Ayah & Ibu ...anak kalian Mengikutimu Loh

anak_dumai

New member
Semoga Ada Manfaatnya buat Kita semua sebuah renungan berikut.
Apakah pernah kita melihat seorang anak kecil menyanyikan lagu dewasa (kayaknya sering deh)? Apakah pernah kita melihat kisah seorang anak kecil merokok? Apakah pernah kita melihat seorang anak kecil memaki dan berkata kasar pada orang lain? Apakah pernah kita melihat anak kecil meminta-minta dijalan (padahal langkah mungilnya tak sebanding dengan laju kendaraan yang tak pernah sepi) dan apakah pernah kita melihat seorang anak kecil yang sedang marah membanting pintu kamarnya keras keras? Rasa rasanya semuanya pernah kita lihat, baik melihat langsung ataupun melalui televisi. Fenomena apa ini? atau apa yang sebenarnya menyebabkan mereka "pandai" melakukan perbuatan yang "sangat tidak menyenangkan" itu?

Anak adalah peniru yang baik! begitu kata salah seorang bijak, dan hei itu benar. Tanpa sadar terkadang kita mengajarkan hal-hal buruk pada anak. Ketika dia meminta perhatian kita lalu tidak segera direspon, kita mulai mengajarkan sikap acuh padanya. Ketika seorang Ibu tengah memarahi pembantu di depan anaknya karena kelalaian pembantu itu dalam mengerjakan tugasnya, anak diajarkan memaki pada orang lain, arogan dan sadis. Ketika seorang bapak terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan melupakan anaknya, anak mulai belajar tak membutuhkan bapaknya, jadi jangan heran ketika besar nanti dan kita sedang ingin ditemani anak kita, dia akan sibuk dengan teman-temannya.

Tak hanya melihat contoh langsung anak bisa meniru, duhai ibu, duhai ayah, anak juga bisa meniru dari televisi. Membiarkan anak sendirian menonton siaran televisi adalah suatu kesalahan. Kita tidak tahu apa yang telah dia serap, apalagi di masa golden age-nya, masa usia emasnya antara 0-3 tahun ada juga yang bilang 0-8 tahun, masa-masa di mana kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan berdampak bagi si anak di kemudian hari. Siaran televisi terkadang mengajarkan kekerasan, sinetron mengajarkan makian dan dendam.

Duhai ibu, kesalahan terbesar kita apabila kita tidak bisa memaksimalkan pendidikan yang terbaik untuknya, Ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya, pendidikan tak perlu mahal, dengan menemaninya bermain dengan permainan yang tepat kita akan ikut andil melahirkan asset termahal kita.

Anak adalah peniru yang baik, sebagai orangtua sepatutnya menstimulasi mereka dengan menjadi teladan yang baik. Jika orangtua senang membaca, kemungkinan besar anak pun demikian.

Mari kita didik anak anak kita dengan sebaik-baiknya. Pertama mendidik anak dengan IMAN, untuk menghindari kesia-siaan. Kedua mendidik anak dengan ILMU, untuk menghindari kesalahan, dan ketiga mendidik anak dengan CINTA, untuk mendatangkan kebahagiaan.

Karena anak begitu berharga, amanah yang diberikan oleh Tuhan pada orang-orang pilihan, merekalah yang kelak akan meringankan dosa dosa kita dengan do’a-do’a yang tak putus dilantunkan, karena malaikat tidak akan pernah bertanya, anak kita sudah bekerja dimana, penghasilannya berapa, prestasi dunianya apa.


Bolehlah sejenak kita resapi kata kata seorang bijak ini:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
 
Bls: Ayah & Ibu ...anak kalian Mengikutimu Loh

yaa....buah jatuh tak jauh dari pohonnya :)
dan sampai titik akhirnya nanti, kita nggak bisa menyalahkan siapa yang salah...jika semua sudah terlanjur, kita-kita inilah sebagai anak yang harus berupaya memperbaiki kondisi.

oya,tapi ada saja kasus spesial, di mana bisa kita lihat orang tua yang mengajarkan ketentraman, pujian, dan disayang dan semua hal yang baik tetapi entah bagaimana ceritanya kok si anak jadi pembangkang, gimana tuh menurut anak dumai?
 
Bls: Ayah & Ibu ...anak kalian Mengikutimu Loh

yaa....buah jatuh tak jauh dari pohonnya :)
dan sampai titik akhirnya nanti, kita nggak bisa menyalahkan siapa yang salah...jika semua sudah terlanjur, kita-kita inilah sebagai anak yang harus berupaya memperbaiki kondisi.

oya,tapi ada saja kasus spesial, di mana bisa kita lihat orang tua yang mengajarkan ketentraman, pujian, dan disayang dan semua hal yang baik tetapi entah bagaimana ceritanya kok si anak jadi pembangkang, gimana tuh menurut anak dumai?

klu menurut aku sih....itu mungkin faktor lingkungan si anak itu,karena faktor lingkungan juga sangat berpengaruh pd psikologi si anak..:D:D:D

tapi pada intinya seorang manusia tidak dapat di rubah oleh siapa pun termasuk tuhan sendiri...klu bukan si anak itu sendiri yg merubah nya...[<:)[<:)[<:)
 
Back
Top