Tentang Kanjeng Dimas

Marwah Daud Siap Mundur Demi Dimas Kanjeng, MUI: Kita Tak Berhak Menahan Dia

747b4461-5b12-4cd5-bae4-68d03f42f5ad.jpg

Marwah Daud menyatakan siap mundur dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) demi kesetiaan kepada Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Namun pihak MUI masih menunggu laporan terkait aktivitas keagamaan di Padepokan Dimas Kanjeng tersebut.

"Ya akan kita lihat nanti, pertama kita menunggu laporan dari MUI Jatim tentang Dimas Kanjeng itu. Nanti apa hasilnya kan bisa kita lihat minta laporannya nanti baru kita bahas di pusat," kata Ketua MUI Ma'aruf Amin saat dihubungi, Jumat (30/09/2016) malam.

Ma'aruf mengatakan pihaknya tidak dapat menahan apabila Marwah memutuskan untuk keluar dari MUI. Tapi MUI ingin meminta alasan jelas bila Marwah benar-benar mengundurkan diri.

"Mengenai Marwah kan itu pribadi dia kalau dia mau mundur ya itu kan hak dia. Kalau dia minta mau mundur ya kita enggak punya hak menahan dia tapi nanti kita tanya alasannya apa, nanti kita lihat," sambungnya.

"Kita ada mekanismenya, jadi nanti kita akan lihat ajaran Kanjeng itu bagaimana, syariahnya bagaimana," imbuh Ma'ruf.

Marwah Daud yang juga pengurus MUI sekaligus ICMI sudah bergabung dengan Yayasan Padepokan Dimas Kajeng sejak 2011 lalu. Marwah mengaku siap mundur dari MUI.

"Hari ini atau besok, saya siap undur diri. Atas petunjuk Allah, Bismillah," kata Marwah yang jadi Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kajeng ini kepada detikcom.

Marwah mengatakan memang banyak yang tidak mengerti soal Dimas Kanjeng. Tentu saja pemahaman itu tak bisa dipaksakan dan dia memakluminya.

Sedangkan Dimas Kanjeng sudah ditetapkan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim sebagai tersangka penipuan dengan modus penggandaan uang. Dimas Kanjeng sebelumnya juga menjadi tersangka kasus pembunuhan.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihaknya menetapkan status tersangka berdasarkan hasil tindaklanjut atas laporan para korban.

sumber
 
Polisi Masih Telusuri Duit Rp 202 M yang 'Raib' Usai Disetor ke Dimas Kanjeng

cd9a2952-abde-4dc7-bf59-b6ef3e8cdedb_169.jpg

Tiga orang melaporkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi karena menjadi korban penipuan dengan modus penggandaan uang. Total duit pelapor yang raib setelah disetor ke Dimas Kanjeng sangat fantastis mencapai Rp 202 miliar.

"Ada 3 pelapor dengan (laporan penyetoran uang) Rp 830 juta, Rp 1,5 miliar ditambah Rp 200 miliar," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (1/10/2016).

Polisi masih menelusuri kemana uang para korban yang jumlah persisnya Rp 202,330 miliar disimpan atau digunakan. Namun Dimas Kanjeng belum mau bicara karena menolak diperiksa pada hari Jumat (30/9).

"Dia belum mau diperiksa kemarin. Kita masih telusuri kemana duitnya," kata Argo.

Para korban yang melapor adalah Prayitno Supriyadi dari Jember, yang mengaku sudah menyetorkan Rp 830 juta. Korban kedua, Rahmadi dari Kabupaten Bondowoso yang mengaku menyetorkan Rp 1,5 miliar.

Korban terakhir yang melapor adalah Muhammad Najmur yang mewakili Ibundanya. Ibu Najmur mengaku menyetor uang hingga Rp 200 miliar sejak tahun 2014.

"Pelapor menyetorkan uang memakai 5 tas, satu tas isinya Rp 2 miliar pecahan 100 ribu. Tapi semuanya bertahap tidak ada yang sekaligus (menyerahkan uang)," kata Argo.

sumber
 
"Pelapor menyetorkan uang memakai 5 tas, satu tas isinya Rp 2 miliar pecahan 100 ribu. Tapi semuanya bertahap tidak ada yang sekaligus (menyerahkan uang)," kata Argo.

ada yg aneh, padahal kalau mau coba berhasil jadi ganda atau tidak, coba aja sedikit uangnya 1x
apa belum tahu berhasil atau ga, ditambahin lagi uangnya? percaya begitu sampai Rp200miliar?
 
Ditemui Anggota DPR, Dimas Kanjeng Blak-blakan, Bikin Terperangah

o_1au4p0lt12331nfl10dp5pvu1a.JPG

Wakil Ketua Komisi III Benny K. Harman dengan Ketua Yayasan Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim, di Masjid Padepokan, Probolinggo, Jawa Timur, akhir pekan. [DPR]

Dimas Kanjeng mengaku bukan kyai dan dia juga tidak merasa sebagai kyai.

Suara.com - Dimas Kanjeng Taat Pribadi mau buka suara kepada tim kunjungan spesifik Komisi III DPR yang dipimpin Wakil Ketua Benny K. Harman didampingi Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Setiadji di Mapolda Jatim, Sabtu (1/10/2016) malam.

Dalam pertemuan tersebut, anggota Komisi III DPR Akbar Faisal (Fraksi Nasdem) bertanya, "Apakah anda kyai dan berapa jumlah sultan yang telah anda lantik."

Dimas Kanjeng mengaku bukan kyai dan dia juga tidak merasa sebagai kyai.

"Saya orang biasa-biasa saja karena di sana bukan pesantren, tapi padepokan. Kalau padepokan itu umum, nasional. Kalau pesantren khusus keagamaan," katanya.

Pemilik padepokan yang kini namanya menggegerkan publik itu mengaku selama ini telah melantik kurang lebih 150 sultan di berbagai daerah di Indonesia.

"Jadi saya tunjuk sendiri," kata dia.

Saat ditanya tentang tugas sultan, Dimas Kanjeng tidak bisa menjawab. Dia kemudian menegaskan tidak ada tugas khusus terkait dengan sultan.

Benny Harman kemudian bertanya: "Menurut cerita anda punya kekuatan mistik yang dapat menggandakan uang, apakah dapat dibuktikan di hadapan kami?"

Kemudian, Benny Harman juga mempertanyakan mengenai kalender meja dengan foto Dimas Kanjeng bersama Presiden Joko Widodo, Kapolri, Panglima TNI. Dia juga menanyakan apa sesungguhnya permasalahannya sehingga Dimas Kanjeng ditahan polisi.

Dimas Kanjeng menjawab dengan santai."Mohon maaf, sejak saya masuk tahanan tidak konsentrasi lagi dan yang mendatangkan uang itu guru saya," ujarnya.

Dia mengatakan foto-foto dengan pejabat di kalender meja adalah bukan rekayasa. "Bukan editan."

Dia mengaku pernah diundang resmi ke Istana Negara dalam acara Maulid Nabi, pelantikan Ketua KPK dan peringatan 17 Agustus. Pengundangnya adalah Deputi Sekretariat Presiden Yudhi Wijaya.

Dimas mengatakan masuk tahanan polisi karena ada laporan soal pembunuhan terhadap pengikutnya, Abdul Ghani, dan soal kasus penipuan.

"Oleh karena itu saya berjanji dan bertanggungjawab akan mengganti uang itu. Kalau soal pembunuhan kita ketemunya di sidang pengadilan saja," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, anggota Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum menggali niat untuk memulangkan para pengikut Dimas Kanjeng yang masih berada di padepokan dan mengatakan bahwa kasus ini sudah berakhir.

Dimas Kanjeng menolak mengimbau pengikutnya pulang dari padepokan.

Dia beralasan, hati pengikut-pengikutnya sudah terpupuk karena sebelumnya sudah diberi motivasi oleh Abah Ilyas dan Abah Dofir.

Dimas Kanjeng juga tidak merasa menyesal atas perbuatannya.

"Saya punya niat baik. Di padepokan ada visi dan misi yang harus dilaksanakan, karena melakukan sesuatu yang benar," kata dia.

Sementara Bahrudin Nasori dari Fraksi Kebangkitan Bangsa merasa keberatan kalau di padepokan disebut santri. Bahrudin mengatakan itu mencoreng santri-santri yang ada di pesantren.

"Jadi sejak hari ini, detik ini juga anda tidak boleh bicara santri lagi, bilang saja pengikut," kata dia.
 
ada yg aneh, padahal kalau mau coba berhasil jadi ganda atau tidak, coba aja sedikit uangnya 1x
apa belum tahu berhasil atau ga, ditambahin lagi uangnya? percaya begitu sampai Rp200miliar?

kata marwah daud, 3 kali menyaksikan kanjeng Dimas mengadakan uang
 
Kemudian, Benny Harman juga mempertanyakan mengenai kalender meja dengan foto Dimas Kanjeng bersama Presiden Joko Widodo, Kapolri, Panglima TNI. Dia juga menanyakan apa sesungguhnya permasalahannya sehingga Dimas Kanjeng ditahan polisi.
pernah ketemu saja sih mudah, tapi belum tentu bisa ketemu, tidak melanggar hukum


Dia beralasan, hati pengikut-pengikutnya sudah terpupuk karena sebelumnya sudah diberi motivasi oleh Abah Ilyas dan Abah Dofir.
he motivasi apaan dulu nih :D
 
Dimas Kanjeng Gandakan Uang di Depan Penyidik, O Iya?

061212_630430_Dimas_Kanjeng_RS_d.jpg

Ditreskrimum Polda Jatim masih terus melakukan pemeriksaan terhadap Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Pengacara Dimas, Isya Julianto dan Andi Faizal mengungkapkan, kliennya telah menunjukkan kemampuannya untuk menggandakan uang disaksikan penyidik di Ditreskrimum Polda Jatim.

"Pihak penyidik meminta Dimas Kanjeng Taat Pribadi untuk menunjukan kemampuan pengadaan uang. Untuk membuktikan hal itu, klien kami bersedia mempraktikannya," kata Isya Julianto, seusai menjenguk Taat Pribadi di Ditreskrimum Polda Jatim, Rabu (5/10).

Isya mengaku mendampingi Taat Pribadi saat mempraktikkan menggandakan uang. Tersangka menunjukkan kemampuannya tidak memakai jubah melainkan hanya mengenakan kaos dan celana pendek.

"Awalnya klien kami mengeluarkan sepuluh uang pecahan Rp 50 ribu dari tangan yang berada di belakang tubuh. Kemudian lagi mengeluarkan dua lembar uang pecahan Rp 100 ribu," jelasnya.

Dia mengungkapkan saat itu penyidik menyaksikan secara langsung kliennya mengeluarkan uang sebanyak 12 lembar.

Menurutnya, jika ditotal uang tersebut sebanyak Rp 700 ribu.

"Lalu, uang asli tersebut diberikan ke penyidik. Kemudian, oleh penyidik kembali diberikan ke klien kami," jelasnya.

Menurut Isya, pihaknya sepenuhnya menyerahkan kepastian kepada penyidik kepolisian terhadap uang hasil pengadaan kliennya.

Sebab, untuk memeriksa uang itu asli atau palsu, polisi yang dapat membuktikannya.

"Sekarang uang itu diberikan penyidik ke klien kami dan dibawa ke dalam tahanan," imbuhnya.

Isya menambahkan, saat pengadaan itu suasana relatif tegang. Semua orang tertuju ke kliennya. Ia pun sempat cemas. Tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.

Dia begitu takut klien tidak bisa membuktikannya. Namun ketakutannya terobati saat melihat lembaran uang warna biru berada di tangan Taat Pribadi.

"Sempat takut sih. Walaupun saya beberapa kali juga pernah melihat secara langsung mengadaan uang itu bersama orang lain," kata Isya.

Disinggung soal ATM dan mahar menurut Isya, itu tidak benar. Sebab, di padepokan tidak ada mahar yang ada hanya uang untuk menyumbang guna perkembangan pedepokan.

"Kabar pengandaan itu adalah pemberian uang kembali kepada santri. Uang itu digunakan untuk melaksanalan program padepokan," tuturnya.

Isya mengatakan untuk ATM hanya orang tertentu yang diberikan. "Saya menegaskan mereka bukan memberikan mahar ini adalah bentuk dari sumbangan untuk membantu perkembangan pedepokan," tandasnya.

Pengacara lainnya, Andi Faizal mengatatakan sampai sakarang pihaknya telah mempersiapkan tim ahli hukum terdiri dari sembilan pengcara untuk membela tersangka.

"Jumlah pengacara itu belum pasti. Nantinya, kemungkinan besar akan bertambah," kata Andi Faizal.

Andi mengaku sangat prihatin terhadap kasus yang menimpa Taat Pribadi. Kendati demikian, pihaknya terus berupaya untuk mendampingi dan memberikan bantuan hukum terhadap tersangka.

"Kami meminta kepada rekan-rekan supaya lebih jeli terhadap kasus ini. Sebab, selama ini yang melanda klien kami masih dilakukan penyidikan dan masih menjadi pertanyaan," ungkapnya.

Saat ditanya terkait kasus pembunuhan yang melibatkan Taat Pribadi itu, ia berpendapat yang menjadi pertanyaan itu mengapa Abdul Gani dan Ismail Hidayah itu dibunuh.

"Silakan pihak penyidik membuktikannya. Kami juga terus berupaya mengumpulkan para saksi," jelasnya.

Rencananya, lanjut dia, pihaknya akan mendatangkan semua saksi yang mengetahui secara pasti terkait kedua korban. Kalau tidak ada halangan, para saksi akan dihadirkan ke Ditreskrimum Polda Jatim.

"Sudah kami persiapkan, besok (hari ini, Red) saksi akan kami datangakan," ungkapnya.

Dia mengaku sudah mengenal Abdul Gani sejak lama. Abdul Gani merupakan ketua LSM, yang sering meminta uang ke kliennya.

"Sudah semenjak berdirinya Pedapokan Dimas Kanjeng ini mulai dari 2002, 2006, Abdul Gani datang ke padepokan," tandasnya.

Dia melanjutkan meminta pihak kepolisian untuk membuktikan kasus yang membelit kliennya ke pengadilan.

Dikonfirmasi soal Dimas Kanjeng Taat Pribadi membuktikan kemampuannya menggandakan uang di depan penyidik, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol RP Argo Yuwono tidak menyangkal dan juga tidak membenarkan.

"Kami masih fokus pada penyidikan. Untuk pengadaan uang nanti ya," kata Argo singkat.

Kasubdit I Ditrekrimum Polda Jatim, AKBP Cecep Ibrahim rencananya dalam penyidikan ini akan melibatkan Pusat Pelaporan Analisi Dan Transaksi Keuangan (PPATK).

Hal itu terkait kepemilikan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi."Uang sebanyak itu dari mana, Dimas Kanjeng kerja apa. Kami akan menyelidiki itu semua," kata AKBP Cecep Ibrahim.

(don/no/sam/jpnn)

sumber
 
keren juga klo emg bisa mengandakan uang

jika ini benar kanjeng Dimas bisa mengadakan uang di depan para penyidik berarti ada konspirasi atas pembunuhan kedua pengikutnya demi menguasai uang yg di pegang pengikutnya itu lalu kanjeng Dimas jadi kambing hitam
 
jika ini benar kanjeng Dimas bisa mengadakan uang di depan para penyidik berarti ada konspirasi atas pembunuhan kedua pengikutnya demi menguasai uang yg di pegang pengikutnya itu lalu kanjeng Dimas jadi kambing hitam
iyaa juga sih di kambing item kan, ya yp tetep aja kanjeng dimas bersalah atas penipuan. Kan udh banyak yg melapor klo di tipu..
 
secara logika...klo sya jdi kanjeng dimas,dan memang bner bisa ngegandain uang... mendingan ngegandain beberapa x duit sendiri jdi orang terkaya sedunia lagi padepokanya juga seharusnya bisa lebih besar ga perlu sumbangan2 lgi,...ya klo mau bantu orang lain...sya kasih uang sya aja...wong bisa ngegandain uang lagi....ngapain ngegandain duit orang lain... orang kaya lgi...coba dipikir deh...bukan konspirasi2an ato mbe hitam.. terlalu jauh cyn...media blom bisa dipercaya juga sih
klo pengen geregetnya , kita lihat langsung dia bisa ga gandain uang...kita cek dulu pakaiannya ada uang ato engga, liat pantatnya juga,,, takutnya diselipin haha... paling alesannya si jin matanya kena semprotan cabe jdi ga bisa wkwk...klo bner bisa ngegandain,bisa jadi bukti... baru kita bisa berspekulasi...jgn katanya katanya bisa ngegandain...divideo live klo dia dicek pakaiannya smuanya detail,kudu detail ya,trus kasih duit buat digandain ,kita liat hasilnya..bneran ato engganya,... kasihan masyarakat jadi korban "KATANYA"
 
secara logika...klo sya jdi kanjeng dimas,dan memang bner bisa ngegandain uang... mendingan ngegandain beberapa x duit sendiri jdi orang terkaya sedunia lagi padepokanya juga seharusnya bisa lebih besar ga perlu sumbangan2 lgi,...ya klo mau bantu orang lain...sya kasih uang sya aja...wong bisa ngegandain uang lagi....ngapain ngegandain duit orang lain... orang kaya lgi...coba dipikir deh...bukan konspirasi2an ato mbe hitam.. terlalu jauh cyn...media blom bisa dipercaya juga sih
klo pengen geregetnya , kita lihat langsung dia bisa ga gandain uang...kita cek dulu pakaiannya ada uang ato engga, liat pantatnya juga,,, takutnya diselipin haha... paling alesannya si jin matanya kena semprotan cabe jdi ga bisa wkwk...klo bner bisa ngegandain,bisa jadi bukti... baru kita bisa berspekulasi...jgn katanya katanya bisa ngegandain...divideo live klo dia dicek pakaiannya smuanya detail,kudu detail ya,trus kasih duit buat digandain ,kita liat hasilnya..bneran ato engganya,... kasihan masyarakat jadi korban "KATANYA"

komentar cerdas


menurutku seperti itu, kl ga ada unsur penipuan ga akan pake mahar2 segala. Menyangkut mendirikan padepokan bisa juga punya motif lain misalnya tempat mengumpulkan massa demi kepentingan politik atau bisa juga tempat pencucian uang haram bagi koruptor. Segala kemungkinan bisa terjadi
 
Back
Top