Cinta Pada Orang Biasa

resi_dj

New member
Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu atau istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Tuhan, hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir, manusiawi lah). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.

Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan dua bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang santri, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim.

Dia bukanlah santri atau perempuan berjilbab yang kalem (dalam dunia Islam, biasa disebut akhwat). Teman saya ini sama seperti saya. Bahkan sering ikutan trend. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan.

imre_caem_319200655835PM_my-love-fountain-2.jpg

Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan?
Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sebenarnya). Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. Hanya itu saja. Selebihnya, kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol, hanya berdua di taman rumahnya. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya.

“Aku gak bisa tidur.” Dia memandang saya dengan wajah memelas.

Saya paham kondisinya saat ini. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan lampu taman.

Kenapa kamu memilih dia?” tanyaku langsung.

Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari duduknya sambil meraih HP disaku bajunya. Ia masuk dalam kamar dan perlahan dia membuka laci meja riasnya. Lalu kembali ke taman dan menyerahkan selembar amplop pada saya.

Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih? Saya memandangnya tak mengerti. Sahabat saya malah tertawa geli.

“Buka saja.” katanya.

Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih. Saya membaca satu kalimat di atas dideretan paling atas.

“Busyet dah, nih orang.” Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia Chanya tertawa melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

26310_STORY-3.jpg


Kepada Yth

Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya

Di tempat

Assalamu’alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat
ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama …… menginginkan anda …… untuk menjadi istri saya.

Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya.

Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.

Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.

Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.

Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu’alaikum Wr Wb

>:'(>:'(Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat ‘lamaran’ yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

“Kenapa kamu memilih dia.” sekali lagi saya tanyakan itu.

“Karena dia manusia biasa.” Dia menjawab mantap.


Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Tuhan yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku.”

“Maksudnya?”

“Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling tidak, aku tau bahwa dia tak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha.”


“Ssttt.” Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita ngobrol rahasia. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jangkrik terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing.

“Sudah tidur sana. Besok kamu kucel, nanti aku yang dimarahin Mama.”
Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.

“Gik…”

“Tidur. Dah malam.”
Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya tak bakal tidur semaleman, nih.

images
Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah ‘proses usaha’.

Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan ‘nama’. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang ‘melekat’ pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena ridho Tuhan semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.

Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas: “Cinta tumbuh karena suami atau istri (belahan jiwa).”

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa.

*seperti diceritakan Yuni kepada perempuan.com

@-->@-->@-->
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

Saya, yang bernama …… menginginkan anda …… untuk menjadi istri saya.

Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya.

Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.

Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.


klo kk' kirim ini ke Pujaan hati kk opo dia mau...?
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

sabar wae tu asih... klo dah waktu nya mgkin mas ney2 bkalan lakuin dgn cara yg beda..
yg lbih berasa lagi.. heheheh.
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

waah.. andai gue yang dilamar kayak gitu.. tak antemi iku cowok.. hiahahahaha
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

kalo aku.. ndak berani nerima seseorag yang ndak punya apa-apa.. -_-a
karena, menikah bukan hanya untuk berdua..
kalo menerima orang yang ndak punya apa-apa, jangan mikir untuk punya anak, deh.. karena tanggung jawab akan lebih besar, ngasih makan bukan untuk dua mulut lagi.. tapi bermulut-mulut.. masa depan anak..penting :) jadi, menikah jangan berpikir untuk berdua aja.. kasian..
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

:(

Suatu saat, saya akan melakukan yang lebih hebat dari itu...

karena wanita yang saya pilih adalah wanita hebat yang mampu menghebatkan saya.. merekatkan dua keluarga dalam satu ikatan kasih sayang dan menjadi ibu yang super bagi buah hati kami kelak. Amin..


Bismillah...
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

cerita nya bagus... dah kn klik tu...

waaah kakuaaaaaaaakk..ada kakuaaaaaaakk hehe makaciih kliknya kak, oiyaaaaaww mo ngirim ke sapa nih jadinya kemarin?:p

Andaikan aku yang di lamar kaya gitu, subhannallah... :(

amiin...tiap orang punya cara sendiri non, moga-moga dikau bisa dilamar dengan cara indah yang berkenan di hatimu:)

sabar wae tu asih... klo dah waktu nya mgkin mas ney2 bkalan lakuin dgn cara yg beda..
yg lbih berasa lagi.. heheheh.

siiip

cinta tidak perlu di cari,dia akan datang sendiri

iya om....dan permasalahannya di sini lebih ke kemantapan ambil keputusan dalam memilih pendamping hidup
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

waah.. andai gue yang dilamar kayak gitu.. tak antemi iku cowok.. hiahahahaha


om pooooooooooop..om pooooooop... mo ngantemi pakai opo? iki, aku nyumbang palune..antem pale wae om

aku melu ngantemi donk om pop....

jangan lupa dicincing jarite jeng..ben ga kesrimpet :D

kalo aku.. ndak berani nerima seseorag yang ndak punya apa-apa.. -_-a
karena, menikah bukan hanya untuk berdua..
kalo menerima orang yang ndak punya apa-apa, jangan mikir untuk punya anak, deh.. karena tanggung jawab akan lebih besar, ngasih makan bukan untuk dua mulut lagi.. tapi bermulut-mulut.. masa depan anak..penting :) jadi, menikah jangan berpikir untuk berdua aja.. kasian..

hidup itu pilihan....
aku salut sama keberanian kisah dua orang sederhana yang nyata itu, asal terus usaha and ikhtiar..aku rasa no problemo...

selain kutipan surat lamaran dari pria biasa itu,aku paling suka kalimat ini

“Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling tidak, aku tau bahwa dia tak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha.”

yaps bwener bianget...aku juga mikir gitu, yang penting menurutku, bisa saling menguatkan kalaupun terjatuh, bisa diajak bangkit, dan berjuang bersama..wew delicious....yummi:)

:(

Suatu saat, saya akan melakukan yang lebih hebat dari itu...

karena wanita yang saya pilih adalah wanita hebat yang mampu menghebatkan saya.. merekatkan dua keluarga dalam satu ikatan kasih sayang dan menjadi ibu yang super bagi buah hati kami kelak. Amin..


Bismillah...

amiin..amiin..i'll pray for you bos, mudah-mudahan dikau segera menemukan perempuan biasa yang dikau cintai dan pilih dengan kesederhanaan cintamu yang terasa spesial di hatinya :)
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

KAka' blum lihat wanitanya yg bkalan kk" lamar kyk gitu...
heheheh
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

weheeeeeeee tuh kak...disemangati sama rajakadal....maju teruuuuuuuuuuuusss!!


@ om lolo:waaahh bahkan om lolo bisa lebih keren dari itu......temukan caramu om..

oh iyaaaaaaaaaa.....

ayooo... nta red, mina, om poooop, om lolo, jeng bla bagi donk
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

nah kalo ada yang bilang gini gmn (ngarep jawaban ini)

mecintai orang yang kita nikahi....
itu lebih baik dari pada
menikahi orang yang kita cintai....

ki piyeeee to kamsute ??
rak ngerti aku
 
Bls: Cinta Pada Orang Biasa

wekeke kuwi entuk tekan endi to pak gur???

piye ya maksudnya? aku ya mumet....apa maksudte ngunu nrimo aja yang udah kita dapat apa piye hayoo??

mumet....bintang sik, ben ora mumet
 
Back
Top