Mula Oblong populer di Indonesia

Administrator

Administrator
Di Indonesia, konon, kaus oblong dibawa masuk oleh orang-orang Belanda, tetapi saat itu perkembangannya belum pesat Soalnya, benda ini mempunyai gengsi tinggi. Teknologi pemintalan di Indonesia yang belum maju (saat itu) membuat kaus oblong masuk kategori barang mahal.

Tahun 1970 kaus oblong baru menampakkan perkembangan signifikan hingga ke pedesaan. Ketika itu bentuknya masih konvensional: berwarna putih, berbahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya diperuntukkan bagi kaum pria. Beberapa merek yang terkenal adalah Swan, 77, Cabe Rawit, dan Kembang Manggis.

Belakangan ini, kaus oblong telah menjadi wahana tanda. Kaus oblong, sebagaimana pakaian lain, membawa pesan di mana setiap pembacanya bisa menginterpretasikan dengan bebas. Contohnya, ya, seperti oblong-oblong Bali itu MuDAers.

Malahan, enggak hanya pesan tentang tempat, kaus oblong juga mengomunikasikan tentang kelompok, bisnis, hingga Maim atas status pemakainya.

Lambang kebebasan

Asal katanya adalah shirt Kata imbuhan “T” konon karena bentuknya yang menyerupai huruf T. Di Indonesia, kata T-shirt diterjemahkan menjadi kaus oblong.

Terjemahan ini enggak lepas dari sejarah perjalanan kaus itu sendiri. Kamus Indonesia-Inggris karya Hassan Shadily (1997) menyamakan kaus oblong dengan kata kaus dalam, singlet, dan undershirt T-shirt alias kaus oblong mulai’populer saat dipakai aktor Marlon Brando pada 1947. Saat itu, ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas “A Street Named Desire” karya Tenesse Wifilam di Broadway, AS.

Banyak yang memuji penampilan Brando. Tapi tak sedikit yang beranggapan, kaus oblong sebagai baju luar adalah tindakan kurang ajar dan bentuk pemberontakan.

Muncullah polemik seputar kaus oblong. Sebagian orang menilai kaus oblong itu baju luar yang tak sopan, tidak beretika. Tapi anak muda justru dilanda demam kaus oblong yang dianggap sebagai lambang kebebasan.

Polemik itu membuat kaus oblong makin populer. Beberapa perusahaan konfeksi jadi bersemangat memproduksi kaus oblong besar-besaran. Citra kaus oblong makin melejit saat Brando jadi bintang iklan kaus itu.

Tahun 1961 organisasi yang menamakan diri Underwear Institute menuntut agar kaus oblong diakui seperti baju lain. Kata mereka, kaus oblong juga karya busana yang menjadi bagian budaya mode. Terbukti kan sekarang!



Sumber : Kompas
 
Back
Top