Israel Setujui Rencana Ekspansi Perumahan Ilegal Yahudi

jmw01

New member
Komite perencanaan dan konstruksi Kementerian Dalam Negeri Israel berniat menyetujui rencana induk untuk mengembangkan pemukiman ilegal Yahudi di Yerusalem Timur terjajah, demikian menurut kantor berita Haaretz.
Surat kabar itu menambahkan, ekspansi perumahan ilegal tersebut akan menjadikan properti milik Palestina sebagai tumbal. Komite konstruksi akan memberi waktu 60 hari kepada pihak-pihak yang menolak untuk menyerahkan laporan keberatan mereka.

obama-stop-blind-support-is.jpg


"Jika jangka waktu 60 hari itu habis, maka rencana itu akan dianggap fait accompli (disetujui). Hal semacam itu kemungkinan besar akan memicu lahirnya kritikan dari masyarakat Palestina, negara-negara Arab, dan komunitas internasional," tambah Haaretz.

Rencana induk tersebut dipersiapkan sejak 2008 oleh Moshe Cohen, mantan kepala perencana di Kementerian Dalam Negeri dan didukung oleh komite konstruksi di Yerusalem terjajah.

obama-support-israel1.jpg


Surat kabar Yedioth Ahronoth menyebutkan pembangunan permukiman di kawasan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Khususnya di situs bersejarah Hotel Shepherd mulai hari Minggu, hanya beberapa hari sebelum Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertolak ke Washington untuk bertemu presiden AS.

Surat kabar tersebut menambahkan pada Minggu bahwa sejumlah buldozer Israel telah tiba di lokasi untuk menghancurkan hotel untuk persiapan membangun 20 rumah Yahudi ilegal yang baru.

Yedioth Ahronoth mencatat, selain proyek Hotel Shepherd, Netanyahu juga menyiapkan dalih dalam pertemuan dengan presiden AS untuk menjalankan rencana baru, yakni memerintahkan penghancuran 22 rumah Arab di kawasan Silwan dan membangun taman Yahudi di atasnya.

Dalam insiden lain, sejumlah pemuda Yerusalem terlibat bentrok dengan pasukan dan pemukim ilegal Israel pada Minggu malam di kawasan Bir Ayub dan Ein Al-Luza, serta Al-Rajbi di Silwan, sebelah selatan Masjid Al-Aqsa, setelah sekelompok pemukim ilegal menyerang mereka terlebih dahulu dan menembaki mereka. Dilaporkan sejumlah pemuda Palestina terluka akibat serangan tersebut.

Para saksi mata mengatakan pada reporter Pusat Informasi Palestina (PIC) bahwa konfrontasi dan tembakan pemukim ilegal menyebabkan puluhan orang pemuda Palestina terluka, sementara pada saat bersamaan para prajurit Zionis menghalangi ambulans mengangkut yang terluka.

Tambahan pasukan militer Israel dikirimkan di lokasi kejadian, sejumlah personel unit khusus mulai menembakkan peluru karet dan granat gas air mata untuk mengusir para pemuda yang terbakar amarahnya.

Sementara itu, seorang pemuda Palestina mengalami luka serius dan puluhan lainnya sesak napas karena gas air mata saat pasukan Israel menyerbu Masjid di kawasan Al-Thawri di Yerusalem.

20 orang penduduk Yerusalem dari kawasan Al-Rajbi di Silwan mengalami luka-luka saat diserang pasukan Israel dalam penerbuan malam hari, bentrokan berlangsung hingga Minggu dini hari.

Pada malam harinya, puluhan warga Palestina dan tujuh prajurit Israel dikabarkan terluka dalam konfrontasi yang terjadi di kawasan Battn al-Hawa di Silwan.

Bentrokan bermula saat pasukan Israel melakukan intervensi dengan tujuan melindungi sekelompok pemukim Yahudi ekstremis yang berusaha merampas sebuah rumah Palestina milik keluarga Abu Nab.

Sementara itu, seorang warga Palestina tewas dan tiga orang lainnya luka-luka karena serangan udara Israel di perbatasan utara Gaza pada hari Minggu malam.

Para saksi mengatakan ada sebuah drone Israel yang menembaki para pejuang Palestina di kawasan Ash-Shuja’iyah.

Juru bicara paramedis Adham Abu Salmiyeh mengatakan Bassam Badwan, 32, tewas dan diangkut bersama seorang warga tak teridentifikasi ke Rumah Sakit Kamal Adwan. Salmiyeh mengatakan jasad Badwan terpotong-potong karena tembakan membabibuta tersebut.

Dua orang lainya dinyatakan hilang di kawasan itu, kata Salmiyeh. Ia menambahkan masih dilakukan operasi pencarian oleh Palang Merah.

Sumber
 
Back
Top