingin minta sesuatu atau minimal minta doa restu. jangankan kuburan wali, kuburan nabi aja dijaga ketat sama penjaga makam apabila ada yang duduk lama dan keliatan seperti berdoa dan meminta-minta akan diusir para penjaga makam.

Terima kasih bung
Semoga bermanfaat.

ya sebagian itu benar tapi anda seperti melebihi kewenangan ALLAH SWT itu sendiri,karena anda seperti memahami dan mengetahui dasar niat seorang manusia,padahal dalam agama islam hati dan segala hal yang ada di dalamnya itu tergofurkan (tertutupkan) oleh ALLAH SWT,jujur niat anda baik tapi cara dan tata nya yang sedikit berlebih,kenapa anda tidak bilang aja,boleh loh ziarah asal dengan niat untuk mengingat hari kematian,hari akhir dan juga untuk mengingat ALLAH SWT,dan masalah ketika ada yang berdoa disana ato berlama-lama yang berbaik sangka aja,karena hati itu milik ALLAH SWT,

begitu juga dengan salawat,anda mengatakan salawat ada yang boleh ada yang tidak karena ketakutan berlebih memuja muhammad SAW,ini indikasinya apalagi apa karena ras curiga ato cuma preventif saja,dan sekali lagi karena segala sesuatu itu asalnya dari niat dan niat itu berdasarkan di dalam hati,tolong jangan berlebih juga mencurigai niat seseorang, anda cukup dengan halus mengatakan bersalawatlah yang baik jangan berlebih,apalagi sampai memuja muhammad,

tapi jangan apa-apa bidah bidah bidah,umat jadi takut,umat jadi membenci anda karena merasa anda memfatwakan haram sesuatu yang anda sendiri tidak mampu yaitu " hati manusia",

kecuali anda-anda di beri karomah berupa melepas hijab ghofur hati manusia sehingga anda mampu membaca niat seseorang dan umat(seperti nabi khidir),kalo itu saya g bisa berbicara apa-apa lagi,karena saya manusia maka saya berpegang teguh untuk tidak mau mengetahui /melewati kewenangan ALLAH SWT.

jadi jangan mudah membidahkah sesuatu.
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

tapi jangan apa-apa bidah bidah bidah,umat jadi takut,umat jadi membenci anda karena merasa anda memfatwakan haram sesuatu yang anda sendiri tidak mampu yaitu " hati manusia",

jadi jangan mudah membidahkah sesuatu.

kembali ke masalah bid'ah :D saya mencoba menambahkan permasalahan yang mirip,saya pernah mendengar keluhan "masyarakat" tentang suatu kelompok pengajian di masjid di kota saya, ketika mereka berkhutbah, terutama masalah akidah, sedikit2 ngomongnya haram,bid'ah,kafir, munafik dan sebagainya....

saya sependapat dengan "kelompok" tersebut yang memperjuangkan akidah islam dan hukum2 tauhid apa adanya sesuai al-qur'an -sunnah , murni dan tanpa toleransi sedikitpun
NAMUN
aku kurang setuju cara menyampaikannya...ada proses bertahap, dan masyarakat awam belum siap menerima hal tersebut

Masalah ini juga dapat dilihat dalam kitab karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah yang berjudul I’lamul Muwaqqi’in 3/15-16. Demikianlah Islam berbicara tentang sikap keras, tegas, dan lugas dalam dakwah. Dari semua keterangan di atas ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil:

1. Islam mengajarkan untuk bersikap keras, tegas, dan lugas dalam dakwah ketika:
a. Timbulnya pelanggaran terhadap pengharaman-pengharaman Allah dan saat ditegakkan hukum-hukum had.
b. Timbulnya penentangan dan pelecehan terhadap dakwah.
c. Timbulnya penyimpangan dari syari’ah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak pantas hal itu terjadi pada dirinya. Seperti orang yang paham tentang syari’at kemudian menyelisihinya. Demikian pula orang yang menentang Al Haq padahal telah ditegakkan hujah atasnya dan lain-lain.

2. Sikap keras, tegas, dan lugas dalam dakwah dibenarkan apabila:
a. Sikap lemah lembut dan kasih sayang tidak mampu merubah orang yang terus-menerus dalam kemungkaran.
b. Dilakukan pada orang yang menentang Al Haq dan menampakkan kefasikan beserta kejelekannya secara terang-terangan.
c. Menimbulkan mashlahat yang lebih besar daripada kerusakan.

3. Telah salah orang yang beranggapan bahwa Islam hanya mengajarkan dakwah dengan sikap lemah lembut dan kasih sayang saja.

4. Dakwah dengan sikap keras, tegas, dan lugas jika pada tempatnya bukanlah suatu kezhaliman.

5. Dakwah dengan sikap keras, tegas, dan lugas yang pada tempatnya termasuk dakwah Ilallah yang menggunakan hikmah. Karena Islam mengajarkan untuk berdakwah dengan sikap yang demikian pada tempatnya. Mustahil Islam mengajarkan sesuatu yang tidak mengandung hikmah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala membalas kita dengan kebaikan dan pahala yang tidak terkira dan mudah-mudahan kaum Muslimin juga mendapatkan manfaat dengan membacanya.


jadi jika sesuatu hal tersebut memang bid'ah ya katakan saja bid'ah, jika syirik katakan saja hal itu adalah syirik, TETAPI metode da'wahnya juga perlu diperhatikan,jangan berkata kasar sampai masyarakat bubar mendengar ceramah anda bahkan membenci anda

tetapi juga bukan berarti mudah membid'ahkan sesuatu, semuanya ada dalil landasannya, lihat dulu pendapat para ulama/salafushalih jika ada hal yang tidak terdapat di alqur'an -hadits

INGAT! dalam masalah akidah/tauhid, semua madzhab atau organisasi dalam islam HARUS SAMA, tidak ada perbedaan pendapat dll, terjadinya ikhtilaf/perbedaan pendapat/penafsiran, beda madzhab dll itu hanya di masalah muamalah/syariah saja....

cukup sekian "out of topic" dari saya :D
silahkan balik lagi ke "benarkah agama yang kita anut?"<3D

saya mencoba bertanya kepada semua teman teman (sekedar menguji saja:D):
apa patokan/landasan yang menunjukkan bahwa agama yang kita anut selama ini betul betul "benar"?
apa yang membuat anda yakin agama islam adalah agama yang benar dibandingkan agama yang lain?
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

Sedikit menambahkan mengenai makna bid'ah itu sendiri...

Al Allamah Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa`di rahimahullah memaparkan tentang bid`ah : "Bid`ah adalah perkara yang diada-adakan dalam agama. Sesungguhnya agama itu adalah apa yang datangnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana termaktub dalam Al Qur'an dan As Sunnah. Dengan demikian apa yang ditunjukkan oleh Al Qur'an dan As Sunnah itulah agama dan apa yang menyelisihi Al Qur'an dan As Sunnah berarti perkara itu adalah bid`ah.


Dari sisi Keadaannya, Bid'ah itu sendiri terbagi menjadi dua :


1. Bid`ah I'tiqad (bid`ah yang bersangkutan dengan keyakinan)

Bid`ah ini juga diistilahkan bid`ah qauliyah (bid`ah dalam hal pendapat) dan yang menjadi patokannya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan dalam kitab sunan :
"Umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya berada dalam neraka kecuali satu golongan".
Para shahabat bertanya : "Siapa golongan yang satu itu wahai Rasulullah ?.
Beliau menjawab : "Mereka yang berpegang dengan apa yang aku berada di atasnya pada hari ini dan juga para shahabatku".


2. Bid`ah Amaliyah (bid`ah yang bersangkutan dengan amalan ibadah)

Bid`ah amaliyah adalah penetapan satu ibadah dalam agama ini padahal ibadah tersebut tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan perlu diketahui bahwasanya setiap ibadah yang tidak diperintahkan oleh Penetap syariat (yakni Allah ta`ala) baik perintah itu wajib ataupun mustahab (sunnah) maka itu adalah bid`ah amaliyah dan masuk dalam sabda nabi shallallahu alaihi wasallam :


مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

"Barangsiapa yang mengamalkan amalan yang tidak ada syariatnya dari kami maka amalan tersebut ditolak." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar jangan sampai terjatuh pada perbuatan bid' ah, yaitu mengada-adakan amalan ibadah baru yang tidak ada syariatnya. Hal ini sebagaimana tersebut di dalam sabdanya Shallallahu 'alaihi wa sallam:

وَإِيَّاكُمْ وَمُ?*ْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُ?*ْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

"Hati-hatilah kalian dari terjatuh kepada amalan-amalan ibadah baru yang diada-adakan, karena setiap amalan tersebut adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat." (HR. Ahmad dan yang lainnya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)


Bahkan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa perbuatan mengada-adakan amalan ibadah baru yang tidak ada syariatnya adalah sejelek-jelek amalan. Sebagaimana tersebut dalam haditsnya:

وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُ?*ْدَثَاتُهَا

"Dan sejelek-jelek amalan adalah amalan ibadah yang diada-adakan (yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al-Khulafa` Ar-Rasyidin). (HR. Muslim)

Semoga definisi mengenai Bid'ah yang dilandaskan pada dalil-dalil yang shahih dapat membuka cakrawala pengetahuan kita mengenai agama yang kita anut, semoga kita menjadi manusia-manusia yang lebih baik yang senantiasa berada dalam jalan yang telah diridhoi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. AMin.

Mengenai pertanyaan dari Den Masykur, saya rasa tidak perlu saya jawab...
 
Bls: Benarkah Agama yang kita anut?

ya sebagian itu benar tapi anda seperti melebihi kewenangan ALLAH SWT itu sendiri,karena anda seperti memahami dan mengetahui dasar niat seorang manusia,padahal dalam agama islam hati dan segala hal yang ada di dalamnya itu tergofurkan (tertutupkan) oleh ALLAH SWT,jujur niat anda baik tapi cara dan tata nya yang sedikit berlebih,kenapa anda tidak bilang aja,boleh loh ziarah asal dengan niat untuk mengingat hari kematian,hari akhir dan juga untuk mengingat ALLAH SWT,dan masalah ketika ada yang berdoa disana ato berlama-lama yang berbaik sangka aja,karena hati itu milik ALLAH SWT,

begitu juga dengan salawat,anda mengatakan salawat ada yang boleh ada yang tidak karena ketakutan berlebih memuja muhammad SAW,ini indikasinya apalagi apa karena ras curiga ato cuma preventif saja,dan sekali lagi karena segala sesuatu itu asalnya dari niat dan niat itu berdasarkan di dalam hati,tolong jangan berlebih juga mencurigai niat seseorang, anda cukup dengan halus mengatakan bersalawatlah yang baik jangan berlebih,apalagi sampai memuja muhammad,

tapi jangan apa-apa bidah bidah bidah,umat jadi takut,umat jadi membenci anda karena merasa anda memfatwakan haram sesuatu yang anda sendiri tidak mampu yaitu " hati manusia",

kecuali anda-anda di beri karomah berupa melepas hijab ghofur hati manusia sehingga anda mampu membaca niat seseorang dan umat(seperti nabi khidir),kalo itu saya g bisa berbicara apa-apa lagi,karena saya manusia maka saya berpegang teguh untuk tidak mau mengetahui /melewati kewenangan ALLAH SWT.

jadi jangan mudah membidahkah sesuatu.



Kepada bung devson yang insyaAlloh dirahmati Alloh.

Maaf saya bukan bukan wali apalagi nabi, saya hanya hamba Alloh yang sedang mencari ridhoNya.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya (I/231) berkata, “Sesungguhnya amal yang di terima harus memenuhi dua syarat. Pertama, ikhlas karena Allah. Kedua, benar dan sesuai syari’at. Jika dilakukan dengna ikhlas, tetapi tidak benar, maka tidak akan diterima”.

jadi intinya niat amal ibadah seseorang harus ikhlas karena lilahi ta'ala dan benar sesuai dengan al quran maupun as sunnah.

Masalah salawat itu sudah ada sejak zaman nabi yang langsung diajarkan oleh nabi misalnya salawat ibrahimiyah itu salawat yang dibaca pada waktu kita shalat pas tahiyat awal dan akhir. Bukan seperti salawat-salawat yang sudah saya sebutkan diatas yang tidak pernah diajarkan oleh nabi. Salawat walaupun itu salawat yang tidak menuhankan nabi sekalipun kalau tidak pernah diajarkan oleh nabi ya jangan dilakukan karena itu merupakan bid'ah.

Agama itu jangan ngikut kyai/ustadz bung, agama itu harus sesuai dengan al quran dan sunnah nabi. kalau kyai/ustadz anda atau siapapun dia kalau ngajarkan suatu amalan perlu ditanyakan ada dalilnya dari al quran maupun as sunnah apa tidak, kalau tidak ada ya jangan dilakukan, kembali lagi itu yang dinamakan bid'ah.

Masalah bid'ah sudah dijabarkan panjang lebar sama bung-bung yang laen.


Terima kasih,
Semoga manfaat.
 
Back
Top