Tentang Kanjeng Dimas

spirit

Mod
berita-surabaya-kanjeng-dimas_20160922_185601.jpg

SURYA.co.id | SURABAYA - Cara kematian dua korban pembunuhan yang diduga diotaki Kanjeng Dimas Taat Pribadi sangat mengerikan.

Leher korban Ismail dan Abdul Gani dijerat tali, kedua tangan terikat ke belakang dan kepalanya dibungkus plastik kresek.

Terungkapnya cara kematian itu setelah penyidik memeriksa 10 tersangka (anak buah Kanjeng Dimas) yang ditangkap lebih dulu oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.

"Untuk membuktikan itu, kami juga membongkar makam kedua korban dan melakukan tes DNA. Ternyata benar di leher bekas ada jeratan," ujar Kapolda Jatim Kombes Pol Anton Setiadji usai salat Jumat di Masjid Polda Jatim kepada SURYA.co.id (TRIBUNnews.com Network), Jumat (23/9/2016).

Lebih tragis lagi kata orang nomor satu di kepolisian Jatim, korban yang dibuang di daerah hutan di Situbondo hanya ditanam pelaku tidak sampai 1 meter.

Akhirnya lokasi pembuangan mayat itu dieker-eker anjing kemudian warga sekitar berdatangan.

Hingga polisi berusaha mencari informasi karena tak ada identitas sama sekali.

"Pelaku kami anggap tidak berkemanusiaan. Masak orang dibunuh dan dibuang begitu saja," tandas kapolda kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Untuk menguak siapa pembunuhnya, kapolda mengakui cukup sulit utuk menguaknya. Karena dari lokasi penemuan mayat tidak ditemukan bukti sama sekali alias Mr X.

Bersamaan dengan itu, juga ditemukan Mr X di wonogiri Jateng dengan ciri yang sama. Leher bekas ada jeratan taLi, tangan diikat ke belakang.

Dari ciri-ciri yang ada, penemuan mayat pada Juli 2015 akhirnya ditarik Polda Jatim.

"Kan biasa orang-orang tapal kuda (Probolinggo dan Situbondo) kalau ditanya bilang 'tak oneng'," jelasnya.

Menurut kapolda, tersangka Kanjeng Dimas Taat Pribadi, sudah mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan terhadap Ismail dan Abdul Gani.

"Waktu dikendaraan sudah mengakui kalau dia (tersangka) yang menyuruh 10 anak buanya. Sekarang tinggal pengembangannya," tuturnya.

Motif dalam pembunuhan ini, dilatari ketakutan tersangka terhadap kedua korban.

Karena korban Ismail dan Abdul Gani adalah mantan koordinator pengepul uang yang akan digandakan oleh tersangka.

Sebagai pengepul, mereka bertanggung jawab terhadap uang orang lain yang dibawa untuk digandakan.

"Setelah korban tahu jika uangnya tidak cair, korban yang diangkat sebagai sultan akan mengungkap dan dilaporkan ke polisi. Tapi korban ditawari uang Rp 20 miliar oleh tersangka. Nyatanya kedua korban dibunuh," ujar kapolda.

Tersangka yang dicurigai sebagai otak pembunuhan, bakal dijerat pasal 340 KUHP dengan ancaman paling ringan 15 tahun dan paling berat seumur hidup.
"Tersangka terlibat pembunuhan direncanakan dan terbukti turut serta menghilangkan nyawa, karena dia swbagai leader," jelasnya.

Apakah ada indikasi korban lain yang dibunuh selain kedua korban?

"Itu masih dikembangkan. Di Jatim kan banyak mayat Mr X yang ditemukan," paparnya menjawab SURYA.co.id.

Apakah penyidik juga akan menggali lokasi di sekitar Padepokan Kanjeng Dimas untuk mencari korban lain yang dimungkinkan di kubur disitu?

"Segala kemungkinan yang ada akan kami lakukan. Termasuk menggali di sekitar padepokan. Kan masih banyak barang bukti yang belum diambil. Termasuk bunker-bunker yang ada di padepokan. Lokasi di sekitar padepokan, jelas kapolda sudah di police line dan dijaga oleh petugas," jelasnya.

Dalam pemeriksaan terungkap, ada indikasi uang yang nota bene digandakan disimpan tersangka ke salah seorang di Jakarta.

Jumlah uang yang ada itu diakui Irjen anton cukup fatastis yakni Rp 1 triliun.

"Pokoknya segala kemungkinan yang ada kami selidiki," paparnya.

Penyidik saat menggerebek menemukan uang palsu yang ada di padepokan tersangka. Penemuan uang palsu itu sekarang menjadi atensi khusus untuk dikembangkan.

"Yang menangani nanti Ditreskrimsus Polda Jatim. Tapi sekarang kami fokus soal pembunuhannya dulu," tandas kapolda.

Kapolda megungkapkan, penyidik sebenarnya sudah mengirim surat panggilan pemeriksaan terkait keterlibatan Kanjeng Dimas.

Namun panggilan beberapa kali yang dilakukan penyidik tak digubris tersangka.

"Ya akhirnya tersangka didatangi dan dijemput paksa di padepokannya," paparnya.

Pasca penahanan, tersangka di Ditreskrimum Polda Jatim, kapolda berinisiatif duduk bersama dengan Pemerintah Probolinggo untuk membicarakan masyarakat yang dirugikan.

Karena ada informasi yang masuk ke polisi, seorang suami dan istri serta anak-anaknya tidak pulang selama 3 tahun. Kemana mereka, itu yang terus dilacak oleh polisi.

Tersangka yang sudah ditahan, kata kapolda tidak ada perlakukan khusus. Ia ditahan bersama tersangka lain.
"Nggak ada perlakuan khusus," paparya.

Ketika disinggung terkait ilmu penggandaan uang yang dimiliki Kanjeng Dimas Taat Pribadi, kapolda hanya menjawab enteng.

"Saya nggak tahu soal itu dan saya tidak pernah mempelajari ilmu seperti itu. Yang saya tahu, uang kalau disimpan di bank itu baru ada bunganya," terangnya kepada SURYA.co.id.
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Lebih tragis lagi kata orang nomor satu di kepolisian Jatim, korban yang dibuang di daerah hutan di Situbondo hanya ditanam pelaku tidak sampai 1 meter.
buru2 kayanya, jadi cuma bisa menggali 1 meter



jadi pada awalnya dugaannya penggandaan uang & uang palsu ya
ini video beliau 3 tahun lalu, udah lama juga kok ga ditangkap2 ya terkait uang ini

[ame]http://www.youtube.com/watch?v=tBzrouABPU0[/ame]


[ame]http://www.youtube.com/watch?v=fVfs3SC7HhU[/ame]


[ame]http://www.youtube.com/watch?v=WLUmlr7S5p0[/ame]



[ame]http://www.youtube.com/watch?v=1Z4g4Y94IWg[/ame]


[ame]http://www.youtube.com/watch?v=3KcGdf2DYiI[/ame]


[ame]http://www.youtube.com/watch?v=wKo59lqx9Jw[/ame]







kalau padepokan pesantren itu salah satu usahanya & legal ya?






Dalam pemeriksaan terungkap, ada indikasi uang yang nota bene digandakan disimpan tersangka ke salah seorang di Jakarta.

Jumlah uang yang ada itu diakui Irjen anton cukup fatastis yakni Rp 1 triliun.
ini uang asli ya? lalu yang diberikan kepada pasien mereka uang palsu?
 
buru2 kayanya, jadi cuma bisa menggali 1 meter



jadi pada awalnya dugaannya penggandaan uang & uang palsu ya
ini video beliau 3 tahun lalu, udah lama juga kok ga ditangkap2 ya terkait uang ini

http://www.youtube.com/watch?v=tBzrouABPU0


http://www.youtube.com/watch?v=fVfs3SC7HhU


http://www.youtube.com/watch?v=WLUmlr7S5p0



http://www.youtube.com/watch?v=1Z4g4Y94IWg


http://www.youtube.com/watch?v=3KcGdf2DYiI


http://www.youtube.com/watch?v=wKo59lqx9Jw







kalau padepokan pesantren itu salah satu usahanya & legal ya?







ini uang asli ya? lalu yang diberikan kepada pasien mereka uang palsu?

Di berita lain dicampur uang palsu. Misalnya ada orang yg menyerahkan uang utk digandakan sebesar 50juta. Ia akan memberikan 100juta. Terdiri dari 20 juta uang asli dan sisanya palsu. Kl di komplain dia bilang jika uang gaib menjadi palsu krn melanggar pantangan, pdhl seblmnya ga bicara pantangan.

Tapi heran jg ya ada yg percaya gituan
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Santri Dimas Kanjeng Sebut Polisi Hanya Menangkap Bayangan Gurunya

Meski sudah diamankan polisi, namun para santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur punya keyakinan sendiri. Yang ditangkap dianggap bukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang asli.

Lantas ke mana Dimas Kanjeng Taat Pribadi? Para santri menyakini jika sang guru yang dikenal bisa melipatgandakan uang sedang menunaikan ibadah haji.

Bahkan ribuan santri masih memilih bertahan di tenda-tenda yang berdiri di sekitar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading.

Upaya polisi yang meminta agar para santri pulang tak diindahkan. Isu yang diterima santri bahwa yang ditangkap polisi dan ditahan di Polda Jatim sosok ghaib atau bayangan Dimas Kanjeng.

Sedangkan Dimas Kanjeng yang dianggap maha gurunya masih bebas di luar sana. Bahkan para santri juga tidak percaya jika Dimas Kanjeng dituduh terlibat pembunuhan yang membuatnya harus berurusan dengan polisi.

Itulah yang diyakini seorang santri yang bertahan di padepokan, Tugino (52) asal Sragen-Jawa Tengah. Ia mengaku jika pria yang dianggap maha gurunya itu saat ini dalam kondisi baik, tidak ditahan di Mapolda Jatim.

"Yang ditangkap itu bayangannya. Guru besar kami sedang menunaikan ibadah haji di Mekkah, beliau baik-baik saja di sana. Kami semua di sini menunggu kedatangan beliau sampai kembali memimpin padepokan," kata Tugino (52) kepada wartawan saat di tenda padepokan dengan pengawasan polisi.

Tugino maupun santri lainnya bersikukuh tidak percaya jika yang ditangkap Dimas Kanjeng. "Kami sangat yakin kalau guru kami sebelum ada peristiwa penangkapan itu, sudah berada di tanah suci Mekkah. Jadi tidak usah tanya masalah itu lagi mas," tandas Tugino, Minggu (25/9/2016).

Namun Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo Bustomi menegaskan jika dua kloter haji dari wilayahnya, tidak tercantum nama Taat Pribadi sebagai jamaah haji tahun 2016.

"Kemarin Sabtu (24/9) kita cek namanya tidak terdaftar di Kemenag Kabupaten Probolinggo untuk jamaah haji tahun 2016. Yang mengatakan dia ada di Mekkah hanya isu belaka. Mungkin hanya orang-orang yang mempercayainya, tergantung keyakinan masing-masing," tambah Bustomi saat dihubungi.

~detik.com​
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

parah nih kelakuan berkedok agama
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Santri Dimas Kanjeng Sebut Polisi Hanya Menangkap Bayangan Gurunya

Meski sudah diamankan polisi, namun para santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur punya keyakinan sendiri. Yang ditangkap dianggap bukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang asli.

Lantas ke mana Dimas Kanjeng Taat Pribadi? Para santri menyakini jika sang guru yang dikenal bisa melipatgandakan uang sedang menunaikan ibadah haji.

Bahkan ribuan santri masih memilih bertahan di tenda-tenda yang berdiri di sekitar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading.

Upaya polisi yang meminta agar para santri pulang tak diindahkan. Isu yang diterima santri bahwa yang ditangkap polisi dan ditahan di Polda Jatim sosok ghaib atau bayangan Dimas Kanjeng.

Sedangkan Dimas Kanjeng yang dianggap maha gurunya masih bebas di luar sana. Bahkan para santri juga tidak percaya jika Dimas Kanjeng dituduh terlibat pembunuhan yang membuatnya harus berurusan dengan polisi.

Itulah yang diyakini seorang santri yang bertahan di padepokan, Tugino (52) asal Sragen-Jawa Tengah. Ia mengaku jika pria yang dianggap maha gurunya itu saat ini dalam kondisi baik, tidak ditahan di Mapolda Jatim.

"Yang ditangkap itu bayangannya. Guru besar kami sedang menunaikan ibadah haji di Mekkah, beliau baik-baik saja di sana. Kami semua di sini menunggu kedatangan beliau sampai kembali memimpin padepokan," kata Tugino (52) kepada wartawan saat di tenda padepokan dengan pengawasan polisi.

Tugino maupun santri lainnya bersikukuh tidak percaya jika yang ditangkap Dimas Kanjeng. "Kami sangat yakin kalau guru kami sebelum ada peristiwa penangkapan itu, sudah berada di tanah suci Mekkah. Jadi tidak usah tanya masalah itu lagi mas," tandas Tugino, Minggu (25/9/2016).

Namun Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo Bustomi menegaskan jika dua kloter haji dari wilayahnya, tidak tercantum nama Taat Pribadi sebagai jamaah haji tahun 2016.

"Kemarin Sabtu (24/9) kita cek namanya tidak terdaftar di Kemenag Kabupaten Probolinggo untuk jamaah haji tahun 2016. Yang mengatakan dia ada di Mekkah hanya isu belaka. Mungkin hanya orang-orang yang mempercayainya, tergantung keyakinan masing-masing," tambah Bustomi saat dihubungi.

~detik.com​
speechless juga mau ngomong apa, kasihan juga itu santri2
dibohongi atau hanya alasan salah satu gurunya mungkin, padahal tinggal telp ke Mekkah jika memang ada saat ini

Namun Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo Bustomi menegaskan jika dua kloter haji dari wilayahnya, tidak tercantum nama Taat Pribadi sebagai jamaah haji tahun 2016.
pada bagian yang berwenang sudah di cek tidak ada




Hanya Menangkap Bayangan Gurunya
ini yang paling bikin speechless, siapa yang bilang begini, mereka seperti bukan hidup didunia nyata & percaya semua yang dibilang padepokannya...
perlu tim psikiater atau semacamnya mungkin, para santri itu korban pembodohan
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

speechless juga mau ngomong apa, kasihan juga itu santri2
dibohongi atau hanya alasan salah satu gurunya mungkin, padahal tinggal telp ke Mekkah jika memang ada saat ini


pada bagian yang berwenang sudah di cek tidak ada





ini yang paling bikin speechless, siapa yang bilang begini, mereka seperti bukan hidup didunia nyata & percaya semua yang dibilang padepokannya...
perlu tim psikiater atau semacamnya mungkin, para santri itu korban pembodohan

jika sudut pandang sudah diindoktrinasi maka akal sehat akan tumpul. seperti contoh: para pengikut Lia eden menganggap pimpinan mereka itu merupakan titisan Jibril. Sangat sulit diubah sudut pandangan mereka itu :)
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

jika sudut pandang sudah diindoktrinasi maka akal sehat akan tumpul. seperti contoh: para pengikut Lia eden menganggap pimpinan mereka itu merupakan titisan Jibril. Sangat sulit diubah sudut pandangan mereka itu :)
updatenya ada kemungkinan santrinya diberikan narkoba sehingga percaya seperti itu...

mirip seperti aa gatot jadinya...
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

ngeri banget ini kasusnya gan, entah apa yang membuat polisi tidak mampu membekuk tersangka ini dari dulu dulu, karena kasusnya sudah berjalan bertahun tahun, katanya kurang bukti, harusnya kan polisi juga bisa punya inisiatif untuk menjebak, kalau menurut ane sih, spertinya dulu polisi masih ada rasa sungkan gan, karena orang alim yang mau ditangkap,
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

ini pembunuhan yg paling sadis
semoga cepat slesai . pelakunya di hukum seberat2 nya
klo bisa seumur hidup
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Mahfud MD: Katanya Ada Beberapa Jenderal Gandakan Uang di Dimas Kanjeng

ef005a77-13a8-411a-9fa4-fa38bb49b4dd.jpg

Mahfud MD pernah menyambangi padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Itu terjadi pada Pilpres lalu dan dia diajak Marwah Daud Ibrahim yang merupakan Ketua Yayasan Dimas Kanjeng.

Mahfud membeberkan, saat bertemu itu dirinya sudah tidak yakin Dimas Kanjeng memiliki kemampuan seorang kiai. Menurutnya Dimas Kanjeng tidak fasih membaca salam, salawat, dan doa-doa.

Mahfud melihat justru padepokan di Probolinggo itu lebih seperti tempat klenik, bukan pesantren. Di sana juga ada yang datang untuk menggandakan uang, termasuk dari kalangan jenderal.

"Saya yang klenik-klenik gitu enggak percaya saya. Katanya ada beberapa jenderal banyak gandakan uang di situ, itu yang saya dengar, saya kan kayak gitu muak juga, kayak apa ini zaman sekarang kok masih ada orang berlaku begitu kok masih ada yang percaya," terangnya, Selasa (27/9/2016).

"Wah banyak lah yang disebut-sebut di situ," tambahnya saat ditanya apakah Jenderal TNI atau Polisi.

Karena itu, Mahfud juga mengimbau kepada masyarakat luas agar lebih cerdas dan tidak percaya dengan penggandaan uang tersebut.

"Ini zaman sudah begitu maju ya, jadi masyarakat itu jangan mudah percaya dengan cara-cara klenik seperti itu," urainya.

~detik.com​
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Dimas Kanjeng Tawarkan Paket Pengggandaan Uang: Paling Kecil Nilainya Rp 20 Juta

Bareskrim Polri menelusuri aliran dana para pengikut yang diserahkan kepada Dimas Kanjeng Taat Pribadi untuk dilipatgandakan. Total kerugian para pengikut diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

"(Kerugiannya) banyak. Rata-rata korban menyetor per paketnya itu Rp 20 juta. Untuk aliran dananya masih ditelusuri sambil kita koordinasi dengan Polda Jawa Timur," ujar Direktur Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Agus Adrianto kepada detikcom, Senin (26/9/2016) malam.

Agus mengatakan, kerugian para korban bervariasi dari puluhan juta hingga miliaran rupiah. "Untuk korban yang melapor ke kami itu kerugiannya Rp 25 miliar," sambung Agus.

Sementara, lanjut Agus, Polda Jawa Timur telah melakukan penyitaaan terhadap sejumlah uang yang disita di padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolonggo.

"Polda Jawa Timur sedang berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk memastikan apakan uang yang disita asli atau palsu," imbuh Agus.

Selain uang, polisi juga telah menyita barang bukti lainnya seperti baju kebesaran Dimas Kanjeng, keris pelastik, cincin logam dan gulungan selendang, satu kantong kain warna merah untuk tempat emas, kantong putih berisi logam kuning, 3 keping VCD, dan selembar foto cuplikan SMS.

Taat Pribadi mengumpulkan dana dari ribuan pengikutnya dengan iming-iming penggandaan uang. Para korban kemudian diberikan sebuah kotak yang diminta Taat untuk tidak dibuka sebelum waktunya.

Menurut Taat kepada pengikutnya, uang mereka akan berlipatganda apabila korban ikhlas memberikan uang tersebut. Tetapi, itu semua cuma akal-akalan Taat saja.

Pada kenyataannya, isi kotak tersebut hanya uang pecahan Rp 2.000 yang dilapis dengan uang Rp 2.00 ribu dan perhiasan imitasi.

~detik.com​
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Kicauan 'Nyeleneh' Dimas Kanjeng dari Sakti Gandakan Uang Hingga Jin yang Lari

a5895dd6-745c-4dc5-a72a-edd37553673e_169.jpg

Dimas Kanjeng Taat Pribadi akhirnya blak-blakan mengaku bisa menggandakan uang sejak tahun 2006. Namun, Dimas Kanjeng sedang pusing kesaktiannya itu mulai memudar.

"Ya insya Allah begitu (bisa mendatangkan uang)," kata Dimas Kanjeng mantap.

Dengan apa? "Dengan ilmu lah," jawab Dimas Kanjeng yang mengenakan baju tahanan warna oranye ini.

Kesaktian Dimas Kanjeng ini melahirkan tanda tanya besar segenap kalangan. Ada yang percaya, ada pula yang tidak. Bahkan, pemuka agama dan kepolisian turun tangan mengimbau agar masyarakat tidak termakan rayuan modus penipuan ini.

Namun, sejumlah pengikut setia Dimas Kanjeng tetap mempercayai 'kesaktian' gurunya itu. Salah satunya, Marwah Daud Ibrahim yang tiga kali melihat Dimas Kanjeng mendatangkan uang.

"Demi rasul saya melihat sendiri dan di dalam ruangan kosong kemudian dikunci lalu beliau ditutup, nggak ada orang lain dan beberapa lama kemudian ada uang," cerita Marwah yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng sejak tahun 2011 ini.

Atas kehebohan ini, Dimas Kanjeng didesak pengikutnya untuk membuktikan ucapannya tersebut. Tetapi sayang, Dimas Kanjeng belum bisa memenuhi permintaan itu. "Nggak bisa, Pak. Saya pusing. Jin ifrit saya juga lari," ujar pemilik padepokan dengan ribuan pengikut ini.


Berikut penjelasan Dimas Kanjeng:

Dimas Kanjeng mengaku memiliki kesaktian bisa mendatangkan uang gaib sejak 2006. Dengan kesaktiannya, dia mendirikan padepokan hingga memiliki ribuan pengikut.

"Sejak Tahun 2006 saya bisa (mendatangkan uang)," kata Dimas Kanjeng Taat Pribadi saat diperiksa di Ditreskrimus Polda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Rabu (28/9/2016).

Dimas Kanjeng mengatakan, dirinya bisa mendatangkan uang secara gaib. "Ya insya Allah begitu. Dengan ilmu lah," cetusnya.

Dimas Kanjeng pernah diminta polisi mengeluarkan uang gaib di kendaraan taktis barracuda dalam perjalanan dari Probolinggo ke Surabaya.

"Informasinya kan dia bisa mendatangkan uang," kata Kasubdit I/Kamneg Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim, Rabu (28/9/2016).

Cecep menceritakan, ketika usai menangkap Dimas Kanjeng Taat Pribadi di padepokannya, polisi membawa tersangka kasus pembunuhan korban Abdul Gani--mantan pengikut Dimas Kanjeng, ke Surabaya dengan menggunakan kendaraan taktis (rantis) Baracuda.

Selama perjalanan dari Probolinggo ke Surabaya, penyidik yang mengawal dan berada dalam satu mobil dengan Dimas Kanjeng, iseng bertanya dan memintanya untuk mendatangkan uang hingga memenuhi seluruh ruangan rantis.

"Nggak bisa pak, saya pusing. Jin Ifrit saya juga lari," ujarnya menirukan jawaban Kanjeng.

Kenapa lari? "Terkena (tembakan) gas air mata," ujarnya.

Mendengar jawaban Kanjeng seperti itu, penyidik yang berada dalam satu ruangan tertawa.

Saat penangkapan, Dimas Kanjeng tidak melakukan perlawanan. Namun, pengikutnya yang tergabung dalam garda, melakukan perlawanan dengan melempar batu ke arah polisi. Polisi pun membubarkan konsentrasi massa di padepokan dengan mengeluarkan tembakan gas air mata.

Dimas Kanjeng juga belum bisa memenuhi janjinya untuk unjuk kesaktian mendatangkan uang di hadapan wartawan.

Dimas Kanjeng dikeluarkan dari tahanan Polda Jatim dengan menggunakan baju tahanan warna oranye.

Dia digelendang petugas untuk dibawa ke ruang pemeriksaan Direktorat Resrse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim.

Ketika ditanya wartawan, Dimas Kanjeng mengakui bisa mendatangkan uang. "Ya bisa lah," kata Dimas Kanjeng, Rabu (28/9/2016).

Dengan apa Kanjeng. "Ya dengan ilmu," ujarnya sambil berjalan masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

Wartawan sudah menunggu di luar ruang pemeriksaan. Setelah ditunggu-tunggu, ternyata Dimas Kanjeng hari ini tidak bisa mengeluarkan 'kesaktiannya' mendatangkan uang.

"Nggak bisa. Katanya dia masih pusing, masih belum bisa fokus," kata Kasubdit I/ Kamneg, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim.

Kapan bisa Dimas Kanjeng bisa menunjukkan bisa mendatangkan uang? "Nggak tahu. Sekarang dia belum bisa fokus," tandasnya.

Dimas Kanjeng berjanji akan mengembalikan uang para pengikutnya. Dia akan bertanggung jawab.

"Saya tetap berjuang di padepokan. Niat saya baik," katanya. "Saya tetap mengembalikan (uang para pengikut-red)," sambung Dimas Kanjeng.

Selama ini sudah berapa banyak uang yang dikumpulkan dan diberikan ke pengikutnya? "Saya eggak tahu," ucapnya.

Dia juga mengaku tidak hapal saat ditanya berapa jumlah uang yang berhasil dilipatgandakannya.

"Saya enggak tahu," ujarnya.

Sementara itu, Dimas Kanjeng membantah saat ditanya apakah kesaktiannya mendatangkan uang digunakan untuk pemenangan calon presiden pada Pilpres 2014 lalu. "Tidak ada," ucapnya.

~detik
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Marwah Daud Tepis Dimas Kanjeng Lakukan Penggandaan Uang

747b4461-5b12-4cd5-bae4-68d03f42f5ad_169.jpg

Marwah Daud Ibrahim menepis adanya penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Marwah Daud yang juga Ketua Yayasan Dimas Kanjeng menyebut, anggota yang datang dan memberi uang sebagai iuran.

"Tidak ada setor penggandaan uang. Yang ada di sana iuran," jelas Marwah, Rabu (28/9/2016).

Marwah menyampaikan di padepokan ada yang namanya sumbangan para santri yang uangnya digunakan untuk berbagai keperluan.

"Fasilitas rumah, toko, dan yang lainnya itu yang menbangun santri," sambung Marwah yang bergabung sejak 2011 ini.

Sumbangan dari anggota bermacam-macam nilainya, ada yang Rp 50 ribu sampai puluhan juta rupiah.

"Ada yang dana yang besar dari pengusaha properti di Makassar yang yakin dengan karomah beliau," imbuhnya.

Jadi menurutnya apa yang dilakukan bukan penggandaan uang melainkan kontribusi dari santri. Dana kontribusi ini nantinya ada juga yang kembali ke anggota.

"Ada yang dikembalikan kan sebagai amil," tutup dia. ~detik.com
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

kalau menurut ane, ini orang perlu juga diperiksa kejiwaannya gan, terkadang orang yang berilmu itu memang tidak bisa membawa ilmu nya gan, seperti sebuah gelas yang di isi air terus menerus smp penuh dan akhirnya tumpah,

tapi ada juga pelajaran yang bisa diambil dari kasus ini , ternyata masyrakat kita ini masih banyak yang berharap bisa mendapatkan uang banyak tapi tidak mau usaha, jadinya mereka mengantungkan nasib ke hal hal magic sperti ini,
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Bela Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim: Dia Aset Indonesia

542945_620.jpg

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Marwah Daud Ibrahim, mengatakan pemilik Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, adalah guru yang baik. Dia menganggap Taat sebagai orang istimewa yang dianugerahi ilmu dan karomah, bahkan bisa menjadi aset bangsa.

"Saya pendiri dan ketua yayasan di sana. Saya mempelajari lama sebelum saya memutuskan full di sana. Saya malah menganggap ini aset untuk Indonesia," kata Marwah, yang juga bekas politikus Partai Golkar, kepada Tabloidbintang.com, Rabu, 28 September 2016.

Menurut Marwah, saat ini adalah momen yang tepat untuk pergantian peradaban. "Peradaban yang kita butuhkan adalah berilmu dan beriman. Percaya kepada Allah, percaya kepada yang gaib, dan menjalankan perintah-Nya," ujar doktor alumnus American University itu.

Marwah mengimbuhkan, tidak sembarang orang bisa memiliki kemampuan mirip kemampuan Taat. Dia bercerita, sebelum memutuskan bergabung dan menjadi Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah mengaku sudah melakukan istikarah sekaligus perenungan panjang.

Marwah menegaskan, jika Taat mengajarkan hal-hal tidak baik atau menipu seperti yang santer diberitakan, dia tak mungkin bergabung ke Padepokan Dimas Kanjeng. "Saya membawa banyak institusi. Saya di ICMI, alumnus penerima beasiswa Habibie, masak enggak rasional," tuturnya.

Marwah lantas membandingkan B.J. Habibie dengan Taat karena keduanya dianggap memiliki kemampuan luar biasa untuk sisi berbeda. "Saya lihat Pak Habibie diberi kemampuan luar biasa dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi, beliau (Dimas Kanjeng) ini juga diberi karomah yang luar biasa," ucapnya.

Dimas Kanjeng menjadi perhatian publik, baik di dunia nyata maupun dunia maya, akibat tersebarnya video dia bisa menghadirkan uang berjumlah banyak. Marwah mengakui Dimas Kanjeng bisa menghadirkan uang secara gaib. Kemampuan itulah yang kemudian Marwah sebut sebagai karomah.

Selain diduga menipu para pengikutnya dengan modus penggandaan uang, Dimas Kanjeng sudah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan. Polisi menduga Taat sebagai dalang di balik kematian dua pengikutnya, yang ditemukan tewas dengan leher terjerat dalam kurun yang berbeda.
 
Nggak bisa, Pak. Saya pusing. Jin ifrit saya juga lari,"
Kenapa lari? "Terkena (tembakan) gas air mata," ujarnya.
bisa aja alesannya, jinnya kabur :D




Dimas Kanjeng berjanji akan mengembalikan uang para pengikutnya. Dia akan bertanggung jawab.
ini udah mengaku, tinggal detailnya cara yang dilakukan beliau setengah uang asli, setengah uang palsu atau bagaimana
dan yang lebih penting pembunuhannya
 
Marwah Daud Ibrahim menepis adanya penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
loh padahal bosnya udah mengaku diatas, bisa :D


ujar doktor alumnus American University itu

Marwah menegaskan, jika Taat mengajarkan hal-hal tidak baik atau menipu seperti yang santer diberitakan, dia tak mungkin bergabung ke Padepokan Dimas Kanjeng. "Saya membawa banyak institusi. Saya di ICMI, alumnus penerima beasiswa Habibie, masak enggak rasional," tuturnya.
wow, padahal
 
Re: Korban Kanjeng Dimas Lehernya Dijerat Tali, Ada Uang Rp 1 Triliun Disimpan di Jakarta

Pengikut Dimas Kanjeng Membela, Tak Percaya Junjungannya Terlibat Pembunuhan

ab5b568a-cbf5-48ba-a4a2-d2a8196f1d59_169.jpg

Muslih Berkacamata (Foto: Imam Wahyudiyanta/detikcom)

Probolinggo - Para pengikut Dimas Kanjeng tetap mempercayai pimpinannya tak bersalah. Mereka tetap meyakini apa yang disangkakan polisi adalah rekayasa saja. Mereka juga mengeluhkan media yang lebih banyak mengutip dari pihak kepolisian.

"Kami tak diberi ruang untuk membela yang mulia (sebutan untuk Dimas Kanjeng)," ujar salah satu pengikut, Muslih, kepada detikcom di Padepokan Kanjeng Dimas di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Kamis (29/9/2016).

Untuk kasus pembunuhan yang dilakukan Dimas Kanjeng, Muslih hanya mengatakan bahwa dua orang korban yakni Abdul Ghani dan Ismail Hidayah adalah pengkhianat. Namun untuk siapa pembunuhnya, Muslih hanya mengatakan tidak tahu. "Menurut rumor mereka adalah pengkhianat. Mereka membawa lari uang padepokan, uang mahar pengikut tak disetor. Bisa saja yang membunuh adalah pengikut yang uangnya dibawa lari. Yang mulia sering mengatakan kalau nyamuk saja nggak boleh dibunuh, apalagi ini manusia," kata Muslih.

Muslih yang mewakili para pengikut lain itu juga mengatakan bahwa tak ada penggandaan uang di padepokan. Yang ada hanyalah pengeluaran uang."Uang dikeluarkan dari bagian belakang yang mulia. Itu adalah mutlak ilmu yang mulia. Yang keluar tidak hanya uang rupiah, tapi uang negara lain juga ada. Uang kuno juga ada. Apa yang diambil dari belakang itulah yang ada," lanjut Muslih.

Muslih mengecam MUI yang seakan-akan mengatakan bahwa ajaran Dimas Kanjeng adalah sesat terutama terkait ujaran Dimas Kanjeng adalah Tuhan dan salawat fulus. Muslih mengaku belum pernah mendengar Dimas Kanjeng mengatakan bahwa ia Tuhan. Dan untuk salawat fulus, itu adalah salawat yang sama yang menurutnya juga diajarkan di sebuah ponpes di Trenggalek.

Bahkan Muslih menyamakan salawat fulus dengan salawat nariyah dan munjiat yang biasa dilafalkan oleh kalangan NU. "Kalau salawat fulus sesat, salawat nariyah dan munjiat juga sesat. Salawat itu kan meminta sesuatu. Kalau salawat fulus meminta baju, harta, makanan, dan uang sementara salawat nariyah dan munjiat meminta keselamatan dari huru hara. Intinya salawat itu memohon atau meminta sesuatu," terang Muslih.

Muslih hanya tertawa saat dikonfirmasi apakah Dimas Kanjeng mempunyai empat istri. Muslih menyangkalnya dengan mengatakan bahwa Dimas Kanjeng hanya mempunyai satu istri yakni Rahmah Hidayati yang biasa dipanggil Nyi Ajeng. "Yang mulia ini memang sudah tak kumpul dengan istrinya selama sembilan tahun. Bukan apa-apa, itu untuk ilmunya, untuk mengekang hawa nafsu," bela Muslih. ~detik.com

Apapun alasan para pengikutnya, yang pasti Dimas Kanjeng saat ini masih berada dalam tahanan polisi dengan status tersangka pembunuhan. Para pelaku telah mengakui keterlibatan Dimas Kanjeng. Untuk penggandaan uang, sudah ada dua korban yang melapor ke Polda Jatim dan kasusnya tengah diproses. Istri kedua dan dan istri ketiga Dimas Kanjeng juga sudah diketahui, dan mereka mengakuinya.

(iwd/Hbb)
 
Back
Top