Dataran Tinggi Dieng

gembelcobek

New member
Dieng

1_Candi_Arjuna_di_sebelah_barat_laut_Dataran_Tinggi_Dieng.jpg


Kompleks pegunungan di Provinsi Jawa Tengah bagian tengah; berjajar di sebelah utara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Meliputi: G. Sumbing (3.371 m), G. Sundoro (3.151 m), G. Perahu (2.565 m), G. Bismo (2.365 m) dan 0. Rogojembangan (2.177 m). Nama Dieng berasal dan dihyang, ialah kayangan. Di atas dataran Dieng masih ada beberapa candi sederhana. Dahulu merupakan tempat ziarah raja-raja di Jawa Tengah yang benagama Hindu; dan daerah Bawang di Pekalongan ada tangga ke Dieng. Seluruh kompleks Pegunungan Dieng telah berkembang men] adi daerah pariwisata: plato Dieng, di sebelah selatan G. Perahu di kawasan Kabupaten Wonosobo dan Desa Bandongan di kaki 0. Sumbing di kawasan Kabupaten Magelang. Selain menyajikan keindahan alam yang khas, Dieng juga menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah; gejala-gejala postvulkanisme mengundang hasrat peneliti sejarah untuk menggali tabir sejarah masa lampau, sedangkan ahli-ahli geologi dapat mengadakan penelitian dan dapat mengintroduksi teknik mutakhir untuk memanfaatkan sumber daya yang terdapat di sana. Fasilitas angkutan melalui Wonosobo ke dan dan Dieng lancar. Plato Dieng rata-rata berketinggian 2.050 m di permukaan laut dikelilingi bukit-bukit; suhu rata-rata berkisar antara 13° s/d 17°C. Ada 4 telaga/danau vulkanik yaitu Telaga Warna, Telaga Pangilon, Sitenus, dan Balekambang. Gejala-gejala postvulkanisme (adanya solfatar, mofet, fumarola) dapat dilihat di kawah si Kidang, Si Len dan Condrodimuko. Sumber geotermal (panas bumi) Dieng telah dibor pada pertengahan 1972 pada kedalaman 183 m; suhu yang tercatat lebih dan 100°; ditaksir bertekanan 2 atmosfer; diperkirakan akan mendatangkan tenaga listnik tidak kurang dan 10 MW. 1928, ahli-ahli Belanda telah melakukan pemboran percobaan di tempat yang sama pada kedalaman 100 m, suhu tercatat 100°C. Peninggalan-peninggalan sejarah berbentuk candi-candi berjumlah 7 buah, diberi nama wayang. Hasil pertanian: kubis, kacang babi, tembakau, kentang, gandum, feldrum (tanaman bahan baku obat nyamuk), dan jamur merang.
 
Bls: Dataran Tinggi Dieng

Dieng

1_Candi_Arjuna_di_sebelah_barat_laut_Dataran_Tinggi_Dieng.jpg


Kompleks pegunungan di Provinsi Jawa Tengah bagian tengah; berjajar di sebelah utara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Meliputi: G. Sumbing (3.371 m), G. Sundoro (3.151 m), G. Perahu (2.565 m), G. Bismo (2.365 m) dan 0. Rogojembangan (2.177 m). Nama Dieng berasal dan dihyang, ialah kayangan. Di atas dataran Dieng masih ada beberapa candi sederhana. Dahulu merupakan tempat ziarah raja-raja di Jawa Tengah yang benagama Hindu; dan daerah Bawang di Pekalongan ada tangga ke Dieng. Seluruh kompleks Pegunungan Dieng telah berkembang men] adi daerah pariwisata: plato Dieng, di sebelah selatan G. Perahu di kawasan Kabupaten Wonosobo dan Desa Bandongan di kaki 0. Sumbing di kawasan Kabupaten Magelang. Selain menyajikan keindahan alam yang khas, Dieng juga menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah; gejala-gejala postvulkanisme mengundang hasrat peneliti sejarah untuk menggali tabir sejarah masa lampau, sedangkan ahli-ahli geologi dapat mengadakan penelitian dan dapat mengintroduksi teknik mutakhir untuk memanfaatkan sumber daya yang terdapat di sana. Fasilitas angkutan melalui Wonosobo ke dan dan Dieng lancar. Plato Dieng rata-rata berketinggian 2.050 m di permukaan laut dikelilingi bukit-bukit; suhu rata-rata berkisar antara 13° s/d 17°C. Ada 4 telaga/danau vulkanik yaitu Telaga Warna, Telaga Pangilon, Sitenus, dan Balekambang. Gejala-gejala postvulkanisme (adanya solfatar, mofet, fumarola) dapat dilihat di kawah si Kidang, Si Len dan Condrodimuko. Sumber geotermal (panas bumi) Dieng telah dibor pada pertengahan 1972 pada kedalaman 183 m; suhu yang tercatat lebih dan 100°; ditaksir bertekanan 2 atmosfer; diperkirakan akan mendatangkan tenaga listnik tidak kurang dan 10 MW. 1928, ahli-ahli Belanda telah melakukan pemboran percobaan di tempat yang sama pada kedalaman 100 m, suhu tercatat 100°C. Peninggalan-peninggalan sejarah berbentuk candi-candi berjumlah 7 buah, diberi nama wayang. Hasil pertanian: kubis, kacang babi, tembakau, kentang, gandum, feldrum (tanaman bahan baku obat nyamuk), dan jamur merang.

seperti yang ada di daerah jepang
 
Back
Top