Dewa Emas

singthung

New member
Demikian yang telah saya dengar,

Pada suatu ketika, Buddha berdiam di kota Sravasti di Biara Jetavana dalam Taman Anathapindika. Pada saat itu, di sebuah negeri hiduplah seorang perumah tangga yang kaya yang memiliki perhiasan, dan harta yang banyak sekali. Dia menikahi seorang wanita dari kastanya sendiri, dan telah melahirkan seorang anak laki-laki yang memiliki warna emas.

Pada saat kelahirannya, seorang peramal dipanggil untuk meneliti anak itu dan memberikan nama 'Dewa Emas' kepadanya. Ketika anak laki-laki itu lahir muncullah di rumah sebuah sumur yang lebarnya 8 cubit, dan dalamnya 8 cubit, dan ketika air diambil dari sumur itu, apapun yang seseorang inginkan akan muncul,makanan, pakaian, minuman, emas atau perak, atau permata pengabul harapan.

Ketika anak itu dewasa, dia belajar pengetahuan, perumah tangga itu, berpikir bahwa inilah waktunya bagi dia untuk menikah, mencari seorang perempuan yang memiliki warna dan semanis anak laki-lakinya. Pada saat itu hiduplah di tanah Jampaka seorang perumah tangga yang kaya yang memiliki seorang anak perempuan yang bernama Sinar Emas, yang sungguh luar biasa cantik bentuk dan warna kulitnya, dan di rumahnya juga muncul sebuah sumur ajaib ketika dia lahir. Orang tua perempuan mencari seorang suami yang memiliki warna emas dan semanis dia, dan ketika mereka mendengar perumah tangga dan anak emasnya mereka membawa anak perempuannya ke Sravasti dan menikahkannya dengan anak lelaki itu.

Dewa Emas mengundang Buddha dan Sangha ke rumahnya dan menghormati mereka. Ketika Bhagava mengajarkan dharma sempurna, anak, istri, dan orangtuanya terbebas dari karma buruk yang telah terakumulasi selama 200 ribu kalpa, pikiran mereka menjadi murni dan mereka menjadi pemenang arus.

Dewa Emas dan Cahaya Emas meminta izin orang tua mereka untuk bergabung dengan sangha. Ketika ini diberikan, mereka pergi menghadap Buddha, bersujud di kaki Buddha beranjali dan memohon Bhagava dengan welas asih untuk mengizinkan mereka masuk dalam dalam Pesamuhan Sangha. Kemudian Buddha berkata, "Selamat datang", rambut mereka dicukur dan mereka mengenakan jubah merah. Dewa Emas menjadi seorang bhikkhu Sangha, Cahaya Emas berdiam sebagai sebagai seorang bhikkhuni bersama Mahaprajapati. Dalam waktu singkat, mereka berdua menjadi arahat diberkahi dengan 3 pengetahuan,6 kekuatan supernatural, 8 kebabasan, dan semua berkah.

Oleh karena itu, yang mulia Ananda berkata kepada Buddha,"Bhagava, Bhikkhu Dewa Emas dan Bhikkhuni Cahaya Emas memiliki kebajikan apa yang telah mereka lakukan sehingga muncul dua sumur pengabul harapan ketika mereka lahir, sumur yang memberikan apapun yang diinginkan semua orang. Apa alasan hal ini terjadi?"

Buddha menjawab, "Ananda, di masa lampau, 61 kalpa yang lalu, ketika Buddha Vipasyin, muncul di bumi dan mengajarkan dharma dan mencapai pencerahan, para bhikkhu yang mengikuti ajaranNya pergi mengelilingi semua kota untuk memberikan manfaat kepada semua makhluk hidup.

Pada saat itu, hiduplah seorang pangeran yang kaya berasal dari kasta atas yang memberikan kekayaannya untuk memenuhi kebutuhan makanan dan jubah para bhikkhu. Juga terdapat seorang pria dan istrinya yang pada saat itu adalah pengemis.Pasangan ini berpikir, “Ketika orang tua kami hidup dan mereka memiliki harta benda dan kekayaan, kami tidak pernah bertemu dengan sangha yang mulia. Sekarang ketika kami jatuh miskin dan menjadi pengemis, sangha datang untuk membantu semua makhluk hidup.Semua pangeran dan orang kaya memberikan persembahan kebutuhan, dan kami tidak memiliki apapun untuk diberikan. Jika, dalam hidup ini, kami tidak dapat memberikan persembahan, apa yang akan terjadi pada kami di kehidupan selanjutnya kami tidak tahu.”

Sang istri berkata, “Pergi dan carilah harta benda masa lampau orangtuamu. Mungkin kamu akan menemukan sesuatu di sana. Jika kamu melakukannya, kita bisa membuat persembahan kepada sangha.” Pengemis itu pergi ke sana menggali tanah dan menemukan sebuah koin emas.Membeli sebuah kendi baru, mereka mengisinya dengan air, memasukkan koin emas ke dalamnya, dan menghiasi kendi itu dengan cermin yang merupakan milik istrinya,kemudian mempersembahkannya kepada sangha.

Persembahannya diterima dan beberapa dari bhikku menggunakan kendi itu untuk membawa air, ada beberapa mengunakan kendi itu untuk mencuci tangan, ada lagi yang digunakan untuk mencuci patta. Ketika pasangan pengemis itu melihat hal ini, mereka bermudita dan kembali ke rumah,tidak lama setelah itu mereka meninggal dan terlahir di alam tiga puluh tiga dewa.

Ananda, kedua orang ini yang disebut Dewa Emas dan Cahaya Emas, adalah pasangan pengemis yang mengisi kendinya dengan air dan mempersembahkannya dengan koin emas dan cermin. Dengan kekuatan persembahan itu, mereka terlahir cantik dan bersinar seperti emas selama 61 kalpa. Karena, pada saat itu, mereka melakukan sangat sedikit kebajikan dengan pikiran penuh keyakinan, mereka sekarang mencapai akhir samsara dan menjadi arahat.

Ananda, ini adalah buah dari kebajikan dan seseorang harus tekun melaksanakannya. Dengan memberikan hadiah kecil, wanita pengemis diberkahi dengan kumpulan kebajikan yang tidak terbayangkan." Ketika Ananda dan kumpulan besar mendengarkan kata-kata Buddha, mereka percaya. Kemudian mereka mengerti akan pengumpulan kebajikan untuk pembebasan,berkeyakinan penuh, dan bermudita.


Sutra of the Wise and the Foolish
 
Back
Top