Film Indonesia: Sepuluh

Kalina

Moderator
film20171.jpg


Mencari Kesempurnaan Cinta dalam Ketidaksempurnaan Hidup

Kisah perjuangan hidup seorang ibu bernama Yanti (diperankan oleh Rachel Maryam) dalam mencari anaknya yang hilang, seorang ayah bernama Thomas (diperankan oleh Ari Wibowo) yang ingin menjalin kembali hubungan yang erat dengan putranya, serta seorang anak jalanan bernama Mongki bersama kawan-kawannya yang harus menghadapi kekerasan dan ketidakadilan kehidupan anak jalanan dan dunia hitam. Ketiganya akhirnya dipertemukan kembali setelah sekian tahun berpisah, meskipun itu terjadi ditengah perjuangan mereka menghadapi problema hidup masing-masing


Pemain :
Ari Wibowo
Rachel Maryam
August Melasz
Keke Harun
Yofana
Sutradara :
Henry Riady
Penulis :
Henry Riady
Doddy Soeriapoetra

Trailer

ini baru film bermutu..
 
All,

Film Sepuluh akan Release secara serentak Nasional tanggal 5 Feb 2009. Malam minggu ini, 31/1/2009, sudah dilaksanakan Mid Nite Show serentak di 3 kota besar Indonesia (Medan - Sun21, Bandung - Empire BIP21, dan Surabaya - Tunjungan21).

Jumlah Penonton di Medan 90% full dari total 439 bangku di 2 studio
Jumlah Penonton di Bandung 100% full dari total 500 bangku di 2 studio
Jumlah Penonton di Surabaya 90% full dari total 448 bangku di 2 studio

Komentar mereka yang sudah nonton:
30% senang karena bisa liat performancenya Ari Wibowo lagi di layar lebar
40% senang dengan thema cerita yang berbeda dari thema cerita film Indonesia saat ini yang didominasi oleh thema hantu, thriller, komedi, sex komedi dan menyangkut agama
20% senang dengan OST film SEPULUH yang menampilkan suara Ipang yang khas
10% senang dengan kualitas gambar dan alur ceritanya

Bagaimana? Penasaran, tungguin 5 Feb 2009 di semua 21 & Blitz serentak di seluruh Indonesia

SEPULUH
Sebuah karya dari Henry Riady

Gala Premier : 3 Februari 2009
Beredar : 5 Februari 2009 (21 & Blitz Megaplex)
www.film-sepuluh.com

Perjuangan Tragis Anak Jalanan Jakarta

Mencari Kesempurnaan Cinta dalam Ketidaksempurnaan Hidup

Akhirnya, nasib malang anak jalanan Jakarta diangkat secara spektakular ke dalam film bertajuk SEPULUH karya Henry Riady. Film ini diputar secara serentak diseluruh jaringan bioskop XXI dan Blitz pada Kamis, 5 Februari 2009. SEPULUH juga berhasil menarik Ari Wibowo kembali untuk pertama kalinya setelah 15 tahun 'hilang' dari film layar lebar. Peraih Piala Citra 2003 untuk kategori pemeran pendukung terbaik, Rachel Maryam tampil menyentuh dengan perannya sebagai ibu yang kehilangan putri tunggalnya. Di film ini, Henry berhasil mengumpulkan kru yang luar biasa, sebut saja Didi Petet, Addie MS, Dewi Alibasah, German Mintapradja, Ipang dan Iri Supit. Film yang awalnya berangaran 5 milyar rupiah ini diselesaikan dengan total biaya 12,7 milyar rupiah

Lewat mata kameranya, Henry merangkai kisah pergulatan hidup seorang ibu bernama Yanti (diperankan oleh Rachel Maryam) yang bekerja sebagai buruh cuci di perkampungan kumuh Jakarta, seorang ayah bernama Thomas (diperankan oleh Ari Wibowo yang comeback setelah 15 tahun tak bermain di film layar lebar) seorang pengusaha yang ingin menjalin kembali hubungan yang erat dengan putranya, dan seorang anak jalanan bernama Mongki bersama kawan-kawannya yang harus menghadapi kekerasan dan ketidakadilan kehidupan anak jalanan dan dunia hitam.

Fenomena sosial berupa maraknya perdagangan anak dibawah umur belakangan memang semakin merajalela. Modus berupa penculikan anak kerap terjadi di kota besar Jakarta kita. Selain diniatkan sebagai komoditi seksual, perdagangan anak juga disinyalir menjadi mata rantai dari penjualan organ tubuh ke seantero dunia.

Tema yang luput dari perfilman Indonesia kontemporer ini dengan jeli dilihat oleh Henry Riady. Skenario yang ditulisnya bersama Doddy Soeriapoetra dan Nico Hermanu diberi judul SEPULUH ini diolah menjadi sebuah drama menyentuh yang menggugah rasa kemanusiaan. Dengan cerdik, SEPULUH tak hanya menyorot seputar penculikan anak dari sisi kriminal, namun dibalut dengan kisah seorang perempuan tegar yang mengalami cobaan demi cobaan sepanjang hidupnya.

Sepuluh tahun lalu, Yanti masuk penjara akibat jebakan yang dipasang Aditya (Mario Tanzala), suaminya yang pecandu narkoba. Ini pukulan kedua yang harus diterima Yanti setelah Maria, putri semata wayang hilang bagai ditelan bumi.

Usai menjalani masa tahanan, Yanti berusaha membangun kembali hidupnya. Meski berusaha tegar, Yanti tidak bisa menghilangkan kenangan akan Maria. Kotak musik dan foto-foto Maria menjadi penghibur bagi Yanti untuk melanjutkan hidup, sampai akhirnya ia bertemu dengan Mongki (Yofana), gadis cilik yang dijadikan pengemis dan pengamen jalanan oleh Dargo (August Melasz), preman kelas kakap yang merajai kawasan itu. Kedekatannya dengan Mongki menjadi semacam ’obat penawar rindu’ terhadap putrinya Maria.

Semakin Yanti mengenal Mongki, dia makin sadar akan eksploitasi anak dan penjualan organ ilegal yang dilakukan Dargo. Dengan berjalanannya waktu, ia menyadari bahwa satu per satu anak-anak jalanan sekitar Mongki menghilang tanpa jejak, membuat Yanti takut Mongki, yang telah mulai disayanginya, akan menjadi korban selanjutnya, dan akan lebih takutnya akan kemungkinan anaknya Maria sudah mengalami akhir yang sama seperti anak-anak jalan Jakarta yang sudah hilang.


Di waktu puncak pertemanan dengan Mongki, Yanti menyadari Mongki kemungkinan mengetahui tetang kehilangan Maria. Apakah ini Maria anak Yanti, apakah Yanti akan terus berusaha mencari anak yang diapun tak kenal wajahnya? Bagaimana reaksi Yanti saat mengetahui bahwa Mongki dapat dihukum karena membongkar rahasia dunia hitam yang dikuasai Dargo?

Di sisi lain, rasa takut menghantui Thomas (Ari Wibowo) karena setelah kematian sang istri Andrea, ia cemas anaknya akan mengalami sakit gagal ginjal yang sama dan dapat meninggal kapan saja. Maka pada hari ulang tahun anakanya, Thomas ingin menjalin kembali hubungan dengan putra satu-satunya David yang sempat dingin karena kesibukan bisnisnya sebagai pengusaha. Namun malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. David anak tunggalnya ternyata menderita kelainan ginjal.

Satu-satunya cara menyelamatkan David adalah dengan melakukan transplantasi ginjal. Namun donor ginjal yang diharapkan tak kunjung datang dan Thomas berperang dengan waktu. Sejauh mana Thomas mempertaruhkan dirinya untuk menyelamatkan nyawa anaknya? Berhasilkah dia memperoleh ginjal untuk anaknya dalam satu malam?

Dalam kondisi putus asa, Thomas akhirnya mendatangi Dargo (August Melasz) untuk mendapatkan ginjal sehat bagi David. Satu setengah milyar rupiah, harga yang harus dibayar Thomas untuk sebuah ginjal baru. Tetapi, hal ini tidak semurah dan semudah yang dikira Thomas. Dengan adanya aparat kepolisian yang sudah memantau kekerasan dan perdagangan anak yang sedang meningkat, berhasilkah dia memperoleh donor untuk sang anak terkasih?

Dengan balutan kisah seperti itu, sungguh wajar jika SEPULUH akan membuat kita bersimpati melihat sepak terjang Yanti dan Thomas. Satu hal yang juga mengharukan adalah pertemuan mereka kembali setelah sekian tahun berpisah, meskipun itu terjadi ditengah perjuangan mereka menghadapi problema hidup masing-masing.

SEPULUH menjadi produksi perdana dari First Media Productions sekaligus debut dari sutradara muda Henry Riady (yang baru berusia 19 tahun). Anak ke-empat dari James Riady ini sangat tertarik dengan isu kemanusiaan dan merasa tertantang untuk mengolah cerita sekompleks film SEPULUH. Saat ini, Henry tercatat sebagai mahasiswa semester 4 jurusan sinematografi di Biola University, Los Angeles.

Dengan mengambil fenomena perdagangan organ ilegal dengan korban anak jalanan sebagai latar belakang cerita, Henry mengajak kita semua untuk sejenak merenungkan makna dari kata pengorbanan. Apakah selama ini kita telah cukup memberikan apa yang kita miliki secara tulus, kepada orang-orang di sekitar yang membutuhkan, terlebih kepada kelompok marginal yang sering kali lupakan.

Inilah potret suram kota besar Jakarta yang biasa terlihat dari balik kaca mobil kita. Suka tidak suka, kaca mobil kita seringkali menjadi halangan untuk dapat melihat realita Jakarta dan juga orang-orang yang kita seharusnya kasihi. Semoga film ini bisa memberi inspirasi untuk bisa melakukan sesuatu untuk orang-orang yang kita cintai sebelum terlambat.

Henry mengaku tergugah melihat kehidupan anak jalanan dan berharap filmnya ini mampu membangkitkan kepedulian masyarakat pada anak jalanan. ”Saya merasa tergugah melihat banyak anak jalanan yang terkungkung dalam lingkaran setan kemiskinan dan jerat komplotan perdagangan anak ilegal. Saya berharap melalui film SEPULUH, kami mampu menggugah kepedulian seluruh lapisan masyarakat untuk mengembalikan masa depan yang cerah bagi anak jalanan di Jakarta,” ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan Ari Wibowo. Usai membaca skenario SEPULUH, ayah dari Kenzo Wibowo ini langsung tertarik untuk berpartisipasi. ”Setelah membaca skenario film SEPULUH dan mengetahui visi penggarapan proyek ini, saya merasa terpanggil untuk turut ambil bagian. Senang rasanya bisa kembali ke dunia film setelah lima belas tahun absen. Saya menikmati proses syuting bersama Rachel, Keke dan Agus Melasz. Saya juga kagum dengan Henry, di usianya yang masih 19 tahun, dia punya visi yang dalam dan mempunyai talenta luar biasa dalam menyutradarai film ini. Saya yakin dengan talentanya itu, Henry mempunyai masa depan yang cerah dan mampu mengangkat kualitas perfilman Indonesia sepuluh tahun mendatang,” ungkap pria blasteran Jerman ini.

Sebagai bintang utama di film ini, Rachel Maryam merasakan kegembiraan yang luar biasa. ”Pengalaman yang saya rasakan dalam film ini sangat berbeda. Sekarang saya merasa lebih menyayangi anak. Saya yakin penonton akan menyukai film ini. This is my best experience making films, and this is my best performance,” ujar Rachel penuh semangat.

Keke Harun dan August Melasz pun tidak dapat menyembunyikan kegembiraan mereka terlibat dalam penggarapan film SEPULUH. ”Saya senang sekali berakting dalam film ini. Ini pertama kalinya saya syuting di rumah sakit dan berperan sebagai dokter selama seminggu,” ungkap Keke. Begitu juga dengan August Melasz yang dikasting sehari sebelum syuting mulai. ”Setelah membaca setengah skenario, saya langsung ingin ikut produksi. Awalnya saya khawatir bagian kedua kurang intens, tetapi hasil akhirnya benar-benar membuat saya mengerti bahwa Henry mempunyai visi bagaimana hasil akhir filmnya. Meski produksinya lumayan lama, tapi hasilnya membuat saya bangga, terutama terhadap Henry sebagai sutradara muda dan kemajuan film Indonesia,” ungkap pria yang kerap kebagian peran antagonis ini.

Pendukung lainnya seperti Addie MS, German Mintrapradja, Dewi Alibasah, Iri Supit dan Ipang turut mengungkapkan kebahagiaan atas keterlibatan mereka dalam film ini. ”Ini film terbaik yang pernah saya kerjakan. Meski banyak hambatan, termasuk rekaman orkestra yang mundur seminggu, walaupun akhirnya jadi juga ke Beijing dan rekaman bersama China National Orchestra. Saya senang sekali bisa terlibat dalam produksi ini. Saya bertemu dengan Henry pertama kali saat dia masih duduk di bangku SMP. Gambar yang dihasilkan Henry memberi saya banyak ide. Sebagai anak muda, Henry menguasai musik dan dia tahu penempatan musik sehingga bisa membuat mood,” ungkap suami Memes ini.

Ipang yang mengarang lagi Soundtrack SEPULUH pun angkat bicara. ”Saya merasa sangat leluasa menggarap tema lagu SEPULUH. Skenarionya menarik untuk dibuat lirik. Saya menemukan kunci lagu tema saat melihat adegan Yanti yang mati bagi anaknya,” ungkap Ipang yang baru pertama kalinya bekerjasama dengan First Media Production ini. ”Saya yakin lagu ini akan menyentuh orang-orang yang merindukan seseorang yang mereka cintai, tapi tidak memiliki kesempatan untuk berjumpa,” ungkap Ipang.
 
Last edited by a moderator:
Arie Wibowo berlaga di 10

Arie Wibowo aktor laga ini beraksi kembali bersama Rachel Maryam. Film yg disutradarai oleh sutradara belia Johannes Tong (18) menceritakan tentang Mencari Kesempurnaan Cinta dalam Ketidaksempurnaan Hidup.

Kisah perjuangan hidup seorang ibu bernama Yanti (diperankan oleh Rachel Maryam) dalam mencari anaknya yang hilang, seorang ayah bernama Thomas (diperankan oleh Ari Wibowo) yang ingin menjalin kembali hubungan yang erat dengan putranya, serta seorang anak jalanan bernama Mongki bersama kawan-kawannya yang harus menghadapi kekerasan dan ketidakadilan kehidupan anak jalanan dan dunia hitam. Ketiganya akhirnya dipertemukan kembali setelah sekian tahun berpisah, meskipun itu terjadi ditengah perjuangan mereka menghadapi problema hidup masing-masing
 
Back
Top