GrandCapital
New member
Minyak Dihantui Oleh Melimpahnya Persediaan di AS
Minyak Dihantui Oleh Melimpahnya Persediaan di AS
Stok minyak mentah AS bertambah sebanyak 2,3 juta barel hingga pekan 16 Desember, berlawanan dengan pasar yang berekspektasi persediaan di AS berkurang. Minyak mentah berjangka tergelincir di sesi Kamis setelah persediaan minyak mentah AS yang melimpah ruah di pekan lalu, namun kerugian pasar dibatasi oleh melemahnya dolar AS.
Kenyataannya, sebelum turun, harga minyak mentah sedikit menguat di sesi Kamis pagi. Pada perdagangan di New York Mercantile Exchange, minyak mentah light sweet kontrak pengiriman Februari yang saat ini turun 0,61% sempat berada di level $52,23 per barel atau turun 26 sen, atau 0,5%, di sesi perdagangan elektronik Globex. Sementara minyak Brent yang saat ini turun 0,57% di bursa ICE Futures London, sebelumnya tergelincir 26 sen, atau 0,5%, ke level $ 54,19 per barel.
Dolar terakhir turun 0,5% di level 93,19, menurut Wall Street Journal Indeks Dollar. Terhubung bisnis minyak dilakukan dalam mata uang dolar, sehingga mata uang AS yang lemah berarti minyak lebih murah bagi pedagang asing.
Tren hrga minyak sedikit bearish setelah Administrasi Informasi Energi melaporkan persediaan minyak mentah AS bertambah 2,3 juta barel di pekan hingga 16 Desember, meruntuhkan ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan. Para analis menduga, tingginya impor minyak AS menjadi penyebab di balik kenaikan persediaan yang tak terduga ini. Impor bersih tumbuh sebesar 1 juta barel menjadi 7,9 juta barel pada periode tersebut.
Harga minyak juga mengalami tekanan setelah Libya National Oil Co mengatakan jaringan pipa yang yang lama ditutup telah dibuka kembali di bagian barat negara itu. Jika berkelanjutan, produksi minyak baru, bisa memasok minyak mentah 270.000 barel per hari dalam tiga bulan ke depan.
Minyak Dihantui Oleh Melimpahnya Persediaan di AS
Stok minyak mentah AS bertambah sebanyak 2,3 juta barel hingga pekan 16 Desember, berlawanan dengan pasar yang berekspektasi persediaan di AS berkurang. Minyak mentah berjangka tergelincir di sesi Kamis setelah persediaan minyak mentah AS yang melimpah ruah di pekan lalu, namun kerugian pasar dibatasi oleh melemahnya dolar AS.
Kenyataannya, sebelum turun, harga minyak mentah sedikit menguat di sesi Kamis pagi. Pada perdagangan di New York Mercantile Exchange, minyak mentah light sweet kontrak pengiriman Februari yang saat ini turun 0,61% sempat berada di level $52,23 per barel atau turun 26 sen, atau 0,5%, di sesi perdagangan elektronik Globex. Sementara minyak Brent yang saat ini turun 0,57% di bursa ICE Futures London, sebelumnya tergelincir 26 sen, atau 0,5%, ke level $ 54,19 per barel.
Dolar terakhir turun 0,5% di level 93,19, menurut Wall Street Journal Indeks Dollar. Terhubung bisnis minyak dilakukan dalam mata uang dolar, sehingga mata uang AS yang lemah berarti minyak lebih murah bagi pedagang asing.
Tren hrga minyak sedikit bearish setelah Administrasi Informasi Energi melaporkan persediaan minyak mentah AS bertambah 2,3 juta barel di pekan hingga 16 Desember, meruntuhkan ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan. Para analis menduga, tingginya impor minyak AS menjadi penyebab di balik kenaikan persediaan yang tak terduga ini. Impor bersih tumbuh sebesar 1 juta barel menjadi 7,9 juta barel pada periode tersebut.
Harga minyak juga mengalami tekanan setelah Libya National Oil Co mengatakan jaringan pipa yang yang lama ditutup telah dibuka kembali di bagian barat negara itu. Jika berkelanjutan, produksi minyak baru, bisa memasok minyak mentah 270.000 barel per hari dalam tiga bulan ke depan.