Awal Mula Berdirinya Kerajaan Sakra, Persaingan Karangasem dan Banjar Getas

logicb0x

Member
Awal Mula Berdirinya Kerajaan Sakra, Persaingan Karangasem dan Banjar Getas
Oleh: Warta Mataram

Terjadi perang Puputan Sabil antara Pejanggik dengan pihak Karangasem. Sedang Pemban Mas Meraja Kusuma mendapatkan hukuman moral, tidak diperkenankan ikut Puputan Sabil oleh ayahandanya, Pemban Mas Komala Kusuma. Ia tidak berani membantah perintah ayahnya yang marah. Ia bertugas menyelamatkan apa saja yang masih bisa diselamatkan dan harus menyingkir ke Sumbawa sebagai penerus generasi mendatang, agar pada saatnya nanti dapat merebut kembali tongkat kekuasaannya yang hilang. Beliau diiringi oleh sebagian pengawalnya, dan secara khusus dilindungi oleh benteng Petak Purwadadi yang kuat. Beliau menetap dan membuka pemukiman baru sebagai perintis imigran Lombok di pulau Sumbawa bagian barat dan mendirikan desa Jelenga di wilayah kecamatan Jereweh sekarang.

sakra.jpg

Foto hanya ilustrasi

Merasa telah dilecehkan, beliau sendiri bersumpah tidak akan menginjakkan kakinya di pulau Lombok. Akan tetapi, beliau mempersiapkan generasi penerusnya, Pemban Penganten Purwadadi sebagai putra mahkota pada generasi ke XI. Ia dinobatkan sebagai raja dalam pengasingan didampingi oleh adiknya, Deneq Laki Mas Orpa, dan saudara dari selir, Raden Nune Ratmaja Tember.

Setelah kerajaan Purwadadi sebagai benteng terakhir Pejanggik dapat dihancurkan oleh Karangasem dan Banjar Getas, para prajurit melarikan diri ke hutan-hutan sekitarnya, sebagian lagi menyusul ke Sumbawa.

Merasa sudah mapan, pihak Karangasem merasa curiga atas perkembangan Banjar Getas. Mereka mengetahui bahwa dendam Pejanggik lebih besar kepada Banjar Getas daripada Karangasem sendiri. Maka, mereka pun mengirimkan utusan untuk mempersilakan Pemban Penganten Purwadadi kembali ke Lombok dengan syarat mau menjalin hubungan baik dengan Karangasem dan, bila suatu saat diperlukan, bersedia untuk bersama-sama menghadapi Banjar Getas.

Pada mulanya Pemban Penganten Purwadadi menolak rencana tersebut. Akan tetapi, mengetahui mulai adanya persaingan antara Banjar Getas dengan Karangasem, maka secara diam-diam beliau mengirimkan para pengiringnya, termasuk ibu tirinya dengan membawa serta Raden Nune Ratmaja Tember yang masih kecil sebagai lambang dan wakil sementara. Mereka mengambil tempat di Gawah Pengkalik Tanaq, di seberang kali utara Purwadadi. Tempat inilah yang dianggap sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan baru yang sekitar tahun 1870 M diberi nama Sakra.

Sumber: Local Heritage
 
Back
Top