Gara-gara tak terima ditegur saat nonton televisi, Tri Widyo (24) tega membunuh pasangan suami istri Heru (52)-Tati (40) dan anaknya, Nada Arini Al-Fatimah (11), di rumahnya, Jalan Mayor Osing, Kampung Utan RT 03/02, Kelurahan Jakasetia, Bekasi Selatan, Jumat (4/7) siang.
Ironisnya, Tri adalah tamu yang menumpang menginap di rumah keluarga Heru. Keluarga itu bersedia menerima Tri karena tersangka adalah teman akrab salah seorang anak Heru, Teguh, yang saat kejadian sedang tidak berada di rumah.
Seperti diberitakan kemarin, jenazah Heru, Tati, dan anaknya ditemukan di kamar mandi. Sementara itu, tersangka dibekuk pada saat tertidur di sebuah kamar di rumah korban.
Kepala Polrestro Bekasi Kombes Mas Guntur Laupe mengatakan, dalam pemeriksaan, Tri mengakui sebagai pelaku pembantaian sadis tersebut. Kepada polisi Tri mengaku sakit hati oleh ucapan Tati, ibu kawan akrabnya itu, karena menegurnya ketika ia tengah santai menonton televisi.
Kata Tri, ia yang sejak Rabu (2/7) menginap di rumah Teguh, Jumat siang tengah santai sambil menonton televisi. Tati yang menyaksikan kawan anaknya berleha-leha di rumahnya lalu menegurnya. Teguran itu membuat Tri tersinggung. "Ia ngomong kalau nonton TV harus tahu diri. Tati juga mengatakan, kalau menumpang di rumahnya jangan terlalu lama karena akan menambah ongkos belanja," kata Mas Guntur menirukan kata-kata Tri.
Mendengar teguran itu Tri berang. Ia pun mengambil pisau di dapur. Selanjutnya ia menghampiri Tati sambil menghunuskan pisau ke bagian leher korban. Tati terjatuh. Tri kembali menusukan pisau yang digenggamnya ke tubuh Tati sebanyak 12 tusukan. Setelah tak bernyawa Tri menyeret mayat Tati ke kamar mandi dan membersihkan bercak darah di lantai.
Peristiwa pembantaian yang kedua dilakukan Tri sekitar pukul 16.00 saat Heru, suami Tati, baru pulang kerja di PT Elektrolux. Heru yang tidak mendapatkan istrinya di ruang tengah menanyakan keberadaan istrinya kepada Tri.
Dengan enteng tersangka menjawab bahwa yang dicari ada di dapur. Heru lalu menuju dapur. Melihat istrinya sudah tak bernyawa, Heru menghampiri Tri lalu menubruknya. Keduanya terlibat perkelahian. Merasa terdesak, Tri lantas berlari ke dalam kamar dan mengambil pisau lalu menusukkannya ke tubuh Heru berkali-kali.
Saat bersamaan, datang Nada Arini, adik Teguh.
Nada yang baru pulang bermain terkejut melihat ayah dan ibunya terkapar bersimbah darah. Nada pun berteriak minta tolong. Namun, dengan cepat Tri mencekik leher Nada dan membenturkan kepala Nada ke lantai berkali-kali. Tidak hanya itu, Tri juga menusukkan pisau dapur ke bagian belakang leher Nada hingga akhirnya tewas. Mayat Nada lantas dibawa ke kamar mandi, sedangkan mayat Heru diletakkan di luar kamar mandi. Setelah membantai keluarga kawan akrabnya tersebut, Tri yang kelelahan lantas tertidur di kamar tersebut hingga akhirnya Teguh datang dan mengetahui peristiwa pembantaian tersebut.
Ironisnya, Tri adalah tamu yang menumpang menginap di rumah keluarga Heru. Keluarga itu bersedia menerima Tri karena tersangka adalah teman akrab salah seorang anak Heru, Teguh, yang saat kejadian sedang tidak berada di rumah.
Seperti diberitakan kemarin, jenazah Heru, Tati, dan anaknya ditemukan di kamar mandi. Sementara itu, tersangka dibekuk pada saat tertidur di sebuah kamar di rumah korban.
Kepala Polrestro Bekasi Kombes Mas Guntur Laupe mengatakan, dalam pemeriksaan, Tri mengakui sebagai pelaku pembantaian sadis tersebut. Kepada polisi Tri mengaku sakit hati oleh ucapan Tati, ibu kawan akrabnya itu, karena menegurnya ketika ia tengah santai menonton televisi.
Kata Tri, ia yang sejak Rabu (2/7) menginap di rumah Teguh, Jumat siang tengah santai sambil menonton televisi. Tati yang menyaksikan kawan anaknya berleha-leha di rumahnya lalu menegurnya. Teguran itu membuat Tri tersinggung. "Ia ngomong kalau nonton TV harus tahu diri. Tati juga mengatakan, kalau menumpang di rumahnya jangan terlalu lama karena akan menambah ongkos belanja," kata Mas Guntur menirukan kata-kata Tri.
Mendengar teguran itu Tri berang. Ia pun mengambil pisau di dapur. Selanjutnya ia menghampiri Tati sambil menghunuskan pisau ke bagian leher korban. Tati terjatuh. Tri kembali menusukan pisau yang digenggamnya ke tubuh Tati sebanyak 12 tusukan. Setelah tak bernyawa Tri menyeret mayat Tati ke kamar mandi dan membersihkan bercak darah di lantai.
Peristiwa pembantaian yang kedua dilakukan Tri sekitar pukul 16.00 saat Heru, suami Tati, baru pulang kerja di PT Elektrolux. Heru yang tidak mendapatkan istrinya di ruang tengah menanyakan keberadaan istrinya kepada Tri.
Dengan enteng tersangka menjawab bahwa yang dicari ada di dapur. Heru lalu menuju dapur. Melihat istrinya sudah tak bernyawa, Heru menghampiri Tri lalu menubruknya. Keduanya terlibat perkelahian. Merasa terdesak, Tri lantas berlari ke dalam kamar dan mengambil pisau lalu menusukkannya ke tubuh Heru berkali-kali.
Saat bersamaan, datang Nada Arini, adik Teguh.
Nada yang baru pulang bermain terkejut melihat ayah dan ibunya terkapar bersimbah darah. Nada pun berteriak minta tolong. Namun, dengan cepat Tri mencekik leher Nada dan membenturkan kepala Nada ke lantai berkali-kali. Tidak hanya itu, Tri juga menusukkan pisau dapur ke bagian belakang leher Nada hingga akhirnya tewas. Mayat Nada lantas dibawa ke kamar mandi, sedangkan mayat Heru diletakkan di luar kamar mandi. Setelah membantai keluarga kawan akrabnya tersebut, Tri yang kelelahan lantas tertidur di kamar tersebut hingga akhirnya Teguh datang dan mengetahui peristiwa pembantaian tersebut.