Konsultasi Keluarga : Menghadapi Masalah Dalam Berumah Tangga, Haruskah Menyerah

Status
Not open for further replies.

kueren

New member
Pada awalnya memang banyak orang yang memikirkan bahwa pernikahan adalah hal yang jauh dari masalah. Yang ada hanyalah kesenangan dan kegembiraan romansa yang tiada batas. Tetapi, memasuki beberapa bulan kedepan, ternyata banyak hal yang tidak menyenangkan bagi Anda maupun pasangan Anda. Mulai dari kelakuannya yang menjadi berubah ketika menikah, bagaimana harus menghadapi tingkah laku dengan pasangan Anda, dan belum lagi masalah mengurus anak yang pada akhirnya Anda merasa bahwa menikah ternyata pilihan yang sulit.

Namun, menanggapi hal tersebut, bukan berarti Anda harus menyerah bahkan memutuskan untuk berpisah satu dengan yang lainnya. Segala masalah yang ada, termasuk masalah rumah tangga, adalah untuk diselesaikan secara bijaksana dan bukan untuk dihindari atau membuat Anda menyerah. Jika Anda memilih untuk bercerai, sebenarnya hal tersebut merupakan wujud dari pelarian dari suatu masalah, karena bagaimanapun di dalam rumah tangga, tidak ada masalah yang tidak dapat terselesaikan jika Anda maupun pasangan Anda memiliki kebijaksanaan di dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Berikut beberapa cara menyelesaikan masalah yang ada di dalam rumah tangga:

Bila menemukan masalah, pertama yang harus Anda lakukan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan, mengingat visi awal sebelum pernikahan, dan mencari jalan keluar dengan kepala dingin

Pertama kali yang harus Anda lakukan jika menemukan masalah di dalam berumah tangga adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan maka Anda akan mendapatkan pencerahan dan jalan keluar di dalam menyelesaikan masalah rumah tangga Anda.

Setelah itu, ingat kembali visi Anda dan pasangan Anda sebelum menikah. Dengan mengingat akan visi tersebut, Anda akan menjadi lebih dapat berpikir jernih di dalam menyelesaikan masalah Anda.

Hal lain yang harus Anda lakukan adalah cobalah untuk menyelesaikan persoalan atau masalah dengan kepala dingin. Jangan terlalu subyektif atau emosional dalam melihat satu masalah, tetapi cobalah untuk mendengar dari pihak lain dan mau untuk merendahkan diri serta melakukan introspeksi diri. Hal tersebut akan mempermudah Anda untuk mencari jalan keluar di dalam menyelesaikan masalah.

Pantang bersikap “isme” terhadap pasangan maupun anak Anda

Anda harus pantang dalam bersikap isme terhadap pasangan atau anak Anda. Bersikap “isme” yang dimaksud adalah bersikap terlalu memperhatikan tetapi lebih ke arah posesif dan cenderung sangat melindungi, sehingga apapun yang dilakukan oleh pasangan atau anak Anda akan mengakibatkan Anda menutup-nutupi dan memakluminya. Mungkin pada awalnya Anda berpikir hal tersebut tidak akan mengakibatkan hal apapun, Tetapi, jika hal tersebut dibiarkan maka akan memberikan hal negatif, seperti pasangan Anda dan anak Anda menjadi pribadi yang liar, karena Anda tidak pernah mau bersikap tegas dan selalu menutupi bahkan memaklumi perilaku mereka.

Jika Anda bersikap “isme” terhadap pasangan maupun anak Anda, maka kecenderungan dari pasangan atau anak Anda adalah menjadi pribadi yang liar, sehingga Anda pada akhirnya menjadi pusing sendiri dengan masalah keluarga Anda. Dalam menyelesaikan masalah keluarga Anda, pantang untuk bersikap “isme” terhadap pasangan atau anak Anda, karena sikap “isme” yang cenderung posesif berlebihan perlahan akan mengakibatkan masalah dalam rumah tangga Anda.

Bersepakat sebelum menikah untuk menyamakan visi dan menjalankan visi tersebut setelah menikah

Sebelum Anda menikah dengan pasangan Anda, hal yang paling harus dipegang oleh Anda dan pasangan Anda adalah visi bersama. Jangan pernah menikah dengan motivasi yang tidak tulus dan visi yang berbeda, karena pada akhirnya akan menimbulkan masalah di dalam rumah tangga Anda.

Jika Anda menemukan masalah di dalam rumah tangga, salah satu cara yang harus Anda lakukan adalah mengingat visi awal pada saat menikah, sehingga dengan mengingat visi tersebut Anda dapat lebih bijaksana dalam mencari jalan keluar ketika menemukan masalah di dalam rumah tangga Anda.

Anda dan pasangan harus menjalankan fungsinya masing-masing di dalam rumah tangga

Seorang suami harus menjalankan fungsinya sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab, sedangkan seorang istri harus menjalankan fungsinya sebagai penolong yang baik di dalam berumah tangga. Semua fungsi tersebut harus dijalankan dengan baik agar membentuk suatu bahtera rumah tangga yang kokoh dan sanggup untuk mengatasi segala badai permasalahan yang ada di dalam rumah tangga.

Sumber : HEALTH VBL
 
Bls: Konsultasi Keluarga : Menghadapi Masalah Dalam Berumah Tangga, Haruskah Men

Siip. Kudu disadari bahwa perbedaan itu engga mesti disamakan. Persamaan persepsi engga kudu jadi awal perdebatan.
 
Bls: Konsultasi Keluarga : Menghadapi Masalah Dalam Berumah Tangga, Haruskah Men

wah lagi-lagi ada isme yah...

hmm yang jelas jangan mementingkan ego dan apapun masalahnya harus dibicarakan dan tetap menjaga komunikasi demi keutuhan bersama
 
Bls: Konsultasi Keluarga : Menghadapi Masalah Dalam Berumah Tangga, Haruskah Men

Jangan pernah berharap kesempurnaan. No body is perfect guys
 
aku mw tnya gmna cara menghadapi suami yang doyan pacaran alias selingkuh?




MASA PACARAN:di bikin simple aja bikin komitmen sekali mislanya ketahuan selingkuh...klo kedua kali setelah bikin komitmen...y ditinggalkan saja...

BERUMAH TANGGA: Di omongin baik2 minta jalan keluarnya kepada orng tuanya...lalu biar orangtuanya yg menegur anaknya itu yg suka selingkuh...saring sy lihat bnyak jd pertikaian yg berakhir emosi ketika mempunyai masalah perselingkuhan baik si istri/suami jngan langsung di tegur/di marahi...lihat dulu klo benar terbukti dia selingkuh lngsung aja bawa buktinya ke orngtuanya itu/langsung di omongin sm orngtuanya.

ini menurut saya...semoga berhasil good luck
 
Komunikasi, toleransi dan antisipasi.. itu semua yang dibutuhkan ketika udah berumah tangga.. insyaAllah lancar dan langgeng kalau ketiga hal itu diterapin dalam rumah tangga.. :)
 
Pada awalnya memang banyak orang yang memikirkan bahwa pernikahan adalah hal yang jauh dari masalah. Yang ada hanyalah kesenangan dan kegembiraan romansa yang tiada batas. Tetapi, memasuki beberapa bulan kedepan, ternyata banyak hal yang tidak menyenangkan bagi Anda maupun pasangan Anda. Mulai dari kelakuannya yang menjadi berubah ketika menikah, bagaimana harus menghadapi tingkah laku dengan pasangan Anda, dan belum lagi masalah mengurus anak yang pada akhirnya Anda merasa bahwa menikah ternyata pilihan yang sulit.

Namun, menanggapi hal tersebut, bukan berarti Anda harus menyerah bahkan memutuskan untuk berpisah satu dengan yang lainnya. Segala masalah yang ada, termasuk masalah rumah tangga, adalah untuk diselesaikan secara bijaksana dan bukan untuk dihindari atau membuat Anda menyerah. Jika Anda memilih untuk bercerai, sebenarnya hal tersebut merupakan wujud dari pelarian dari suatu masalah, karena bagaimanapun di dalam rumah tangga, tidak ada masalah yang tidak dapat terselesaikan jika Anda maupun pasangan Anda memiliki kebijaksanaan di dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Berikut beberapa cara menyelesaikan masalah yang ada di dalam rumah tangga:

Bila menemukan masalah, pertama yang harus Anda lakukan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan, mengingat visi awal sebelum pernikahan, dan mencari jalan keluar dengan kepala dingin

Pertama kali yang harus Anda lakukan jika menemukan masalah di dalam berumah tangga adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan maka Anda akan mendapatkan pencerahan dan jalan keluar di dalam menyelesaikan masalah rumah tangga Anda.

Setelah itu, ingat kembali visi Anda dan pasangan Anda sebelum menikah. Dengan mengingat akan visi tersebut, Anda akan menjadi lebih dapat berpikir jernih di dalam menyelesaikan masalah Anda.

Hal lain yang harus Anda lakukan adalah cobalah untuk menyelesaikan persoalan atau masalah dengan kepala dingin. Jangan terlalu subyektif atau emosional dalam melihat satu masalah, tetapi cobalah untuk mendengar dari pihak lain dan mau untuk merendahkan diri serta melakukan introspeksi diri. Hal tersebut akan mempermudah Anda untuk mencari jalan keluar di dalam menyelesaikan masalah.

Pantang bersikap “isme” terhadap pasangan maupun anak Anda

Anda harus pantang dalam bersikap isme terhadap pasangan atau anak Anda. Bersikap “isme” yang dimaksud adalah bersikap terlalu memperhatikan tetapi lebih ke arah posesif dan cenderung sangat melindungi, sehingga apapun yang dilakukan oleh pasangan atau anak Anda akan mengakibatkan Anda menutup-nutupi dan memakluminya. Mungkin pada awalnya Anda berpikir hal tersebut tidak akan mengakibatkan hal apapun, Tetapi, jika hal tersebut dibiarkan maka akan memberikan hal negatif, seperti pasangan Anda dan anak Anda menjadi pribadi yang liar, karena Anda tidak pernah mau bersikap tegas dan selalu menutupi bahkan memaklumi perilaku mereka.

Jika Anda bersikap “isme” terhadap pasangan maupun anak Anda, maka kecenderungan dari pasangan atau anak Anda adalah menjadi pribadi yang liar, sehingga Anda pada akhirnya menjadi pusing sendiri dengan masalah keluarga Anda. Dalam menyelesaikan masalah keluarga Anda, pantang untuk bersikap “isme” terhadap pasangan atau anak Anda, karena sikap “isme” yang cenderung posesif berlebihan perlahan akan mengakibatkan masalah dalam rumah tangga Anda.

Bersepakat sebelum menikah untuk menyamakan visi dan menjalankan visi tersebut setelah menikah

Sebelum Anda menikah dengan pasangan Anda, hal yang paling harus dipegang oleh Anda dan pasangan Anda adalah visi bersama. Jangan pernah menikah dengan motivasi yang tidak tulus dan visi yang berbeda, karena pada akhirnya akan menimbulkan masalah di dalam rumah tangga Anda.

Jika Anda menemukan masalah di dalam rumah tangga, salah satu cara yang harus Anda lakukan adalah mengingat visi awal pada saat menikah, sehingga dengan mengingat visi tersebut Anda dapat lebih bijaksana dalam mencari jalan keluar ketika menemukan masalah di dalam rumah tangga Anda.

Anda dan pasangan harus menjalankan fungsinya masing-masing di dalam rumah tangga

Seorang suami harus menjalankan fungsinya sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab, sedangkan seorang istri harus menjalankan fungsinya sebagai penolong yang baik di dalam berumah tangga. Semua fungsi tersebut harus dijalankan dengan baik agar membentuk suatu bahtera rumah tangga yang kokoh dan sanggup untuk mengatasi segala badai permasalahan yang ada di dalam rumah tangga.

Sumber : HEALTH VBL

inti dari berumahtangga itu seperti kata para konselor ada 3 hal:

1. Suami berpenghasilan cukup
2. saling setia
3. komunikasi yang sehat


poin komunikasi ini sangat vital. Jika sebuah rumah tangga yang dibangun dengan saling keterbukaan maka keluarga tersebut akan mampu mengatasi masalah apapun yang terjadi dalam rumahtangga. Dengan komunikasi yang baik maka ego tak akan ada
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top