HP Bikin Kecanduan

Kalina

Moderator
Bisa Berlanjut Menjadi Depresi
KEMAJUAN teknologi ternyata menimbulkan berbagai dampak. Salah satunya, peran telepon genggam atau handphone (HP) bagi para remaja.

Hal itu terjadi di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Departemen Komunikasi dan Informasi Korsel beberapa waktu lalu melakukan jajak pendapat terhadap 1.085 responden. Sekitar 10 persen atau seorang di antara 10 responden berusia 9-19 tahun mengaku kecanduan HP. Orang dewasa yang mengaku kecanduan hanya berkisar empat persen (Jawa Pos, 16/2).

Kecanduan itu ditandai oleh perasaan gugup dan bingung saat dipisahkan dari alat komunikasi tersebut. Bukan hanya itu, para remaja akan melakukan banyak cara untuk tetap bisa memantau layar HP. Akibatnya, mereka sangat sulit berkonsentrasi saat pelajaran berlangsung.

Menurut dr Nalini Muhdi Agung SpKJ (K), psikiater RSU dr Soetomo Surabaya, penggunaan HP pada era teknologi modern memang wajar. Sebab, komunikasi akan lebih efektif dan efisien. "Kalau membuat seseorang kecanduan, tentu itu tidak lagi proporsional," ujarnya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang kecanduan HP. Di antaranya, faktor usia, masalah keluarga, sekolah, atau kehidupan remaja di kota besar yang semakin kompetitif. Biasanya, jika seseorang kecanduan HP, mereka akan merasa mempunyai dunia sendiri. Tentu semua itu mengakibatkan terjadinya gangguan di sekolah, interaksi dengan teman, tetangga, serta rutinitas lain.

Kecanduan tersebut, kata Nalini, merupakan spektrum gangguan obsesif kompulsif (GOK). GOK berawal dari obsesif yang bisa menghabiskan waktu dan mengganggu aktivitas normal seseorang. Misalnya, sekolah, bekerja, serta aktivitas sosial lain.

Karena merasa tegang, mereka kemudian akan melakukan kompulsi. Yaitu, aktivitas untuk menurunkan kecemasan atau ketegangan. Setelah melakukan kompulsi, kecemasan akan kembali meningkat. "Sebab, kompulsi hanya bersifat sementara," ujarnya.

Ketika seseorang mengalami GOK, sebenarnya dalam hati mereka sangat terganggu. Ada sesuatu yang tidak beres dan harus segera ditangani. Saking kuatnya keinginan tersebut, mereka tidak mampu mengontrol dan menghalangi. Akhirnya, kehidupan mereka terganggu.

Penanganan secara holistis harus secepatnya diberikan, mulai fisik hingga biologis. Jika tidak segera ditangani, hal tersebut bisa menurunkan kualitas hidup. "Bahkan, tidak menutup kemungkinan berlanjut ke arah depresi," jelasnya. Dampaknya, lanjut dia, angka bunuh diri akan semakin meningkat.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah mencari akar permasalahan. Jika masalah yang dihadapi berhubungan dengan keluarga, harus segera melakukan komunikasi, baik dengan orang tua, anggota keluarga lain, maupun guru.

Selain itu, orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik dan mau bersenda gurau untuk mengatasi kecemasan. Kalau gagal, ada baiknya menemui psikiater.
 
iya betul rasanya selalu pngen da hp disamping dan digenggaman soal klo gk ad ngerasa bt ato takut kemana2 jadinya
 
keliatannya aku belum sampe tahap kecanduan.. tapi kalo sampai kecanduan perah juga
wah.. jangan sampai..
 
ehm...ia emang betul sangad de...qu juga gt kog...klo ga da HP qu,bagaikan hidup dengan separuh jiwa...hehehe...biznya kan kesepian banget klo ga da HP...ga da iank ngehibur n nemenin...bagiku HPku adalh bagian dr nyawaku...~_~gimana dooooonk ngatasinnyah~_~
 
Kecanduan merupakan kondisi yang tidak bagus, maka dari itu jauhilah hal itu. Apalagi hp yang memang merupakan mainan yang melalaikan.
 
Back
Top