Cerbung: Dia

Bls: Cerbung: Dia

Sofi: "Mereka akan nikah di resort Damon, Sabtu besok."
Novia: "Apapun, akan Tante lakukan untuk menggagalkan pernikahan mereka."

Semua orang di kantor Damon mempersiapkan kejutan untuk Damon dan Ara. Ini idenya Bimo.
Bimo: "Pokoknya, kalo ntar mereka masuk sini, kita langsung kasih selamat bareng-bareng. Oke?!"
Semua setuju.
Memang, Damon selalu antar Ara sampai pentry.
Ara: "Kamu mau minum kopi atau teh?"
Damon: "Mm.. aku mau.."
Ketika mereka masuk.. mereka berdua dikejutkan oleh beberapa orang, termasuk Bimo.
Bu Wida: "Pak Damon, Ara.. selamat, ya.. Semoga bahagia.."
Susi: "Semoga kalian berdua punya banyak anak!"

Rasa bahagia itu terbawa sampai di ruangan Damon? Ara masih tersenyum. Begitu juga Damon?
Ara: "Tadi itu, aku ngerasa tersanjung banget.. Mereka baik banget."
Damon memeluk Ara erat, lalu mencium pipinya.
Damon: "Aku juga.. aku bahagia banget.. Perasaan ini sulit dilukiskan.."
 
Bls: Cerbung: Dia

Ara: "Aku pun demikian, Sayang.. Beberapa bulan yang lalu, aku ini hanya anak jalanan yang nakal banget. Tapi sekarang, aku adalah wanita paling bahagia dan paling beruntung. Karena mencintai dan dicintai oleh kamu."
Kemudian, keduanya saling berciuman.

Tibalah hari pernikahan Damon dan Ara. Mereka berangkat sendiri-sendiri. Damon bersama Anton. Ara bersama Nindy.
Damon: "Duh, Ton.. deg degan banget rasanya."
Di mobil yang membawa Nindy dan Ara, juga terjadi percakapan yang serupa.
Ara: "Aduh, Nin.. gugup, nih.."
Nindy: "Tenang, Ra.. Ijab qobulnya cuma sepuluh menit selesai, kok."
Ara pun berusaha tenang.

Aula resort telah dihias sedinikian rupa indahnya. Di tengah-tengah ada meja kecil, berlapis taplak putih. Para tamu sudah hadir. Dan Damon pun sudah menunggu. Wajahnya begitu sarat memancarkan kebahagiaan.
Hingga beberapa menit kemudian, mempelai wanita tiba.
Keduanya berdiri berhadapan. Dengan penuh rasa bahagia, keduanya siap menjalankan akad nikah ini.
 
Bls: Cerbung: Dia

13

Ketika Damon dan Ara sudah duduk di hadapan seorang penghulu.. Dan, ketika Damon telah menggamitkan tangan kanannya dengan tangan jaman penghulu.. Ketika kebahagiaan itu masih jelas terpancar di setiap wajah orang yang hadir di sana..
Tiba-tiba..
"Hentikan pernikahan ini!"
Seorang wanita memasuki aula, mengenakan pakaian serba hitam, dan kacamata hitam. Saat wanita itu melepas kacamatanya, Damon tampak sangat terkejut.
Damon: "Mama.."
Novia berjalan menghampiri Damon.
Novia: "Damon, mama gak sudi punya menantu SEORANG MANTAN NARAPIDANA!!"
Damon berdiri dan siap menghadapi mamanya.
Damon: "Mama, aku tau. Mama udah dikomporin. Gak masalah. Tapi, aku akan TETAP NIKAH SAMA ARA!"
Novia: "Damon, kamu berani membantah mama?"
Damon: "Aku gak pernah bantah mama. Tapi, kalau mama salah, aku pun gak akan tinggal diam. Biar pun dia mantan narapidana, atau mantan apapun, aku gak peduli. Aku akan tetep nikah sama Ara!"
 
Bls: Cerbung: Dia

Novia: "Kamu.. ternyata udah tega banget sama mama. Dan kamu maksa! Artinya, kamu maksa mama untuk mati!"
Ia mengeluarkan pisau kecil dari dalam clutch-nya..
Novia: "Sebaiknya, kamu bunuh mamamu ini, dari pada kamu nikah dengan dia!"
Ia menyerahkan pisau kecil itu di tangan Damon. Karena Damon diam saja, ia merebut kembali pisau itu, dan menodongkan ke lehernya sendiri.
Damon: "Ma.. cukup, Ma..! Damon sangat mencintai Ara.. Tolong, Mama jangan begini.."
Novia: "Berarti, kamu memutuskan agar Mama mati? Baik!"
Novia bersiap menghujamkan pisau itu ke lehernya sendiri, tapi..
Ara: "Berhenti! Tante.. saya.. saya minta maaf, udah bikin hubungan kalian rusak. Damon, aku cinta sama kamu. Tapi.. sepertinya.. kita bukan jodoh. Selamat tinggal!"
Ara menyingsing gaun pengantinnya, lalu pergi meninggalkan resort sambil menangis.
Damon mau mengejarnya. Tapi, ia keburu ditahan oleh Novia.
Novia: "Kamu ngejar dia, Mama mati!"
Damon bingung. Ia tak mampu melakukan apapun saat itu. Pernikahan pun batal.
 
Bls: Cerbung: Dia

Ara masih di jalanan. Ia menangis.. Hingga terduduk di rerumputan, di pinggir jalan. Masih menangis. Ray datang, dan langsung memeluk Ara.
Ara: "Aku mencintai Damon, Ray.."
Ray: "Aku tau.."

Ara tidak mau pulang ke apartement. Ray sempat bingung mau mengantarnya ke mana. Maka..
Ray: "Boleh ya, Ma.. sementara aja.."
Ray: "Oke. Bawa ke sini, ya.. Mama akan siapin kamarnya."
Ray menelpon Irani, saat Ara tertidur pulas di mobilnya.

Damon mengurung diri di dalam kamarnya. Ia benar-benar stress.
Novia: "Damon, makan malam dulu!"
Novia tak ingin kecolongan lagi. Ia memaksa Damon tinggal bersamanya.

Ray terpaksa menggendong Ara masuk ke kamar. Tidurnya terlalu pulas.
Irani: "Dia cantik ya, Ray.."
Ray: "Cantik banget, Ma.."
Irani: "Mama ngerasa, Novia bodoh sekali. Punya menantu secantik ini ditolak."
Ray: "Itu karena Ara mantan narapidana."
Irani: "Setiap orang pasti melakukan kesalahan. Hanya saja, Novia gak mau membuka matanya. Dia seperti gak pernah melakukan kesalahan aja."
 
Bls: Cerbung: Dia

Ara bangun, dan mendapati dirinya di suatu tempat yang tak pernah ia kenal. Dan, ia sudah tidak mengenakan gaun pengantin.
Ara: "Aku di mana?"
Ia ada di kamar. Apa ini kamarnya? Bukan. Kamar pengantinnya? Bukan. Lalu..? Ara baru ingat kejadian kemarin. Pernikahannya dengan Damon, batal. Mengingatnya, membuat Ara sedih.
Kemudian, Ray masuk.
Ray: "Kamu udah bangun, Ra?"
Ara terkejut.
Ara: "Ini di mana, Ray?"
Ray: "Di rumahku.."
Ara juga baru ingat, dia ketiduran di mobil Ray.
Ara: "Makasih ya, Ray.."
Seorang wanita juga masuk ke kamar itu, membawakan sarapan.
Irani: "Selamat pagi.."
Ara menatap wanita itu. Siapa dia?
Ray: "Oh ya, Ara.. kenalin, dia Mamaku."
Ara tersenyum pada Irani.
Irani: "Ara, kamu sarapan dulu, ya.."
Ara: "Terimakasih, Tante.."

Anton dan Nindy sedang di kafe, membicarakan kejadian di pernikahan Damon dan Ara yang batal total.
Anton: "Kasihan ya, mereka.."
 
Bls: Cerbung: Dia

Kasihan Damon. Ia dikurung oleh mamanya di rumah. Perusahaannya juga diambil alih.
Novia: "Mama akan terus kurung kamu, sampai kamu sadar akan kesalahan kamu!"
Damon diam. Ia sudah tidak peduli. Pikirannya mencari-cari cara, supaya bisa kabur.

Ara memandangi gaun pengantinnya, yang di gantung dalam lemari. Air matanya berlinang lagi.
Ara: "Damon.. sekarang aku baru sadar. Hubungan kita hanyalah mimpi. Pernikahan ini hanyalah angan. Mana mungkin kelinci dapat terbang? Kamu hanyalah pangeran dalam dongeng.. Aku takut.. perasaan kita pun gak ubahnya hanya ilusi. Tapi.. yang gak sanggup aku tepis adalah rasa cintaku ke kamu bukan khayalan.."
Ray tidak sengaja mendengar semua yang Ara katakan.
Ara: "Aku mencintai kamu, Damon.. Terlepas dari sadar atau tidak, perasaanku ini nyata.. Tapi kenapa kita dipisahin kayak gini? Aku kangen banget sama kamu."
Ray makin sadar, bahwa kesempatannya mendapatkan Ara sangat tipis, bahkan hampir aus dimalam kecewa. Ia tau, Ara sangat mencintai Damon.
 
Bls: Cerbung: Dia

Irani memperhatikan Ray dari ruang makan. Lalu, ia menghampiri putranya itu.
Irani: "Ray.. perlu kamu tau satu hal. Bahwa cinta gak bisa dipaksa. Kalau memang dia gak mencintai kamu, biarlah. Jadikan dia temen aja."
Ray: "Iya, Ma. Maunya Ray juga gitu.."
Irani: "Ini baru anak Mama.."
 
Bls: Cerbung: Dia

14

Ara keluar dari kamar, dan melihat Irani di taman belakang.
Ara: "Selamat siang, Tante.."
Irani: "Siang juga, Ara.."
Ara: "Ray mana, Tante?"
Irani: "Baru pergi bayar tagihan listrik."
Ara: "Oh.."
Irani: "Tante turut prihatin, atas yang terjadi, Ara. Novia sebenarnya orang baik. Mungkin, masih terpengaruh oleh minuman keras."
Ara diam. Lalu..
Ara: "Tante.. seharusnya, saya bisa melawan. Tapi, ada perasaan gak tega dalam hati saya."
Irani tersenyum, dan mengelus rambut panjang Ara.
Saat rambut Ara tersibak, terlihat tanda unik di belakang telinga gadis itu.
Irani: "Sayang, ini apa?"
Ara: "Itu.. kata kakak saya tatto. Sejak kecil udah ada."
Irani mengamati tanda itu. Berwarna cokelat seperti tahi lalat. Bentuknya seperti bintang.
Irani: "Ini bukan tatto, Ara.. Ini tanda lahir."
Ara: "Masa, sih?"
Irani: "Iya. Tanda lahir dan tatto itu sangat berbeda."
Aneh.. Irani merasa kenal dengan bentuk tanda lahir itu.
 
Bls: Cerbung: Dia

Suatu hari, Irani menengok Novia di rumahnya. Hubungan mereka masih sangat baik.
Irani: "Nov, aku sangat senang melihatmu sehat kembali."
Novia: "Iya, Ran.. Aku juga merasa lebih seger. Ini semua berkat calon menantuku, Sofi."
Irani tersenyum.
Irani: "Tapi, Nov.. aku gak setuju dengan yang kamu lakukan di acara pernikahan Damon, yang sudah kamu gagalkan itu."
Novia: "Gadis gak tau diri itu, memang pantas diperlakukan seperti itu."
Irani: "Kamu bisa kan, membatalkannya baik-baik?"
Novia diam.
Irani: "Ya.. pokoknya aku gak setuju dengan cara kamu. Terlalu kasar, dan.. gak kamu banget."
Novia: "Ran, ini keluargaku. Damon anakku. Aku gak mau melakukan kesalahan lagi.."
Irani menggenggam tangan kiri Novia.
Irani: "Nov.. Mas Gunawan telpon aku. Dia akan pulang ke Indonesia."
Novia terperangah.
Novia: "Pulang? Kapan?"
Irani: "Iya. Tapi, kapan waktu tepatnya, dia belum mengatakan."
Novia menangis. Irani langsung memeluknya."
 
Bls: Cerbung: Dia

Damon akhirnya mulai berpikir.
Damon: "Gue harus kabur dari sini!"
Novia melihat Damon keluar dari kamar.
Novia: "Kamu mau ke mana?"
Damon: "Cari angin."
Novia: "Angin di belakang banyak."
Damon: "Damon maunya di depan."
Novia: "Damon!"
Damon tidak menggubrisnya. Ia segera ke garasi dan membawa mobilnya. Novia mengejar. Tapi terlambat. Damon berhasil keluar dari rumah.

Langkah pertama yang harus Damon lakukan adalah mengambil semua uangnya, sebelum diblokir oleh mamanya. Berhasil. 120 juta cash! Ia simpan di bagasi mobil.
Langkah ke dua, ia menuju apartement Ara. Sayang, ia hanya ketemu dengan Bimo.
Bimo: "Ara gak di sini, Mon."
Damon: "Di mana?"
Bimo: "Lo mau apa sih, cari dia lagi?"
Damon: "Bimo, gue mencintai Ara. Gue mau bawa pergi Ara. Lo.. ngizinin, kan?"
Bimo: "Nyokap lo?"
Damon: "Gak usah nanyain itu lah.."
Bimo: "Tapi.. lo mesti janji, jangan buat Ara nangis lagi."
Damon: "Gue akan jaga Ara dengan nyawa gue sendiri."
Bimo: "Oke. Ara ada di rumah Ray."
Damon: "Rumah Ray?"
 
Bls: Cerbung: Dia

Dari jauh, Damon melihat Ara bersama Irani sedang merawat tanaman di taman depan rumah itu.
Dengan berani, Damon menghampiri mereka.
Damon: "Selamat pagi, Tante.. Ara.."
Ara tercengang menatap Damon? Ada rasa senang dan sedih bercampur jadi satu.
Ara: "Damon.."
Tangan Ara melemas. Sampai-sampai, alat penyiram di tangannya lepas, dan jatuh ke rerumputan. Air mata tumpah di pipinya.
Damon: "Ya.. ini aku, Sayang.."
Keduanya langsung berpelukan.
Ara: "Aku kira, kita gak akan ketemu lagi.. Aku kangen kamu.."
Damon: "Ara.. Ara sayang.."
Pertemuan keduanya membuat Irani ikut terharu.
Tanpa sengaja, Ray baru datang dan melihat itu semua. Ia langsung memisahkan mereka.
Ray: "Mon, cukup! Jangan buat Ara nangis lagi!"
Damon: "Ray.. gue akan bawa Ara pergi. Kami akan mulai hidup baru berdua.."
Ray: "Gak bisa! Lo udah cukup buat Ara sedih. Sekarang, mendingan lo pergi, dan jangan ganggu Ara lagi!"
Kata-kata Ray benar juga. Setelah gagalnya pernikahan itu, Damon tidak pantas mendekati Ara lagi. Tapi..
 
Bls: Cerbung: Dia

Ara: "Ray, kamu jangan gitu, dong..!"
Ray: "Ra, dia udah nyakitin kamu. Kamu gak perlu belain dia."
Ara: "Ray.. Damon gak pernah nyakitin aku. Sedikit pun.. gak pernah.."
Ara meraih tangan Damon.
Ara: "Kamu masih mau bawa aku pergi, kan?"
Damon tidak tahan. Ia memeluk Ara.
Damon: "Selalu.. Selalu.."
Ara: "Aku akan ikut kamu. Pergi ke mana aja. Asal sama kamu."
Damon: "Kalo gitu, kamu siap-siap, ya.."
Ara mengangguk. Lalu segera masuk ke kamar, dan berkemas.

Sementara itu, Novia panik. Ia segera menelpon Sofi.
Novia: "Kamu harus bantu Tante, nemuin Damon."
Sofi: "Tenang aja, Tante. Sofi tau, ke mana Damon pergi."

Ara sudah siap.
Ara: "Tante, Ara pamit.."
Irani: "Iya, Sayang.. Tante doakan, semoga kamu dan Damon diberi kemudahan dalam mencapai keinginan kalian."
Ara: "Terimakasih, Tante."
Lalu, Ara menatap Ray.
Ara: "Ray.. aku pamit.."
Ray diam. Ia marah pada Damon, juga Ara.
Damon: "Lo gak usah khawatir, Ray. Gue akan jaga Ara.."
Ray tidak peduli lagi. Ia malah masuk ke dalam rumah dengan hati hancur.
 
Bls: Cerbung: Dia

Damon membukakan pintu mobil untuk Ara.
Ketika keduanya sudah ada di dalam mobil, mereka pun mulai merajut kembali sulaman cinta yang sempat terkoyak.
Damon menggenggam tangan kanan Ara. Ia tak kan melepasnya lagi.
Damon: "Bisa bersama kamu lagi, adalah anugrah, Ara.."
Ara tersenyum.
Ara: "Aku kangen kamu, Damon.."
Damon: "Aku juga.."
Kemudian.. mereka membicarakan tujuan mereka.
Damon: "Enaknya kita ke mana, Sayang?"
Ara: "Aku juga bingung. Tapi, ke mana pun tujuan kita, asal kita tetap bersama, aku ikut.."
Damon mencium tangan kanan kekasihnya itu.

Kasihan Sofi.. ia tidak menemukan Damon. Di apartement, kantor, rumah Nindy, rumah Anton, bahkan rumah Ray dan apartement Ara, ia datangi. Tapi, Damon tidak ada. Begitu juga Ara.
Sofi: "Brengsek!"
 
Bls: Cerbung: Dia

15

Sudah pukul 12 siang.
Damon dan Ara sudah sampai di luar Jakarta.
Ara tertidur di joknya.
Damon menepikan mobilnya di bawah pohon yang lebat. Lalu.. mencoba untuk tidur juga.

Sementara itu, Anton terkejut dengan kabar perginya Damon dan Ara. Nindy pun tak kalah kaget. Mereka dapat kabar itu dari Sofi.
Anton: "Kenapa dia gak pikir panjang dulu, sih?"
Nindy: "Namanya juga cinta, Mas.. apapun akan dilakukan.."
Anton: "Ya.. aku bisa ngerti, Nin.."
Sofi terus mendesak Anton untuk mencari Damon.
Sofi: "Ini kan penculikan, Ton.. Ara menculik Damon. Penjarain aja tuh cewek..!"
Anton: "Penculikan apa? Mereka perginya kan suka sela. Jangan ngaco, deh.."
Sofi: "Trus gimana, dong?"
Nindy: "Menurut gue, Sof, biar aja mereka pergi. Mereka saling cinta. Dan cinta itu, patut diperjuangkan."
Sofi: "Gue kan juga sedang memperjuangkan cinta gue ke Damon."
Anton: "Lo kan cuma cinta sepihak. Buang-buang waktu aja.."

Sofi kesal. Anton sama sekali tidak bisa dimintai tolong.
 
Bls: Cerbung: Dia

Damon dan Ara tiba di Bandung, saat hari menjelang malam.
Dengan mudah, Damon menemukan tempat tinggal yang tak terlalu besar, tapi cukup untuk mereka berdua.
Damon: "Pasti.. kamu gak suka tempat ini, ya?"
Ara: "Aku pernah tinggal di tempat yang lebih tidak layak dari ini.."
Lalu, ia memeluk Damon.
Ara: "Aku yakin.. suatu hari nanti, kita bisa punya yang lebih dari ini.."
Damon: "Ara, kita nikah, yuk. Aku kan anak laki-laki. Gak perlu wali."
Ara: "Kak Bimo juga gak akan keberatan kalau wali aku diwakilkan oleh penghulunya."
Damon mencium Ara.

Keesokan paginya, Damon dan Ara langsung ke KUA setempat, dan menikah.

Kini, Damon dan Ara resmi jadi suami istri. Mereka mengirimkan kabar pada Bimo. Bimo pun menyampaikan pada Ray, Anton, dan Nindy.
Semuanya ikut bahagia. Kecuali Ray. Ia benar-benar sakit hati dan cemburu. Tapi, ia ingin Ara bahagia.
 
Bls: Cerbung: Dia

Akhirnya.. pada suatu senja, Gunawan pulang juga.
Novia menyambutnya dengan baik.
Novia: "Mas.. aku rindu sekali sama kamu.."
Gunawan: "Aku juga rindu sama kamu. Tapi, aku lebih rindu sama Kelly."
Novia menyadari, dirinya masih sangat hitam di mata suaminya. Tapi, ia berusaha tegar.
Gunawan: "Kamu gak usah khawatir. Detektif aku sudah menemukan Kelly. Tanda lahir di belakang telinganya jadi bukti."
Novia menangis.
Novia: "Mas, maafin aku.. Aku memang salah. Aku menyesal. Sungguh-sungguh menyesal."
Gunawan: "Sudahlah.. saya sudah lama memaafkan kamu. Tapi, rasa percaya aku ke kamu.. banyak berkurang."
Novia: "Aku bisa ngerti, Mas.. Dan aku akan terima, kalau itu memang jadi hukuman buat aku."

Damon dan Ara sudah bahagia. Damon bekerja di sebuah perusahaan kecil, jadi karyawan biasa. Sedangkan Ara, ia dapat pekerjaan di sebuah warung dekat rumah.
Damon: "Meski pun pekerjaan kita kecil, tapi halal. Ya, kan?"
Ara: "Iya, Sayang. Kerja di warung buat aku jadi belajar masak."
Damon: "Aku bangga sama kamu."
 
Bls: Cerbung: Dia

Suatu hari..
Saat akan berangkat kerja, mendadak.. Ara merasakan kepalanya begitu pusing. Tanpa disangka, ia pingsan di ruang tengah.
Damon: "Sayang.. Ara Sayang.. kamu kenapa?"
Damon segera membawa Ara ke klinik terdekat.
Damon lega, saat Dokter mengatakan bahwa Ara hanya lelah, dan butuh istirahat.
Ara: "Sayang, kok, aku jadi selemah itu, ya?"
Damon: "Ya.. mungkin kamu emang butuh istirahat sebentar. Kalau ntar udah bahkan.. bener-bener sehat, baru boleh kerja lagi."
Ara mengangguk.
Ara: "Iya.. Aku akan nurut sama kamu."

Ray tidak bisa tidur. Ia ingat Ara terus. Irani masuk ke kamarnya.
Irani: "Sudahlah, Ray.. Ara jangan dipikir terus. Dia sudah bahagia dengan Damon?"
Ray: "Ray maunya juga gitu, Ma."
Keduanya terdiam sejenak. Lalu, Irani bicara lagi.
Irani: "Ray.. Mama boleh nanya sesuatu, gak?"
Ray: "Nanya apa?"
Irani: "Yang.. kakaknya Ara itu.. siapa namanya?"
Ray: "Bimo. Kenapa emangnya?"
Irani: "Dia kakak kandung Ara?"
Ray: "Iya, Ma."
 
Bls: Cerbung: Dia

Irani: "Aneh. Kenapa gak ada mirip-miripnya sama sekali..?"
Ray: "Kok, tiba-tiba Mama nanyain hal itu?"
Irani: "Gak papa. Cuma penasaran aja."

Belakangan ini, Irani memikirkan tanda lahir di belakang telinga Ara.
Irani: "Tanda lahir itu.. aku merasa tidak asing."

Seorang wanita hamil merasa mulas, saat asyik belanja di mall. Ia jatuh ke lantai dan menjerit kesakitan. Temannya langsung menolong.
Rupanya, wanita itu mau melahirkan.
Wanita itu berjuang melahirkan bayinya selama 12 jam, karena bayinya sungsang. Wanita tersebut langsung tak sadarkan diri, setelah bayinya lahir dengan selamat.
Bayinya perempuan. Sangat cantik. Tapi ibunya dalam keadaan kritis. Sempat koma dua hari.
Setelah berhasil siuman, keadaannya terus membaik. Dan ia menamai bayinya..
Gunawan: "Kellyara Isabella Gunawan."
Novia tersenyum bahagia. Gunawan pun demikian.
Irani menggendong Kelly. Saat bayi itu menggeliat, Irani melihat sesuatu.
 
Bls: Cerbung: Dia

Irani: "Ng.. Nov, Mas Gun.. ini kenapa, ya?"
Irani menunjukkan tanda tersebut.
Gunawan: "Apa itu, ya? Aku tanya dokter dulu.."
Gunawan menggendong Kelly, dan membawanya ke ruangan dokter. Beberapa saat kemudian, ia kembali ke kamar Novia.
Gunawan: "Ini.. kata dokter, semacam tanda lahir gitu."
Kabar itu membuat Novia dan Irani kembali tenang. Mereka pun kembali berbahagia.

Malam yang mendung dengan hujan yang sangat deras, disertai gemuruh petir, membuat malam itu jadi mencekam.
Irani terbangun dari tidurnya. Baru saja ia bermimpi. Membuat wajahnya berkeringat, dan tampak pucat.
Ia keluar kamar, dan mengambil air minum di dapur.
Setelah minum, dan dadanya lega, ia mulai bisa berpikir.
Irani: "Kenapa aku baru ingat? Tanda lahir itu.. mirip sekali dengan punya Kelly. Ya Tuhan.. pertanda apa ini?"
Seketika, hal itu membuat kedua tangannya gemetar.
 
Back
Top