Muslim AS enggan masuk militer

andree_erlangga

New member
Saat ini, dalam dunia militer Amerika Serikat sangat sedikit jumlah tentara yang mampu berbahasa Arab ataupun mengenal Islam.
Militer AS sebenarnya sudah mulai menerima kehadiran warga negaranya yang beragama Islam untuk masuk di kesatuan militer, namun tetap saja institusi ini dianggap kurang antusias untuk memberikan peluang yang sama bagi warga muslim. Tak heran, jika belakangan muncul anggapan, militer AS masih tetap punya prasangka terhadap umat beragama ini.
?Militer punya masalah yang sama seperti agen dan badan pemerintah lainnya, seperti FBI (Biro Penyelidik Federal-red) misalnya. Ada keengganan yang besar juga bagi muslim AS untuk bergabung, karena mereka merasa ada semacam bias terhadap pandangan mereka, termasuk prospek karir yang terbatas bagi warga muslim di militer,? kata Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Ibrahim Hooper.
Statistik di Pentagon mencatat di kesatuan militer AS, lebih banyak tentara yang memeluk Yahudi dan Buddha dibanding Islam yang mengabdi di kesatuan militer yang terdiri atas 1,4 juta personel itu.
Pentagon mencatat 3.386 tentara muslim, saat ini masih aktif di militer AS, jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan 1,2 juta tentara yang beragama Kristen. Namun, kalangan tentara muslim sendiri beranggapan jumlah mereka lebih banyak dari yang tercatat di Pentagon. Mereka mengestimasi ada 10.000 tentara muslim di militer AS. Masalah agama atau kepercayaan memang ditanyakan dalam formulir pendaftaran militer, tapi tak harus diisi oleh calon tentara.
Pentagon sendiri mulai mencoba terbuka untuk menepis anggapan telah menyamaratakan Islam dengan terorisme. Pentagon mulai berupaya untuk mengakomodasi warga muslim AS yang ingin mengabdi pada Tuhan dan negaranya.
Contohnya, bulan Juli 2006 lalu korps marinir AS membangun pusat peribadatan untuk umat Islam di Quantico, Virginia. Satu bulan kemudian, Akademi AU membangun musala. Bulan September lalu, West Point (Akmil AS) membangun meski pertama untuk tentara muslim.
West Point merupakan Akmil tertua di AS dan selama ini cenderung memberikan reaksi keras atas kecurigaan mereka terhadap warga muslim, pascatragedi 11 September 2001. Kecurigaan di internal militer sendiri mulai dirasakan sejak tragedi tersebut.

solopos.net
 
Back
Top