Fatah-Hamas bertekad capai kesepakatan

andree_erlangga

New member
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pesaingnya dari faksi Hamas memulai pembicaraan, Rabu (7/2), serta berjanji tak akan meninggalkan Arab Saudi hingga satu kesepakatan tercapai.
Pertemuan antara pemimpin kedua faksi tersebut bertujuan untuk mengakhir pertikaian antarfaksi yang mewarnai Palestina sejak Hamas menguasai parlemen tahun lalu.
Dalam sebuah tayangan televisi, Abbas bertemu dengan Pemimpin Hamas yang bermukim di Suriah Khaled Meshaal serta Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh di Kota Suci Mekah, Arab Saudi.
?Kami tak akan meninggalkan tempat ini tanpa kesepakatan, Insya Allah. Kami hadir di sini dengan tujuan itu. Komunitas internasional tak akan menghargai harapan-harapan kami jika negara ini tidak bersatu. Serta blokade tak adil terhadap negara kami juga tak akan dihentikan, jika terus begini,? kata Meshaal sebelum pertemuan.
Sementara itu kelompok bersenjata yang saling berseteru, Rabu kemarin saling mengancam akan melakukan serangan balasan dan membangun posisi di atap-atap rumah dan jalanan, saat pemimpin mereka bertemu di Mekah.
Banyak masyarakat Gaza khawatir pertempuran akan pecah dalam skala lebih besar jika perundingan Mekah tidak menghasilkan kesepakatan.
Abbas mengatakan pihaknya berharap perundingan akan difokuskan pada pembentukan pemerintahan persatuan yang akan membantu mengakhiri sanksi-sanksi Barat.
Dia juga menegaskan kekerasan faksi merupakan bencana, hari-hari gelap yang tidak ingin dilihat lagi oleh rakyat Palestina.
Dunia
Di lain sisi, melihat pentingnya usaha Palestina untuk mengakhiri pertikaian, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan dirinya akan bertemu dengan Abbas dan Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice pada tanggal 19 Februari mendatang, untuk memulai kembali pembicaraan damai yang belakangan buntu.
Saat berbicara di Washington, juru bicara Departemen Dalam Negeri Sean McCormack mengatakan Rice sangat yakin akan ada tiang fondasi di wilayah tersebut yang muncul, untuk mendekatkan kedua belah pihak.
Sementara itu, Israel beranggapan dunia tak akan menerima pemerintahan Palestina jika mereka tetap berkeras menolak eksistensi Israel serta tidak menghentikan aksi kekerasan melawan negara itu. Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Lini Rabu kemarin, saat mendengar para Pemimpin Palestina tengah bertemu di Mekah.
Lini merupakan pejabat Israel pertama yang secara publik memberikan komentarnya terkait pertemuan Hamas-Fatah di Arab Saudi.
?Satu-satunya cara bagi masa depan Pemerintah Palestina untuk mendapat legitimasi dunia adalah wujud penerimaan dana kerja sama sesuai yang dipersyaratkan komunitas internasional, termasuk menghentikan aksi kekerasan dan terorisme, menerima hak Israel untuk hidup dan menerima kesepakatan damai antara Israel dan Palestina,? kata Lini dalam bahasa Inggris.

solopos.net
 
Back
Top