Hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta

Anies-Sandiaga Segera Berangkat ke KPU DKI Daftar Pilgub 2017

0b39e76e-3d63-45d0-a124-4f06bc55ba91.jpg

Anies-Sandiaga (Foto: Yudhistira Amran Saleh/detikcom)

Kandidat pasangan di Pilgub DKI 2017, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno, kini bersiap untuk berangkat ke kantor KPU Provinsi DKI 2017. Sebuah Toyota Alphard hitam disiapkan.

"30 Menit lagi kita ke KPU DKI. Ini kita siap-siap dulu sekarang," kata Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandiaga, Mardani Ali Sera, di rumah orang tua Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/9/2016) pukul 19.30 WIB.

Hujan deras mengguyur lokasi. Belum jelas betul Prabowo Subianto ikut ke KPU DKI di Jalan Salemba Raya Jakarta Pusat atau tidak. Terlihat, Prabowo beringsut masuk ke kediaman ini usai doa bersama digelar.

"Kita lihat siapa nanti yang ikut," kata Mardani.

Kini, Anies dan Sandiaga sedang melayani permintaan foto dengan orang-orang yang ada di lokasi. Sesekali, di tengah kerumunan orang, dia juga menjawab pertanyaan wartawan.

"Saya dan Mas Sandi ini adalah teman lama. Kita sudah kenal dari SMA," kata Anies kepada wartawan.

~detik.com
 
Umumkan Duet Anies-Sandiaga, Prabowo Singgung Ahok

Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS ke Pilgub DKI. Prabowo sempat menyinggung pengalaman mengusung cawagub di Pilgub DKI 2012 silam.

Pada Pilgub DKI tahun 2012 silam Gerindra berkoalisi dengan PDIP mengusung duet Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Duet ini sukses memenangkan Pilgub DKI 2017 silam.

"Saya ingatkan bahwa saya dulu mencalonkan Pak Ahok untuk calon wakil gubernur DKI dan sekarang saya mencalonkan, menyimpan harapan rakyat untuk perubahan," kata Prabowo dalam konferensi pers di kediaman Prabowo Subianto di Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (23/9/2016).

Prabowo tak bicara panjang lebar soal Ahok yang kini sudah pindah haluan. Ia hanya menuturkan bahwa warga DKI kini menghendaki perubahan.

"Terutama yang kami tangkap adalah rakyat DKI bahkan bahkan rakyat Indonesia mengharapkan Gubernur baru di DKI," kata Prabowo.

Dan karena itulah Gerindra dan PKS berusaha dan sekeras tenaga mencari pribadi-pribadi terbaik yang bersedia dan berbakti untuk warga DKI Jakarta. Akhirnya diputuskan duet Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Gerindra bersama PKS di Pilgub DKI.

"Dan untuk itu kami setelah proses berembuk yang cukup panjang menetapkan mencalonkan saudara Anies Rasyid Baswedan sebagai calon gubernur Daerah Khusus Ibu Kota untuk masa bakti 2017-2022. Beliau bukan kader Partai Gerindra, bukan pula kader PKS, tapi Gerindra dan PKS tidak memandang harus dari partai, kita cari yang kami pandang terbaik yang bisa kita persembahkan kepada rakyat Ibu Kota dan saudara Sandiaga Salahuddin Uno sebagai calon wakil gubernur Daerah Khusus Ibu Kota untuk periode 2017-2022," ungkap Prabowo.

~detik.com
 
Beneran kecewa sama Pak Anies.. Apa beliau lupa ya? Pas pilpres lalu, betapa sadisnya ngebully kubu Jokowi. Yg mn Pak Anies kn salah satu tim sukses Jokowi.. Sampe dituding antek PKI, dan Pak Anies menjelaskan, betapa ia sangag benci PKI.
Sekarang kok mau2nyaaa dicalonin ama kubu yg nyebelin itu?

Agus Yudhoyono juga nih..
Dulu, pas lagi rame soal dinasti politik, apa yg Bapaknya bilang? "Istri saya, anak-anak saya tidak akan bekerja di pemerintahan." kira2 gitu. Nah, sekarang apa???
 
Beneran kecewa sama Pak Anies.. Apa beliau lupa ya? Pas pilpres lalu, betapa sadisnya ngebully kubu Jokowi. Yg mn Pak Anies kn salah satu tim sukses Jokowi.. Sampe dituding antek PKI, dan Pak Anies menjelaskan, betapa ia sangag benci PKI.
Sekarang kok mau2nyaaa dicalonin ama kubu yg nyebelin itu?

Agus Yudhoyono juga nih..
Dulu, pas lagi rame soal dinasti politik, apa yg Bapaknya bilang? "Istri saya, anak-anak saya tidak akan bekerja di pemerintahan." kira2 gitu. Nah, sekarang apa???

orang jember mah ga usah komen ;)


nah itu yang disebut politik
 
Hayono: Saya Dukung Ahok Sebagai Pribadi, Bukan Wanbin PD atau Ketum Kosgoro

2d5ffa54-33ca-4764-a097-7de12d88e718.jpg

Politikus Partai Demokrat Hayono Isman deklarasi mendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI 2017. Hayono menegaskan dukungannya bersifat pribadi.

"Saya hadir sebagai pribadi bukan sebagai Dewan Pembina Demokrat, bukan sebagai Ketum Kosgoro. Saya hadir sebagai pribadi. Kosgoro bebas memilih siapa pun yang mau dipilih," kata Hayono dalam konferensi pers di Jakarta Theatre di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2016). Konferensi pers ini difasilitasi oleh relawan Muda-Mudi Ahok.

Hayono menjabarkan program-program Pemprov DKI yang membuatnya jatuh hati kepada Ahok. Di antaranya adalah pasukan oranye yang digaji di atas UMR dan ketegasan memberantas korupsi di DKI.

"Saya muslim, saya salat. Imam saya bukan Ahok, tapi kalau menyangkut Ibu Kota DKI, sebagai administrator Kota Jakarta tidak salah saya pilih Ahok. Bagi saya orang ini melayani dengan hati, membangun sistem pelayanan terbukti berhasil," ulas mantan Menpora ini.

"Dan yang tidak kalah penting, dia menghormati umat Islam di Jakarta. Apa buktinya? di era beliau masjid megah dibangun di Balai Kota," imbuhnya.

Hayono tak menjawab tegas apakah dirinya akan mundur dari PD. Meski demikian, dia menyatakan siap menghadapi konsukuensi terkait pilihan politiknya.

~detik.com
 
Smile, Ini Selfie 3 Pasang Cagub Cawagub DKI Jakarta

38b7093c-e7e8-45bb-bb17-840d5efe0ba0_169.jpg

Tiga pasang calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta menjalani tes kesehatan di RSAL Mintohardjo, Jakarta. Mereka bertemu lalu melakukan selfie manis. Smile....!

Senyuman mengembang dari bibir pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, pasangan Agus Harimurti dan Sylviana Murni serta pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Foto selfie ini didapat dari tim pemenangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang disebar ke media, Sabtu (24/9/2016).

Selfie ini diambil saat mereka bertemu di ruang pemeriksaan kesehatan. Sylviana Murni yang mengenakan jilbab warna hitam dan kemeja putih mengambil posisi di tengah dan dikelilingi Anies, Ahok, Sandiaga, Djarot, dan Agus.

Anies tampak memegang kamera. Posisinya, Ahok berdiri di belakang Anies. Di samping Ahok, ada Sandiaga yang berbaju warna biru terlihat tertawa lepas dan Djarot yang mengenakan kemeja kotak-kotak warna hijau pun ikut tersenyum. Sedangkan Agus yang mengenakan batik warna coklat itu tampak ada di bagian kanan Sylviana dan juga tersenyum.

Mereka menatap ke kamera dan tersenyum. Cheese...cheese...cheese!
(aan/iy)

~detik.com​
 
Lebih 'Senyap' Dibanding Pesaing, Apa yang Disiapkan Agus Yudhoyono?

655fcb4d-904d-4611-babc-d8de1a26d769.jpg

Berbeda dengan para pesaingnya, bakal calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono jarang tampil di publik. Partai Demokrat menyebut Agus bersama tim tengah mempersiapkan tim pemenangan serta program kerja.

"Tim sukses sedang dibentuk, Insya Allah segera tampil dan turun ke publik. Tentu dalam waktu tidak lama akan ditawarkan program-program yang mengutamakan kepentingan publik," ujar Wasekjen Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin saat dihubungi Jumat (30/9/2016) malam.

Didi menekankan pasangan Agus bersama Sylviana Murni memprioritaskan pembangunan Ibu Kota yang manusiawi. Pasangan yang juga diusung PPP, PKB dan PAN ini akan merangkul semua elemen masyarakat.

"Perjuangan untuk memenangkan Pilkada DKI tentunya dengan mengedepankan pembangunan yang manusiawi yang bisa merangkul dan merekatkan segenap masyarakat Jakarta. Pembangunan harus dinikmati seluruh lapisan masyarakat, jangan ada yang termarjinalkan terutama masyarakat menengah dan bawah," tutur Didi yang juga Tim Pemenangan Agus-Sylviana.

Pembangunan manusiawi itu menurut Didi dilakukan dengan program meningkatkan taraf hidup masyarakat DKI. Masyarakat harus memiliki daya beli untuk meningkatkan kehidupannya.

"Kebijakan-kebijakan harus pro rakyat dengan mendengarkan apa yang dikehendaki rakyat dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin agar terhindar dari kebijakan-kebijakan yang bisa merugikan rakyat," ujar Didi.

Selain itu, Agus dan Sylvi juga memiliki komitmen untuk mengelola pemerintahan dengan transparan dan akuntabel. "Serta terus mengatasi permasalahan yang nyaris permanen seperti banjir dan kemacetan," imbuhnya.

Di Pilkada DKI, Agus akan berhadapan dengan para pesaing yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Sandiaga-Anies lebih banyak muncul di publik dan saling 'bersahutan' dengan bakal calon gubernur petahana Ahok. Topik bahasannya penggusuran Bukit Duri, laporan harta kekayaan juga cara pengumpulan dana kampanye.

sumber
 
Adu Strategi di Tanah Betawi, Ahok-Djarot Kalah Hari Ini

154349_879359_agus_sylviana.jpg

Agus Harimurti-Sylviana Murni. Foto: dok/JPNN.com

Diskusi bertajuk Adu Strategi di Tanah Betawi yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (1/10), diakhiri dengan penyampaian hasil polling singkat penggeber acara.

Hasilnya, pasangan Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat kalah telak.

Moderator diskusi, Pangeran Napitupulu mengatakan polling sengaja dipasang 12 jam sebelum acara dengan postingan "Adu Strategi di Tanah Betawi, Siapakah Cagub dan Cawagub jagoan Anda untuk memimpin Jakarta 2017 nanti?"

"Hasil polling, Ahok-Djarot 26 persen, Agus-Sylvi 53 persen, Anies-Sandiaga 21 persen," kata Pangeran, mengakhiri diskusi yang dihadiri tim pemenangan masing-masing calon.

Timses Ahok-Djarot saat itu diwakili Masinton Pasaribu, Agus Harimurti-Sylviana Murni mengutus Roy Suryo dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dihadiri langsung oleh ketua timsesnya Mardani Alisera.

"Hasilnya bagus. Pertahankan," ujar Roy, ketika diminta komentar singkatnya oleh moderator.

"Kami percaya TPS, kami akan menang di TPS," tukas Masinton, sembari tertawa melihat hasil polling tersebut.(fat/jpnn)

sumber
 
Ahok Akan Terus Ditinggal Pemilihnya

thumb_522589_01465929092016_Ahok-Basuki.jpg

Petahana Basuki Tjahja Purnama alias Ahok diprediksi bakal sulit memenangkan pertarungan Pilkada DKI 2017.

Pengamat politik Masnur Marzuki mengatakan, selama ini banyak kebijakan, tindakan, dan ucapan Ahok yang menyakiti perasaan publik.

Memori itu tidak akan terkikis, justru jelang pilkada hal itu akan makin memompa semangat untuk menjungkalkan Ahok.

Salah satu contohnya, apa yang dilakukan Ahok baru-baru ini, penggusuran di Bukit Duri, Jakarta Selatan yang dinilai tidak manusiawi.

Bahkan Ahok, melanggar proses hukum lantaran warga Bukit Duri tengah mengajukan class action di PN Jakarta Pusat.

Selain itu, lanjut Masnur, sikap inkonsistensi Ahok dalam berpolitik alias kutu loncat juga akan jadi nilai minus bagi Ahok sehingga akan jadi bumerang tersendiri bagi Ahok.

"Buktinya banyak kader PDIP dan Hanura yang mengusung Ahok justru melawan parpol. Ini indikasi kuat bahwa Ahok tidak punya basis pendukung solid di parpol yang mengusungnya," katanya, saat dihubungi wartawan, Kamis (29/9).

Menurut Masnur, dengan perilakunya yang kurang baik, Ahok perlahan-lahan akan ditinggal oleh para pemilihnya.

"Selama semua komponen masyarakat Jakarta kompak dan masih jujur menilai kemampuan Ahok memimpin Jakarta maka mengalahkan Ahok akan jadi pekerjaan mudah meskipun didukung oleh partai pemenang pemilu," kata Masnur. [dka]

sumber
 
Nusron dan Teman Ahok Mental, Gerombolan Elite PDIP Masuk

043116_312356_183122_86045_Nusron_Wahid_baru.jpg

Nusron Wahid. Foto: dok jpnn

Tim pemenangan pasangan petahana Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat telah resmi didaftarkan ke KPU DKI, Selasa (4/10). Susunan tim ini jauh berbeda dari apa yang sempat diumumkan ke publik beberapa bulan lalu.

Perubahan tersebut wajar, mengingat tim pemenangan sebelumnya yang bermarkas di Jalan Lembang, Menteng, tersebut dibentuk sebelum bergabungnya PDI Perjuangan ke barisan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok. Ketika itu tim hanya terdiri dari anggota Partai Golkar, NasDem, Hanura, dan elemen relawan Teman Ahok.

Perubahan paling mencolok adalah terlemparnya politikus Golkar Nusron Wahid dari posisi ketua tim. Bahkan mantan ketua GP Ansor itu tak mendapat posisi sama sekali di dalam tim pemenangan yang didaftarkan ke KPU.

Perubahan mencolok lainnya adalah hilangnya para penggawa Teman Ahok dari tim. Sebelumnya, nama-nama seperti Singgih Widiyastono, Yustian FM, Richard, Putu Artha dan Arum Ara S masih mendapat tempat di tim pemenangan. Bahkan juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas, yang tadinya dipercaya menjadi sekretaris tim, kini ikut terlempar.

Tim Pemenangan Ahok-Djarot versi resmi ini bisa dikatakan didominasi PDIP. Bukan soal kuantitas, tapi karena kaliber politikus banteng yang menjadi anggota tim.

Jika perwakilan partai-partai lain kebanyakan politikus tingkat lokal DKI Jakarta, PDIP tak ragu-ragu menurunkan elite dari pusat. Di hampir setiap bagian tim pemenangan ada anggota DPR RI dari PDIP. Di antaranya Ahmad Basarah, Eriko Sotarduga, Komarudin Watubun, Charles Honoris, Aria Bima, Eva Sundari, Arif Wibowo, Masinton Pasaribu, dan Darmadi Durianto.

Yang juga unik adalah ada beberapa politikus PDIP di tim pemenangan yang sebelumnya sering kali mengkritik Ahok secara pedas. Mereka adalah, Gembong Warsono dan Masinton Pasaribu.

Untuk unsur nonparpol pengusung, masih mendapat tempat di Tim Pemenangan Ahok-Djarot. Namun hanya aktris cantik Sophia Latjuba dan "pembangkang" dari Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang namanya cukup dikenal publik. Selain itu ada penulis Guntur Romli, pengamat politik Donny Tjahja Rimbawan, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, staf ahli Ahok bidang hukum Rian Ernest, dan beberapa lainnya.

Lalu sejauh mana tim bertabur elite PDIP ini bisa membawa pasangan Ahok-Djarot yang notabenenya adalah favorit di Pilkada DKI 2017? Kita saksikan bersama-sama kiprah mereka selama empat bulan ke depan.

Berikut susunan lengkap Tim Pemenangan Ahok-Djarot yang didaftarkan ke KPU DKI:

Dewan Pengarah:
Ahmad Basarah
Eriko Sotarduga
Jefrri Darmadi
Effendy Choirie (Gus Choy)
Dadan Rusdiana
Agun Gunanjar Sudarsa
Fayakhun Andriadi
Gatot Sudariyanto

Ketua:
Prasetio Edi Marsudi

Wakil Ketua:
Mohammad Sangaji
Bambang Waluyo Wahab
Wibi Andrino
Dono Prasetyo

Sekretaris:
TB Ace Hasan Syadzily

Wakil Sekretaris:
Yuke Yurike
Abdul Canter
Virgie Baker
Michael Umbas

Bendahara:
Charles Honoris
Wakil Bendahara:
Nadya
Baskara Sukarya
Anies Hasan
Joice Triatman
Manuhara Siahaan

Bidang Sumber Daya dan Kreatif:
Aria Bima
Soelchan Effendie
Mutiara Indah
Jhony Putra
Franc Tumanggor

Bidang Data dan Informasi:
Eva Sundari
Muhammad Omar Sjarif
Honey Annisa
Mohammad Pradana
Hariadhi
Kamilus Elu
Irvan Habibi Pulungan

Bidang Perlengkapan dan Rumah Tangga:
Mahmudin Muslim
Dr Budi Suprapti
Budi Kurniawan
Haritz Rahman Hakim
Agus Lomboan
Rendy Rizki Siregar
Sulistyani
Yovita Octaviani

Bidang Kampanye dan Sosialisasi:
Merry Hotma
Nurmansyah Tanjung
Basri Baco
Slamet N Riyadi
Syarifuddin
DR Mulawarman Hanase
Bestari Barus
Guntur Romli

Bidang Penggalangan Massa:
Arif Wibowo
Samsir Rambe
Andien Bachtiar
Hasan Basri Umar
Rendy Reinhart

Bidang Media:
Martin Manurung
Charles Malkiansyah
Afriadi Rosdi
Gaya Kartasasmita
Clara Tampubolon

Bidang Hukum dan Advokasi:
Pantas Nainggolan
DR Tommy Sihotang
Sirra Prayuna
Gelora Tarigan
Taufik Basari
Ruddin Akbar Lubis
Rian Ernest
Abdul Qodir
M Jaya Butarbutar
Jamaludin Lamanda
Andana Marpaung
Hilman Panjaitan

Bidang Khusus:
Masinton Pasaribu
DR Tonny Tjahja Rimbawan
Jamaludin Kainubun
Latifah Al Anshori
Dipo Nusantara

Juru Bicara:

Ahmad Basarah
Komaruddin Watubun
Eriko Sutarduga
Sarifuddin Sudding
Miryam Yani
Very Yonnevil
Dr Donny Tjahja Rimbawan
Taufik Basari
Bestari Barus
Sophia Latjuba
Ansy Lema
Raja Juli Antoni
Nevi Ervina
Ruhut Sitompul
Jerry Sambuaga

Bidang Keamanan:

Audi Tambunan
Isyak Syah
M Ichsan
Umar Oetenan
Anwar Sjani
Alexander BS

Bidang Korda Jakarta Timur:
William Yani
Taufik Azhar
Top Sihombing
James Arifin Sianipar

Bidang Korda Jakarta Pusat:
Masinton Pasaribu
Farida Listuti
Rudin Akbar Lubis
Lathifah Al Anshori

Bidang Korda Jakarta Barat:
Darmadi Durianto
H Hamidi
Fathi R Sidiq
Abdul Aziz Muslim

Bidang Korda Jakarta Utara dan Kep Seribu:
Charles Honoris
Ramli Muhammad
Ahmad Sururi Afif
Ahmad Sahroni

Bidang Korda Jakarta Selatan:
Gembong Warsono
Michael Hidayat
Ruslan Amsari
M Soleh
Wibi Andrino


sumber
 
Relawan Pendukung Tri Rismaharini Merapat ke Anies-Sandi

064014_784551_anies_sandi.jpg

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Foto: dok/JPNN.com

Posko Pemenangan Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017 di Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/10) kedatangan relawan istimewa.

Mereka mengaku Relawan Pendukung Tri Rismaharini (Karisma) dan mengisyaratkan akan memberi dukungan kepada pasangan bakal calon gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi) di pilkada nanti.

"Kami dalam rangka silaturahmi. Secara fisik kami sampaikan bahwa kawan-kawan Karisma punya aspirasi agar Jakarta lebih manusiawi, lebih hangat dan lebih aman," beber Yongki selaku koordinator Karisma Jakarta.

Meski begitu, kedatangan Karisma belum disertai keputusan final akan mendukung pemenangan pasangan yang diusung koalisi Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

"Kami belum sampai mendukung Mas Sandi atau Mas Anies karena kami punya mekanisme. Kami akan adakan rapat yang dihadiri pengurus koordinator wilayah. Ada 44 korwil, dan 244 korcam," jelas Yongki.

sumber
 
Elektabilitas Ahok-Djarot vs Anies-Sandi Hanya Terpaut 8 Persen

0e1cbab7-efc3-46d1-86d9-ae502a0bb57f.jpg

PolMark Research Center (PRC) PolMark Indonesia pimpinan Eep Saefulloh Fatah merilis hasil survei seputar Pilgub DKI. Hasilnya, elektabilitas Ahok-Djarot hanya terpaut 7% dengan pesaing terdekatnya Anies-Sandiaga.

"Survei ini menunjukkan bahwa petahana, pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat memiliki elektabilitas 31,9% diikuti oleh Anies Rasyid Baswedan–Sandiaga Salahuddin Uno 23,2% dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni dengan elektabilitas 16,7%. Masyarakat Jakarta yang belum menentukan pilihan sebesar 28,2%," kata pendiri PRC Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, dalam siaran pers kepada detikcom, Rabu (5/10/2016).

Survei ini dilakukan terhadap 1.100 responden, yaitu warga Jakarta berhak pilih pada saat survei diadakan. Responden diambil dengan metode multistage random sampling (sampel acak bertingkat), diwawancarai secara tatap muka. Margin of error survei ini adalah +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%. Responden terdistribusi secara proporsional di setiap Kota di DKI Jakarta.

Survei ini menunjukkan trend elektabilitas Ahok mengalami penurunan sebesar 10,8% dalam rentang waktu Juli hingga Oktober ini (sekitar tiga bulan). Dalam survei PRC PolMark Indonesia bulan Juli 2016, Ahok memiliki elektabilitas sebesar 42,7% dan turun menjadi 31,9% pada Survei bulan Oktober 2016 ini.

"Dari 31,9% responden yang memilih Ahok-Djarot dalam survei bulan Oktober ini, hanya 23,2% yang menyatakan pilihannya terhadap Ahok-Djarot sudah mantap, tidak akan berubah. Sementara itu, dalam survei bulan Juli 2016, dari 42,7% yang memilih Ahok-Djarot yang menyatakan mantap 28,7%. Dengan demikian, di kalangan pemilihnya yang mantap sekalipun, elektabilitas Ahok-Djarot mengalami penurunan sebesar 5,5%," katanya.

Trend serupa terjadi pada tingkat kepuasan masyarakat Jakarta terhadap kinerja Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dalam survei Oktober 2016, tingkat kepuasan terhadap kinerja Gubernur adalah 61,8%. Angka ini merupakan penurunan sebesar 8% dari tingkat kepuasan sebesar 69,8% dalam survei Juli 2016 lalu.

Survei PRC PolMark Indonesia Oktober 2016 juga menunjukkan bahwa Ahok adalah kandidat yang paling dikenal warga. Sebanyak 97,1% warga kenal Ahok. Tetapi, hanya 58,3% yang mengaku suka pada Ahok. Sementara itu, Anies dikenal oleh 82,8% masyarakat Jakarta dan disukai oleh 63,1% masyarakat. Lebih banyak warga Jakarta yang menyukai Anies dibandingkan Ahok. Sedangkan Agus dikenal oleh 81,5% dan disukai oleh 53,5% masyarakat Jakarta.

Menyangkut popularitas dan kedisukaan para kandidat Wakil Gubernur., Djarot dikenal oleh 79,6% dan disukai oleh 46,9% warga. Sandiaga dikenal oleh 75,6% dan disukai oleh 50,8% masyarakat. Sementara Sylviana dikenal oleh 56,1% dan disukai oleh 32,7% warga Jakarta.

Secara umum masyarakat DKI Jakarta menilai Ahok-Djarot berhasil dalam hal penyediaan transportasi umum yang memadai, pembersihan sungai-sungai di Jakarta, perbaikan fasilitas angkutan dan jalan raya, dan perbaikan kinerja birokrasi.

"Sedangkan dalam hal penanggulangan banjir, penanggulangan kemacetan, penertiban "pemukiman liar", dan penertiban pedagang kaki lima (PKL), Ahok-Djarot dinilai gagal," katanya.

"Berbasis hasil tiga kali survei yang sudah dilakukan serta riset dan pemetaan politik Jakarta, ditambah dengan kecenderungan pemilih Jakarta sejak Pilkada 2012, saya pribadi menduga bahwa Pilkada Jakarta berpotensi besar berlangsung dalam dua putaran. Trend data yang tersedia menunjukkan bahwa pasangan Anies-Sandiaga berpotensi mendulang suara terbanyak dalam Putaran Pertama, diikuti oleh pasangan Ahok-Djarot. Tersedia potensi yang cukup besar, petahana dapat ditumbangkan dalam Pilkada Jakarta 2017 ini, mengulang fenomena serupa dalam Pilkada 2012 lalu," pungkasnya.

PRC adalah lembaga survei di bawah PolMark Indonesia. Untuk Pilkada Jakarta 2017, PRC telah mengadakan tiga (3) kali survei, yaitu pada bulan Februari, Juli dan Oktober 2016. Berikut adalah sebagian kecil hasil survei ketiga PRC PolMark Indonesia yang kegiatan wawancara/turun lapangannya diadakan pada 28 September - 4 Oktober 2016 lalu.

sumber
 
Sophia Latjuba Bicara Sosok Ahok: Tangan Besi, Galak dan Kerja Nyata

7c2515b9-fd5f-4188-b47f-1440570d7395_169.jpg

Sophia Latjuba menjatuhkan pilihannya menjadi juru bicara bakal cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI Jakarta 2017. Artis cantik ini sudah berdiskusi lebih dekat dengan Ahok dan membuatnya semakin terkesan.

Sophia berpendapat Jakarta dengan segala permasalahan yang kompleks ini membutuhkan figur pemimpin bertangan besi, bukan pemimpin yang lembek.

Kader Partai NasDem ini juga yakin Ahok tidak bermaksud menyakiti hati warga Jakarta dengan gaya bicaranya yang kontroversial. "Apakah itu salah kalau itu bisa mengubah Jakarta?" ujarnya.

Yang paling penting, kata kekasih Ariel 'Noah ini, Ahok sudah membuktikan kinerjanya menjadikan Jakarta lebih baik mulai dari memberantas korupsi di birokrasi, mengatasi banjir, hingga mempercantik Jakarta dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

sumber
 
Back
Top