China Jatuhkan Hukuman Mati kepada Lai Xiaomin, Pebisnis yang Terbukti Korupsi

spirit

Mod
w1200

Bisnis.com, JAKARTA - China, di era kepemimpinan Presiden Xi Jinping, menjatuhkan vonis hukuman mati bagi pebisnis yang terbukti melakukan korupsi. Vonis yang sangat jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir itu kini menimpa Mantan Presiden China Huarong Asset Management Co. Lai Xiaomin.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (5/1/2021), Lai Xiaomin setelah menjalani penyelidikan pada 2018 dikenai hukuman mati setelah menerima suap dan melakukan bigami oleh pengadilan Tianjin. Lai terbukti menerima 1,79 miliar yuan (US$277 juta) pada 2008 dan 2018.

Hukuman mati ini tidak biasanya terjadi pada kasus korupsi di China, meski Partai Komunis China semakin keras dalam menetapkan hukuman terhadap pelaku di kalangan pemerintahan dan pejabat korporat. Namun, hukuman yang sama pernah dijatuhkan kepada mantan Wali Kota provinsi Shanxi pada 2018.

Pada 2016, China menaikkan ambang batas hukuman mati terkait korupsi menjadi 3 juta yuan dari 100.000 yuan, tetapi hukuman tersebut jarang diterapkan.

Mo Shaoping, pengacara yang berbasis di Beijing, mengatakan kasus suap lebih banyak berujung pada vonis penjara seumur hidup ketimbang hukuman mati.

“[Namun dalam kasus ini], nilai korupsi cukup besar, mungkin yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” kata Mo.

Besarnya nilai korupsi disebutkan menyulut kemarahan masyarakat.

“Kasus tersebut juga memicu kemarahan publik. Pada kondisi saat ini, hukuman mati jelas memberikan peringatan - dan yang terpenting - menghancurkan keyakinan bahwa korupsi tidak bisa dihukum mati,” lanjutnya.

Lai mengakui perbuatannya pada akhir tahun lalu di stasiun TV negara. Dia menjelaskan dengan terperinci bagaimana dia menerima suap dengan pembayaran cash dan memindahkan uang menggunakan beban bagasi ke apartemen di Beijing.

Polisi memergoki adanya uang senilai lebih dari 200 juta yuan di apartemen tersebut. Setelah penangkapannya pada 2018, dia diketahui memiliki sejumlah properti, jam mewah, mobil, emas, dan koleksi seni.

Dalam persidangan disebutkan bahwa tindakan Lai telah membahayakan keamanan dan stabilitas keuangan negara.

Kontribusinya yang "signifikan" dalam memberikan petunjuk tentang tindakan kriminal yang mendasarinya tidak cukup untuk membenarkan keringanan hukuman, seperti disebut dalam pengadilan.

Huarong merupakan salah satu BUMN China yang dibangun pada 1999 untuk membersihkan sistem perbankan yang penuh dengan utang berkinerja buruk. Pada awal pencatatan saham, Huarong menjual saham senilai US$2,5 miliar pada 2015, menciptakan nilai pasar lebih dari US$15 miliar. Sahamnya di Hong Kong sekarang bernilai kurang dari sepertiga dari itu.

Di bawah kepemimpinan Lai, Huarong telah melakukan ekspansi bisnisnya ke sektor sekuritas, pengelolaan aset, investasi, dan lainnya yang menyimpang dari mandat awal.

Seorang kepala perusahaan tersebut mengatakan bahwa Lai hanya peduli dengan profit instan dan investasi berisiko tinggi seperti properti dan saham.

Tak hanya itu, dia juga membangun budaya nepotisme dengan mempekerjakan orang-orang dari tempat asalnya di provinsi Jiangxi, bahkan sampai posisi koki di perusahaannya.


.
 
Back
Top