Flash Fiction.

Bls: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Menarik,...sesekali saya mau coba ah..bisa berupa narasi deskriptif saja ya, tidak selalu harus dialogis?

Kalau divisualkan, kira2 berdurasi brp ya dan apa sebutannya, barangkali dipy tau dan pernah mencoba memproduksi?
 
Bls: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Menarik,...sesekali saya mau coba ah..bisa berupa narasi deskriptif saja ya, tidak selalu harus dialogis?

Kalau divisualkan, kira2 berdurasi brp ya dan apa sebutannya, barangkali dipy tau dan pernah mencoba memproduksi?
Tidak harus dialogis, Mas. Yang penting adalah ada kesatuan cerita dan pembatasan pemakaian jumlah kata.

Soal divisualkan saya sendiri belum pernah menemuinya, tapi durasinya pasti singkat banget mengingat kata2 yang dipakai adalah sekitar 100 kata.

Mari dicoba dan ditulis di sini , Mas. :)

-dipi-
 
Bls: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Wajah di Balik Jendela

Sudah sebelas hari berlalu sejak pertama Aku memandanginya.
Dari balik jendela.

Dan setiap kali dia membalikkan tubuhnya,
berusaha mencari sebab perasaan gundah yang senantiasa membayangi,
Aku akan bersembunyi di balik tirai.
Meninggalkan sekilas bayangan gaun bercorak bunga, sekelebat rambut hitam panjang; membuat keningnya berkerut.

Namun hari ini, Aku tidak ingin bersembunyi lagi.
Akan kubuka tirai lebar-lebar dan tersenyum semanis mungkin.

Lalu saat dia berbalik,
Saat matanya tepat menatap mataku,
segalanya menjadi jelas baginya

Wajah di balik jendela itu wajahku
Gaun berbunga itu gaun kesayanganku
dan rambut hitam panjang ini, satu-satunya yang tersisa dariku.

Teriakannya serta merta menggema, memekakkan telinga.

"HANTUUUUUUUUUUUUU!!"
 
Bls: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Wajah di Balik Jendela

Sudah sebelas hari berlalu sejak pertama Aku memandanginya.
Dari balik jendela.

Dan setiap kali dia membalikkan tubuhnya,
berusaha mencari sebab perasaan gundah yang senantiasa membayangi,
Aku akan bersembunyi di balik tirai.
Meninggalkan sekilas bayangan gaun bercorak bunga, sekelebat rambut hitam panjang; membuat keningnya berkerut.

Namun hari ini, Aku tidak ingin bersembunyi lagi.
Akan kubuka tirai lebar-lebar dan tersenyum semanis mungkin.

Lalu saat dia berbalik,
Saat matanya tepat menatap mataku,
segalanya menjadi jelas baginya

Wajah di balik jendela itu wajahku
Gaun berbunga itu gaun kesayanganku
dan rambut hitam panjang ini, satu-satunya yang tersisa dariku.

Teriakannya serta merta menggema, memekakkan telinga.

"HANTUUUUUUUUUUUUU!!"

3_2.gif
3_2.gif
3_2.gif
 
Bls: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Dongeng

Pada suatu hari, di sebuah gubuk tua tinggallah seorang kakek dengan seorang cucunya, seorang anak yang sehat dan rajin bekerja membantu Kakek di ladang.

Setiap malam, mereka berkumpul di depan perdiangan dan Kakek akan mulai bercerita pada cucunya.

Ceritanya begini:

Pada suatu hari, di sebuah gubuk tua tinggallah seorang kakek dengan seorang cucunya, seorang anak yang sehat dan rajin bekerja membantu Kakek di ladang.

Setiap malam, mereka berkumpul di depan perdiangan dan Kakek akan mulai bercerita pada cucunya.

Ceritanya begini:

Pada suatu hari, di sebuah gubuk tua tinggallah seorang kakek dengan seorang cucunya, seorang anak yang sehat dan rajin bekerja…
 
Re: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Housework Vs Dipi

Housework : "Aku Marah kepadamu, Dipi!!"
Dipi : "Oh Housework. Kenapa Kau marah?"
Housework : "Karena kamu membenciku!"
Dipi : "Tidak, Housework. Jangan berkata seperti itu."
Housework : "Kamu membenciku"
Dipi : "Tidak. Aku tidak membencimu. Kamu itu luar biasa"
Housework : "Ah kamu itu memang membenciku"
Dipi : "Kenapa kamu bisa bilang begitu?"
Housework : " Karena sekarang kamu tidak pernah lagi meluangkan waktu bersamaku"
Dipi : "Oh, housework, maafkan aku kalau soal itu"
Housework : "Sekarang kamu selalu mengacuhkanku, dan membiarkan orang lain bersamaku, menggantikanmu. Aku tidak suka itu"
Dipi : "Baiklah, mari kita luangkan waktu bersama malam ini. Hanya kau dan aku"
Housework : "Benarkah? kamu serius?"
Dipi : "You bet, Housework, hanya ada kau dan aku malam ini"
Housework : "Bagaimana dengan perempuan tua yang selama ini menggantikanmu untuk bersamaku"
Dipi : "Biarlah bibi beristirahat malam ini"
Housework : "OK kalo begitu. I love you, Dipi"

Dan malam itu Dipi melakukan kembali apa yang telah lama dia tinggalkan. Mencuci piring kotor, mencuci baju, menyapu, mengepel lantai dan menanak nasi untuk sarapan esok hari.
 
Re: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Suasana Kantor

Aku melihat sekeliling ruangan kantor. Sial. Mengapa aku masih di sini?
Harusnya aku sudah berlibur di sebuah pulau. Berjemur atau melihat keajaiban dunia bawah laut dengan menyelam. Dan itu cara untuk lari sementara waktu dari istri dan pekerjaanku.

Lalu, Mengapa aku kembali ada di kantor ini?

Oh dan mengapa aku melihat foto istriku tergantung di dinding?

Tiba-tiba aku mendengar teriakan Boss-ku "Tomi, walaupun ini hari libur, jangan terlalu banyak bersantai. Itu cepat angkat jemuran, sebentar lagi sepertinya akan hujan. Lalu segera mandikan anak-anak!!!"

Teriakan itu sekejap menyadarkan dari lamunanku.

Ini rumah.

Sepertinya memang aku butuh berlibur.
 
Re: Menulis Flash Fiction, Yuk.

wew ni bikinan seorang nubitol (nubi total) yang ga jelas . .
hahaha ga punya ide sih . .
>:>>:>>:>

Saat Knight L akan menghunuskan pedang tajamnya, sang musuh menghentikannya dengan segera.
Devil Warrior: " Tunggu! Ada sesuatu yang ingin kuungkapkan dari dulu kepadamu".
Knight L: " Apa itu?"
Devil Warrior:"Se..sebenarnya...aku.. aku ini.. KEBELET BOKER nih dari tadi, ga tahan nih ehehe.. tunggu ya.. habis boker kita lanjutin lagi.. ^^;"
Knight L: = ="

maaf klo jelek ^^v
 
Re: Menulis Flash Fiction, Yuk.

Nice, Larc.

coba bikin lagi dengan "efek kejut" yang lebih terasa, kasih sedikit twist, sehingga pembaca akan merasa "A" tapi tiba2 di akhir cerita ternyata "B".

Repu untukmu Larc...
ayo tulis lagi...


-dipi-
 
Mati Ketawa dan Mati Rasa


Pacarku mati di restoran tempat kita berkencan, saat tertawa melihat salah satu bentuk mukaku yang aku bikin lucu. Pada saat pemakaman, sahabat-sahabatnya yang baik itu menghiburku, mengatakan padaku bahwa tentu pacarku itu ingin mati dengan cara begitu. Mereka tidak berada di tempat itu, ketika alunan musik di restoran itu mulai mengalun, ketika aku mulai merayu, ketika aku berusaha membuatnya terkesan dengan lawakanku, dan sampai akhirnya dia mati karena itu. Mereka tidak tahu bagaimana perasaanku.

Waktu berlalu, dan aku mulai meninggalkan rasa dukaku. Bertemu orang baru dan mulai jatuh cinta lagi. Ya, aku cinta gadis ini. Cantik, pintar dan seksi. Tapi dia mati, saat tertawa mendengar leluconku soal bentuk pantatnya.

Gadis berikutnya, sama. Mati tertawa. Masih karena leluconku.

Gadis terakhirku tidak mati. Dia meninggalkanku. Mencampakkanku.

"Maafkan aku, Doni. Kamu tidak sesuai dengan kriteriaku. Aku mencari laki-laki yang penuh dengan sense of humor. Selamat tinggal"

Itulah kata terakhirnya. Yang hampir membuatku mati. Mati karena tertawa.
 
Si Mbak Bermata Nanar

" Mbak, jam segini saatnya saya terlelap. Paham kan?"
Si Mbak mengangguk
" Subuh saya harus sudah bangun. ngerti kan?"
Si Mbak mengangguk
" Tau kan kenapa saya shalat dulu sebelum tidur?"
Si Mbak mengangguk
" Al Quran ini selalu ada disamping bantal saya, jadi jangan macam-macam"
Si Mbak mengangguk
" Sudah berkali-kali aku bilang, aku tidak mau tahu apa yang sudah terjadi terhadapmu. Kamu paham nggak sih?"
Si Mbak mengangguk

"Lalu kenapa kamu masih di situ???"

Si Mbak cuma diam.
Berdiri dipojok kamar.
Dengan wajah pucat dan memar.
Dengan jubah putih terang.
Dan pandangan mata yang nanar.

Ahh...bau wangi aneh ini, kapan bisa hilang.



-dipi-

yang ini baca nya merinding gue
 
Speachless..
kereeeeeen banget kak....

darkgrey nyoba aaah...

mhh.. mhh.. ini aja deh..


sebenarnya.. ada yang ingin ku sampaikan kepadamu..
tapi entah mengapa, lidahku menjadi kaku
relung relung di tenggorokanku terasa dipenuhi duri
mataku menjadi nanar
entah mengapa aku tak sanggup
terlebih melihat kerumunan demi kerumunan disekitar

serius.. aku tak sanggup..
untuk sekedar mengatakan bahwa..
sebenarnya.. kita muncul di panggung yang salah
 
Last edited:
Merindukan Rindu

Dia pacarku. Namanya Rindu. Perempuan cantik dengan rambut sebahu.
Aku mengenalnya sejak SMA dulu. Berkenalan saat masih kelas satu.

"Hai, namaku Rindu. Siapa namamu?"
Dialah yang mengajak berkenalan terlebih dulu. Aku sempat tergagap dan tergagu. Terkaget-kaget melihat makhluk manis dengan senyum tersipu. Lidahku sesaat kelu. Sekilas kemudian tanpa ragu, kusebutkan namaku. "Bayu."

Dia menjadi pacarku 3 minggu dari saat itu.

Kini sudah sebelas tahun berlalu.
Tapi ingatanku tidak bisa lepas dari kenangan itu. Rindupun sudah pergi berlalu. Pergi dari kehidupan cintaku.

6 tahun lalu, Rindu pergi dari diriku. Kami duduk berhadap-hadapan di sebuah kafe sore itu. "Maafkan aku Bayu." Itulah kata terakhir dari Rindu, dengan tatap matanya yang sendu dan hati yang pilu. Lidahku kembali kelu, seperti saat kita pertama kali bertemu. Tapi kali ini tidak seperti dulu. Tidak ada kata yang sanggup keluar dari mulutku. Hanya terdiam terpaku. Dengan hati menjadi biru.

Siang ini aku berada di sebuah toko buku. Di sudut mataku, sekilas aku melihat sosok perempuan anggun dan ayu. Perempuan dengan wajah yang sudah terpatri di hatiku. Ya, perempuan itu adalah Rindu. Disebelahnya ada anak perempuan yang lucu. Terdengar samar-samar dari telingaku, "Mama, Nonik mau beli buku itu"

Suara itu menghentikan langkahku. Dan hanya bisa berucap lirih "Aku masih merindukanmu, Rindu"
 
Merindukan Rindu

Dia pacarku. Namanya Rindu. Perempuan cantik dengan rambut sebahu.
Aku mengenalnya sejak SMA dulu. Berkenalan saat masih kelas satu.

"Hai, namaku Rindu. Siapa namamu?"
Dialah yang mengajak berkenalan terlebih dulu. Aku sempat tergagap dan tergagu. Terkaget-kaget melihat makhluk manis dengan senyum tersipu. Lidahku sesaat kelu. Sekilas kemudian tanpa ragu, kusebutkan namaku. "Bayu."

Dia menjadi pacarku 3 minggu dari saat itu.

Kini sudah sebelas tahun berlalu.
Tapi ingatanku tidak bisa lepas dari kenangan itu. Rindupun sudah pergi berlalu. Pergi dari kehidupan cintaku.

6 tahun lalu, Rindu pergi dari diriku. Kami duduk berhadap-hadapan di sebuah kafe sore itu. "Maafkan aku Bayu." Itulah kata terakhir dari Rindu, dengan tatap matanya yang sendu dan hati yang pilu. Lidahku kembali kelu, seperti saat kita pertama kali bertemu. Tapi kali ini tidak seperti dulu. Tidak ada kata yang sanggup keluar dari mulutku. Hanya terdiam terpaku. Dengan hati menjadi biru.

Siang ini aku berada di sebuah toko buku. Di sudut mataku, sekilas aku melihat sosok perempuan anggun dan ayu. Perempuan dengan wajah yang sudah terpatri di hatiku. Ya, perempuan itu adalah Rindu. Disebelahnya ada anak perempuan yang lucu. Terdengar samar-samar dari telingaku, "Mama, Nonik mau beli buku itu"

Suara itu menghentikan langkahku. Dan hanya bisa berucap lirih "Aku masih merindukanmu, Rindu"

cerita yang sangat mengharukan
 
Die Hard Bon Jovi Fans

Nama gue Joni Syahputra. Biasa dipanggil Joni.
Gue adalah penggemar berat grup musik Bon Jovi melebihi siapapun. Semua lagunya gue hapal di luar kepala. Semua personelnya gue tahu biografinya...(Wah keren nih si Joni)

Ditembok kamar gue, terpasang poster-poster mereka. Dan yang jadi poster favorit gue adalah pose gitaris Bon Jovi yang sedang memainkan gitar, dengan rambut gondrong ikal yang menutupi kedua matanya, rokok terselip di mulut dan memakai topi hitam dengan bentuk panjang ke atas......(Eh Jon, itu bukan Slash-nya GNR ya? Perasaan bukan deh kalau itu Richie Sambora)

Lagunya, gue suka banget lagu mereka yang berjudul Nothing But a Good Time. Gila bro, rock n roll abis. Kalau lagi stress, elu-elu pada, harus dengerin lagu Bon Jovi yang ini....(Jon, sepertinya itu lagunya Poison deh)

Kreativitas grup kesayangan gue ini juga udah nggak diragukan lagi. Sebelum ada aliran musik yang menggabungkan antara musik rock dan rap seperti yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini, mereka jauh-jauh hari sudah membuatnya bareng satu grup rap, gue nggak peduli sih nama grup rap itu tapi sepertinya ada kata-kata RUN nya gitu deh.....(Masak sih Bon Jovi bikin lagu kayak begitu, Jon? Itu bukannya Anthrax atau Aerosmith?)

Sebagai fans beratnya, gue pernah merasa sedih sekali ketika pembetot bas mereka meninggal karena kecelakaan saat mereka melakukan tur di Eropa. Sedih dan pilu perasaan gue waktu itu....(Wait...ini Joni sepertinya makin ngawur deh. Itu bukannya Cliff Burton Bassist-nya Metallica, Jon?)

Salah satu hal yang bikin gue kagum berat sama grup ini adalah olah suara dari sang vokalis yang tinggi melengking itu, dan kalau bernyanyi seperti nggak mengenal capek. Bagi elu-elu yang belum tahu, namanya adalah Axl Rose.....(jabang bayi....mati aja lu Jon!!!!)
 
Die Hard Bon Jovi Fans

Nama gue Joni Syahputra. Biasa dipanggil Joni.
Gue adalah penggemar berat grup musik Bon Jovi melebihi siapapun. Semua lagunya gue hapal di luar kepala. Semua personelnya gue tahu biografinya...(Wah keren nih si Joni)

Ditembok kamar gue, terpasang poster-poster mereka. Dan yang jadi poster favorit gue adalah pose gitaris Bon Jovi yang sedang memainkan gitar, dengan rambut gondrong ikal yang menutupi kedua matanya, rokok terselip di mulut dan memakai topi hitam dengan bentuk panjang ke atas......(Eh Jon, itu bukan Slash-nya GNR ya? Perasaan bukan deh kalau itu Richie Sambora)

Lagunya, gue suka banget lagu mereka yang berjudul Nothing But a Good Time. Gila bro, rock n roll abis. Kalau lagi stress, elu-elu pada, harus dengerin lagu Bon Jovi yang ini....(Jon, sepertinya itu lagunya Poison deh)

Kreativitas grup kesayangan gue ini juga udah nggak diragukan lagi. Sebelum ada aliran musik yang menggabungkan antara musik rock dan rap seperti yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini, mereka jauh-jauh hari sudah membuatnya bareng satu grup rap, gue nggak peduli sih nama grup rap itu tapi sepertinya ada kata-kata RUN nya gitu deh.....(Masak sih Bon Jovi bikin lagu kayak begitu, Jon? Itu bukannya Anthrax atau Aerosmith?)

Sebagai fans beratnya, gue pernah merasa sedih sekali ketika pembetot bas mereka meninggal karena kecelakaan saat mereka melakukan tur di Eropa. Sedih dan pilu perasaan gue waktu itu....(Wait...ini Joni sepertinya makin ngawur deh. Itu bukannya Cliff Burton Bassist-nya Metallica, Jon?)

Salah satu hal yang bikin gue kagum berat sama grup ini adalah olah suara dari sang vokalis yang tinggi melengking itu, dan kalau bernyanyi seperti nggak mengenal capek. Bagi elu-elu yang belum tahu, namanya adalah Axl Rose.....(jabang bayi....mati aja lu Jon!!!!)


:D:D
 
Back
Top