Uang Ditaruh Dalam 'Brangkas' Di Gerobak
Walang ternyata memiliki sebuah brangkas untuk meletakkan uang hasil mengemisnya. Brangkas ini diletakkan di dalam gerobak yang senantiasa digunakannya untuk mengemis bersama Sa'aran.
Brangkas ini berupa laci yang melekat pada badan gerobaknya dan di gembok. Laci ini tersembunyi di antara tumpukan barang rongsokan yang ada di dalam gerobaknya.
Rp 25 juta yang ada dalam brangkas tersebut dibaginya di beberapa kantong plastik. Ada plastik yang berisi uang Rp 7 juta sedangkan kantong lain berisi uang sebesar Rp 2 juta rupiah.
"Ada 10 gembok. Uangnya digembok," kata seorang petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan.
Tak Ada Rumah di Jakarta
Walang sudah mengemis di Jakarta sejak 5 tahun yang lalu. Pria asal Subang ini tidak memiliki tempat tinggal di Jakarta.
Selama ini ia hanya berkeliling di Jakarta Selatan dan tinggal di tempat tidak berpenghuni.
"Walang nggak punya tempat tinggal. Dia <i>mobile</i> di tempat kosong," ujar Miftahul Huda
Jika ingin beristirahat, Walan dan rekannya Sa'aran akan tidur di emperan-emperan toko. Ia bahkan mengaku tidak pernah mandi dan berganti baju sejak datang ke Jakarta 5 tahun yang lalu.
Walang dan Sa'aran mengenakan pakaian lusuh. "Ngakunya sejak di Jakarta nggak mandi, nggak ganti baju. Kalau mau tidur di emperan-emperan toko," kata Miftahul.
Di Kampung, Dikenal Dengan Nama "Haji Walang"
Di Jakarta, Walang adalah satu di antara ratusan pengemis yang tak memiliki tempat tinggal. Namun kondisi sebaliknya justru terjadi di kampung halamannya, Subang, Jawa Barat.
Di Subang, Walang cukup terkenal meski belum pernah melaksanakan haji pengemis tajir ini dipanggil dengan sebutan "Haji Walang"
"Walang di kampungnya terkenal dengan sebutan Haji Walang. Biasalah orang di kampung suka sebut haji, padahal belum naik haji," kata Miftahul.
Punya Bisnis Ternak Kambing di Kampung
Tidak selamanya pengemis berarti hidup melarat. Walang salah satu bukti nyata bahwa kehidupan pengemis bisa sangat sejahtera di kampung halamannya.
Di Subang, Jawa Barat, "Haji Walang" memiliki bisnis ternak kambing.
"Walang di kampung ternak kambing," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda.
Selama ini, bisnisnya diurus oleh keluarganya. Ia memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang hidup berkecukupan.
"Anak pertama sudah menikah. Sedangkan anak kedua sekolah di SMK, anak ketiga masih SD," bebernya.
Uang Rp 25 Juta untuk Tambahan Naik Haji
Dari pengakuan Walang, ia mengemis untuk bisa naik haji. Rencananya, uang yang ada saat ini untuk tambahan biaya naik haji.
"Walang itu sudah membayar ongkos naik haji dan uang mengemis yang sekarang buat tambahan dana naik haji," kata Miftahul.
Namun sayang, ia sudah lebih dulu diamankan petugas Dinas Sosial sebelum melaksanakan niatnya tersebut.
-detikNews