Megha
New member
KOMPAS - JAKARTA, SABTU - DPR tengah menggodok RUU Pemilihan Presiden (Pilpres). Banyak usulan yang diajukan berbagai fraksi, di antaranya usulan diadakannya pidato kekalahan dari para calon presiden (capres) yang kalah dalam Pilpres 2009 mendatang. Bagaimana tanggapan Wiranto yang akan diusung Partai Hanura sebagai capres atas berbagai usulan yang muncul?
"Macem-macem saja. Begini, saya ingin cara pemilihan itu akurat, mengandung unsur-unsur yang bisa memberikan keyakinan kepada publik bahwa pemimpin yang dipilih berkualitas. Misalnya debat para capres secara langsung, tapi tetap dalam rambu-rambu etika yang baik, sesuai dengan adat ketimuran," kata Wiranto di Jakarta, Sabtu (14/6). "Yang kita pentingkan bukan pidatonya, yang penting bagaimana membangun moral dan akhlak yang baik untuk berdemokrasi. Ingat juga bahwa yang kita pentingkan bukan peraturan, tapi adalah bagaimana perilaku para pelaku demokrasi. Diberikan peraturan seperti apa pun kalau perilaku kita tidak berubah, sama saja," lanjutnya.
Perilaku yang dimaksud, dicontohkan Wiranto, tidak bisa menerima kekalahan dalam suatu pemilihan. "Misalnya, kalah masih ngamuk, kalah masih nekat. Pidato pun kalau sikap mentalnya tidak berubah percuma. Yang kita harus ubah, bagaimana kita mendidik calon pemimpin mempunyai sifat kenegarawanan, sehingga kalah menang tidak masalah," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa dalam penyusunan peraturan yang terkait dengan pilpres jangan ada dikotomi sebelum masuknya masa penyeleksian. "Jangan ada peraturan yang mendahului seleksi. Jangan ada peraturan atau perundang-undangan yang mengambil alih seleksinya. Jadi, peraturan dan perundang-undangan yang dibangun harus dalam konteks memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para calon untuk bisa maju," kata Wiranto.