Filsafat: Bukan Induk Segala Pengetahuan

umangvirmaker

New member
Filsafat: Bukan Induk Segala Pengetahuan

Oleh Zainurrahman

Filsafat, sedari dulu hingga sekarang dipandang sebagai induk segala ilmu pengetahuan. Pertama kali orang berpikir secara positif dan kritis dengan melibatkan diri dengan berbagai persoalan pelik seputar kehidupan manusia dan alam sekitar, yaitu para filosof, dari Sokrates hingga Richard Rorty. Berbicara mengenai Filsafat sesungguhnya berbicara mengenai “seni berpikir”; oleh karena itu tidak semua berpikir disebut berfilsafat.

Ciri khas berpikir filosofis kurang lebih sistematis, komprehensif dan radikal. Orang berfilsafat karena banyak alasan, tetapi alasan utama adalah mencari jawaban atas persoalan. Akan tetapi, para filosof mutakhirin lebih menekankan proses bertanya ketimbang keberadaan jawaban, karena jawaban akan menghentikan proses berfilsafat itu sendiri.

Pikiran manusia, sebagai alat berfilsafat, mengalami perkembangan yang tidak pernah berhenti pada suatu titik. Pikiran senantiasa meluas, bertengger pada suatu problema ke problema yang lain, begitu seterusnya, terkecuali saat seseorang itu sedang tertidur. Akan tetapi, apakah filsafat merupakan induk segala pengetahuan yang selama ini orang yakini? Apakah karena untuk mengetahui sesuatu orang harus berpikir, sehingga filsafatlah yang mendahului ilmu-ilmu lain? Saya pikir ini keliru!

Penting untuk digarisbawahi, bahwa untuk berpikir, orang membutuhkan bahasa. Bahasa merupakan ilmu yang mengarahkan pikiran, silahkan anda mengatakan bahwa bahasa itu instrumen, tetapi anda keliru. Karena dengan menempatkan bahasa sebagai instrumen, anda telah memenjara bahasa itu sendiri.

Realitas tidak akan pernah dikenal jika tidak ada bahasa, dengan kata lain “Segala realitas akan bermakna jika realitas itu dapat dibahasakan”. Bahasa yang mendahului Filsafat. Ketika orang-orang zaman kuno berpikir bahwa bumi ini datar, Tuhan adalah pohon dan patung besar, sebelum Sokrates dikandungi ibunya, semua orang sudah berbahasa. Semua orang sudah berpengetahuan “bagaimana ide-ide mereka dikomunikasikan….” sehingga, BAHASA-lah yang merupakan ILMU AWAL yang mendahului segala-galanya.

Untuk berfilsafat para filosof membutuhkan bahasa. Untuk berpikir manusia membutuhkan bahasa, sebagai pengarah idenya (silahkan cari artikel dengan kata kunci Ideolinguistik). Tanpa bahasa, setiap manusia tidak dapat berpikir. Ide dan bahasa malah tidak pernah berpisah antara satu dengan yang lain.

Ilmu Bahasa (Linguistik) merupakan ilmu pertama yang ada dimuka bumi ini. Linguistik merupakan anugrah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap insan. Setiap manusia bahkan memiliki alat yang Allah gunakan untuk berbahasa, dan bahasa inilah yang ditujukan sebagai pengarah pikiran (sebagai alat untuk berfilsafat).

Keyakinan bahwa Filsafat merupakan induk segala ilmu pengetahuan mungkin tidak dapat berubah semudah itu tanpa disosialisasikan dan dibuktikan, jika anda sepakat dengan pikiran saya, mungkin andalah yang akan mensosialisasikannya. Suatu bukti adalah bahwa tidak semua ilmu dapat dijelaskan dengan filsafat, tetapi bahasa senantiasa dibutuhkan untuk menjelaskan ilmu apapun.
 
penjabaran yang bagus sekali den, terimakasih sekali karena penuturannya mudah dimengerti oleh orang awam seperti saya, saya sudah cukup lama bertanya-tanya tentang kata "Filosofi" apa maksud,arti & tujuannya :D gak nyangka ketemunya malah di situs indonesiaindonesia.
 
karena esensinya sebagai ilmu untuk berpikir itulah maka filsafat disebut sebagai ibu dari segala ilmu. Ia mencakup di dalamnya pemikiran tentang semua ilmu. setiap filosof adalah mereka yang berpikir tentang ilmu-ilmu yang ada. Tetapi lebih jauh, artian filsafat sesungguhnya adalah ilmu tentang kebijaksanaan, konsep berpikir untuk menemukan kebijaksanaan yang juga merupakan arah dari setiap ilmu.
hendaknya disadari, bahwa bahasa muncul sebagai hasil dari konstruksi pikiran manusia. Tanpa berpikir, manusia tidak mungkin menemukan bahasa. Bahasa adalah wujud konkrit pemikiran manusia tentang realitas hidupnya. Hanya denga berpikir, manusia menyadari keberadaan dirinya, salah satunya adalah melalui bahasa.
 
Back
Top