Berita dan Fundamental

Saham Asia melemah karena kekhawatiran perdagangan baru, obligasi rapuh

YdSpo1y1QJKsCtgCF8xLjA.jpeg


Saham Asia melemah karena kekhawatiran perdagangan baru, obligasi rapuh

Pasar saham Asia jatuh pada Kamis menyusul eskalasi terbaru perang perdagangan Sino-AS hantam saham Cina, sementara pasar obligasi global terguncang oleh peningkatan pinjaman oleh Washington dan toleransi baru Jepang untuk hasil yang lebih tinggi.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,8 persen, terseret oleh penurunan 1,2 persen pada saham-H Cina. Nikkei Jepang turun 0,4 persen.

Indeks saham A CSI 300 Cina turun 1,4 persen ke posisi terendah tiga minggu, memperpanjang penurunan dari level atas pada 24 Juli menjadi 5,5 persen.

Pemerintah AS pada Rabu meningkatkan tekanan pada Cina untuk konsesi perdagangan dengan mengusulkan kenaikan 25 persen pada tarif impor Cina senilai $200 miliar.

Indeks saham MSCI dunia turun 0,45 persen sepanjang minggu ini, membalikkan keuntungan dari empat minggu sebelumnya, dengan saham China menguasai sebagian besar dari itu.

Di Wall Street, S&P 500 turun 0,10 persen pada hari Rabu, tetapi Nasdaq Composite naik 0,46 persen memperpanjang pemulihan dari level bawah tiga minggu di sesi Senin. Sementara saham industri turun 1,3 persen imbas kekhawatiran perdagangan, saham teknologi didorong oleh pendapatan yang kuat dari saham Apple.

Federal Reserve masih mempertahankan suku bunga pada hari Rabu, seperti yang diperkirakan, mencirikan ekonomi AS kuat dan tetap di jalur untuk meningkatkan biaya pinjaman pada bulan September dan kemungkinan lagi pada bulan Desember.

Sementara itu tidak mengejutkan siapa pun, imbal hasil obligasi AS naik, dengan yield obligasi acuan hasil 10 tahun menembus di atas 3 persen mencapai level tertinggi 2 setengah bulan, setelah Departemen Keuangan AS mengatakan akan meningkatkan pinjaman di pasar obligasi pada kuartal mendatang.

Pasar obligasi global juga terguncang oleh kenaikan tajam yield obligasi Jepang sejak Bank of Japan melonggarkan cengkeramannya pada yield jangka panjang pada hari Selasa. Yield obligasi 10-tahun pemerintah Jepang naik ke tertinggi 1 setengah tahun di 0,145 persen pada Kamis.

Kekhawatiran bahwa hasil yang lebih tinggi di Jepang dapat mendorong investor Jepang untuk memulangkan dana menghantam obligasi Eropa, meningkatkan yield oblgasi Jerman dan Prancis ke level tertinggi tujuh minggu pada hari Rabu.
 
Harga Emas Tergelincir Seiring Penguatan Dollar

0lJsHBCMRHuMYFRWA1-k8A.jpeg


Harga Emas Tergelincir Seiring Penguatan Dollar

Harga emas tergelincir pada hari Kamis setelah dolar stabil menyusul Federal Reserve mengakhiri pertemuan kebijakan dua harinya dan memberi penilaian optimis terhadap perekonomian AS.


Emas berjangka untuk pengiriman Desember di Bursa Saham New York Exchange Exchange turun $0,6 atau 0,06%, menjadi $1,227.00 per troy ons.

The Fed mempertahankan suku bunga pasca pertemuan kebijakan dua hari, seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya. Bank sentral kemudian meningkatkan pandangannya terhadap ekonomi.

Komite mengatakan mereka memperkirakan bahwa "peningkatan kisaran target secara bertahap atas suku bunga federal akan konsisten dengan ekspansi berkelanjutan dari kegiatan ekonomi, kondisi pasar yang kuat, dan inflasi mendekati target 2 persen komite."

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya, naik 0,11% ke level 94,56.
 
Saham Asia Masih Tertahan Sentimen Perang Dagang

R-sJVXSEQg_3DjkNiVSQ9g.jpeg


Saham Asia Masih Tertahan Sentimen Perang Dagang

Pasar saham Asia mengiat ringan di sesi Jumat menyusul kenaikan di Wall Street yang dipimpin saham teknologi, meskipun saling balas ancaman perdagangan antara Cina dan AS menghambat pengiatan dan mendorong arus safe haven ke dolar, yang mendekati level tertinggi dua minggu.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,05 persen. Indeks turun lebih dari 0,6 persen di minggu ini yang masih terpengaruh ketegangan perdagangan AS-Cina.

Perang dagang antara AS-Cina tersebut semakin intensif di pertengahan pekan setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan pada China dengan mengusulkan tarif 25 persen lebih tinggi atas impor Cina senilai $ 200 miliar.

Indeks Komposit Shanghai masuk dan keluar zona merah di awal perdagangan, dan terakhir naik 0,1 persen, setelah turun 2 persen pada hari sebelumnya. Indeks Nikkei naik 0,25 persen dan KOSPI naik 0,45 persen. Saham-saham teknolgi Taiwan tampil gemilang, naik 0,7 persen atas kenaikan di Wall Street.

Saham teknologi mendorong S&P 500 dan Nasdaq menguat pada hari Kamis, didorong oleh saham Apple yang menjadi perusahaan AS pertama yang diperdagangkan senilai satu triliun dolar.

Pada valuta asing, indeks dolar terhadap enam mata uang mayoitas perpanjang kenaikan semalam dan naik ke level tertinggi dua minggu di 95,209. Ketegangan perdagangan terlihat menjadi penggerak permintaan untuk mata uang AS, dengan penurunan pound memberikan kenaikan tambahan.

Sterling turun lebih dari 0,8 persen pada hari Kamis meskipun Bank of England naikkan suku bunga, setelah Gubernur Mark Carney mengatakan kebijakan moneter yang diperlukan tidak berjalan dan menyatakan kekhawatiran terhadap risiko Brexit.

Euro sedikit melemah terhadap dolar AS dan diperdagangkan di level $ 1,1584 setelah kemarin turun 0,6 persen.

Meningkatnya kekhawatiran atas Italia membebani euro, dengan yield obligasi Italia naik ke level tertinggi dua bulan menyusul laporan media hasil pertemuan pemerintah tentang anggaran menghidupkan kembali kekhawatiran pasar tentang ketegangan dalam koalisi yang berkuasa.

Dolar menguat terhadpa yen, naik 0,1 persen menjadi 111,73, menambah kenaikan sekitar 0,6 persen minggu ini. Dolar mendapat dorongan besar terhadap yen di awal pekan ini Bank of Japan men-meningkatkan kebijakan moneter tetapi mempertahankan komitmennya untuk menjaga suku bunga tetap rendah.
 
Dolar Terus Menguat Di Tengah Ketegangan Perdagangan

jQkdGEmgSA_Lts7jJVeARg.jpeg


Dolar Terus Menguat Di Tengah Ketegangan Perdagangan

Dolar AS terus menguat terhadap mata uang utama lainnya pada hari Jumat, karena ketegangan perdagangan antara AS dan China masih terus berlanjut.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,08% diperdagangkan di level 95,08.

Dolar terdongkrak oleh the Fed yang kembali mempertahankan suku bunga pada hari Rabu, seperti yang diperkirakan. Bank sentral AS juga meningkatkan pandangannya terhadap ekonomi, karena data ekonomi AS yang kuat mendukung kenaikan suku bunga bertahap untuk dilakukan.

Ketidakpastian perdagangan masih terjadi setelah laporan bahwa Gedung Putih berencana mengusulkan 25%, bukan 10% pada impor barang-barang Cina senilai $200 miliar. Dua ekonomi terbesar di dunia telah berada dalam perang perdagangan selama beberapa bulan terakhir, yang telah sangat membebani pasar.

Cina telah menanggapi bahwa pihaknya akan membalas jika AS terus memberlakukan tarif perdagangan baru tetapi dengan AS yang mengimpor lebih banyak dari China, investor melihat perang dagang lebih melukai Beijing. Yuan luar negeri Cina mendekati level terendah 15 bulan akibat ketakutan perang perdagangan, dengan USD/CNH naik 0,22% menjadi 6,8962

Dolar menguat terhadap safe-haven yen, dengan USD/JPY naik 0,06% menjadi 111,71. Dengan ketidakpastian ini, investor cenderung berinvestasi dalam yen Jepang, yang dianggap sebagai aset yang aman selama periode penghindaran risiko.

Euro turun terhadap dolar AS dengan EUR/USD turun tipis 0,06% diperdagangkan pada level 1,1577.

Sterling juga melemah terhadap dolar AS dengan GBP/USD turun 0,17% ke level 1,2996, setelah Bank of England memutuskan untuk menaikkan suku bunga pada Kamis meski ditengah kekhawatiran Brexit.

Dolar Australia juga berada di bawah tekanan akibat ketegangan perdagangan Sino-AS dengan AUD/USD datar pada level 0,7358 sementara NZD/USD turun tipis 0,27% ke level 0,6738. Loonie menguat terhadap greenback, dengan USD/CAD turun 0,01% ke level 1,3021.
 
Dolar Kokoh Pasca NFP AS, Pasar Alihkan Fokus

FrVVywvGQECUQoBHjU0U1A.jpeg


Dolar Kokoh Pasca NFP AS, Pasar Alihkan Fokus

Dolar masih stabil terhadap sejumlah mata uang pada hari Senin setelah data pekerjaan AS memperkuat ekspektasi pasar terhadap Federal Reserve, akan secara bertahap menaikkan suku bunga di tahun ini.


Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sekitar 0,1 persen di level 95,261, menguat naik dari level terendah empat minggu 94,084 yang dicapai pada 26 Juli.

Fokus pasar telah bergeser pada yuan setelah Bank Rakyat China pada hari Jumat membuatnya menguat, sehingga membantunya rebound dari level terendah 15 bulan terhadap greenback.

Pertumbuhan lapangan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli, tetapi penurunan tingkat pengangguran menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja semakin ketat.

Sebelumnya, the Fed mempertahankan suku bunganya seperti yang sudah diperkirakan secara luas pada Rabu lalu, dan memberikan penilaian optimis terhadap ekonomi terbesar di dunia.

Sementar aitu, Euro sentuh level terendah 4 setengah minggu terhadap dolar pada hari Senin. Mata uang tunggal itu diperdagangkan pada di level $1,15625 setelah menyentuh level $1,1557, terendah setelah sempat diperdagangkan pada level $1,15275 pada 28 Juni.

Yuan internasional hampir datar, diperdagangkan pada level 6.846 yuan per dolar, menguat dari level terendah 15 bulan terhadap greenback pada hari Jumat setelah bank sentral China mengatakan akan mengharuskan bank untuk menyimpan cadangan yang setara dengan 20 persen dari posisi valuta asing klien mereka dari Senin.

Sementara itu, Yen nyaris tidak berubah terhadap dolar di level 111,25 yen pada hari Senin. Yen menguat sekitar 0,4 persen pada Jumat di tengah kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan Sino-AS setelah China mengusulkan tarif pembalasan atas barang-barang AS senilai 60 miliar dolar AS seperti gas alam cair dan pesawat terbang.
 
Pasar Saham Asia Masih Terbebani Kekhawatiran Perdagangan

Ug0xHvo4Rre6dWLcSUOQ0g.jpeg


Pasar Saham Asia Masih Terbebani Kekhawatiran Perdagangan

Pasar saham Asia goyah di sesi Selasa karena memanasnya kekhawatiran atas konflik perdagangan AS-Cina mengimbangi kenaikan atas penguatan Wall Street di penuutpan atas laporan pendapatan positif perusahaan.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,05 persen. Indeks sempat merosot dan berupaya menguat di tengah volatilitas saham China.

Indeks Komposit Shanghai naik lebih dari 0,6 persen di awal perdagangan setelah akhiri penurunan dalam empat hari. Indeks tersebut terakhir naik 0,1 persen. Saham Australia turun 0,25 persen, KOSPI Korea Selatan naik 0,2 persen dan Nikkei Jepang naik 0,25 persen.

Tiga indeks saham utama AS akhiri sesi hari Senin menguat di tengah musim penghasilan AS yang kuat, dengan Berkshire Hathaway tampil mengesankan dan Facebook angkat Nasdaq pasca laporan tengah merencanakan layanan baru.

Dolar membentuk garis support dari ketegangan perdagangan internasional yang mendera. Indeks dolar terhadap enam mata uang mayoritas naik ke level tertinggi tiga minggu di 95,515, meski akhirnya turun tipis ke level 95,347.

Beberapa analis melihat konflik perdagangan menguntungkan dolar AS karena ekonomi AS lebih baik untuk menangani proteksionisme daripada pasar negara berkembang, dan tarif dapat mempersempit defisit perdagangan AS.

Melemahnya mata uang lainnya mendorong dolar. Euro anjlok ke level terendah lima minggu di $1,1530 semalam, terbebani oleh kekhawatiran bahwa Italia dapat meningkatkan pengeluaran dan menantang peraturan anggaran Uni Eropa dan oleh penurunan pada pesanan industri Jerman pada Juni. Euro terakhir diperdagangkan pada level $1,1559.

Pound juga terseok, setelah merosot pada Senin ke posisi $1,2920, level terlemahnya sejak September 2017, setelah komentar oleh pejabat meningkatkan kekhawatiran Inggris akan babak belur keluar dari Uni Eropa tanpa mengamankan perjanjian perdagangan. Sterling diperdagangkan di level $1,2940.

Dolar stabil terhadap yen diperdagangkan pada level 111,34 setelah kemarin merayap naik 0,1 persen.

Di sektor komoditas, kenaikan minyak mentah kemarin menjadi tanda pasar bersiap terhadap penerapan sanksi AS terhadap Iran, eksportir minyak mentah utama, yang akan berlaku pada pukul 0401 waktu GMT.

Minyak acuan Brent berjangka turun 0,05 persen di level $73,71 per barel. Brent berhasil menguat 0,75 persen di sesi Senin setelah sumber OPEC mengatakan produksi Saudi secara tak terduga berkurang pada bulan Juli.

Tembaga berjuang di bawah berbagai tekanan mulai antara ketegangan perdagangan dan dolar menguat. Tembaga di London Metal Exchange turun 0,35 persen pada $6,111.50 per ton setelah turun lebih dari 1 persen pada hari Senin.
 
Sempat Bangkit Dari Level Terendah 11 Bulan, Dolar Tergelincir

X0Hg_y0-T9_TQzhqjvl-jA.jpeg


Sempat Bangkit Dari Level Terendah 11 Bulan, Dolar Tergelincir

Dolar tergelincir di sesi Selasa kembali melepas penguatan yang sempat dicapai pada sesi sebelumnya, sementara pound kembali menguat setelah jatuh ke posisi terendah sebelas bulan di tengah kekhawatiran atas prospek berkembangnya Brexit tanpa kesepakatan.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, turun 0,17% menjadi 95,03, setelah merayap mendekati level tertinggi satu tahun di sesi Senin. Permintaan untuk dolar masih didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari Federal Reserve tahun ini.

GBP/USD naik 0,15% ke level 1,2962 setelah sempat sentuh level terendah 1,2919 pada hari Senin, tertekan oleh kekhawatiran Inggris akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.

Euro juga menguat terhadap dolar AS, dengan EUR/USD naik 0,2% ke level 1,1577 setelah mencapai level terendah lima minggu 1,1529 pada sesi sebelumnya menyusul data yang menunjukkan bahwa pesanan pabrik Jerman merosot pada bulan Juni, membukukan penurunan terbesar di hampir 18 bulan.

Dolar AS melemah terhadap yen, dengan USD/JPY turun 0,07% ke level 111,33 menjelang pembicaraan perdagangan bilateral yang diharapkan antara AS dan Jepang di Washington pada pekan ini Kamis.

Dolar Australia juga menguat terhadap dolar AS, dengan AUD/USD naik 0,45% ke level 0,7420. Kemarin, Reserve Bank of Australia kembali mempertahankan suku bunga pada rekor rendah 1,5% dan indikasikan bahwa kemungkinan suku bunga asih akan tetap ditahan untuk beberapa waktu.

Yuan China menguat terhadap dolar, dengan mata uang Cina tersebut, yang biasanya dikontrol ketat oleh Beijing, diperdagangkan pada level 6,8554 dalam perdagangan luar negeri.

Sementara itu, lira Turki menguat terhadap mata uang AS setelah ambruk ke rekor terendah pada hari Senin, didukung oleh harapan bahwa ketegangan antara AS dan Ankara dapat berkurang. USD/TRY terakhir diperdagangkan di level 5,2557.
 
Rally Mulai Memudar, Dolar Melemah

MnxE0FcRQFWnMkcrm61ncA.jpeg


Rally Mulai Memudar, Dolar Melemah

Dolar AS beringsut melemah terhadap sejumlah mata uang pada hari Rabu setelah penguatan yang dicapai baru-baru ini di tengah meningkatnya kekhawatiran ketegangan perdagangan mulai menunjukkan tanda-tanda memudar, sementara yuan lepas pantai bertahan di dekat level tertinggi satu minggu.


Dolar terus melemah bahkan setelah kantor Perwakilan Perdagangan AS mengatakan pada Selasa malam bahwa AS akan mulai mengumpulkan tarif 25 persen pada $16 miliar lainnya dalam produk Cina akhir bulan ini.

Ini merupakan langkah terbaru Presiden AS Donald Trump untuk menekan Cina untuk menegosiasikan konsesi perdagangan setelah mengenakan tarif sebesar $34 miliar impor barang pada bulan Juli. Cina telah bersumpah untuk membalas dengan tingkat yang sama.

Di awal perdagangan Rabu, dolar turun sekitar 0,1 persen terhadap enam mata uang mayoritas, dan diperdagangkan pada level 95.133. Semalam, indeks dolar turun sekitar 0,4 persen meski berhasil mengoreksi penurunan.

Sejak pertengahan April, indeks dolar telah mencatat kenaikan lebih dari 6 persen, setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga, sehingga mendukung pembelian dolar.

Pada awal perdagangan pada hari Rabu, yuan lepas pantai China dan dolar Australia menguat terhadap dolar. Yuan naik lebih dari 0,1 persen di level 6,8140 yuan per dolar, mendekati level tertinggi satu minggu di 6,8063.

Aussie naik 0,1 persen ke level $0,7431 terhadap greenback. Semalam, aussie telah menguat lebih dari setengah persen meski akhirnya melepas beberapa penguatan.

Euro dan yen naik tipis, masing-masing diperdagangkan pada level 1,1604 dan 111,34 per dolar.
 
Harga Emas Akhirnya Catat Kenaikan

f5IW6YLYQgSeM_O3N-7VGw.jpeg


Harga Emas Akhirnya Catat Kenaikan

Akhirnya emas mencatat mencatat kenaikan pada perdagangan sesi Rabu. Penguatan emas seiring dengan melemahnya dolar AS.


Emas berjangka untuk pengiriman Desember di divisi Comex bursa New YorkMercantile Exchange naik $3,5, atau 0,29%, diperdagangkan di harga $1,221.7 per troy ounce.

Indeks Dolar AS, yang mencatat greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya, turun 0,2% pada level 94,87 pada hari Rabu. Pelemahan dolar membuat emas dengan mata uang greenback lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya.

Meskipun saat ini melemah, indeks dolar naik lebih dari 6% sejak pertengahan April. Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dikutip sebagai mendukung dolar.

Sementara itu, AS pada hari Rabu mengatakan bahwa mereka akan mulai mengenakan pajak 25% tambahan pada bea impor Cina $16 miliar dalam dua minggu.

Langkah itu akan menjadi kali kedua pemerintahan Trump memberlakukan bea masuk impor Cina sejak Juli. AS memungut bea 25% pada $34 miliar dalam produk Cina pada tanggal 6 Juli.

Sebagai tanggapan, China menindaklanjuti dengan mengenakan bea atas nilai yang sama dari produk AS. Kementerian Perdagangan China mengatakan tidak punya pilihan selain menanggapi AS setelah yang terakhir "meluncurkan perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi."
 
Yen Melambung Ke Level Tertinggi Sembilan Hari

GZO6fk4YR5ydRiz-hFPc-A.jpeg


Yen Melambung Ke Level Tertinggi Sembilan Hari

Yen naik ke level terkuat terhadap dolar dalam sembilan hari pada Kamis menjelang pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Jepang dan spekulasi mengenai kapan bank sentral Jepang akan keluar dari pengenduran kebijakan moneternya yang ultra-ringan.


Sementara pasar masih di situasi perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China, para pelaku pasar memperkirakan acara utama pada Kamis ini akan berlangsung di Washington, di mana Jepang akan memasuki pembicaraan yang berusaha untuk mencegah tarif tinggi pada ekspor mobil dan menangkis permintaan AS untuk perjanjian perdagangan bebas bilateral.

Yen telah mencatat kenaikan pada hari Rabu setelah risalah rapat dewan BOJ 30-31 Juli silam menunjukkan satu anggota ingin memungkinkan yield jangka panjang untuk bergerak dalam rentang yang lebih luas dari kisaran yang ditunjukkan oleh bank sentral.

Untuk menjadikan kebijakan pengenduran lebih berkelanjutan, BOJ telah menyesuaikan skema kontrol kurva imbal hasil (YCC) yang memandu suku bunga jangka panjang sekitar nol persen dan memutuskan untuk mengizinkan imbal hasil bergerak sekitar 20 basis poin pada sisi target.

Beberapa orang melihat penyesuaian kebijakan minggu lalu sebagai pesan menyerah oleh BOJ, pengakuan yang itu tidak dapat memicu inflasi dan berjalan mundur yang dimaksudkan untuk melakukannya.

Spekulasi tentang kapan BOJ keluar dari sikap kebijakan ultra-mudahnya, bersamaan dengan kehati-hatian menjelang pembicaraan perdagangan, membuat mata uang Jepang menguat ke level 110,74 yen terhadap dolar, yang terkuat dalam sembilan hari.

Di belahan bumi selatan, kiwi berhenti di level terendah 2 setengah tahun, turun lebih dari 1 persen di level $0,6665, terendah sejak Maret 2016 setelah Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pada Kamis secara tidak terduga berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah hingga 2020 pasca aktifitas ekonomi yang mengecewakan.

Dolar Australia bernasib lebih baik, aussie terakhir naik 0,2 persen ke level $0,7449. Aussie menguat dalam dua sesi terakhir.

Sterling bergerak tipis pada level $1,2877 setelah turun ke level $1,2854 hari sebelumnya, yang merupakan level terendah dalam setahun.

Euro mencatat kenaikan terhadap dolar AS dan diperdagangkan pada level $1,1616 setelah naik sekitar 0,1 persen pada hari Rabu. Euro memperpanjang penurunan semalam terhadap yen dan diperdagangkan di level 128.625 yen dan mencatat penurunan 0,15 persen.
 
Minyak Relatif Stabil Pasca Turun Tiga Persen

IOzB1EqMRhSLtD_3G217vA.jpeg


Minyak Relatif Stabil Pasca Turun Tiga Persen

Minyak naik tipis pada Kamis, memangkas penurunan tajam di hari sebelumnya, setelah putaran pertama sanksi AS terhadap Iran mulai berlaku, meskipun kepercayaan terhadap permintaan minyak mentah telah terpukul oleh meningkatnya sengketa perdagangan China-AS.


Minyak mentah Brent berjangka naik 14 sen menjadi $72,42 per barel, setelah turun lebih dari 3 persen pada hari Rabu. Minyak mentah AS berjangka naik 8 sen menjadi $67,02 per barel, setelah ditutup 3,2 persen sehari sebelumnya.

Amerika Serikat pada Selasa memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak.

Sanksi baru tidak akan langsung menargetkan minyak Iran sampai November, meskipun Presiden AS Donald Trump mengatakan dia ingin sebanyak mungkin negara untuk mengurangi impor minyak mentah mereka dari Iran hingga nol.

Sementara itu, sebagai bagian dari pembalasan terbaru terhadap Washington dalam perselisihan perdagangan yang memuncak, China akan mengenakan tarif 25 persen atas $16 miliar dalam impor AS, yang akan mempengaruhi perdagangan barang dari bahan bakar dan produk baja hingga mobil dan peralatan medis. Minyak mentah akan dibebaskan.

Perang perdagangan yang sedang berlangsung mengguncang pasar global dan investor khawatir perlambatan kedua ekonomi terbesar dunia tersebut akan memangkas permintaan untuk komoditas.

Memuncaki dampak ekonomi global yang lebih luas, ada kekhawatiran di pasar minyak mentah tentang permintaan Cina. Impor minyak mentah meningkat pada bulan Juli setelah dua bulan menurun, tetapi masih termasuk yang terendah tahun ini karena penurunan permintaan dari kilang-kilang independen yang lebih kecil.

Laporan Administrasi Informasi Energi AS, sementara itu, menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah turun 1,4 juta barel dalam minggu terakhir, kurang dari setengah dari 3,3 juta barel yang diharapkan dalam catatan analis. Persediaan bensin naik 2,9 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan 1,7 juta barel per barel, seperti yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters.

Dalam tanda lain bahwa eksportir sedang mempersiapkan permintaan yang lebih lambat dari beberapa pembeli besar Asia, Irak memangkas harga penjualan resmi untuk pengiriman September minyak mentah Basra Light untuk pelanggan Asia pada Kamis.
 
Jepang Bertahan Pada Pendekatan Secara Multilateral Dengan AS

yonuZN87TwuzfxH-8SW6bQ.jpeg


Jepang Bertahan Pada Pendekatan Secara Multilateral Dengan AS

Pejabat teras perdagangan AS dan Jepang mengatakan mereka lebih memahami posisi masing-masing setelah pembicaraan pada hari Kamis, sementara Tokyo tampaknya tetap pada posisinya menghindari perjanjian perdagangan bebas bilateral.


"Kami saling bertukar pandangan dan memperdalam saling pengertian," Menteri Ekonomi Toshimitsu Motegi mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan beberapa jam dengan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer, yang katanya akan dilanjutkan pada hari Jumat.

Namun, Motegi menegaskan kembali pandangan Jepang bahwa pembicaraan multilateral, yang ditinggalkan oleh Washington, adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah perdagangan. Tokyo ingin menghindari perjanjian perdagangan bebas bilateral – yang disuarakan oleh Lighthizer sebelumnya - di mana ini dapat berada di bawah tekanan terhadap akses ke pasar mobil dan pertaniannya.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari Kemitraan Trans-Pasifik, seraya menyebutnya sebagai kesepakatan buruk dan mengatakan dia lebih suka pembicaraan bilateral.

Pembicaraan pada Kamis mengawali putaran dimana kedua belah pihak mengatakan sebagai negosiasi "bebas, adil dan timbal balik". Mereka jatuh dalam diskusi ekonomi bilateral yang lebih luas yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence dan Wakil Perdana Menteri Taro Aso.

Motegi mengatakan Jepang dan Amerika Serikat sepakat untuk mencapai hasil dengan cepat. Dia menolak memberikan rincian diskusi hari pertama, mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan "mengatakan apa yang saya bisa dikatakan setelah putaran pertama pembicaraan berakhir".

Ancaman Trump untuk memberlakukan tarif yang lebih tinggi pada impor otomotif, termasuk dari Jepang, menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah semacam itu akan merugikan kedua perekonomian.
 
Last edited:
Dolar Sentuh Puncak 13 bulan, Yen Bullish

L7eTEeSsRNutyRiWDZWkKA.jpeg


Dolar Sentuh Puncak 13 bulan, Yen Bullish

Dolar naik ke level tertinggi 13 bulan terhadap mata uang pada hari Jumat diikuti yen yang juga membuat langkah besar, dengan risk appetite investor jatuh di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global dan perselisihan diplomatik.


Euro jatuh ke level terlemah sejak Juli 2017, sementara pound turun ke level terendah dalam setahun di tengah spekulasi Inggris akan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan mengenai terkait masa depannya dengan Brussels.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik lebih dari 0,6 persen menjadi 96.103, tertinggi sejak Juli 2017. Greenback terdongkrak meningkatnya ketegangan perdagangan global dan hubungan geopolitik, dengan Amerika Serikat pekan ini mengatakan akan memberlakukan sanksi baru pada Moskow. Washington juga terlibat dalam perseteruan diplomatik dengan Turki.

Rusia akan menganggapnya sebagai perang ekonomi jika Amerika Serikat memberlakukan larangan pada bank atau mata uang tertentu, Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan pada hari Jumat, kantor berita TASS mengatakan.

Dengan dolar terlihat menyerap arus safe-haven, penguatan yen terhadap greenback terbatas. Namun demikian, yen Jepang rally terhadap rekan-rekan lain seperti euro, pound dan dolar Australia. Euro turun 0,75 persen di level 127,13 yen, pound melemah 0,25 persen ke level 142,03 yen dan Aussie turun 0,85 persen ke level 81,29 yen.

Lira Turki mencapai titik terendah sepanjang masa terhadap dolar AS di level 6.49 pada hari Jumat setelah delegasi Turki dan Pejabat AS di Washington tidak menghasilkan solusi atas keretakan diplomatik atas penahanan seorang pendeta AS di Turki.

Sementara itu, pound merosot 1,55 persen minggu ini terhadap dolar AS di tengah kekhawatiran mengenai alotnya Brexit. Sterling turun sekitar 0,2% ke level $1,2830 pada hari Jumat, merosot ke level terendah baru satu tahun di $1,2798.

Euro turun 0,6 persen menjadi $1,1438, terlemah sejak Juli 2017. Euro turun hampir 1 persen untuk minggu ini, terhambat oleh kekhawatiran terbaru investor atas kondisi Italia menuju pengeluaran yang mahal dan tidak berkelanjutan.

Dolar merosot 0,1 persen terhadap yen ke level 110,98 yen, turun dari level tertinggi sesi di 111,165. USDJPY tertahan di kisaran 111,53 - 110,68 yang relatif sempit minggu ini.
 
Krisis Lira Turki Pengaruhi Emas

c19AoFQZTSq5tCQU0HL6WQ.jpeg


Krisis Lira Turki Pengaruhi Emas

Harga emas jatuh pada hari Senin setelah krisis Lira Turki baru-baru ini mendorong dolar AS mencatat kenaikan. AS memberlakukan sanksi dan menggandakan tarif pada baja dan aluminium Turki pada hari Jumat masing-masing hingga 50% dan 20%.


Emas Berjangka untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun 0,25% menjadi $1,216.1 per troy ounce.

Ekonom dan analis mengatakan, terjunnya lira Turki yang dimulai pada bulan Mei saat ini terlihat akan mendorong ekonomi Turki menuju resesi dan mungkin memicu krisis perbankan."

Sebagai tanggapan, Turki mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka telah menyusun rencana aksi ekonomi untuk meredakan kekhawatiran investor.

Menyusul berita tersebut, indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya, naik 0,09% menjadi $96,28 pada hari Senin, sementara euro ke posisi terendahnya sejak Juli 2017.

Di tempat lain, laporan pada hari Senin menunjukkan bahwa permintaan emas China meningkat. David Harquail, ketua World Gold Council (WGC), memperkirakan bahwa konsumsi emas akan terus tumbuh di China dan akan membeli sekitar 30% dari emas yang dijual secara global, dalam bentuk perhiasan.

WGC juga mengatakan bahwa pada kuartal kedua, permintaan untuk emas global turun 4% pertahun dan pembelian untuk tujuan investasi juga turun 9%, tetapi konsumsi emas China naik 7% pertahun.
 
Seminar Optimalisasi LAMM dan Manajemen Portfolio

cHDN7jsjTQa4JlfH1IeXKw.jpeg


Seminar Optimalisasi LAMM dan Manajemen Portfolio

Jangan lewatkan kesempatan emas bagi anda yang ingin menambah ilmu dan pengetahuan seputar perdagangan valas.

Anda akan belajar tentang bagaimana memanfaatkan fitur LAMM untuk meningkatkan performa perdagangan. Disamping itu anda juga akan kami bekali dengan pengetahuan dan cara meminimalisir risiko ketika berdagang valas.

Tempat terbatas, dan segera daftarkan diri Anda, hanya 5 hari lagi

Hubungi informasi berikut:
Melani: 081284518908
Eko: 087836777236
Email: melani@grandcapital.net
 
Euro Menjadi Korban Masalah Lira Turki

ZpDn3nDLQeioYFH2S8Fqaw.jpeg


Euro Menjadi Korban Masalah Lira Turki

Euro terjun ke level terendah di lebih dari satu tahun pada hari Senin karena anjloknya lira Turki guncang pasar global di tengah kekhawatiran bahwa krisis keuangan negara itu bisa menyebar ke pasar Eropa.


Lira jatuh ke rekor terendah terhadap dolar semalam dengan USD/TRY sentuh level 7,0303, sebelum bangkit ke level 6.7779, masih naik 5,84% untuk hari itu.

Lira menemukan beberapa dukungan setelah bank sentral Turki berjanji untuk menyediakan likuiditas dan memotong lira dan persyaratan cadangan mata uang asing untuk bank Turki.

Kekhawatiran atas efek penularan meningkat setelah Bank Sentral Eropa Jumat memperingatkan bahwa sejumlah bank zona euro mungkin terkena penurunan tajam dalam lira Turki.

Mata uang Turki telah jatuh lebih dari 40% tahun ini di tengah kekhawatiran meningkatnya kontrol Presiden Tayyip Erdogan atas kebijakan moneter dan ekonomi dan memburuknya hubungan dengan AS, terutama atas perang di Suriah.

Euro jatuh ke level terendah di lebih dari setahun, dengan EUR/USD turun 0,31% pada level 1,1382 setelah sempat menyentuh level terendah 1,1365 sebelumnya. Penurunan euro terjadi karena lira yang melemah memicu permintaan safe havens, termasuk dolar AS, franc Swiss dan yen.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,15% ke level 96,33, kenaikan terbesar sejak 27 Juni 2017, setelah naik 1,33% minggu lalu.

Yen menguat terhadap dolar dan euro, dengan USD/JPY turun 0,53% hingga diperdagangkan pada level 110,21 dan EUR/JPY turun 0,94% ke level 125,39. Euro jatuh ke posisi terendah satu tahun terhadap franc Swiss, dengan EUR/CHF turun 0,35% ke level 1,1315.

Pound masih tidak jauh di dekat level terendah sejak Juni 2017, dengan GBP/USD di level 1,2760, tertekan oleh dolar yang kuat dan kekhawatiran atas prospek berkembangnya Brexit 'no-deal'.
 
Pasar Asia Masih Terpengaruh Penilaian Pasar Atas Krisis Turki

GRYT0TZLQdGKDMUDalgR6w.jpeg


Pasar Asia Masih Terpengaruh Penilaian Pasar Atas Krisis Turki

Pasar Asia diperdagangkan beragam dalam sesi perdagangan Selasa pagi karena investor terus mencerna dampak ketidakpastian ekonomi di Turki.


Indeks Nikkei 225 Jepang mengungguli indeks regional dan diperdagangkan naik 1,4%, setelah yen melepas beberapa kenaikan yang dicapai baru-baru ini di tengah permintaan safe haven atas ketidakpastian di Turki.

Indeks Shanghai Composite dan SZSE Component China keduanya tergelincir 0,4%, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong mencatat penurunan 0,6%.

Produsen Foxconn Technology Co Ltd Taiwan mendapatkan beberapa fokus setelah laporan laba kuartal kedua yang lebih buruk dari perkiraan. Dengan laba bersih sebesar 14,49 miliar dolar Taiwan, menurut sebuah pernyataan, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata T $ 21,94 miliar.

Di tempat lain, indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,1% setelah saham LG Electronics Inc turun 3,4%. Sementara indeks, S&P/ASX 200 Australia mencatat kenaikan 0,7%.

Lira Turki kembali menjadi pusat perhatian pada hari Selasa setelah memangkas beberapa penurunan baru-baru ini menyusul bank sentral Turki bergerak untuk menenangkan pasar. Mata uang Lira merosot lebih dari 20% dalam empat hari perdagangan.

Beberapa analis percaya sementara ketidakpastian di Turki dapat terus berlanjut, korelasinya terhadap kelas aset sisanya dapat segera menurun.

Kedepannya, Cina akan merilis produksi industri, investasi aset tetap, dan data penjualan ritel di pagi hari.
 
Lira Turki Menguat Menyusul Janji Bank Sentral

dMXfwGCkRIa9LoCRw3HAdg.jpeg


Lira Turki Menguat Menyusul Janji Bank Sentral

Lira Turki menguat dari rekor penurunan di sehari sebelumnya, dibantu oleh langkah-langkah likuiditas bank sentral dan berita dari “conference call” yang direncanakan di mana menteri keuangan Turki akan berusaha untuk meyakinkan investor.


Lira, yang ditutup di angka 6,9 per dolar pada hari Senin, telah melemah 45 persen tahun ini, terpukul oleh kekhawatiran seruan Presiden Tayyip Erdogan untuk menurunkan suku bunga dan memburuknya hubungan dengan AS. Penurunan mata uang Turki telah berkibar di pasar global. Penurunan sebesar 18 persen di sesi Jumat hantam saham AS dan Eropa karena investor cemas tentang eksposur bank ke Turki.

Obligasi denominasi dolar yang diterbitkan oleh perbankan Turki tertentu terus turun di hari Selasa, meskipun obligasi pemerintah stabil. Lira berada di level 6,54 terhadap dolar, naik sekitar lima persen pada hari ini.

Hubungan antara sekutu NATO Turki dan AS berada pada titik rendah, terluka oleh serangkaian masalah dari berbagai kepentingan di Suriah, rencana Ankara untuk membeli sistem pertahanan Rusia dan penahanan seorang pendeta Amerika, Andrew Brunson.

Gedung Putih pada hari Senin mengatakan penasihat keamanan nasional AS John Bolton bertemu duta besar Turki ke Amerika Serikat untuk membahas penahanan Brunson, yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme. Trump telah meminta pembebasannya segera.

Pedagang mengatakan berita bahwa Menteri Keuangan Berat Albayrak akan mengadakan konferensi via telepon dengan hingga 1.000 investor untuk membahas ekonomi mungkin juga telah membantu mendukung mata uang negara tersebut.

Para pejabat bank mengatakan pada hari Senin bank sentral akan memenuhi kebutuhan likuiditas bank dalam lira pada suku bunga overnight 19,25 persen - 150 basis poin di atas tingkat repo mingguan acuan - sebuah langkah yang mereka katakan dapat ditafsirkan sebagai kenaikan tingkat tertutup yang kecil.

Analis mengatakan krisis telah lama terjadi dan mencerminkan penolakan Turki untuk menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi dua digit dan mendinginkan ekonomi yang terlalu panas.

Erdogan, menolak fundamental ekonomi sebagai penyebab melemahnya lira, seraya mengatakan Turki adalah target perang ekonomi dan telah berulang kali menyerukan kepada Turki untuk menjual dolar dan euro mereka untuk menopang mata uang nasional. Dia juga mendesak produsen untuk tidak terburu-buru membeli dolar.
 
Saham Asia Masih Terbebani Kekhawatiran Turki

Kq1FP3IaTOiavwD3Bd8nxA.jpeg


Saham Asia Masih Terbebani Kekhawatiran Turki

Saham Asia melemah pada hari Rabu, gagal mengikuti kenaikan Wall Street, sementara dolar mendekati level tertinggi 13 bulan karena kekhawatiran krisis keuangan Turki membebani minat investor meskipun pergerakan lira menjauh dari titik terendah sepanjang waktu.


Lira, yang jatuh ke rekor rendah 7,24 terhadap dolar pada awal minggu, yang mempengaruhi pasar global, sedikit melemah di level 6,415 setelah rebound lebih dari 8 persen semalam.

Tiga indeks utama Wall Street naik pada Selasa setelah kenaikan lira meredakan kekhawatiran penularan masalah keuangan yang lebih luas untuk saat ini. Sejumlah penghasilan yang kuat juga mendorong saham AS.

Namun, kenaikan saham AS tidak terbawa ke Asia, dengan indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,8 persen setelah naik 0,4 persen di hari sebelumnya ketika lira menunjukkan tanda-tanda stabil.

Hang Seng Hong Kong turun lebih dari 1 persen dan Shanghai Composite Index turun 0,1 persen. Tanda-tanda negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu kehilangan momentum dan konflik perdagangan Sino-AS yang sedang berlangsung telah membebani ekuitas Cina.

Saham Australia naik 0,1 persen dan Nikkei Jepang tergelincir 0,4 persen setelah rally lebih dari 2 persen pada Selasa. Pasar Korea Selatan ditutup untuk liburan umum.

Sementara itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa bahwa Ankara akan memboikot produk-produk elektronik dari Amerika Serikat, membalasnya secara beruntun dengan Washington yang telah mendorong lira ke rekor terendah.

Menggarisbawahi kekhawatiran atas krisis di Turki yang masih terjadi, dolar diperdagangkan mendekati level puncak 13 bulan terhadap sejumlah mata uang, didukung oleh status safe haven-nya.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas meneruskan kenaikan semalam dan mencapai posisi 96,82, level tertinggi sejak akhir Juni 2017. Kenaikan dolar AS diperparah oleh jatuhnya euro, yang telah terhantam oleh potensi risiko pada bank-bank Eropa dari gejolak keuangan di Turki.
 
Dolar Dan Lira Catat Hasil Gemilang

Nw2Vj0xAQcmcQNG2GCLCMg.jpeg


Dolar Dan Lira Catat Hasil Gemilang

Dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi 13 bulan terhadap mata uang mayoritas pada sesi Rabu di tengah kekhawatiran atas efek penularan dari krisis keuangan Turki, sementara lira Turki rally setelah Ankara memukul AS dengan tarif segar.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik 0,09% pada level 96,63 setelah sempat naik hingga ke level 96,76 semalam, terbesar sejak akhir Juni, 2017. Dolar telah didorong oleh melemahnya euro, yang tertekan oleh oleh kekhawatiran atas eksposur bank-bank Eropa ke Turki.

Lira Turki menguat terhadap dolar, dengan USD/TRY sentuh level terendah intraday di level 5,9740. Ini merupakan pertama kalinya lira melintasi kembali di bawah level 6 terhadap dolar yang merupakan psikologis penting sejak terjun ke rekor terendah pada hari Senin.

Lira menguat setelah Turki memberlakukan tarif tambahan pada beberapa impor AS, meningkatkan perselisihan diplomatik dengan Washington. Wakil presiden Turki mengatakan tindakan tersebut sebagai pembalasan atas "serangan yang disengaja" pemerintah AS terhadap ekonomi Turki dalam beberapa pekan terakhir.

Hubungan yang memburuk antara AS dan Ankara dan kekhawatiran tentang meningkatnya kontrol kebijakan Presiden Turki Tayyip Erdogan atas kebijakan moneter dan ekonomi telah menyebabkan lira jatuh lebih dari 40% tahun ini.

Penurunan lira telah mengguncang pasar keuangan di tengah kekhawatiran atas eksposur perusahaan terhadap mata uang dan ekonomi Turki.

EUR/USD terakhir berada di level 1,1333 setelah mencapai level terendahnya semalam di 1,1317, level terlemah sejak 5 Juli 2017. Terhadap yen, dolar menguat, dengan USD/JPY naik 0,17% diperdagangkan pada level 111,34.

Pound diperdagangkan mendekati posisi terendah 13-bulan karena kekhawatiran atas prospek yang berkembang Brexit no-deal dan data ekonomi yang mengarah ke perlambatan pertumbuhan upah. GBP/USD berada di level 1,2728 setelah merosot ke level terendah di 1,2692 semalam.
 
Back
Top