*Amazing Kiss* By : Shirotabi

Chapter 3

______
____________




Pintu pun terbuka, membuat Kyo dan Karen terkejut memalingkan wajah mereka ke arah yang sama.

terlihat sosok wanita cantik, berambut coklat panjang sedikit bergelombang menggunakan Dress berwarna merah muda

"Kyo... apa yang kalian lakukan?"

Kyo langsung menyadari posisi mereka saat ini tidak berubah, ia masih menindih karen dan memegangi tangannya "Kyaaaa!!!" Karen yang sadar langsung berteriak dan menendang wajah Kyo.

Kyo memegang wajahnya kesakitan sedangkan Karen membetulkan posisi duduknya dan memaki-maki Kyo "dasar otak udang! mesum!"

dengan rasa kesal yang sama Kyo juga menarik kerah baju Karen "tidak perlu menendangku juga seperti itu kan! dasar kau Banci!" dengan segera Kyo mendekatkan mulutnya ke telinga Karen dan berbisik "bersikaplah seperti pria, kau itu sudah berubah!"

mendengar bisikannya itu, Karen baru menyadari dirinya sudah menjadi Pria. Kyo langsung menatap wanita yang sejak tadi berdiri di depan pintu "kenapa kau masuk seenaknya saja sih Hikari?"

Hikari langsung bertolak pinggang "memangnya sejak tadi kau tidak mendengarkanku berteriak memanggilmu dan keluargamu? suaraku sudah habis begini..."

"iya aku dengar... tapi kau seenaknya masuk ke kamarku" Kyo melipat tangan

"kau sendiri yang salah.. kenapa tidak mengunci pintunya...eh? dia kan..." Hikari menatap Karen dengan penasaran dan sepertinya mengenali Karen

"kau kan yang waktu itu menabrakku di kampus..." senyum manis menghiasi wajah Hikari saat mengatakannya

"ha? aku? kapan?" Karen bingung sambil menunjuk hidungnya sendiri

"saat di dekat toilet wanita... hmm... wajar sih kau tidak mengingatnya, saat itu kau terburu-buru sekali" Hikari tertawa kecil

"haaaa? Toilet wanita...?" Kyo langsung memandang nakal pada Karen "Apa?" Karen menatap dengan tatapan bingung "apa yang kau lakukan di Toilet wanita..? baru saja pindah beberapa hari di kampus kami sudah berani berbuat mesum seperti itu kau..."

"hei... apa salahnya kalau aku pergi ke toilet wanita? aku kan memang... mmpphhh" Kyo segera menutup mulutnya sebelum Karen selesai bicara dan dengan segera Kyo melanjutkan kata-kata Karen "ya ya aku tau... penggila wanita..."

"kalau begitu kau cocok berteman dengan Kyo..." perkataan Hikari membuat Kyo dan Karen bertanya-tanya "apa maksudnya itu Hikari?" wajah Kyo curiga

"yaa tidak apa-apa... hihihi... paman dan bibi kemana? rumahmu sepi sekali?" Hikari memasuki kamar tanpa permisi lagi dan melihat ke arah meja disana terlihat beberapa buku yang berantakan

"keluargaku sedang keluar kota... memangnya ada apa?"

Hikati melihat-lihat buku "hanya ada sedikit keperluan saja dengan bibi..."

"ada keperluan dengan ibuku... atau mau bertemu denganku...?" goda Kyo padanya

"haha... iya iya... mau bertemu denganmu juga Kyo... tidak bertemu denganmu sepi rasanya..." Hikari tertawa kecil

"benar sekali! dia itu berisik... banyak bicara, membuat telinga sakit sepanjang hari...!" Karen memotong kata-kata Hikari. dalam sekejap Kyo memukul di kepala karen "Aaakh..!"

"berani bicara lagi kuhajar kau!"

KrucuuuukkkK...!!!

baru sedetik Kyo bicara perut Karen keroncongan menagih jatahnya "tadi itu bukan aku yang bicara... tapi ini..." karen menunjuk perutnya

Tapi tetap saja sebuah pukulan melayang di Kepala Karen "aduuuh... kenapa tetap memukulku sih?"

"mau perut ataupun mulut sama saja..." katanya santai

"hahaha... Kyo... ajaklah temanmu makan... hmmm... siapa namanya? sejak tadi kita belum berkenalan... Aku Hikari Karasuma.. namamu?"

dengan bercucuran keringat dingin Karen menyebutkan namanya "namaku... K.. K.. K.." Karen bingung harus menyebutkan nama apa, karena tidak mungkin ia menyebutkan nama aslinya. Kyo yang ada di sebelahnya juga hanya bisa diam karena tidak ada ide.

"K...?" Hikari bingung banyak tanda tanya di kepalanya

seakan-akan waktu berhenti ketika semua mematung menunggu nama apa yang akan di sebutkan Karen "K... K..." wajah Karen makin basah oleh keringatnya

karena tidak sabar, Hikari mencoba menerka "K... Kei?"

"aaah! i.. iya.. Namaku Kei" Karen dan Kyo sama-sama menghembuskan nafas lega

"hahaha... senang mengenalmu Kei" senyum polos dan menawan menghiasi wajah Hikari membuat Kyo memerah dibuatnya
 
"hei..Kei! kalau begitu ayo kita makan diluar" Kyo menutupi rasa gugupnya itu dengan mengalihkannya pada karen yang saat itu sedang duduk santai

ditariknya tangan Karen dengan paksa membuat karen sedikit kesakitan "aw.. aw.. aw...! hei.. pelan-pelan..!" protesnya sambil menarik tangannya dengan paksa

"kalian mau kemana?" Hikari menatap mereka sambil duduk

"kami akan cari makan diluar saja Hikari, ibu sedang tidak ada dirumah, jadi tidak ada yang akan membuatkan makan siang"

"kalau begitu... kebetulan sekali, aku belum lama ini mempelajari satu resepmakanan... kalian mau mencoba makanan buatanku?" Hikari tersenyum lebar penuh harap

"asik Makanan Gratis!" Karen nyengir lebar

"ho... Muka Gratisan" cibir Kyo dan dibalas dengan juluran Lidah Karen "wek!"

"baiklah.. aku akan membantumu"

"aaah.. tidak usah... kau itu sejak dulu kalau membantuku memasak malah akan mengacaukannya Kyo..!!!" protes Hikari

"setidaknya kali ini aku akan membantumu menyiapkan bahan-bahannya... aku tidak akan mengacau..."

"janji?" Hikari mengulurkan jari kelingkingnya dan disambut oleh Kyo dengan senyum lebar "Janji.."

"lalu aku bagaimana?" Karen menunjuk wajahnya sendiri didekat mereka

"kau tunggu disini saja... jika sudah selesai akan aku panggil" perintah Kyo sambil mengedipkan matanya membuat Karen merinding

Kyo dan Hikari menuju dapur yang ada dibawah sedangkan Karen kembali duduk sambil mengerjakan tugas yang sebelumnya diberikan oleh Kyo "kenapa aku harus mengerjakan ini sih? bukankah aku dan dia satu sama?" pikiran liciknya mulai menguasai pikirannya kembali membuat senyum lebar menghiasi wajah Karen

karena lama menunggu sepertinya Karen mulai bosan, akhirnya ia memutuskan untuk menyusul mereka ke dapur, sesampainya dipintu dapur pemandangan yang Karen lihat membuatnya mengurungkan niat untuk bergabung.

Kyo terlihat sangat menikmati saat-saat membantu Hikari. membersihkan sayuran dengan canda dan tawa bersama Hikari, sesekali tangannya menjahili Hikari dengan sengaja, entah itu mengoleskan tepung ke wajah Hikari ataupun memberikan bahan yang salah pada Hikari, tentunya itu juga sangat jelas terlihat disengaja

Karen menyadari gelagat Kyo tersebut memang berbeda dari biasanya, kejahilannya itu tidak seperti kejahilan pada dirinya, kejahilannya menunjukan ketertarikan dan mencari perhatian

"apa mungkin Kyo itu...." Karen hanya garuk-garuk kepala melihatnya dan memutuskan kembali ke dalam kamar kyo karena merasa tidak ingin mengganggu mereka

tidak lama kemudian terdengar suara Kyo memanggilnya dari bawah. meminta karen bergabung dengan mereka di ruang makan.
 
Dengan sedikit malas Karen melangkah menuju tempat mereka. tercium wangi masakan yang di buat oleh Hikari rasa lapar Karen makin menjadi

"wangi sekali... pasti sangat lezat!" Karen segera duduk di kursi persis di depan Kyo duduk "siapa dulu asistennya..." Kyo membusungkan dada

"bukankah tadi kau itu sempat membuatku kerepotan Kyo? kau selalu saja memasukkan bahan yang salah! aku tidak yakin makanan ini seenak yang kalian bayangkan..." keluhnya menatap makanan yang ada diatas meja

"tidak... ini pasti sangat enak! sesuatu yang dibuat dengan penuh perasaan, pasti akan terasa lebih enak! aku akan mencobanya!" dengan cepat karen mengambil sendok dan garpu yang ada di meja, saat akan mengambil makanannya, segera di hadang oleh tangan Kyo

"kau mau mendahului tuan rumah ya? dasar tidak sopan" mata Kyo melirik tajam kearah Karen

"hanya makan saja repot sekali, mau tamu atau tuan rumah sama saja! kalau lapar ya makan.. tidak ada aturan siapa yang lebih dulu boleh makan...!" oceh Karen membalas Kyo menunjuk-nunjuk dengan sendoknya

Hikari yang melihatnya tidak bisa berdiam diri dan langsung bertindak "sudah hentikan kalian berdua! hanya makan saja harus ribut... nanti makanannya malah dingin jika tidak cepat dimakan kan?"

Hikari mengambil sendok dan garpunya segera "begini saja..." Hikari mengambil makanan yang ada dan membagikannya ke piring Kyo dan Karen secara bergantian "nah... sekarang adil kan? sekarang kalian bisa makan bersama tanpa harus rebutan siapa yang harus memakannya terlebih dahulu"

"hahaha... Hikari ternyata lebih bijaksana dibandingkan Tuan Rumah itu sendiri ya" cemooh Karen pada Kyo dan dengan lahap menyantap makanannya

Karen makan dengan sangat rakus seperti tidak pernah makan selama satu tahun saja. Kyo yang melihatnya jadi kehilangan selera makan "Makanmu itu tidak bisa santai sedikit ya? membuat selera makanku hilang saja kau!"

"hmm..? karena makanan ini enak sekali... aku jadi tidak bisa menahan diriku hahaa..."

Hikari hanya tertawa kecil melihat tingkah Karen dengan Kyo, mereka terlihat seperti dua anak kecil yang rebutan makan siangnya

sambil menemani mereka makan, Hikari mulai angkat bicara memberi tahukan maksudnya kerumah Kyo

"sebenarnya, aku kesini mau meminta izin pada paman dan bibi, untuk mengajakmu ke Villa keluargaku saat liburan usai semester nanti"

mendengar kata-kata Hikari tersebut, Kyo sangat terkejut dan tanpa di sengaja menyemburkan makanannya ke wajah Karen "me, mengajakku?"

"ukh.. menjijikkan kau!" Karen berusaha membersihkan wajahnya dengan Tissu yang ada

"iya, adikmu juga boleh ikut, karena aku tidak mau sendirian menikmati hari liburan spesialku disana" Wajah karen tersipu malu

"Spesial? liburan saja kenapa musti spesial?" Tanya Karen dengan mulut masih mengunyah makanan

"karena liburan nanti bersamaan dengan saat aku berulang tahun... karena itu aku ingin merayakannya"

Kyo mengangkat jari telunjuknya dan menggeleng-gelengkan di depan wajah Hikari "ckckck.... jangan mengajak adikku... dia itu hanya merepotkan, aku yang akan menemanimu, tenang saja..."

Karen tertawa kecil disela-sela pembicaraan Kyo "menyelam sambil minum air hihihi... Perfect"

"ha?" Kyo dan Hikari sama-sama terheran mendengar ucapan Karen barusan, dan Karen menyadarinya hingga ia dengan salah tingkah mengalihkan pembicaraan "aa.. anu.. maksudku... kalian enak luburan bisa keluar rumah dan berlibur... kalau aku, mungkin hanya akan membantu Nenekku membersihkan Gudang dan Atap yang sudah bertahun-tahun tidak dibersihkan"

dengan senyuman lembut Hikari menatap Karen "kalau begitu... ikut saja dengan kami... aku akan sangat senang kalau kau mau ikut, bukankah makin banyak yang ikut akan makin menyenangkan"

Karen mematung dalam sekejap "he? aku?" dengan sedikit rasa tidak enak karen berusaha menolaknya, karena ia sadar jika ia ikut, itu akan membahayakan dirinya sendiri "tidak usah.. aku lebih baik membantu nenekku dirumah, kalian saja yang pergi"

Tatapan Hikari berbinar-binar penuh harapan kepada Karen "ayolah.... kumohon... kau ikut ya!" sepertinya Kyo tau Hikari sangat ingin Karen ikut sehingga ia juga menyetujui keinginannya itu "iya lebih baik kau ikut, bukankah kau baru datang ke Jepang, jadi pasti belum pernah jalan-jalan disini kan? ini kesempatan baikmu"

Karen melirik tajam pada Kyo dengan gerakan cepat ditariknya kerah baju Kyo mendekat padanya hingga tubuh mereka sama-sama merapat ke atas meja, dan mereka berbicara sambil berbisik-bisik agar tidak terdengar oleh Hikari

"Kau itu bodoh atau apa? bagaimana mungkin aku ikut!?"

"memangnya kenapa? kau tinggal izin pada nenekmu, kalau perlu aku yang akan minta izin padanya"

"sinting! mana mungkin nenekku mengizinkan aku pergi menginap dengan seorang pria!"

"kau yang sinting! memangnya kau tidak punya akal? bilang saja acara berlibur dari kampus, beres kan?"

"iya itu beres, tapi.... masa iya aku harus menginap berhari-hari dengan kalian dalam wujud laki-laki?"

"lho memangnya kenapa?"

"bodoh, aku bisa berubah tiap saat! bisa saja nanti aku berubah dihadapan Hikari! aku tidak mau mengambil resiko itu!"

"aku akan ada di dekat mu terus"

"ha?"

"kalau kau akan berubah, akan ku seret ke tempat sepi dan menciummu lagi"

"Sembarangan!!!" karena kesal tanpa sadar Karen menekan kepala Kyo ke meja dengan keras membuat Kyo kesakitan "aakh... sialan kau"

Hikari yang melihatnya hanya bisa diem dengan penuh tanda tanya "tenang saja Hikari, dia akan ikut..."

"whatever... aku tidak akan bertanggung jawab ya" Karen minum dengan wajah tidak suka karena kesal dengan kata-kata Kyo sebelumnya sedangkan Hikari terlihat senang karena Karen akan ikut bersama mereka
 
setelah selesai makan siang, mereka kembali kedalam kamar Kyo, mereka bercanda, tertawa, dan menceritakan pengalaman mereka semasa kecil... mereka bertiga cepat sekali akrab sehingga sudah tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka

Hikari melihat jam di Handphone nya "wah sudah jam 1 siang, aku harus pulang, tadi ibu memintaku untuk membelikan makanan di supermarket dulu" Hikari bangun dan berjalan pelan menuju keluar kamar Kyo

Kyo bangun dari duduknya di ikuti dengan Karen di belakangnya "mau ku temani ke supermarket?" Kyo menawarkan dirinya

dengan senyuman yang manis Hikari menolaknya "kau temani saja Kei disini... atau kalian habiskan waktu berkeliling.. aku rasa Kei akan menyukai tempat game yang biasa kau datangi"

"tidak... dia juga sudah mau pulang kok" Kyo meyakinkan Hikari, namun langsung di bantah oleh karen "tidak! aku masih akan disini..." lagi-lagi Kyo melirik kecut pada Karen "aku masih akan disini entah sampai sore atau malam hari" Karen tersenyum sangat tampan, senyum mempesona yang disengaja ia perlihatkan agar Kyo makin kesal

"kalau begitu, aku sendiri saja... sampai jumpa lagi" Hikari berjalan sambil melambaikan tangan pada Kyo dan Karen dengan senang hati, sebaliknya dengan Kyo yang langsung berjalan masuk ke kamarnya

Karen yang melihatnya langsung ikut melangkah masuk "kenapa kau?"

Kyo berbalik memegang pundak Karen dan berteriak padanya "kenapa kau tidak pulang saja...!! kau mengacaukan semuanya..!!"

Karen balik memegang pundak Kyo dengan memasang tatapan sendu yang dibuat-buat "dengar ya Kyo.... aku tidak akan pulang dengan keadaan seperti ini... mengerti....???"

dengan sedikit memaksa, Kyo melepaskan pegangan Karen padanya, dan terduduk di depan meja dengan rasa kecewa "walaupun kau lelaki, tidak mungkin nenekmu tidak tau kalau itu dirimu kan?"

dengan perlahan Karen ikut duduk di sampingnya dan meminum jus yang masih tersisa diatas meja "kau sendiri saja tidak mengenaliku sebelumnya, nenek ku juga pasti bersikap sama"

Karen melirik Kyo penasaran "lagipula... tadi itu... ku kira siapa yang akan datang sampai kau seperti kebakaran jenggot dan memintaku berubah"

dengan malas-malasan Kyo menatap Karen yang sedang antusias berbicara di sampingnya, menopang kepalanya dengan satu tangan dan satunya lagi membalik-balik halaman buku yeng sudah jelas tidak ia baca sama sekali

"ternyata yang datang seorang wanita..." senyum menggoda terpancar di wajah Karen, wajahnya di dekatkan pada Kyo dan mulai berbicara sedikit berbisik dengan menatap matanya "biar kutebak..." lanjutnya

Kyo yang sejak tadi mendengarkan dengan malas mulai menatap matanya penasaran "apa?"

dengan sekali mengambil nafas ia langsung mengucapkan analisisnya "dari gelagatmu tadi... sikapmu tadi... sepertinya... kau itu menyukai Hikari hmmm... benar kan?" Kyo hanya memalingkan wajahnya dengan sebal tanpa berbicara sepatah katapun

"ku kira wanita seperti apa yang kau sukai, padahal di kampus kau selalu bilang menyukai wanita yang sempurna... tapi... Hikari... aku rasa biasa saja" katanya santai dengan menggigit pinggiran gelas yang sedang ia pegang

"tau apa kau tentang wanita... kau sendiri saja tidak jelas Wanita atau Pria" balas Kyo padanya

"ku beritahu sekali lagi ya, AKU WANITA" katanya tegas

Kyo bangun dan melangkah menuju ranjang dan melemparkan tubuh ke atasnya "dilihat bagaimanapun saat kau jadi wanita..." Kyo mengangkat alisnya dan memandang pada Karen "kau dengan Hikari tetap saja bagai langit dan bumi hahaha"

mendengar perkataan Kyo, Karen ikut tertawa sejenak dan langsung memasang wajah serius "ternyata kau sama saja dengan pria kebanyakan, hanya melihat dari fisik saja..."

tanpa basa-basi Kyo langsung melempari Karen dengan bantal "jangan seenaknya kalau bicara... aku sudah mengenal Hikari sejak aku kecil... jadi aku sudah tau dia seperti apa... bukan hanya karena fisiknya saja..."

Karen mengambil bantal itu, diletakkannya di atas meja dan digunakan untuk merebahkan kepalanya "hoo... mengenaskan kalau begitu..." perkataan Karen berhasil menarik perhatian Kyo karena Kyo mulai melirik Karen penasaran dengan kelanjutan ucapannya

"karena cintamu itu bertepuk sebelah tangan, ditambah ternyata kalian sudah kenal sejak kecil... benar-benar mengenaskan dan... mmmmpphh!!!" kata-kata Karen terhenti karena kini wajahnya di tutupi oleh bantal oleh Kyo dan ditahan olehnya "hhmmmp...bodoh!!!" teriak Karen sudah payah mencari celah untuk bernafas "banyak bicara kau Kei...."

"aku bisa mati bodoh.....!!!!!"
 
3 jam kemudian....



"hei..!!! kau curang menyerangku dari belakang!!!" teriak Karen

"tidak disebutkan dilarang menyerangmu dari belakang bukan?! aku akan membuatmu kehabisan tenaga!! hahay..!!" Kyo makin semangat

"tapi itu tidak adil!!! aaaakhh!!! tidak!! tidak boleh kalah!!!"

"hahahahahah menyerah tidak!!??"

"tidak akan!!! kalau begitu... rasakan ini!! Jurus Rahasiaku!! Chiaaaat!!!!"

"AAaaaaakkkKH..!!! Tidaaaak!!!" Kyo frustasi

suara teriakan-teriakan mereka menggema di dalam kamar Kyo, Karen berdiri dengan sangat bangga, sedangkan Kyo duduk lemas di bawah sambil memukul-mukul lantai. tergeletak dua buah Stick Playstation berwarna hitam di depan mereka dan di depan mereka ada sebuah Televisi yang menyiarkan pertarungan 1 vs 1 antara Karen dan Kyo, Karen pun menang dan membuat Kyo terduduk lesu

"hahahaha... mau berapa kali lagi??? Skor kita 6 - 4, dan aku menang!! ahhahaha" teriak Karen gembira sambil mengangkat satu tangannya dengan bersemangat

"aku menyerah saja.... huaaaah... baru kali ini aku dapat lawan main yang sengit" keluh Kyo padanya sambil meminum air es yang ada di dalam gelas

"siapa suruh kau menantangku main... walau begini, aku tidak kalah hebat dalam bermain game, apalagi Bloody Roar ini adalah salah satu game faforit ku" Karen terlihat sangat kelelahan sama seperti Kyo sampai-sampai keringat terus mengalir di dahi dan lehernya "kenapa jadi panas sekali ya? wah Kyo, air ku habis... aku minta air lagi ya"

"ambil saja sendiri di dapur sana..." perintah Kyo yang kini terlentang di lantai karena kelelahan

Karen berjalan meninggalkan Kamar, suasana menjadi hening sesaat, hanya terdengar suara desahan nafas Kyo yang dengan susah payah di aturnya

tidak lama kemudian pintu kamar Kyo terbuka, Kyo melihat sosok Karen yang masuk sambil meminum airnya. Kyo terus memperhatikan Karen dari atas hingga bawah membuat Karen tidak nyaman "kenapa melihatku seperti itu?"

dengan posisi masih terlentang Kyo menjawabnya "sejak kapan kau berubah menjadi wanita lagi?"

sesat Karen melihat tubuhnya "tadi di dapur saat membuka lemari es... aku kira panas ini karena kelelahan bermain, ternyata efek saat akan berubah..." Karen kembali duduk dan meminum minumannya kembali "sudah sore, aku harus pulang Nenek pasti sudah khawatir aku pulang terlambat.. oh iya" Karen menghentikan langkahnya kembali melihat ke arah Kyo yang masih terlentang "aku masih belum setuju tentang liburan itu... aku tidak ingin menjadi nyamuk saat berada di antara kalian nanti"

"apapun yang kau bilang, kau akan tetap ikut...." Paksa Kyo

"dasar Pria aneh... harusnya kau senang jika aku menolaknya, karena kau akan berada disana berdua saja dengannya..."

"jika aku saja yang senang untuk apa... aku juga ingin dia menikmati liburannya... karena itu jika dia ingin kau ikut, ya kau harus ikut"

"whatever...." Karen melangkah keluar kamar dengan cuek kemudian melangkah meninggalkan rumah Kyo



________

______________________

________
 
setelah mereka menjalani ujian Semester yang menegangkan, tibalah waktu liburan yang ditunggu-tunggu.

Kyo sedang berdiri di depan Pintu masuk rumah Karen, menunggu dengan sesekali melirik jam yang terpasang di pergelangan tangannya. tidak lama kemudian keluarlah sosok Karen dari dalam rumah diiringi bersama dengan Neneknya

"jaga dirimu selama disana ya" pesan nenek padanya, Karen merasa risih diperlakukan seperti anak kecil oleh neneknya dengan 1 tangan menenteng tas ransel yang cukup besar Karen berbalik menatap sang nenek "iya nek... aku hanya pergi berlibur kok, bukan ingin mendaki gunung, jadi tenang saja..."

sang nenek hanya melirik pada seseorang yang berada persis di samping Karen "bukan itu... kau harus menjaga dirimu dari orang-orang yang kiranya akan membuatmu dalam masalah..." Kyo yang merasa tersindir hanya bisa mengangkat alisnya tanpa berkomentar apapun karena merasa tidak sopan bila membantah orang tua

sekali lagi Kyo melirik jam tangannya "sebaiknya kita cepat berangkat, kita pasti sudah ditunggu" setelah berpamitan, mereka melangkah meninggalkan rumah Karen "ternyata Nenekmu menyebalkan juga ya" protes Kyo yang segera dibantah oleh Karen "tidak, malah insting nenekku itu sangat kuat, bahkan dia tau bahwa kau itu orang yang menyebalkan hahaha"

sepanjang jalan Karen selalu melihat ke sepanjang jalan, melihat ke kiri dan ke kanan seperti mencari sesuatu, Kyo yang melihatnya heran sendiri "sedang apa si kau?"

sambil clingak-clinguk seperti orang bingung karen menjawab seadanya "mencari hewan yang lewat... tapi kenapa tidak ada sama sekali ya?"

"untuk apa mencari hewan disaat seperti ini? kau kan bisa membeli hewan di Pet Shop"

Karen berhenti, terlihat di samping kanannya ada sebuah lorong jalan kecil, Karen melangkah sedikit kedalam untuk melihat apakah ada sesuatu disana "aku bukan mau membelinya...hmmm.....daripada aku dicium olehmu untuk berubah... lebih baik aku dicium oleh hewan"

seketika pukulan melayang di kelapa Karen membuatnya kesakitan "Aaakh... sakit tau!" dengan tangannya yang kekar Kyo menarik baju Karen "seenaknya saja kau samakan aku dengan binatang"

Karen berusaha melepaskan bajunya namun sangat sulit, tenaga pria memang sangatlah kuat "lepaskan... bajuku bisa rusak kalau kau tarik seperti ini!!"

Karen terus berontak melepaskan diri, namun dengan tiba-tiba Kyo menarik baju karen dengan cepat membuat tubuhnya hampir jatuh menabrak Kyo, tanpa di duga dengan segera Kyo menempelkan bibirnya dan melumat bibir Karen dengan kasar 'a...apa-apaan dia ini!?'

hanya hitungan detik, dalam keadaan Karen yang masih kaget dan bingung Kyo malah langsung mendorongnya kedalam lorong sempit yang sebelumnya Karen lihat

Karen kehilangan keseimbangan dan terjatuh didalam lorong tersebut, namun beruntung Karen terjatuh di atas tumpukan pasir jadi ia tidak terluka

badan Karen memanas, reaksi dari ciuman tadi mulai terasa ditubuhnya, panas yang ia rasakan membuat sedikit keringat membasahi dahinya, dan hanya dalam hitungan beberapa detik wujud karen kini berubah menjadi pria seperti sebelumnya.

dengan perasaan kesal pada Kyo yang secara tiba-tiba menciumnya dan bahkan lebih parah karena setelah itu Kyo malah mendorongnya kedalam lorong yang penuh dengan pasir, siapapun yang di perlakukan seperti itu akan kesal dibuatnya

Karen berdiri dan membersihkan pakaian sejadinya, dengan wajah cemberut Karen berjalan menghampiri Kyo yang saat ini sedang tidak melihatnya karena tubuhnya menyamping dari posisi Karen

tepat Karen berhenti di samping Kyo dan langsung menarik bajunya memaksa menatap ke arah wajah Karen "Kyoo...!!! apa-apaan kau tiba-tiba menyerangku seperti itu...!! dan kau langsung saja membuangku seperti sampah...!!"

"Kei....?"

Karen berhenti memarahi Kyo saat mendengar suara lembut seorang wanita memanggilnya, ketika ia menoleh ke arah depan Kyo, ia melihat sosok Hikari yang sedang kebingungan melihat tingkah Karen tersebut
 
"kalian sedang ada masalah? kenapa Kei marah?" Hikari menatap karen dan Kyo bergantian, sedangkan tangannya sibuk memegang belanjaan yang sepertinya baru ia beli

"aaa...... anu... ini..." Karen menjadi gugup tidak tau harus bilang apa sedangkan tangan Karen masih memegang baju Kyo

Kyo yang melihat situasi ini menghela nafas "tadi aku janjian dengan Kei di sekitar sini untuk kerumahmu, dan saat berjalan sampai sini, minuman kaleng yang seharusnya ia buang masih saja dibawa-bawa, aku rebut saja dan kubuang ke lorong sana" Kyo menunjuk Lorong tempat dimana Karen dilemparkan "tapi dia tidak terima dan marah-marah... begitu..." Kyo melirik Karen seolah-olah matanya itu berbicara 'katakan iya atau celaka kau'

mau tidak mau Karen harus meng 'iya' kan semua ucapan Kyo

"karena sudah bertemu Hikari disini... kita langsung saja kerumahnya..." mereka bertiga berjalan beriringan dengan Hikari yang berada di antara mereka berdua

"kita pergi ke villa keluargamu... menggunakan apa? bus? kereta?" tanya Karen penasaran

Hikari hanya tertawa kecil mendengarnya "tidak Kei... kita akan pakai mobilku..." Karen yang mendengarnya cukup terkejut "wah... kau bisa menyetir?" lagi-lagi Hikari tertawa kecil dan tersenyum pada Karen "tidak.... nanti yang akan menyetir adalah Kyo..."

"apa??? tidak terlihat sama sekali di wajahnya kalau dia itu memiliki bakat mengemudi..." cemooh Karen pada Kyo

"ya.. nanti siap-siap saja kau berdoa, semoga selamat sampai tujuan... bukan selamat sampai rumah sakit..." Kyo menimpali keisengan Karen tersebut

Hikari merasa senang dengan keberadaan mereka berdua, karena terlihat dari wajahnya yang selalu tersenyum tiap Karen dan Kyo beradu mulut ataupun juga membuat percakapan garing yang berujung pada keributan mereka berdua

sesampainya dikediaman Hikari, mobilnya sudah siap untuk dijalankan. Hikari duduk di sebelah Kyo yang mengemudi sedangkan Karen duduk dibelakang "hoaaaam..... aku ngantuk.... aku tidur dulu ya, jika sudah sampai... bangunkan aku"

"hei... kenapa malah tidur... harusnya kau menikmati dulu pemandangan disini... kau kan beru pertama kali keluar dari kota ini" protes Kyo tidak terima sambil terus fokus mengemudi

"aku tidak berminat... aku mau istirahat saja" Karen langsung merebahkan kepalanya dan mulai mencoba memejamkan mata

"huh... percuma dia ikut kita, malah tidur..."

"biarkan saja... mungkin dia kelelahan... nanti kita bangunkan saat tiba di villa saja.. dan kau... fokus saja menyetir" nada Hikari sengaja dibuat terdengar seolah memerintah dan dilaksanakan dengan baik oleh Kyo "siap tuan putri..!!! mau di antar ke bulan juga akan saya laksanakan..."

canda dan tawa tidak lepas dari mereka, hal menyenangkan seperti apakah yang akan menanti mereka di villa, mereka pasti mengharapkan yang terbaik



******
 
21.30



Karen berjalan bolak-balik dengan membawa sebuah bantal dan diletakkan bantal tersebut di lantai lengkap dengan selimutnya, Kyo yang melihatnya menjadi bingung sendiri "sedang apa kau?"

"ini tempat mu tidur" Karen menunjuk bantal dan selimut yang tersusun rapih dibawahnya, malihat hal tersebut tentu saja Kyo tidak terima "tunggu-tunggu, sejak kapan kita sepakat aku tidur dibawah?"

"tidak ada kesepakatan, kau memang harus dibawah." jawab Karen santai

tanpa menghiraukan perkataan Karen, Kyo terus melangkah dan melemparkan tubuhnya di atas Ranjang "tidak mau..." jawabnya dengan suara yang sedikit samar karena wajahnya tertutup ranjang, dengan kesal Karen mengambil bantal yang tadi ia letakkan di bawah dan langsung menekankannya pada kepala Kyo membuat Kyo mengelepar-gelepar sesak nafas

"mau tidur dibawah atau ku buat kau tidur selamanya!!" katanya menyeringai, sedangkan kyo hanya terus menggelepar-gelepar seperti ikan yang di angkat dari air, tidak lama karen merasa perlawanan Kyo melemah dan diam tak bergerak.

kehawatiran terlihat di wajah Karen, untuk memastikan diangkatlah bantal tersebut dari wajah Kyo, Karen mendekati Kyo dan menggoyang-goyangkan badannya "hei! kau benar Mati ya?"

tidak ada jawaban, dibaliknya tubuh Kyo menjadi terlentang. mata Kyo tertutup rapat dengan sedikit penasaran, di dekatkanlah wajah Karen ke arah dada Kyo, untuk Memastikan apakah jantungnya masih berdetak atau tidak, namun ketika telinganya sudah menempel di dada Kyo, dengan tiba-tiba Kyo benarik tangan Karen dan Membalikkan Tubuhnya ke Kasur dan di tindih oleh Kyo.

dengan cepat Kyo mengambil Bantal yang ada di sampingnya dan membalas Perbuatan Karen sebelumnya, menbutup wajahnya dengan Bantal "rasakan!! bagaimana rasanya di dalam bantal hah! hahaha"

karena merasa kualahan dengan perlakuan Kyo, Refleks tangan Karen meraih yang bisa ia gapai dengan tangannya "Aaaaaaakh!!!" Kyo berteriak kesakitan karena Karen menjambak rambutnya dengan kencang hingga bantal yang menutupi wajah Karen terlepas

Dilemparnya bantal ke arah Kyo "Kurang ajar kau Kyo...!!"

"siapa yang mulai duluan? hahahha.." katanya dengan tertawa lepas, entah apa yang membuat Kyo begitu senang, tetap saja Karen tidak mengerti

dengan menguap Kyo langsung merebahkan diri ke kasur kembali "Hei..hei siapa yang beri izin kau tidur disini!!" Protes Karen

"berisiiik... aku mau tidur...."katanya sambil memejamkan mata memeluk Guling

"kau tidur dibawah..!!! bangun dan cepat menyingkir!" gertak Karen sambil menarik-narik tangan Kyo, namun Kyo tidak perduli, dia hanya terus memeluk gulingnya

"Kyoo.....!!!" teriak Karen putus asa karena gagal menyeret Kyo

pada akhirnya Karen mengalah dan tertidur dibawah. namun, ia tidak sepenuhnya tertidur, dirinya masih tetap terjaga hingga larut malam.
 
badannya terus saja berbalik ke kiri dan ke kanan karena gelisah, sesekali ia melirik ke arah Kyo yang sedang tertidur pulas di ranjang yang menurutnya seharusnya dialah yang ada di atas sana.

merasa ingin buang air kecil, Karen melangkah keluar kamar dengan kesal dan menutup pintu keras-keras tidak perduli kalau suara itu bisa saja membangunkan Kyo

selesai Karen membuang air kecil, ia merasa haus dan pergi menuju dapur untuk mengambil air minum dari dalam kulkas. segarnya air dingin membuat rasa kantuk karen hilang.

dengan malas Karen melangkah menuju kembali ke kamarnya, saat melewati persimpangan lorong jalan menuju kamar Hikari terdengar suara gaduh dari arah sana, karena penasaran, Karen dengan perlahan berjalan mendekati kamarnya.

Karen bersembunyi di balik pintu dan mengintip dari celah yang ada. Karen sangat terkejut dengan apa yang ia lihat dibalik celah tersebut, disana terlihat Hikari yang sedang di ikat tangan dan kakinya oleh seorang Pria bertopeng sedangkan mulutnya sudah di tutup dengan Lakban berwarna cokelat

Mata Hikari sudah basah dengan air mata, pastinya ia sangat ketakutan saat ini, merasa harus menolong Hikari, Karen memberanikan diri melesat masuk kedalam kamar "Hei!! apa yang kau lakukan pada Hikari!!" Hikari dan juga si Pria bertopeng langsung menoleh kearahnya, Hikari terlihat hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha memberontak dalam isak tangisnya.

Pria yang tadinya terduduk kini berdiri menghadap ke arah Karen, sorot mata dari balik topeng terlihat sangat waspada

dari arah belakang Karen muncul rekan si Pria bertopeng, hikari yang melihat langsung makin berteriak-teriak tidak jelas dari balik balutan lakban pada mulutnya, membuat Karen bingung dan tentunya dia tidak mengetahui keberadaan Rekan si Pria bertopeng yang sudah ada tepat di belakangnya

dengan cepat Pria tersebut memukul kepala Karen sangat keras dengan gagang pistol yang dipegangnya hingga membuat Karen jatuh pingsan.

"cih! kau bilang hanya Gadis ini saja yang berada di villa ini?!" kesal si Pria yang memukul Karen pada rekannya yang sedang memegangi Hikari

"harusnya begitu, karena tiap kesini aku tidak pernah melihat ada orang lain di villa ini kecuali gadis ini"

"apa boleh buat, sekalian saja kita bawa Pria ini, mungkin dengan adanya dia, kita bisa menambah harga tebusan kita"

Hikari makin panik sambil mencoba berteriak sebisanya, namun percuma, mulutnya yang di perban tidak dapat mengeluarkan suara yang berarti.
 
sang penjahat berbadan sedikit lebih gemuk mengangkat tubuh Hikari dan memanggulnya keluar kamar disusul oleh penjahat bertubuh kurus dengan membawa serta Karen yang sedang pingsan di pundaknya.

dengan cepat mereka melangkah dengan kewaspadaan yang sangat tinggi karena bisa saja penjaga villa sedang berpatroli, melihat halaman rumah kosong, mereka segera mengambil langkah secepat mungkin.

di luar gerbang villa terlihat sebuah mobil Tua sedang terparkir dibalik semak, rupanya itu adalah mobil mereka dan dimasukkanlah Hikari juga Karen kedalamnya, disusul mereka dan langsung tancap gas melesat menjauhi villa.

Hikari yang tak berdaya hanya bisa melihat villa yang semakin jauh dan menatap kembali pada Karen yang tidak sadarkan diri dengan tatapan putus asa.

_________

___________________

_________



sesampainya di sebuah Gudang Tua yang sudah sangat Lusuh, Karen dan Hikari di lemparkan masuk kedalamnya kemudian di ikat kembali di sebuah tiang saling membelakangi.

Karen mulai sadar kembali karena guncangan keras yang ia rasakan sebelumnya. ia menyadari tangannya terikat dan mulai berontak melepaskan diri "hei, apa-apaan ini?!" teriaknya

"Kei, kau sudah sadar?" Karen berusaha memutar kepala kearah suara yang memanggilnya namun tidak bisa "Hikari? kau tidak apa-apa? Akh... kepalaku..." Karen merasa kepala belakangnya sakit karena pukulan salah satu penjahat tadi

"maaf ya, kau jadi terlibat seperti ini... padahal yang mereka incar adalah aku"

Karen melirik dan menghela nafas "kenapa jadi menyalahkan diri sendiri? namanya musibah itu bukan salah siapapun" jelas Karen menenangkan Hikari

air mata Hikari sedikit menggenang di sudut matanya, terlihat sekali ia menahan diri untuk menangis "ta-tapi..."

"ssttt...!!" Karen dengan segera memberi tanda pada Hikari untuk diam, karena Karen menyadari ada yang datang. terdengar suara langkah kaki dari arah luar ruangan

Hikari dan Karen melihat kearah pintu berwarna hitam lusuh dan penuh dengan coretan-coretan tidak jelas.
 
Chapter 6
________



pintu yang terlihat sangat lusuh itupun terbuka dengan cepat hingga menimbulkan suara "Brakk!" yang cukup kencang membuat Karen dan Hikari terkejut

"apa kau sudah menghubunginya?"

"sudah, tapi dia tidak mengangkatnya"

"manusia sok sibuk seperti dia hanya inggin di anggap Penting, sampai-sampai harus menghubunginya berulang kali"

terlihat kedua penjahat yang membawa Hikari dan Karen sedang berdebat dengan sebuah Handphone yang di pegang oleh salah satu dari mereka

"hoo.. kalian sudah sadar ya?!" kata salah satu dari mereka yang paling dekat, menyalahkan sebuah Rokok di tangannya dan kemudian menghembuskan asapnya di wajah Karen juga Hikari

"nona... hartamu membawa bencana untukmu, rupanya kau tidak menyadari hal itu ya?" si penjahat mendekatkan wajahnya pada Hikari

"a...apa maksudmu?" Hikari tergagap karena gugup

"orang-orang serakah diluar sana selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang mereka mau, tanpa terkecuali menghilangkan nyawa seseorang" wajah pria itu terlihat sangat menyeramkan saat mengucapkannya, ditambah wajahnya yang penuh dengan kumis dan jenggot yang baru saja tumbuh di wajahnya

Hikari dan Karen kembali ditinggal oleh mereka dan di kurung di ruangan tersebut tanpa di lepaskan ikatan mereka sedikitpun, keesokan harinya, Karen dan Hikari di beri makan hanya sebuah roti, itupun mereka menyantapnya dengan pengawasan yang ketat dan sebuah pistol yang mengarah kepada mereka, siap di tembakkan bila mereka berani bertingkah

wajah Hikari sudah terlihat pucat karena tidak terbiasa di perlakukan seperti ini, Karen tidak tega melihatnya, namun ia juga tidak dapat berbuat apapun, karena tidak ada celah yang bisa ia manfaatkan

"hei, kau lihat Korek api ku?"

"tidak, mungkin terjatuh saat kau makan tadi"

"sepertinya aku harus membelinya lagi"

kedua Pria itu melangkah menuju keluar ruangan tanpa mengunci pintu terlebih dahulu, mungkin karena mereka hanya ingin pergi tidak jauh dari ruangan itu
 
Back
Top