Menjadi ‘Pendaki’ Ulung

Dewa

New member
Ada lah Paul Stoltz, seorang konsultan motivasi dan Flagstaff, Arizona, yang mengungkap tentang daya
juang seseorang. Dalam bukunya Adversity Quotient Turning Obstacles into Opportunities yang diterjemahkan ke dalam tujuh bahasa itu, ía menggunakan istilah pare pendaki gunung untuk menggambarkan daya juang seseorang.
Lewat istilah adversity quotient (AQ) yang diperkenalkannya, terlihat apakah seseorang masih kuat dan tangguh dan melangkah maju meskipun menghadapi masalah yang sulit.
a Stoltz membagi manusia ke dalam tiga
Quitters (kelompok yang berhenti). Mereka meninggalkan impian mereka karena takut pada masalah dan menghindan tantangan Aihasil, mereka memilih jalan yang mudah. Orang-orang seperti ni biasanya tak mempunyal impian, menyalahkan orang di sekitar mereka, mudah frustrasi, tidak efektif, membuang waktu, dan hidup tanpa makna.
Campers (kelompak yang berkemah). Mereka adalab orang yang melihat masalah dan tantahgan yang harus dihadapinya. Mereka mencapal semampunya dan menganggap semua sudah cukup. Mereka sudah cukup senang dengan keadaan sekarang, mau berkorban, dan tak mau mengambil nisiko untuk kondisi yang Iebih balk. Orang-orang seperti mi memfokuskan din pada bagaimana cara membuat din mereka cukup nyaman dalam keadaan sekarang, berhenti berpikir. Mereka menikmati hash kerja mereka, menciptakan penjara kenyamanan’ untuk din sendini.
Climbers (kelompok yang mendaki). Orang-orang ciengan karakier mi sangat gigih, kuat, tabah, menghedapi masalah di depannya. Mereka memiliki kebijaksanaan dan kematangan untuk mengetahui bahwa terkadang kita perlu bergerak mundur dan maju lagi, selalu menerima tantangan, memahami tujuannyc dan bisa merasa terbangkitkan, terkadang merase bosan, kesepian, ragu, dan tersinggung.
tipe karekter, yakni:
 
Back
Top