Lain Ladang, Lain Lebaran

Kalina

Moderator
Kata Muslim Turki: "Bayraminiz Mübarek Olsun!"

95713_wanita-menyambut-lebaran-di-india_300_225.jpg

Wanita menyambut Lebaran di India

VIVAnews - Semarak perayaan Idul Fitri beragam-ragam dari satu negara ke negara lain, antara satu daerah dengan daerah yang lain. Ibarat pepatah, lain ladang lain belalang. Lain daerah, lain pula tradisi Lebarannya.
Di Indonesia, tengok misalnya tradisi umat Muslim di Pontianak, Kalimantan Barat. Di Kota Katulistiwa, hari kemenangan dirayakan dengan perang meriam. Setiap tahun menjelang lebaran, ajang yang dikenal dengan sebutan 'Meriam Karbit' ini pantang dilewatkan penduduk setempat.

Di ajang ini, ratusan batang meriam yang terbuat dari kayu gelondongan dijejer di kedua tepi sungai Kapuas, lalu ditembakkan secara bergantian, layaknya sedang melakukan 'perang-perangan' di antara dua kubu. Bagi masyarakat Pontianak, tanpa tradisi ini perayaan Lebaran belumlah lengkap.

Di India, Pakistan, dan Bangladesh lain lagi tradisinya. Di negara-negara ini malam terakhir bulan puasa disebut Chand Raat (malam bulan). Saat inilah orang-orang akan mengunjungi pasar dan pusat perbelanjaan, dengan keluarga mereka dan anak-anak untuk berbelanja keperluan Idul Fitri di menit-menit terakhir. Wanita, terutama gadis-gadis muda, melukis tangan mereka dengan pewarna tradisional henna atau memakai gelang besar warna-warni.

Usai Salat Ied yang disebut Eidgah, dan setelah bersilahturahmi dengan teman dan keluarga, banyak keluarga mendatangi pesta, festival atau perayaan yang tersebar di taman atau alun-alun kota. Festival ini bagian dari perayaan Idul Fitri dan biasanya dimeriahkan oleh pesta kembang api.
Tradisi di jazirah Arab tak kalah menarik. Di kawasan ini, orang merayakan Idul Fitri tak cukup dengan hanya mengenakan baju baru, tapi juga harus menyemprot badan mereka wangi-wangi.

Buat umat Islam, tanggal 1 Syawal menjadi simbol 'kembali bersih' setelah menyelesaikan puasa sebulan penuh. Pemaknaan itulah yang kemudian melatari warga Muslim untuk mengenakan busana yang tak hanya baru, tapi juga harum baunya.
"Kami mengenakan busana baru dan tak lupa menyemprotkan parfum agar bisa menampilkan yang terbaik saat menghadap Allah," kata Ahmed Badr, seorang pedagang di Riyadh, Saudi Arabia, seperti dikutip dari Arab News.

Bukan hanya di tubuh, Muslim Arab juga memiliki tradisi menyemprot rumah dengan parfum lokal Oud atau Bakhoor; semacam batu bata beraroma atau woodchips yang dibakar seperti dupa.

Di Mesir juga ada ritual unik Idul Fitri. Salah satunya, saat hari kemenangan tiba, banyak keluarga Mesir berbondong-bondong turun ke jalan dan pinggiran Sungai Nil untuk merayakan hari raya dan memamerkan pakaian baru yang dikenakan anak-anak mereka.

Untuk memeriahkan suasana, kapal-kapal yang melintas di sungai terpenting di Mesir itu dihiasi berbagai warna menarik. Jika sudah begini, lalu lintas di jalan dipastikan macet total.
Lebaran di Turki tak kalah meriah. Di negeri ini, Hari Raya Idul Fitri disebut Bayram yang kurang lebih berarti pesta.
Perayaan besar Idul Fitri di ditandai dengan acara nyekar makam yang lebih semarak dibanding di Indonesia--ditandai dengan pasar bunga untuk nyekar selama tiga hari berturut-turut. Jika di Indonesia dikenal sungkem, di Turki tradisi ini dilakukan dengan: orangtua mencium tangan kanannya lalu kemudian disentuhkan ke dahi anak sembari mengucap doa lebaran. Selain itu, di luar zakat fitrah, diadakan penggalangan dana bagi kaum miskin melalui berbagai acara sosial dan pertunjukan hiburan.
Akhirul kata, meminjam ucapan selamat Lebaran khas Muslim Turki: "Bayraminiz mübarek olsun, semoga bayram-mu menjadi berkah."
 
Bls: Lain Ladang, Lain Lebaran

Karena kerjaan ku jualan parfum
Ikut Muslim Arab saja yang memiliki tradisi menyemprot rumah dengan parfum lokal Oud atau Bakhoor; semacam batu bata beraroma atau woodchips yang dibakar seperti dupa.

Siapa bisa suplai Oud atau Bakhoor?
 
Back
Top