re: Liga Primer Indonesia (LPI) saingi Liga Super Indonesia (ISL)
Kalo menurut pendapat saya den.. PSSI tidak 100% salah lho...
Sejarahnya khan sepak bola di Indonesia awalnya di kembangkan dengan perserikatan-2 di masing-2 tingkatan daerah saat itu.., tujuan utamanya saat itu yang pernah aku pelajari adalah... dengan bermain sepak bola dapat menggalang rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.., dan sifat kompetisi saat itu adalah murni amatir, sehingga dalam hal pembiayaannya full bersumber pada keuangan daerah saat itu..., sedangkan untuk club profesional itu murni di danai oleh pihak swasta tanpa ada embel-2 pemda.. kalo ga salah saat itu nama kompetisinya GALATAMA khan, di situ bercokol club-2 besar milik swasta seperti Niac MItra Surabaya, Tunas Inti Jakarta, Kramayudha Tiga Berlian Palembang, Harimau Tapanuli, Indonesia Muda Semarang, dan lain-lain..
Nah... dalam perkembangan selanjutnya khan terjadi perubahan konsep karena kompetisi GALATAMA saat itu yang tidak ditangani dengan serius mulai ditinggal sponsor dan para penonton, dan sebaliknya Kompetisi Perserikatan Divisi Utama menjadi favorit dengan semangat kedaerahannya plus sumber dana full dari Pemdanya...
Permasalahan timbul setelah terjadi merger antara kedua kompetisi ini pada jaman kepengurusan Pak Kardono, yaitu Liga Dunhill Indonesia, yang merupakan cikal bakal ISL saat ini... dan semenjak saat itu perkembangan sepakbola di Indonesia pun menjadi carut marut ga tentu arah..., hampir setiap tahun banyak club yang gulung tikar karena bangkrut... ga mampu biayai club berkompetisi hingga akhir musim..
Terobosan di ambil oleh PSSI dengan merangkul sponsor dan menyelenggarakan ISL model baru ini sekarang... sesuai dengan persyaratan sepak bola modern dan mengevaluasi plus minus pembiayaan sebuah club makanya keluar peraturan yang melarang club menggunakan dana APBD sebagai sumber anggaran..., hanya ya itulah den.. resiko yang di akibatkan terlalu besar.. yaitu banyak club yang tidak siap mengikuti kompetisi karena ketiadaan anggaran kalo tidak menggunakan dana APBD, nah disinilah benang merahnya khan... club-2 juga kayak anak manja ga mau berusaha mandiri dan membiayai dirinya sendiri, maunya di susui terus ama dana APBDnya... hasilnya seperti yang sekarang kita lihat khan... banyak kepentingan lain yang menggunakan jalur ini untuk jalan potong mencari kedudukan, termasuk pemimpin di daerah-2...., karena kepentingan-2 ini masalah prestasi club dan prestasi pemain tidak menjadi prioritas lagi... dan sekali lagi hasilnya ya seperti ini sekarang... apakah itu semua kesalahan PSSI..???