Ceramah di Banyuwangi, Baasyir Didemo

Kalina

Moderator
BANYUWANGI - Meski sempat ditentang segelintir ormas, amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz Abu Bakar Baasyir akhirnya menginjakkan kaki di Banyuwangi. Kehadiran pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo itu untuk memberikan ceramah agama di Masjid Ahmad Dahlan, Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi.

Kehadiran Baasyir kemarin mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Sebanyak 100 personel dikerahkan untuk mengamankan jalanya pengajian rutin Ahad pagi tersebut. Sejak pukul 05.00, ribuan jamaah sudah memenuhi halaman masjid hingga sepanjang jalan Adi Sucipto. Baasyir bersama rombongan tiba di Banyuwangi pukul 01.30 setelah dari Lumajang. Pagi harinya, ustadz berjambang putih ini sempat menjadi imam salat subuh berjamaah di Masjid Ahmad Dahlan.

Setelah memberikan ceramah di Masjid Dahlan, Baasyir juga didaulat memberikan siraman rohani di Masjid At-Taqwa di Jalan Bangka, Kelurahan Lateng, Banyuwangi. Selain itu dia juga direncanakan melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh Organisasi Massa Islam usai melakukan ceramah. Dalam ceramahnya, Baasysir menekankan akan pentingnya memahami makna Dienul Islam. Dia juga mengajak umat Islam untuk memerangi kezaliman.

Menurutnya istilah tersebut tidak diartikan secara sempit yaitu sebagai agama. Namun dirinya mengharapkan pengertian itu dimaknai sebagai sarana dan aturan hidup umat itu sendiri. "Tentunya pemaknaan yang benar dengan sendirinya dapat mendukung penegakan syariat Islam," jelasnya.

Dia juga mengharapkan umat untuk tidak takut untuk berjuang menegakkan syariat Islam. Sebab antek-antek Yahudi melalui Amerika Serikat selalu akan memusuhi orang yang berupaya menegakkan aturan Allah. Mereka tidak akan senang umat Islam menjalankan ajarannya secara benar. "Lebih baik kehilangan nyawa daripada harus kehilangan Keislaman," tegasnya.

Kegiatan ceramah yang berlangsung lebih kurang satu jam tersebut berjalan lancar. Hanya saja belasan massa di sisi selatan lokasi penyelenggaraan kegiatan tersebut, tetap saja menolak kedatangan Baasyir. Hanya saja ancaman untuk mengerahkan massa yang besar seperti saat dialog dengan pihak kepolisian beberapa waktu lalu tidak terjadi. Mereka hanya melakukan orasi dan menenteng poster penolakan.

Sementara itu ditemui usai memberikan ceramah, Baasyir mengatakan kedatangannya ke Banyuwangi hanya sekadar menerangkan ajaran Islam yang benar. Terkait penolakan, dirinya beranggapan secara sadar maupun tidak perbuatan mereka telah memerangi Islam. "Tentunya aksi itu jelas untuk menolak Islam," katanya.

Mengenai isu dirinya menolak Pancasila, Baasyir menegaskan bahwa dasar negara itu tidak bertentangan dengan Islam. Malah dia menjelaskan sesungguhnya jika orang yang ingin menegakkan Syariat Islam justru mendukung Pancasila. Dengan sedikit berkelakar dia mengatakan jika Pancasila bisa berbicara tentunya lambang negara itu akan mendukung ditegakkannya syariat Islam. "Syariat Islam tidak bertentangan dengan Pancasila," tandasnya.

Disinggung mengenai wacana reposisi Polri di bawah Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Baasyir mengatakan itu merupakan sistem negara. Dirinya tidak bersedia menjelaskan lebih lanjut karena merupakan kewenangan negara. Namun dirinya memandang hendaknya rencana tersebut didasari asas manfaat dan tidak ada pelangaran dalam pelaksanaan tugas. "Namun di negara lain seperti Malaysia, polisi berada di bawah Mendagri," jelasnya.

Dia menduga di balik rencana reposisi Polri dilatarbelakangi kesalahan petugas keamanan tersebut menangani kasus kerusuhan di Poso. Densus 88 menurutnya telah melakukan kesalahan fatal dalam penciptaan kedamaian di Poso. "Umat Islam yang ingin membela diri disebut teroris sementara itu pelaku lainnya yang semestinya dihukum malah dilindungi," katanya membakar semangat jamaah.

Dijelaskan, berlarut-larutnya penanganan kasus Poso bisa juga disebabkan pemerintah tidak adil dalam mengambil langkah dan kebijakan. Salah satunya sebelum Tibo Cs (dalang kerusuhan Poso) dieksekusi, orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) malah tidak diproses. Namun setelah Tibo Cs dihukum barulah polisi bergerak. Dia menduga ada kesengajaan untuk tidak memproses kasus kerusuhan di Poso. "Diperiksa pun saksinya sudah tidak ada. Ketiga saksinya sudah keburu dieksekusi," katanya.
 
emangnya baasyir ditentang kenapa sih?

kenapa ya orang2 pada rese kalo melihat orang yang menjalankan agama dan kepercayaannya masing2 ?
 
mungkin.. karena berita-berita miring tentang Ba`asyir sebelumnya.. yang katanya.. terkait dengan kasus bom bali, lah.. dll.. tapi, waktu di jember.. fine-fine aja, kok. (warga jember kan selalu bisa menghargai orang)
 
kan dia gak terlibat ama bom bali.....
hanya amerika aja yang begitu bernafsu untuk memenjarakannya
 
Back
Top