resi_dj
New member
Ini sebetulnya cerita sudah lama…..dan alhamdulillah situasi keluarganya dah membaik lah…tapi tetep aku share di sini, aku ingin tahu / ingin dapat masukan dari kalian semua…ya buat referensi lah…mungkin nggak berguna untuk sekarang, nanti atau esok, tapi aku yakin…..cerita ini bisa jadi referensi hidup juga.
Jadi gini,aku punya teman dekat, yang sebenarnya dia tertutup banget, tapi syukurlah dia bisa share sama aku......
Ceritanya ada sebuah keluarga. Yang dihuni 5 orang. 2 orang(orang tua) dan 3 bersaudara. Anak pertama dan kedua perempuan. Dan anak ketiga laki- laki tetapi sudah meninggal.
Sehari –hari rumah yang dihuni 4 orang dalam 1 keluarga itu tampak nyaman2 saja dan tentram dari luarnya. Tetapi sesungguhnya sepertinya berkebalikan..
Anak kedua dari keluarga itu adalah temanku…
Dia selalu curhat sama aku..dia cerita, setiap hari di keluarganya selalu saja ribut… yah nggak tau juga pertengkaran diawali dari mana, tapi sang kakak selalu aja ribut/ tengkar sama ibunya… seolah- olah apa saja di mata sang kakak tu apa yang dilakukan atau dinasehatkan oleh sang ibu selalu salah, padahal berdasarkan cerita teman aku itu…ibunya itu bermaksud baik, ibunya nggak membedakan kasih saying antara anak pertama, kedua, maupun ketiga (yang kini tiada). Malah temen aku ini yang ngrasa kesepian, karena sebetulnya ibunya tu saying banget sama sang kakak. Nah karena menurut sang adik (yang juga adalah temanku) ibunya diposisi yang benar, dia mengharapkan kebijaksanaan ayahnya…tapi temen aku menilai ayahnya kurang bijaksana, ayahnya selalu diem aja…misalnya ribut- ribut juga, sang ayah memilih diam..wahh temen aku ngrasa nggak fair…alhasil berubahlah sikap temen aku itu pada ayahnya, yang semula kalau diperintah, disuruh, dan dipanggil itu dia lakukan dengan sambutan yang halus…malah berubah menjadi sinis. Aku sih udah sarankan sama dia…walau gimana juga sikap sang ayah, tapi kan beliau orang tuanya…jadi ya harus menghormati……tapi apa jawabnya? Dia selalu bilang “Halah lha ngapain juga..la ayahku mesti diem aja, harusnya kan bela ibuku. Masak ada tengkar gitu nggak bisa mbilangin kakakku, malah kadang ikut nyalahkan ibuku.”
Jadi berdasarkan cerita temanku itu…tiap ada pertengkaran seolah terbagi jadi 2 kubu, yaitu sang ayah dengan sang kakak, lalu sang ibu dengan si adik. Huummm…membayangkan suasana keluarganya…soalnya kata temen aku dampak dari pertengkaran di satu hari itu ngefek banget ke hari – hari berikutnya. Jadi sang kakak mesti diem- dieman sama si adik, kakaknya juga diem gitu ke ibunya…tapi kalo ke ayahnya nggak, menurutku masih dalam taraf bisa sedikit wajar…temen aku sih cuman ndiemin kakaknya..kalau ke ibunya jelas nggak lah..tapi ya itu, sikap dia ke ayahnya tu yang kurang bisa seperti dulu- dulu. Jadi kadang kebawa sinis…dan kasar. Karena dia punya anggapan tentang kebijaksanaan tadi ke ayahnya.
Nah….silahkan ditanggapi…………………..
Jadi gini,aku punya teman dekat, yang sebenarnya dia tertutup banget, tapi syukurlah dia bisa share sama aku......
Ceritanya ada sebuah keluarga. Yang dihuni 5 orang. 2 orang(orang tua) dan 3 bersaudara. Anak pertama dan kedua perempuan. Dan anak ketiga laki- laki tetapi sudah meninggal.
Sehari –hari rumah yang dihuni 4 orang dalam 1 keluarga itu tampak nyaman2 saja dan tentram dari luarnya. Tetapi sesungguhnya sepertinya berkebalikan..
Anak kedua dari keluarga itu adalah temanku…
Dia selalu curhat sama aku..dia cerita, setiap hari di keluarganya selalu saja ribut… yah nggak tau juga pertengkaran diawali dari mana, tapi sang kakak selalu aja ribut/ tengkar sama ibunya… seolah- olah apa saja di mata sang kakak tu apa yang dilakukan atau dinasehatkan oleh sang ibu selalu salah, padahal berdasarkan cerita teman aku itu…ibunya itu bermaksud baik, ibunya nggak membedakan kasih saying antara anak pertama, kedua, maupun ketiga (yang kini tiada). Malah temen aku ini yang ngrasa kesepian, karena sebetulnya ibunya tu saying banget sama sang kakak. Nah karena menurut sang adik (yang juga adalah temanku) ibunya diposisi yang benar, dia mengharapkan kebijaksanaan ayahnya…tapi temen aku menilai ayahnya kurang bijaksana, ayahnya selalu diem aja…misalnya ribut- ribut juga, sang ayah memilih diam..wahh temen aku ngrasa nggak fair…alhasil berubahlah sikap temen aku itu pada ayahnya, yang semula kalau diperintah, disuruh, dan dipanggil itu dia lakukan dengan sambutan yang halus…malah berubah menjadi sinis. Aku sih udah sarankan sama dia…walau gimana juga sikap sang ayah, tapi kan beliau orang tuanya…jadi ya harus menghormati……tapi apa jawabnya? Dia selalu bilang “Halah lha ngapain juga..la ayahku mesti diem aja, harusnya kan bela ibuku. Masak ada tengkar gitu nggak bisa mbilangin kakakku, malah kadang ikut nyalahkan ibuku.”
Jadi berdasarkan cerita temanku itu…tiap ada pertengkaran seolah terbagi jadi 2 kubu, yaitu sang ayah dengan sang kakak, lalu sang ibu dengan si adik. Huummm…membayangkan suasana keluarganya…soalnya kata temen aku dampak dari pertengkaran di satu hari itu ngefek banget ke hari – hari berikutnya. Jadi sang kakak mesti diem- dieman sama si adik, kakaknya juga diem gitu ke ibunya…tapi kalo ke ayahnya nggak, menurutku masih dalam taraf bisa sedikit wajar…temen aku sih cuman ndiemin kakaknya..kalau ke ibunya jelas nggak lah..tapi ya itu, sikap dia ke ayahnya tu yang kurang bisa seperti dulu- dulu. Jadi kadang kebawa sinis…dan kasar. Karena dia punya anggapan tentang kebijaksanaan tadi ke ayahnya.
Nah….silahkan ditanggapi…………………..