Megha
New member
KOMPAS - BANDUNG BARAT, JUMAT-Kasus pembunuhan atas pejuang hak asasi manusia, Munir, terus bergulir. Saat ini muncul tersangka baru terkait kasus tersebut, namun Polri masih merasiakannya.
"Soal tersangka baru, polisi tentu akan menyebutkan namanya. Saat ini kami sedang mengumpulkan barang bukti, kesaksian-kesaksian, dan petunjuk yang ada. Secepatnya akan kami beri tahu," kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutanto seusai menghadiri acara Penutupan Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (Sespati) G-14 dan Sekolah Staf dan Pimpinan Pendidikan Reguler ( Sespim Dikreg ) Polri di Lembang, Bandung Barat, Jumat (13/6).
Sutanto enggan menyebutkan nama maupun inisial tersangka tersebut. "Nanti saja. Oknum pokoknya. Dia orang yang berbuat dan melakukan (pembunuhan terhadap Munir)," ujarnya.
Secara terpisah, pakar hukum dari Universitas Padjadjaran Bandung I Gde Panta Astawa mengatakan, pengungkapan kasus pembunuhan Munir berlarut-larut. Ini sengaja dilakukan polisi karena ada motif tertentu. M otif tersebut antara lain, demi kepentingan nasional, polisi tidak mengungkap dalang pembunuhan Munir.
Padahal, kata Gde, dengan jaringan dan metode yang dikuasai polisi, tidak sulit mengungkap pembunuh Munir. Sejak awal polisi bisa melacak otak di balik pembunuhan M unir, tapi itu tidak dilakukan, ujarnya.
Gde menjelaskan, polisi sengaja mengulur-ulur pengungkapan ini dengan tujuan masyarakat akan melupakan pembunuhan Munir. Pada saat yang sama, pelaku utamanya selamat.
Akan tetapi, lanjutnya, upaya ini sulit berhasil karena Munir bukan sekadar tokoh nasional. Dunia luas mengenal dengan baik sosok Munir, sehingga masyarakat tidak akan mudah melupakan kasus pembunuhan tersebut.
Kunci keberhasilan pengungkapan pembunuhan Munir, kata Gde, bergantung pada keberanian polisi. Presiden SBY sudah memberi lampu hijau. "Tinggal polisi berani enggak mengungkap kasus ini secara gamblang," gugat Gde. (MHF)
"Soal tersangka baru, polisi tentu akan menyebutkan namanya. Saat ini kami sedang mengumpulkan barang bukti, kesaksian-kesaksian, dan petunjuk yang ada. Secepatnya akan kami beri tahu," kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutanto seusai menghadiri acara Penutupan Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (Sespati) G-14 dan Sekolah Staf dan Pimpinan Pendidikan Reguler ( Sespim Dikreg ) Polri di Lembang, Bandung Barat, Jumat (13/6).
Sutanto enggan menyebutkan nama maupun inisial tersangka tersebut. "Nanti saja. Oknum pokoknya. Dia orang yang berbuat dan melakukan (pembunuhan terhadap Munir)," ujarnya.
Secara terpisah, pakar hukum dari Universitas Padjadjaran Bandung I Gde Panta Astawa mengatakan, pengungkapan kasus pembunuhan Munir berlarut-larut. Ini sengaja dilakukan polisi karena ada motif tertentu. M otif tersebut antara lain, demi kepentingan nasional, polisi tidak mengungkap dalang pembunuhan Munir.
Padahal, kata Gde, dengan jaringan dan metode yang dikuasai polisi, tidak sulit mengungkap pembunuh Munir. Sejak awal polisi bisa melacak otak di balik pembunuhan M unir, tapi itu tidak dilakukan, ujarnya.
Gde menjelaskan, polisi sengaja mengulur-ulur pengungkapan ini dengan tujuan masyarakat akan melupakan pembunuhan Munir. Pada saat yang sama, pelaku utamanya selamat.
Akan tetapi, lanjutnya, upaya ini sulit berhasil karena Munir bukan sekadar tokoh nasional. Dunia luas mengenal dengan baik sosok Munir, sehingga masyarakat tidak akan mudah melupakan kasus pembunuhan tersebut.
Kunci keberhasilan pengungkapan pembunuhan Munir, kata Gde, bergantung pada keberanian polisi. Presiden SBY sudah memberi lampu hijau. "Tinggal polisi berani enggak mengungkap kasus ini secara gamblang," gugat Gde. (MHF)
