Megha
New member
Liputan6.com, Medan: Hari Kamis lalu (5/6) diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Sayangnya, saat ini kualitas lingkungan sudah menurun akibat pembangunan yang tak memperhatikan pelestarian lingkungan. Masyarakat kota besar pun telah semakin jarang melihat burung terbang bebas. Namun di Kota Medan, Sumatra Utara, hal ini diterobos dengan membuat taman burung.
Di taman tersebut, banyak burung terbang bebas melayang dan akhirnya hinggap di tanah atau pohon. Burung-burung itu bebas berinteraksi dengan komunitasnya. Walau terletak di tengah Kota Medan, burung-burung ini seakan menemukan habitat. Areal seluas lima hektare di dalam Perumahan Cemara Asri, Medan, inilah Haji Anif membangun suaka margasatwa. Ini semua bermula saat dirinya menemukan anak burung bangau. Kemudian, ia pun tergerak membangun sebuah taman burung.
Berdasarkan penelitian, jumlah burung di sini terus bertambah setiap harinya hingga mencapai 5.000 ekor dari beragam jenis. Bahkan ditemukan juga burung migran berpindah tempat dari Siberia dan saat ini telah beradaptasi dengan iklim di Medan.
Tak cukup hanya menyediakan lahan, Haji Anif juga harus mengeluarkan uang untuk memelihara ribuan ekor ikan yang menjadi makanan bagi burung-burung. Sayangnya masih ada juga masyarakat yang tidak memahami langkah pelestarian alam ini. Langkah pengusaha seperti Haji Anif membuat suaka margasatwa sendiri seharusnya bisa diikuti oleh warga lainnya. Dengan demikian, alam beserta lingkungannya dapat terjaga kelestariannya.(ANS/Yudhistira)
Selengkapnya
Di taman tersebut, banyak burung terbang bebas melayang dan akhirnya hinggap di tanah atau pohon. Burung-burung itu bebas berinteraksi dengan komunitasnya. Walau terletak di tengah Kota Medan, burung-burung ini seakan menemukan habitat. Areal seluas lima hektare di dalam Perumahan Cemara Asri, Medan, inilah Haji Anif membangun suaka margasatwa. Ini semua bermula saat dirinya menemukan anak burung bangau. Kemudian, ia pun tergerak membangun sebuah taman burung.
Berdasarkan penelitian, jumlah burung di sini terus bertambah setiap harinya hingga mencapai 5.000 ekor dari beragam jenis. Bahkan ditemukan juga burung migran berpindah tempat dari Siberia dan saat ini telah beradaptasi dengan iklim di Medan.
Tak cukup hanya menyediakan lahan, Haji Anif juga harus mengeluarkan uang untuk memelihara ribuan ekor ikan yang menjadi makanan bagi burung-burung. Sayangnya masih ada juga masyarakat yang tidak memahami langkah pelestarian alam ini. Langkah pengusaha seperti Haji Anif membuat suaka margasatwa sendiri seharusnya bisa diikuti oleh warga lainnya. Dengan demikian, alam beserta lingkungannya dapat terjaga kelestariannya.(ANS/Yudhistira)
Selengkapnya