gupy15
Mod
Impor Kedelai Bebas Bea
* Harga Segera Turun
DEMO PERAJIN TEMPE: Sejumlah perajin tahu dan tempe melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin (14/1). Para pengunjukrasa menuntut pemerintah mengendalikan harga kedelai. Dari bundaran HI, mereka melanjutkan aksi di depan Istana Merdeka. (30)
JAKARTA- Pemerintah memutuskan untuk membebaskan bea masuk kedelai dari sebelumnya 10%. Keputusan ini menyusul naiknya harga kedelai impor dari 300 dolar AS per ton menjadi 600 dolar AS per ton.
"Bea masuk impor kedelai menjadi 0%,'' tegas Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu usai rakor yang membahas kenaikan harga kedelai di kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (14/1).
Sementara Peraturan Menteri Keuangan (PMK) pembebasan bea masuk impor kedelai ini akan ditandatangani 21 Januari 2008 mendatang. Setelah bea masuk dibebaskan, harga kedelai tingkat gudang importir akan menjadi sekitar Rp 5.987/kg dan sampai di konsumen sekitar Rp 6.000/kg.
Empat importir utama kedelai selama ini adalah Cargill, Teluk Intan, Liong Seng, dan Gunung Sewu. Pemerintah juga akan memberikan tugas impor kedelai kepada Bulog dan bea cukai akan mengkaji kelancaran arus impor.
Keempat importir itu selanjutnya akan diajak berbicara mengenai posisi Bulog sebagai importir nantinya, dan juga porsi kedelai yang boleh diimpor Bulog ataupun 4 importir itu.
Rencananya Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi dan Dirjen Perdagangan LN Diah Maulida akan mengajukan usul ke empat importir itu agar keuntungan dari pembebasan bea masuk itu bisa diberikan kepada para pengusaha yang kesulitan cash flow.
Kebutuhan kedelai dalam negeri saat ini sebesar 1,8 juta ton per tahun, dengan pasokan impor sebesar 1,2 juta ton sementara produksi lokal 620 ribu ton. Produksi lokal ini berarti turun dibandingkan tahun 2006 sebesar 787 ribu ton.
Saat ini industri yang menggunakan bahan baku kedelai 92 ribu unit. Komposisinya adalah produsen tempe 56 ribu unit, tahu 28 ribu unit, kecap 1.500 unit dan tauco 2.100 unit. Dengan penyebaran wilayah adalah 39% di Jateng, 22% Jatim, 13% Jabar, 8,5% Yogyakarta dan Kalimantan dan Sumatera sisanya.
Pada hari yang sama, ribuan produsen tahu tempe di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) menggelar aksi demo di depan Istana. Mereka menuntut pemerintah untuk menurunkan harga kedelai.
Selamet Riyadi dari Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia mengatakan jika kenaikan harga kedelai ini tidak diatasi dipastikan mereka akan bangkrut.
Ia menuturkan satu kuintal kedelai pada Agustus 2007 Rp 340 ribu. Pada Oktober naik menjadi Rp 510 ribu, dan pada Januari 2008 melambung mencapai Rp 750 ribu. ''Belum lagi bahan-bahan penunjangnya seperti minyak tanah, plastik kan juga naik,'' katanya.
Sukaryo dari Primer Koperasi Tahu Tempe DKI Jakarta mengungkapkan bila produksi tempe dan tahu berhenti, maka dipastikan ada PHK terhadap ratusan pekerja di sektor ini.
Aksi unjukrasa tersebut, sempat diwarnai insiden bentrokan dengan aparat yang berjaga di depan pintu Istana, karena demonstran ngotot ingin masuk halaman Istana.
Tak Berlaku Seterusnya
Menteri Pertanian Anton Apriantono menyatakan kebijakan bea masuk kedelai 0%, ini tidak akan berlaku seterusnya.
"Jika memang harga kedelai sudah turun maka bisa saja kebijakan itu ditarik kembali," ungkapnya.
Produsen tahu tempe mensinyalir penyebab meroketnya harga kedelai karena importir yang terbatas, mengingat sebagian besar bahan baku tahu tempe berasal dari impor.
Direktur Induk Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia Aip Syariffudin membeberkan sumber masalah tingginya harga kedelai adalah jumlah importir yang dibatasi hanya untuk empat perusahaan. Sedangkan saat ini yang punya stok hanya dua perusahaan. Keadaaan semakin runyam karena tidak adanya pengawasan dari pemerintah.
"Jadi kalau dia jual berapapun, barang memang tidak ada lagi. Tapi faktanya harga Januari 2007 Rp 2.750 per kg dan sekarang di atas Rp 7.200 per kg," ujar usai rapat di gedung Depkeu Jakarta, Senin (14/1).
Aip menjelaskan berdasarkan rapat dengan Deputi Menko Perekonomian bidang pertanian dan kelautan Bayu Krisnamurti mengambil kesimpulan yang signifikan. Bea masuk 10% untuk kedelai impor akan dibebaskan dengan harapan para pengusaha menurunkan harga 10% juga.
Aip berharap, jangan sampai pembebasan bea masuk yang terjadi justru menguntungkan pedagang kedelai dengan tidak menurunkan harga kedelai. Untuk itu pihaknya meminta transparansi harga antara kedelai impor dan lokal.
"Saya minta penugasan kepada Bulog, sebagai unsur penyeimbang di dalam komoditi kedelai. Jadi Bulog ditugaskan importasi," ujarnya.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono tidak akan membiarkan Perum Bulog menjadi satu-satunya pengimpor kedelai, seperti praktek di masa lalu.
"Jadi kita tidak seperti dulu dimana Bulog berperan jadi lembaga satu-satunya, dan kita tidak akan kembali ke masa itu, sebenarnya sekarang ini kan sudah bebas, siapa saja boleh mengimpor permasalahannya yang patut mengimpor hanya jumlahnya besar hanya dapat importir yang mampu," tuturnya, kemarin.
Menurutnya, kalau Bulog ikut serta dalam importasi kedelai akan banyak masalah yang timbul, dan pemerintah tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Pemerintah juga akan mendorong petani untuk semakin banyak menanam kedelai.
"Kalau tahun lalu orang lebih senang menanam jagung dan jauh lebih menguntungkan, bagaimana agar petani supaya semangat untuk menanam hitungan kita Rp 4.500 ditingkat petani itu paling optimal," jelasnya.
Tetap Bekerja
Sementara Meski Forum Komunikasi Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) mengeluarkan imbauan mogok kerja kepada seluruh perajin, pedagang tahu dan tempe di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada 14-16 Januari, namun tidak demikian dengan para perajin tahu tempe di Semarang.
Pengusaha tahu tempe di sentra Tandang Jomblang Semarang Warsino (65) mengaku tak mungkin melakukannya. ''Kasihan semua karyawan saya kalau berhenti produksi, mereka mau makan apa. Kita memang telah dihubungi rekan dari Jakarta untuk mogok, tapi kita masih bisa cari solusi terbaik tanpa mengorbankan karyawan,'' jelas Warsino.
Kenaikan harga kedelai yang tak terkendali hingga 100 persen di kisaran Rp 7.500 per kilogramnya, tak urung memang merugikan perajin dan bahkan membuat usaha makanan rakyat ini banyak yang gulung tikar di sejumlah daerah. Untuk menaikkan harga yang terlalu tinggi, tentunya bukan perkara yang mudah. Awal Januari 2007, harga eceran kedelai telah mencapai Rp 3.450 per kg. Awal November 2007, harga kedelai mencapai Rp 5.450 per kg. Akhir Desember 2007, harga komoditi ini menjadi Rp 6.950 per kg. Bahkan, awal Januari 2008, harga kedelai menjadi Rp 7.250 per kg dan terus naik setiap harinya.
Pada Minggu (13/1), perwakilan perajin tahu tempe di Semarang telah berkumpul untuk membicarakan kenaikan harga kedelai yang terus meroket beberapa bulan terakhir. Dari sekitar total 38 perajin dan pengusaha tahu tempe di Semarang, ada 14 perwakilan yang membahas persoalan bahan baku kedelai yang setiap harinya terus mengalami kenaikan tajam.
Direncanakan mulai 17 Januari nanti harga 1 tong tahu setara 13 kg yang dulunya Rp 100 ribu kini menjadi Rp 115 ribu per tongnya. Ia pun mengimbau agar semua perajin tahu menerapkan hal serupa agar tidak terjadi ketimpangan harga.
''Dalam kondisi sulit seperti sekarang dilema jika kami menaikkan harga tahu tempe, tapi jika tidak begitu bagaimana usaha kecil ini bisa bertahan?'' keluhnya. (F4, bn,J28,J14,dtc-59 )
www.suaramerdeka.com
* Harga Segera Turun
DEMO PERAJIN TEMPE: Sejumlah perajin tahu dan tempe melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin (14/1). Para pengunjukrasa menuntut pemerintah mengendalikan harga kedelai. Dari bundaran HI, mereka melanjutkan aksi di depan Istana Merdeka. (30)
JAKARTA- Pemerintah memutuskan untuk membebaskan bea masuk kedelai dari sebelumnya 10%. Keputusan ini menyusul naiknya harga kedelai impor dari 300 dolar AS per ton menjadi 600 dolar AS per ton.
"Bea masuk impor kedelai menjadi 0%,'' tegas Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu usai rakor yang membahas kenaikan harga kedelai di kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (14/1).
Sementara Peraturan Menteri Keuangan (PMK) pembebasan bea masuk impor kedelai ini akan ditandatangani 21 Januari 2008 mendatang. Setelah bea masuk dibebaskan, harga kedelai tingkat gudang importir akan menjadi sekitar Rp 5.987/kg dan sampai di konsumen sekitar Rp 6.000/kg.
Empat importir utama kedelai selama ini adalah Cargill, Teluk Intan, Liong Seng, dan Gunung Sewu. Pemerintah juga akan memberikan tugas impor kedelai kepada Bulog dan bea cukai akan mengkaji kelancaran arus impor.
Keempat importir itu selanjutnya akan diajak berbicara mengenai posisi Bulog sebagai importir nantinya, dan juga porsi kedelai yang boleh diimpor Bulog ataupun 4 importir itu.
Rencananya Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi dan Dirjen Perdagangan LN Diah Maulida akan mengajukan usul ke empat importir itu agar keuntungan dari pembebasan bea masuk itu bisa diberikan kepada para pengusaha yang kesulitan cash flow.
Kebutuhan kedelai dalam negeri saat ini sebesar 1,8 juta ton per tahun, dengan pasokan impor sebesar 1,2 juta ton sementara produksi lokal 620 ribu ton. Produksi lokal ini berarti turun dibandingkan tahun 2006 sebesar 787 ribu ton.
Saat ini industri yang menggunakan bahan baku kedelai 92 ribu unit. Komposisinya adalah produsen tempe 56 ribu unit, tahu 28 ribu unit, kecap 1.500 unit dan tauco 2.100 unit. Dengan penyebaran wilayah adalah 39% di Jateng, 22% Jatim, 13% Jabar, 8,5% Yogyakarta dan Kalimantan dan Sumatera sisanya.
Pada hari yang sama, ribuan produsen tahu tempe di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) menggelar aksi demo di depan Istana. Mereka menuntut pemerintah untuk menurunkan harga kedelai.
Selamet Riyadi dari Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia mengatakan jika kenaikan harga kedelai ini tidak diatasi dipastikan mereka akan bangkrut.
Ia menuturkan satu kuintal kedelai pada Agustus 2007 Rp 340 ribu. Pada Oktober naik menjadi Rp 510 ribu, dan pada Januari 2008 melambung mencapai Rp 750 ribu. ''Belum lagi bahan-bahan penunjangnya seperti minyak tanah, plastik kan juga naik,'' katanya.
Sukaryo dari Primer Koperasi Tahu Tempe DKI Jakarta mengungkapkan bila produksi tempe dan tahu berhenti, maka dipastikan ada PHK terhadap ratusan pekerja di sektor ini.
Aksi unjukrasa tersebut, sempat diwarnai insiden bentrokan dengan aparat yang berjaga di depan pintu Istana, karena demonstran ngotot ingin masuk halaman Istana.
Tak Berlaku Seterusnya
Menteri Pertanian Anton Apriantono menyatakan kebijakan bea masuk kedelai 0%, ini tidak akan berlaku seterusnya.
"Jika memang harga kedelai sudah turun maka bisa saja kebijakan itu ditarik kembali," ungkapnya.
Produsen tahu tempe mensinyalir penyebab meroketnya harga kedelai karena importir yang terbatas, mengingat sebagian besar bahan baku tahu tempe berasal dari impor.
Direktur Induk Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia Aip Syariffudin membeberkan sumber masalah tingginya harga kedelai adalah jumlah importir yang dibatasi hanya untuk empat perusahaan. Sedangkan saat ini yang punya stok hanya dua perusahaan. Keadaaan semakin runyam karena tidak adanya pengawasan dari pemerintah.
"Jadi kalau dia jual berapapun, barang memang tidak ada lagi. Tapi faktanya harga Januari 2007 Rp 2.750 per kg dan sekarang di atas Rp 7.200 per kg," ujar usai rapat di gedung Depkeu Jakarta, Senin (14/1).
Aip menjelaskan berdasarkan rapat dengan Deputi Menko Perekonomian bidang pertanian dan kelautan Bayu Krisnamurti mengambil kesimpulan yang signifikan. Bea masuk 10% untuk kedelai impor akan dibebaskan dengan harapan para pengusaha menurunkan harga 10% juga.
Aip berharap, jangan sampai pembebasan bea masuk yang terjadi justru menguntungkan pedagang kedelai dengan tidak menurunkan harga kedelai. Untuk itu pihaknya meminta transparansi harga antara kedelai impor dan lokal.
"Saya minta penugasan kepada Bulog, sebagai unsur penyeimbang di dalam komoditi kedelai. Jadi Bulog ditugaskan importasi," ujarnya.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono tidak akan membiarkan Perum Bulog menjadi satu-satunya pengimpor kedelai, seperti praktek di masa lalu.
"Jadi kita tidak seperti dulu dimana Bulog berperan jadi lembaga satu-satunya, dan kita tidak akan kembali ke masa itu, sebenarnya sekarang ini kan sudah bebas, siapa saja boleh mengimpor permasalahannya yang patut mengimpor hanya jumlahnya besar hanya dapat importir yang mampu," tuturnya, kemarin.
Menurutnya, kalau Bulog ikut serta dalam importasi kedelai akan banyak masalah yang timbul, dan pemerintah tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Pemerintah juga akan mendorong petani untuk semakin banyak menanam kedelai.
"Kalau tahun lalu orang lebih senang menanam jagung dan jauh lebih menguntungkan, bagaimana agar petani supaya semangat untuk menanam hitungan kita Rp 4.500 ditingkat petani itu paling optimal," jelasnya.
Tetap Bekerja
Sementara Meski Forum Komunikasi Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) mengeluarkan imbauan mogok kerja kepada seluruh perajin, pedagang tahu dan tempe di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada 14-16 Januari, namun tidak demikian dengan para perajin tahu tempe di Semarang.
Pengusaha tahu tempe di sentra Tandang Jomblang Semarang Warsino (65) mengaku tak mungkin melakukannya. ''Kasihan semua karyawan saya kalau berhenti produksi, mereka mau makan apa. Kita memang telah dihubungi rekan dari Jakarta untuk mogok, tapi kita masih bisa cari solusi terbaik tanpa mengorbankan karyawan,'' jelas Warsino.
Kenaikan harga kedelai yang tak terkendali hingga 100 persen di kisaran Rp 7.500 per kilogramnya, tak urung memang merugikan perajin dan bahkan membuat usaha makanan rakyat ini banyak yang gulung tikar di sejumlah daerah. Untuk menaikkan harga yang terlalu tinggi, tentunya bukan perkara yang mudah. Awal Januari 2007, harga eceran kedelai telah mencapai Rp 3.450 per kg. Awal November 2007, harga kedelai mencapai Rp 5.450 per kg. Akhir Desember 2007, harga komoditi ini menjadi Rp 6.950 per kg. Bahkan, awal Januari 2008, harga kedelai menjadi Rp 7.250 per kg dan terus naik setiap harinya.
Pada Minggu (13/1), perwakilan perajin tahu tempe di Semarang telah berkumpul untuk membicarakan kenaikan harga kedelai yang terus meroket beberapa bulan terakhir. Dari sekitar total 38 perajin dan pengusaha tahu tempe di Semarang, ada 14 perwakilan yang membahas persoalan bahan baku kedelai yang setiap harinya terus mengalami kenaikan tajam.
Direncanakan mulai 17 Januari nanti harga 1 tong tahu setara 13 kg yang dulunya Rp 100 ribu kini menjadi Rp 115 ribu per tongnya. Ia pun mengimbau agar semua perajin tahu menerapkan hal serupa agar tidak terjadi ketimpangan harga.
''Dalam kondisi sulit seperti sekarang dilema jika kami menaikkan harga tahu tempe, tapi jika tidak begitu bagaimana usaha kecil ini bisa bertahan?'' keluhnya. (F4, bn,J28,J14,dtc-59 )
www.suaramerdeka.com
semoga itu bukan titipan dari pihak2 tertentu yang ingin memanfaatkan keadaan melalui gratisnya bea import|