Sapu Tangan Dijadikan Kunci Akses Wiki Leaks
Sapu Tangan Dijadikan Kunci Akses Wiki Leaks
UNIK: Pendiri WikiLeaks Julian Assange membuat dua wartawan guardian melongo setelah memberikan akses situsnya lewat sapu tangan.
Tulisan Cakar ayam di atas sapu tangan menjadi "tanda jadi” perilisan lebih dari 250,000 surat kabel diplomatik Amerika Serikat (AS) dan WikiLeaks kepada harian Guardian terbitan Inggris.
BERNEGOSIASI dengan pendiri situs peretas WikiLeaks, Julian Assange, adalah perkara gampang-gampang susah, Dua wartawan Guardian, Ian Traynor dan Nick Davies, membutuhkan waktu tak kurang dari enam jam hingga berhasil merayu mantan hacker itu agar diberi akses terhadap kabel rahasia diplomatik AS.
Di sebuah kafe di Belgia, kedua pria itu akhirnya berhasil mendapatkan akses pertama terhadap kabel-kabel itu. Namun, cara As-sange memberikan akses itu cukup Unik bagi kedua wartawan.
Dalam pertemuan tersebut, setelah kesepakatan dicapai, Assange membuka laptop mininya. Setelah mengutak-atik sebentar, pria asal Australia itu mengambil sehelai saputangan.
“Oke, kalian mendapatkannya,”ujar Assange kepadadua pria tersebut.
“Mendapatkan apa?” tanya mereka.
“Kalian dapatkan semuanya. Password-nya ada di sapu tangan ini,” tanda sAssange.
Ucapan Assange itu tak urung membuat Traynor dan Davies melongo.
“Saya kaget. Kami mengharapkan sesuatu yang lebih, negosiasi yang sangat panjang, dan syarat macam-macam. Tapi ini cepat sekali. Seperti karena dia sudah percaya pada kami,” ujar Traynor, editor Guardian, sebagaimana dia tulis di buku WikiLeaks: Inside Julian Assange’s Waron Secrecy.
Traynor dan Davies tentu heranggapan akan banyak kesulitan bernegosiasi dengan Assange setelah pria berusia 39 tahun itu mengecewakan Guardian. Apalagi, awalnya, negosiasi berlangsung lebih rumit setelah Assange marah dengan New York Times setelah koran AS itu memublikasikan profilnya yang dia rasa tak mengenakkan.
Selain itu, Davies telah memutuskan hubungannya dengan Assange setelah merasa dikhianati ketika beberapa dokumen perang Afghanistan diberikan kepada rival Guardian, Channel 4.
Menurut buku tersebut, pada akhirnya Assange sepakat memberikan akses kepada lima media untuk memulai membocorkan kabel-kabel itu setelah diketahui bahwa dokumen itu telah jatuh ke tangan wantawan London berbasis AS Heather Brooke.
Setelah Guardian, Assange juga melakukan kesepakatan serupa dengan New York Times dan majalah Der Spiegel asal Jerman, kemudian dengan koran Le Monde (Prancis) dan ElParis(Spanyol).
Kelima media itu lantas sepakat untuk memublikasikan dokumen pertama secara bersamaan pada 28 November pukul 21.30 GMT (O4OOWIB, 29/11). Namun rencana itu berantakan setelah Der Spiegel lebih dulu memberikan bocoran.
Traynor dan Davis memaparkan, kejadian itu berawal setelah kopian majalah pekanan itu dikeluarkan sehari lebih cepat di sebuah stasiun kereta api di Basel, Swiss. Gara-garanya, sebuah mobil sirkulasi majalah berangkat terlalu cepat.
Salah satu kopian majalah itu jatuh ke Radio Basel dan kabel-kabel yang membahas Kanselin Jerman Angela Merkel, mantan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Italia Silvio Benlusconi langsung beredar di internet.
Akibat insiden itu, kelima media itu langsung merilis kabel-kabel tersebut dalam waktu tiga jam.
Assange saat ini berada di Inggris dan berjuang melawan ekstradisi ke Swedia. Pria itu dicari aparat keamanan Stockholm terkait dengan kasus pelecehan seksual.
Sumber : koran sindo AFP/ika