all about Abu Rizal Bakrie & Bakrie Group

louisiana

New member
Bakrie Bangun Anjungan Migas di Arab
Pembangunan pelataran anjungan dan fabrikasi itu bekerja sama dengan Batterjee Holding.
Minggu, 13 Maret 2011, 22:06 WIB


VIVAnews - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui anak usahanya, PT Bakrie Metal Industries, membangun pelataran anjungan dan fabrikasi (fabrication yard) untuk keperluan eksplorasi minyak dan gas di lepas pantai negara-negara kawasan Timur Tengah.

Pembangunan pelataran anjungan dan fabrikasi itu bekerja sama dengan PT Gunanusa Utama Fabricators dan Batterjee Holding Company, sebuah perusahaan terkemuka di Arab Saudi.

Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO), Bakrie & Brothers, Bobby Gafur Umar, mengatakan kesepakatan untuk mewujudkan kerja sama usaha tersebut sudah ditandatangani di Arab Saudi. “Benar, naskah MOU (memorandum of understanding) sudah ditandatangani di Arab Saudi, 12 Maret kemarin,” kata Bobby dalam penjelasan tertulis yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Minggu 13 Maret 2011.

Hadir dalam penandatanganan kerja sama itu, Bobby Gafur, Komisaris Utama Bakrie & Brothers, Irwan Syarkawi, serta Direktur Keuangan dan Chief Financial Oficer (CFO) perseroan, Eddy Soeparno.

Bobby menjelaskan, kebutuhan terhadap pekerjaan konstruksi dan fabrikasi untuk anjungan lepas pantai di negara-negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, sangat besar. Tetapi, negara-negara kaya minyak tersebut, selama ini justru sangat tergantung oleh kemampuan negara-negara di luar kawasan itu untuk memenuhi kebutuhannya.

“Bakrie & Brothers dan Gunanusa Utama Fabricators memiliki pengalaman yang luas sebagai pengembang dan fabrikator anjungan-anjungan atau platform dan yard untuk kebutuhan eksplorasi migas lepas pantai,” ujarnya.

Berbekal kemampuan rekayasa dan industri tersebut, bersama dengan Batterjee Holding Company dari Arab Saudi, Bakrie dan Gunanusa akan menjajaki peluang bisnis di kawasan Timur Tengah.

Dia menambahkan, sektor migas di kawasan Timur Tengah memiliki potensi sangat besar bagi sektor konstruksi dan fabrikasi. Kemampuan negara-negara di kawasan itu dalam mengelola perekonomian mereka dengan tata kelola yang baik, dapat mengatasi imbas krisis ekonomi global. Dampak positifnya adalah memungkinkan mereka beinvestasi di bidang infrastruktur, termasuk migas.

Sebagai contoh, menurut dia, saat ini investasi yang telah dikucurkan untuk proyek-proyek infrastruktur di kawasan Timur Tengah mencapai US$2,5 triliun. Peluang yang sangat menjanjikan itu akan terus tumbuh di masa depan untuk berbagai proyek infrastruktur.

Arab Saudi memutuskan untuk mengucurkan dana segar di berbagai proyek migas, termasuk di antaranya anjungan lepas pantai, oil platform, offshore receiving terminal dengan nilai investasi hingga US$400 miliar.

Bobby mengatakan, kegiatan konstruksi dan fabrikasi di Arab Saudi itu juga merupakan langkah strategis yang telah dipersiapkan cukup lama. “Mereka punya uang untuk konstruksi dan modal kerja serta lokasinya. Sementara itu, kami datang dengan membawa pengalaman, pengetahuan dan keahlian dalam memproduksi,” kata Bobby. (umi)
• VIVAnews
 
Last edited:
Vallar Resmi Kuasai 25% Saham Bumi Resources
Sebaliknya, Vallar menyerahkan sebanyak 90,07 juta saham baru kepada Grup Bakrie.
Jum'at, 4 Maret 2011, 18:24 WIB


VIVAnews - PT Bakrie & Brothers Tbk hari ini menuntaskan proses transaksi antara PT Bumi Resources Tbk dan Vallar PLC. Melalui transaksi tersebut, Vallar resmi menguasai 25 persen atau sebanyak 5,19 miliar saham Bumi yang sebelumnya dimiliki Bakrie & Brothers dan Long Haul Holding, Ltd.

"Transaksi ini sesuai dengan target semula seperti yang telah kami umumkan bersama pada 16 November 2010," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Bakrie & Brothers, Bobby Gafur Umar, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.com, di Jakarta, Jumat, 4 Maret 2011.

Menurut Bobby, melalui transaksi tersebut, perseroan akan memperoleh nilai tambah dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja di masa depan.

Dia menjelaskan, Vallar melalui anak usahanya, Vallar Investments UK Limited yang bermarkas di London, Inggris, telah resmi menguasai 25 persen saham Bumi Resources dengan harga Rp2.500 per unit. Nilai total transaksi hampir mencapai Rp13 triliun.

Sebaliknya, Vallar menyerahkan sebanyak 90,07 juta saham baru seharga 10 poundsterling per saham kepada Grup Bakrie.

Dari 5,19 miliar saham Bumi yang diserahkan, Bakrie & Brothers menyerahkan 2,84 miliar saham dan sisanya sebanyak 2,34 miliar saham merupakan porsi Long Haul Holdings. Sementara itu, dari 90,07 juta saham yang diterima dari Vallar, Bakrie & Brothers mendapatkan sebanyak 49,38 juta saham.

Bobby mengatakan, transaksi tersebut merupakan sebuah kesepakatan 'win-win' bagi Vallar, Grup Bakrie, termasuk juga Bakrie & Brothers, serta pemegang saham.

"Kami berharap, dengan kepemilikan pada perusahaan pertambangan global yang tercatat di Bursa Efek London, transaksi itu akan menaikkan nilai, profil, serta posisi Bakrie & Brothers secara internasional," ujarnya.

Transaksi tersebut sekaligus juga menciptakan perusahaan pertambangan global terkemuka dari Indonesia yang akan melahirkan sinergi pasar, merampingkan proses pembuatan keputusan, dan memberikan akses lebih besar ke pasar modal dan keuangan.

Dengan rampungnya transaksi ini, Vallar PLC akan berganti nama menjadi Bumi PLC, dan Grup Bakrie akan menjadi pemegang saham terbesar di Bumi PLC dengan hak untuk menunjuk jabatan-jabatan kunci di jajaran pimpinan dan manajemen. (sj)
• VIVAnews
 
Akuisisi: sebuah keputusan bermotif ekonomis sekaligus politis. Luar biasa!

Beberapa bulan lalu saya pernah bertanya ke seorang sahabat yang kebetulan mengerti politik tentang apakah Ical akan ikut bursa RI-1 di 2014, jawabannya YA, tapi peluang menangnya sangat kecil. Dalam hati saya bilang: Muantapp.. (Itu saja. Saya tidak tanya peluang!)

Jawaban atas pertanyaan ini sangat berarti bagi para pelaku bursa / investor. Peluang besar atau kecil, bagaimanapun dia akan melakukan segalanya untuk menang. Artinya uang beredar akan berlimpah menjelang 2014.

Dan benar Ical ternyata serius. Dia sedang menuju kesana. Dia sedang "menabung". Akhir tahun lalu BUMI melakukan right issue dan mendapat 4 trilyun. B7 terus melakukan ekspansi, menaikan pamor, menaikan profil. BNBR akuisi dengan Vallar PLC, dan merupakan perusahaan Indonesia pertama yang listing di London (LSE).

Terlihat sekali seperti dipaksakan. Yang akuisisi BNBR tetapi namanya BUMI PLC (sebelumnya Vallar PLC).

Apapun namanya, tindakan mengoleksi saham B7 sejak Desember sampai 2 tahun kedepan cukup masuk akal. :D
 
Back
Top