- Ketika Aku Mencintai Kebencianku, Untukmu -

Kakiku kubiarkan melangkah sendiri.

Kaki, bawa aku kemanapun kau mau,
aku sudah tidak tau lagi arah mana yang bisa memberikan cahaya untukku
Kau bawa aku ke tempat maut menjemputku 'pun aku akan mengikutimu
Bawalah aku,, aku sudah tidak punya jiwa lagi.


Angin dingin menggigiti kulitku,
Biarkan saja... Ku biarkan saja
Toh, tak sesakit yang kemarin kemarin terjadi padaku
Kehancuranku.. di kehancuran yang sehancur-hancurnya

Aku hanya ingin berjalan terus
berlari terus
sampai aku bisa menemukan tempatku
bukan penderitaan dan kesakitanku
 
ayoooooooooooooooo....

Lanjutkan ceritanya yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... ;)

sesuai aturan saya.. hheheh...
yg berikut ini lanjutan cerita,, nya

-Narantaka Version-

monggo siap siap nyimak ya
 
3 Tahun lewat 3 Minggu sudah atau 3 Abad lamanya

-1-



" Selamat Ulang Tahun, Sayang.. " Gumam mulutku menyungging senyum yang sudah sangat lama kehilangan ketulusan. Ku geser geser Thumbnail foto-foto mantan istriku, dia cantik.. akan selalu cantik. Senyumnya, bibirnya, bahunya, dagunya, pipinya, rambutnya, .... selalu cantik

" Sayang... kalau kau tau... aku.... rindu kamu. "
 
duh, masi belum adakah lanjutanny??

kecewa d....

tar uda keburu lupa lagee ceritany, hehehe

ayo donx non, semamgat!!
 
Senin pagi ini, masih dari kejauhan, selalu dari kejauhan, tak berani berhenti memandangi wajah yang tidak pernah bisa terhapuskan dari ingatanku. Mantan istriku, telah lama sekali aku ingin kembali seperti dulu, lebih baik dari waktu yang dulu.

Cessie, dengan wajah cerianya, wajah yang tak pernah lepas dari tubuh indahnya, meski tak pernah dia seceria itu bila di depanku ~ aku rindu padamu, sayang .
 
Ah, sial.. Kenapa selalu ngrasa takut tiap kali mau memperlihatkan muka padanya?

Berdiri di balik tembok lantai dua gedung tua yang mulai lapuk karena kehujanan kepanasan bergantian. Kenapa? Karena disini aku bisa melihat dia, tanpa dia tau. Aku ragu, dan selalu ragu, ngga tau mengapa, tapi keberanianku yang dulu setinggi gunung, seluas lautan, bisa hilang begitu saja.
 
Ah, sial.. Kenapa selalu ngrasa takut tiap kali mau memperlihatkan muka padanya?
.

049.gif

*razia...razia*..
 
Berdiri di balik tembok lantai dua gedung tua yang mulai lapuk karena kehujanan kepanasan bergantian. Kenapa? Karena disini aku bisa melihat dia, tanpa dia tau. Aku ragu, dan selalu ragu, ngga tau mengapa, tapi keberanianku yang dulu setinggi gunung, seluas lautan, bisa hilang begitu saja.

Co cweeet....
 
Sampai kapan seperti ini?
Memalukan!

hufh, tak bisa berhenti memaki diri sendiri, lagipula siapa yang peduli?

"Ngapain sih Loe? Bosen gua liat elu ngintipin cewek tiap hari. Banci Loe...!!" Teriak Dandy dari balik pelukan pacar barunya sambil bersungut-sungut. Aku tau mungkin semua temanku tak akan pernah suka dengan diriku yang sekarang. Ngga gila gimana?? Gue jadi cengeng cuman gara-gara cewek. Banci gue! benar yang Dandy bilang. Hhaha,

ah, sial.. tapi cuman dia yang bisa bikin hidupku bahagia. Yahh, setidaknya hatiku sendiri yang bilang dan meyakinkan diriku adanya hidup bahagia kalau bisa hidup bareng orang yang bisa bikin hati tenang dan nyaman.
 
Kembali kutolehkan kepalaku ke sudut balik tembok, tempat idamanku memata-matai mantan istriku. Kulihat dia -dengan wajah riangnya- mengajarkan anak-anak bocah menyanyi sambil bertepuk-tepuk. Nggak ada sedikitpun suara mereka yang seperti berteriak-teriak bak pasar terdengar di telingaku, tapi.. rasanya aku ada dihadapannya, di depan anak-anak TK, memeluk Cessie dari belakang dan menemaninya mengajar.

Mendadak keinginan untuk muncul tiba-tiba di depan Cessie meninggi, tanpa ingat apakah dia akan terkaget-kaget atau takut sekalipun melihatku setelah sekian lama tak bertemu. Ah, benar-benar sial.. bahkan mungkin dia tak ingin menemuiku lagi... Kutukku dalam hati.
 
Back
Top